Anda di halaman 1dari 94

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang sarat dengan konsep, dari

konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih abstrak, sangatlah diperlukan

pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut.

Menganggap mata pelajaran matematika salah satu mata pelajaran tersulit bagi

siswa saat ini.

Suatu negara berbagai belahan dunia manapun selalu mengutamakan

pendidikan karena keberhasilan suatu pendidikan akan mengangkat derajat negara

tersebut dan keunggulannya akan diakui dunia. Karena dengan adanya pendidikan

dapat melahirkan generasi-generasi manusia yang berilmu, baik itu pendidikan

formal maupun non formal.

Pendidikan dikatakan unggul apabila dalam prosesnya melahirkan dan

menciptakan sumber daya manusia yang kompeten, baik peserta didiknya maupun

guru sebagai pendidik. Pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan oleh

keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

dan latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah (syaiful sagala;2003).

Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran matematika bisa

diamati dari keberhasilan siswa. Keberhasilan itu sendiri dapat dilihat dari

peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang sedang diajarkan pada siswa.

Pada saat peneliti melaksanakan riset di Kelas VII SMP Negeri 3

Tanjungbalai, peneliti menemukan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas


2

VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai pada tahun ajaran 2014/2015 masih rendah

terutama pada materi bangun datar yaitu dengan presentase rata-rata siswa < 65

adalah 68,29 %.

Penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3

Tanjungbalai khususnya pada materi bangun datar dikarenakan siswa kurang

memahami konsep bangun datar. Untuk memahami konsep bangun datar, seorang

siswa harus menemukan sendiri bagaimana merumuskan prinsip-prinsip dan

generalisasi-generalisasi pada bangun datar serta dapat mengembangkan materi

tersebut.

Selain siswa, penguasaan guru terhadap strategi pembelajaran juga masih

belum optimal. Strategi belajar mengajar yang digunakan guru cendrung masih

menggunakan metode konvensional yang monoton. Guru hanya memberi materi,

contoh soal dan kemudian tugas. Keadaan ini membuat siswa menjadi kurang

memahami konsep dari bangun datar. Pemahaman yang diperoleh siswa hanya

sebatas apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tidak bisa

mengembangkan materi tersebut.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka perlu dipikirkan strategi atau cara

penyajian materi matematika sehinggan dapat membuat siswa aktif dan bermakna

dalam belajar matematika. Salah satu caranya adalah dengan pemberian Advance

Organizer. Model pembelajaran yang diimplementasikan di sini adalah

menggunakan pengetahuan awal dan miskonsepsi serta berorientasi pada tujuan

pembelajaran matematika sekolah adalah suatu model belajar bermakna. Salah


3

satu konsep yang akan dipakai landasan dalam pengembangan model

pembelajaran di sini adalah Advance Organizer.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Pembelajaran Model Advance Organizer dengan

Menggunakan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pada Pokok Bahasan Bangun Datar di Kelas VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai

Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan atas latar belakang masalah maka yang menjadi identifikasi

masalah adalah:

1. Hasil belajar siswa pada materi bangun datar masih rendah.


2. Masih rendahnya tingkat pemahaman konsep siswa pada materi bangun
datar.
3. Penguasaan guru terhadap strategi pembelajaran belum optimal.

C. Batasan masalah

Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu ada batasan

masalah dari identifikasi masalah yang ada. Adapun masalah dalam penelitian ini

hanya dibatasi pada pembelajaran bangun datar berupa bangun segi empat melalui

model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep di kelas VII SMP

Negeri 3 Tanjungbalai Tahun Pelajaran 2014/2015 .


4

D. Rumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : Apakah pembelajaran Advance Organizer dengan

menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

materi bangun datar?

E. Tujuan penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah hasil belajar

siswa pada materi bangun datar pada pembelajaran Advance Organizer dengan

menggunakan peta konsep dapat meningkat.

F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran dengan strategi ini diharapkan merupakan suatu


pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam belajar
matematika sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.

2. Kepada guru matematika, temuan ini dapat digunakan sebagai


pedoman empiris dalam menyiapkan berbagai strategi pembelajaran
dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang
optimal.
5

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Belajar

Kata belajar merupakan kata yang tidak asing bagi kita, hampir seluruh

kegiatan kita diawali dengan belajar. Misalnya, kita mengenakan pakaian, kita

makan menggunakan alat-alat makan, kita berkomunikasi satu sama lain

menggunakan bahasa nasional, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut tidak

mungkin kita lakukan tanpa proses belajar lebih dahulu. Akan tetapi, dari semua

itu tidak semua orang mengetahui apa itu belajar.

Belajar selalu didefenisikan sebagai suatu perubahan pada diri individu

yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut pengertian secara psikologis belajar

merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Hamalik (1990) mengatakan bahwa :Belajar adalah suatu pertumbuhan atau

perkembangan dalam diri seseorang yang dinyatakan dari tingkah laku yang baru

berkat pengalaman dan latihan. Selanjutnya Djamarah (2002:13) dalam bukunya

menyebutkan: Kegiatan belajar sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan

psikomotorik.
6

Demikian juga Winkel (1987:36) dalam bukunya menyebutkan :

Pengertian belajar sebagai suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan- perubahan

dalam pengetahuan- pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu

bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Dalam interaksi belajar mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang

dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Menurut Dimyati dan

Mudjiono(1999) bahwa : Proses belajar merupakan aktivitas mempelajari bahan

belajar tersebut memakan waktu. Lamanya waktu untuk mempelajari bahan

tersebut juga tergantung dari kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar, dan

siswa kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu

yang lama. Jadi belajar meliputi banyak aspek dalam diri orang yang sedang

melakukan belajar.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga yang menyangkut aktivitas mental/ psikis untuk

menghasilkan perubahan- perubahan tingkah laku sebagai pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungannya.

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang memungkinkan organisme untuk

merubah tingkah lakunya dengan cepat dan sedikit banyaknya permanen. Hal

pokok yang mendasari suksesnya pelaksanaan pendidikan adalah merubah

pandangan atau persepsi setiap individu yang terlibat langsung dalam pendidikan.

Dari berbagai defenisi belajar maka perubahan tingkah laku itu bisa saja dari tidak
7

tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap dan

kebiasaan, perubahan pandangan, kegemaran dan lain- lain. Kegiatan dan usaha

untuk mencapai tingkah laku merupakan proses belajar sedangkan perubahan

tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil

merupakan akibat dari yang ditimbulkan karena berlangsungnya suatu proses

kegiatan. Sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya. Hamalik (1990) mengatakan bahwa : Hasil belajar adalah

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur

dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap sopan menjadi

sopan.

Menurut Sudjana (2005) :Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howard

Kingsley (dalam Sudjana, 2005) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1)

keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-

cita. Masing- masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan

dalam kurikulum.

Secara spesifik, hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang

diindikasi sebagai suatu kapabilitas(kemampuan ) yang telah diperoleh. Menurut

Hutagaol (dalam Ahmad dan Supriyono, 2004), rendahnya hasil belajar siswa
8

tidak hanya disebabkan oleh beberapa factor yaitu : (1) Sistem pengajaran yang

kurang efisien, kirang efektif dan kurang membangkitkan gairah siswa dalam

belajar. (2) Kualitas rancangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa

dalam belajar.

Jadi, berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa hasil belajar siswa tidak

hanya ditentukan dari kemampuan belajarnya, tapi juga sistem pengajaran yang

digunakan oleh guru yang meliputi metode mengajar yang sesuai dengan materi

pelajaran yang disampaikan (termasuk matematika). Karenanya seorang guru

harus menguasai dan memiliki pengetahuan tentang metode yang akan diterapkan

dalam proses belajar mengajar sehingga guru harus memikirkan metode yang

dianggapnya paling efektif dipakai dalam proses belajar mengajarkan yang

dijalankan bersama siswa dan diharapkan dapat menarik minat belajar siswa

belajar.

Untuk mencapai hasil yang baik, maka guru sebagai penerima kegiatan

perlu mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik

faktor dari dalam diri siswa (internal) maupun faktor dari luar siswa (eksternal).

Syah (2003:46) mengemukakan bahwa : Sebuah kegiatan belajar dapat dikatakan

efesien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.

Selanjutnya Hudojo (1988:61) mengatakan bahwa: Belajar akan berhasil bila

proses belajarnya baik yaitu melibatkan intelektual peserta didik secara optimal.

Hasil pembelajaran secara umum dikategorikan menjadi tiga indikator,

yaitu: (1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan

(prestasi) siswa dari berbagai sudut, (2) efesiensi pembelajaran, yang biasanya
9

diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran, (3) daya tarik

pembelajaran yang selalu diukur dari tendesi siswa ingin belajar secara teus

menerus. Secara fisik, hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang

diindikasikan sebagai suatu kapabilitas ( kemampuan ) yang telah diperoleh.

3. Belajar Bermakna

Inti dari teori Ausubel tentang belajar ialah Belajar bermakna. Ausubel

(dalam Hudojo, 1988:61) mengemukakan bahwa : Belajar dikatakan bermakna

(meaningful) bila informasi yang dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan

struktur kognitif yang dimiliki peserta itu sehingga peserta didik itu dapat

mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Dengan belajar bermakna ini maka pengetahuan yang diperoleh lebih bertahan

lama(lebih kuat ingatannya), dan siswa mampu menerapkan konsep- konsep dan

prinsip- prinsip dalam memecahkan masalah, dengan kata lain transfer belajar

lebih mudah tercapai.

Dalam Dahar (1989: 116) Ausubel mengemukakan bahwa prasyarat-

prasyarat dari belajar bermakna adalah sebagai berikut :

1. Metode yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial.

Kebermaknaan materi itu tergantung pada dua faktor yaitu :

a. Materi harus memiliki kebermaknaan secara logis yaitu materi

yang nonarbiter dan subtantif. Yang dimaksud dengan materi yang ajek

(konsisten) dengan apa yang telah diketahui. Sedangkan materi yang

subtantif adalah materi yang dapat dinyatakan dalam berbagai cara tanpa

mengubah artinya.
10

b. Gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur

kognitif siswa. Dalam hal ini harus diperhatikan pengalaman anak- anak,

tingkat perkembangan mereka, intelegensi dan usia.

2. Siswa yang akan belajar harus bertujuan untuk melaksanakan belajar

bermakna, sehingga dengan sendirinya siswa mempunyai kesiapan dan minat

untuk belajar bermakna (meaningful learning sed). Jadi tujuan siswa

merupakan faktor utama dalam belajar bermakna. Apabila siswa tidak

mempunyai tujuan belajar bermakna maka yang terjadi adalah belajar hapalan,

sebab pelajaran-pelajaran yang disampaikan kelihatan tidak relevan dengan

kebutuhan siswa.

Menurut Ausubel dan Novak dalam Dahar (1989:115) ada tiga kebaikan

dari belajar bermakna yaitu :

1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama ingat.

2. Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dan

subsumer-subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk

materi pelajaran yang mirip.

3. Informasi yang dilupakan sesudah subsume obliteratif, meninggalkan

efek residual pada subsumer, sehingga mempermudah belajar hal- hal

yang mirip walaupun telah terjadi lupa.

Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna dapat

terjadi apabila materi pelajaran harus bermakna secara logis, siswa harus

bertujuan untuk memasukkan materi kedalam struktur kognitif, dan dalam struktur

kognitif terdapat konsep- konsep yang mengalami diferensiasi progsesif, yaitu


11

bahwa belajar bermakna merupakan proses berkesinambungan dimana konsep-

konsep baru memperoleh lebih banyak makna dengan dibentuknya banyak kaitan

profesional. Jadi konsep- konsep itu tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu

terus dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih umum.

4. Media Peta Konsep

Peta konsep (concept mapping) adalah istilah yang digunakan oleh Novak

tentang strategi yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa

mengorganisasikan konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan

hubungan antara komponen yang lain dikenal sebagai proposisi (Dahar, 1989).

Peta konsep menggambarkan jalinan antara konsep yang dibahas dalam

bab yang bersangkutan. Konsep dinyatakan dalam bentuk istilah atau tabel

konsep. Konsep konsep dijalin secara bermakna dengan kata- kata penghubung

sehingga dalam membentuk proposisi. Satu proposisi mengandung dua konsep

dan kata penghubung. Konsep yang satu mempunyai cakupan yang lebih luas dari

pada konsep yang lain.

Pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif diletakkan diatas konsep

yang kurang inklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung. Konsep

yang lebih khusus ditempatkan dibawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata

penghubung. Konsep yang inklusif dapat dihubungkan dengan beberapa konsep

yang kurang inklusif. Konsep yang paling inklusif diletakkan pada puncak pohon

konsep. Konsep ini disebut kunci konsep. Konsep pada jalur yang satu dapat

dihubungkan dengan konsep pada jalur yang lain dengan kata penghubung.

Hubungan ini disebut dengan ikatan silang.


12

Menurut teori Ausubel (dalam Dahar, 1989) : Peta konsep merupakan alat

yang digunakan untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa sekaligus

menghasilkan proses belajar bermakna. Dengan memberi tugas kepada siswa

untuk membuat peta konsep dari salah satu bab yang akan dibahas maka siswa

akan berusaha mengeluarkan konsep-konsep dari apa yang dibacanya,

menempatkan konsep yang paling inklusif pada puncak peta konsep dan

mengurutkan konsep-konsep yang lain yang kurang inklusif pada konsep yang

inklusif. Siswa akan berusaha mencari kata-kata penghubung untuk mengaitkan

konsep-konsep pada pelajaran yang lampau maupun aplikasi-aplikasi dalam

kehidupan sehari-hari, dan guru akan mengetahui konsep-konsep yang telah

dimiliki siswa dalam menghadapi pelajaran baru.

5. Prinsip Belajar Bermakna dengan Menggunakan Peta Konsep

Peta konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan

proporsi-proporsi suatu bidang studi (Dahar, 1989:125). Peta konsep merupakan

suatu model belajar yang memvisualisasikan bagaimana konsep-konsep saling

berkaitan dengan mempergunakan kata- kata penghubung membentuk proporsi

bermakna pada suatu bidang studi (Sudjana & Suwariyah, 1991:54).

Jadi dapat disimpulkan peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi

dari suatu bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan

proposional antara konsep-konsep. Hal ini yang membedakan belajar bermakna

dengan belajar hapalan yang hanya mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan

hubungan antara konsep-konsep.


13

Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting

melainkan hubungan diantara konsep-konsep itu. Pada kenyataan tidak semua

konsep memiliki bobot yang sama, artinya ada konsep yang lebih umum (inklusif)

dari konsep-konsep lainnya yang lebih khusus atau berbentuk contoh-contoh. Peta

konsep memperlihatkan rangkaian hirarki denag konsep yang paling umum yang

terdapat dipuncak peta konsep lalu menurun ke konsep-konsep yang kurang

umum, lalu ke konsep-konsep yang lebih khusus.

6. Prinsip Belajar Bermakna dengan Model Advance Organizer Peta

Konsep

Pembelajaran model Advance Organizer belajar yang dikembangkan oleh

David Ausubel membantu guru-guru untuk menyajikan informasi yang cukup

banyak secara bermakna dan efisien. Menurut Ausubel (Mappa, 1994) Advance

Organizer merupakan organisator tertinggi yang bersifat utuh dan komperhensif

dari suatu materi yang ingin diajarkan berisi kerangka-kerangka dasar yang

menjadi batang tubuh materi yang akan dipresentasikan. Isinya merupakan

penjelasan integrasi dan interelasi konsep-konsep dasar dengan struktur organisasi

tertinggi dari materi yang akan diajarkan, tetapi Advance Organizer bukan

abstraksi atau kesimpulan bahan, melainkan kerangka utama yang disusun

berdasarkan konsep-konsep dasar, proposi, generalisasi, prinsip-prinsip dan

hukum-hukum yang ada dalam suatu disiplin ilmu. Model Advance Organizer

yang diciptakan oleh David Ausubel ini, asumsi dasarnya adalah belajar akan

bermakna apabila ide-ide baru diterima siswa dapat dikaitkan dengan pengetahuan

yang telah dimilikinya.


14

Banyak orang berpendapat bahwa metode ekspositori (antara lain dengan

ceramah dan kuliah) memberikan efek kurang bermakna bagi siswa. Pendapat ini

ditolak oleh Ausubel (Usman, 2000:25). Kadang-kadang metode ceramah sangat

efektif untuk tujuan tertentu misalnya tujuan pengajaran adalah memberi

informasi atau pengertian pada siswa, maka metode ceramah paling baik.

Sebaliknya apabila tujuan pengajaran ditekankan pada proses penemuan oleh

siswa, maka metode penemuan itulah yang paling baik.

Pengajaran denga Advance Organizer ini dimaksudkan untuk

meningkatkan keefektipan metode ceramah. Dalam pelaksanaannya penerapan

model ini dilakukan melalui penyajian terlebih dahulu kerangka (outlines) dari

bahan yang akan dipelajari, yang memperlihatkan keterkaitan antara bagian yang

satu dengan bagian lainnya. Penyajian yang lengkap dari bahan yang diajarkan

disertai pula dengan upaya menghubungkan bahan yang sedang dipelajari dengan

bahan sebelumnya. Penghayatan hubungan antara bagian yang satu dengan yang

lain, termasuk hubungan bahan yang baru dengan bahan sebelumnya akan

membentuk suatu pemahaman yang lebih kuat dan utuh dalam diri siswa tentang

apa yang dipelajari.

Konsep Advance Organizer mengarahkan para siswa ke materi yang akan

mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang

berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan

baru. Suatu Advance Organizer lebih berguna untuk mengajarkan isi bahan

pelajaran yang telah mempunyai struktur yang teratur dan secara otomatis terlihat

oleh siswa. (http://ed.viuc.edu/index.php/Advance_organizers)


15

7. Langkah- langkah Pembelajaran Model Advance Organizer Peta Konsep

Menurut Ausubel Advancer Organizer dibagi menjadi 4 tipe

1. Expository (Simply Describes the new content)

Pada tipe ini, informasi/ materi baru digambarkan dengan bentuk

yang sederhana dan disajikan secara singkat kerangka dasar.

Dalam hal ini peneliti akan mengaitkan materi dengan menggunakan

gambar-gambar bangun datar untuk memperjelas materi yang akan

diajarkan.

2. Narrative (Present new information in a story format)

Advance Organizer pada tipe ini informasi baru dapat disajikan dalam

format sebuah cerita yang dapat memudahkan pemahaman.

Dalam hal ini, peneliti mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

Artinya bentuk persoalan disesuaikan dengan kenyataan yang dialami

dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan memberikan contoh soal

berbentuk soal cerita.

3. Skimming (Skimming material before reading can be a powerful

organizer).

Dengan membaca bahan atau informasi baru secara sekilas dapat

menjadi pengaturan yang kuat.

Pernyataan tersebut maksudnya ialah siswa dikondisikan ke dalam

kelompok kecil kemudian diberi bahan atau buku panduan seperti hand

out untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep bangun

datar.
16

4. Graphical Organizers (Effective with all types of organizers:

pictugraphs, descriptive patterns, concept patterns, et).

Setelah siswa memahami materi yang telah diajarkan, maka siswa

diminta untuk menjawab soal tes guna menganalisa perolehan hasil

belajar siswa.

8. Materi Pelajaran

Bangun Datar

Bangun Datar disebut juga bangun berdimensi dua. Karena bangun

berdimensi dua mengandung dua unsur, yaitu panjang dan lebar. Bangun Datar

adalah bangun yang dibuat (dilukis) pada permukaan bangun datar.

Untuk bangun datar jenis segi empat mempunyai 4 sudut dan 4 sisi. Ada

bermacam- macam segi empat ( Sudjatmiko, 2004) yaitu :

a) Persegi panjang

b) Persegi

c) Jajargenjang

d) Trapesium

e) Layang- layang

f) Belah Ketupat
17

a. Persegi Panjang

Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang

sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku - siku. Sifat - sifat persegi panjang

adalah sebagai berikut :

1) Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku - siku.

2) Sisi - sisi yang berhadapan sejajar sama panjang.

AB//CD dan AD//BC

AB = CD dan AD = BC

D C

A B

Gambar 2.1

3) Kedua diagonalnya sama panjang dan saling berpotongan membagi dua

sama besar, AC = BD.

4) Menempati bingkainya dengan 4 cara.

5) Keliling dan luas persegi panjang sebagai berikut :

- Keliling Persegi Panjang = 2 ( p+l )

- Luas Persegi Panjang = pl

b. Persegi (Bujur Sangkar)

Persegi adalah bangun segi empat yang memiliki empat sisi sama panjang

dan empat sudut siku - siku. Sifat - sifat persegi adalah sebagai berikut :
18

D C

A B
Gambar 2.2

1) Semua sisi persegi adalah sama panjang.

2) Semua sifat persegi panjang merupakan sifat persegi.

3) Sudut - sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya.

4) Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara.

5) Diagonal - diagonal persegi saling berpotongan sama panjang

membentuk sudut siku - siku.

6) Keliling dan luas persegi sebagai berikut :

- Keliling Persegi = 4s

- Luas Persegi = ss

c. Jajar Genjang

1. Pengenalan pengertian jajar genjang melalui pemutaran segitiga.

Apabila suatu segitiga diputar setengah putaran terhadap titik tengah salah

satu sisinya, maka bangun segi empat yang dibentuk oleh segitiga itu dan

bayangannya disebut jajargenjang

2. Sifat - sifat jajar genjang

D C

A B
19

Gambar 2.3

a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

AB = DC dan AB//DC

AD = BC dan AD//BC

b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

A= C

B= D

c. Jumlah besar sudut yang berdekatan adalah 1800.

BAD dan ADC adalah sudut- sudut dalam sepihak,

sehingga : BAD + ADC = 1800

begitu juga : ABC + BCD = 1800

ABC + BAD = 1800

ADC + BCD = 1800

d. Kedua diagonalnya saling berpotongan ditengah-tengah dan membagi

dua sama panjang.

OA = OC

OB = OD

e. Jajargenjang dapat menempati bingkainya dengan dua cara dan

mempunyai simetri putar tingkat dua. Pusat simetrinya adalah titik

potong kedua diagonalnya.

3. Luas dan keliling jajar genjang

Luas jajar genjang = alas x tinggi

Keliling jajar genjang = AB + BC + CD + AD


20

d. Belah Ketupat

1. Pengenalan belah ketupat

Belah ketupat adalah bangun segi empat yang terbentuk dari gabungan

suatu segitiga sama kaki dengan bayangannya jika segitiga tersebut

dicerminkan terhadap alasnya.

2. Sifat- sifat belah ketupat

A C

B
Gambar 2.4

a. Semua sisinya sama panjang.

AB = BC = CD = DA

b. Sudut - sudut yang berhadapan sama besar

A= C

B= D

c. Sudut sudut yang berhadapan terbagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya.

ACD = ACB

CAD = CAB

BDC = BDA

DBC = DBA
21

d. Pada belah ketupat, kedua diagonalnya saling membagi dua sama

panjang dan saling berpotongan tegak lurus.

AC BD

e. Kedua diagonal pada belah ketupat merupakan sumbu simetri

f. Belah ketupat dapat menempati bingkainya dengan 4 cara.

3. Luas dan keliling belah ketupat

1
Luas belah ketupat PQRS = 2 x diagonal x diagonal

Keliling belah ketupat = AB + BC + CD + AD

e. Layang - layang

1. Pengertian laying - layang

Layang - layang terbentuk dari dua buah segitiga sama kaki dimana

alasnya sama panjang dan berimpit

A C

Gambar 2.5

2. Sifat laying - layang


22

a. Pada laying - layang, sisinya merupakan sepasang - sepasang sama

panjang AB = BC dan AD = DC

b. Sepasang sudut yang berhadapan sama panjang

BAD = BCD

c. Dapat menempati bingkainya dengan dua cara

d. Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu simetri. Diagonal

BD merupakan sumbu simetri.

e. Salah satu diagonal membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus.

3. Luas dan keliling laying - layang

1
Luas layang-layang = 2 diagonal x diagonal

Keliling laying-layang = AB + BC + CD +AD

f. Trapesium

1. Pengenalan Trapesium

Trapesium adalah bangun segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi

yang berhadapan sejajar.

2. Jenis - jenis Trapesium

a. Trapesium siku - siku

DC // AB A= D (siku - siku )

D C

A B
Gambar 2.6
23

b. Trapesium sama kaki

SR // PQ S R

SP = RQ

P Q
Gambar 2.7
c. Trapesium sembarang

Perhatikan gambar dibawah ini

NM // KL

NK ML

N M

K L
Gambar 2.8

3. Sifat - sifat trapesium

Untuk setiap trapesium

Jumlah besar sudut diantara dua sisi yang sejajar pada trapesium

adalah 1800.

Perhatikan gambar diatas

K= N = 1800

L= M = 1800

Untuk trapesium sama kaki

1) Diagonal - diagonalnya sama panjang.

2) Sudut - sudut alasnya sama besar.

3) Dapat menempati bingkainya dengan dua cara.


24

4. Luas dan Keliling Trapesium

1
Luas Trapesium = 2 x jumlah sisi sejajar x tinggi

Keliling trapesium = KL + LM + MN + KN

B. Kerangka Konseptual

Proses belajar mengajar yang kurang optimal akan menyebabkan rendahnya

hasil belajar. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran matematika

bisa diamati dari keberhasilan siswa. Keberhasilan itu sendiri dapat dilihat dari

peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang sedang diajarkan pada siswa.

Dalam pemilihan model pembelajaran harus tepat dan perlu pemikiran dan

penerapan yang matang. Agar tujuan pembelajaran matematika dapat terwujud,

maka perlu suatu perencanaan dalam pembelajaran matematika di kelas dan

metode pembelajaran yang sesuai. Salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada umumnya dan pada pelajaran

bangun datar khususnya, diperlukan berbagai macam model pembelajaran.

Dalam hal ini digunakan model pembelajaran Advance Organizer. Model

pembelajaran yang diimplementasikan di sini adalah menggunakan pengetahuan

awal dan miskonsepsi serta berorientasi pada tujuan pembelajaran matematika

sekolah adalah suatu model belajar bermakna.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual, maka hipotesis

penelitian ini adalah : Melalui pembelajaran advance organizer dengan


25

menggunakan peta konsep di kelas VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai tahun ajaran

2014/2015 hasil belajar matematika siswa meningkat.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah SMP Negeri 3 Tanjungbalai pada

kelas VII tahun ajaran 2014/2015.

B. Subjek Penelitian

Dalam rancangan ini sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Tanjungbalai tahun ajaran 2014/2015. Sedangkan yang merupakan

faktor-faktor yang akan diteliti adalah hasil belajar matematika siswa pada materi

bangun datar.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika

siswa pada materi bangun datar dengan pembelajaran advance organizer dikelas

VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai tahun ajaran 2014/2015.

D. Jenis Penelitian

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran advance organizer pada


26

bangun datar terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai. Sedangkan

jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

E. Alat Pengumpul Data

Data dalam penelitian bersumber dari guru dan siswa dalam pembelajaran

matematika dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan

dari tindakan mengajar. Pengambilan data dilakukan dengan :

1. Tes tertulis

Tes digunakan untuk menunjukkan data kuantitatif penguasaan materi yang

dimiliki sebelum dan sesudah tindakan diberikan. Tes dilakukan dalam setiap

siklus setelah pembelajaran berakhir dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar

dan daya serap siswa setelah diberi tindakan pembelajaran dengan pembelajaran

advance organizer. Data yang diperoleh juga dianalisis dengan perhitungan

statistik untuk mendapatkan nilai rata-rata, dan ketuntasan belajar.

Materi yang diberikan pada waktu tes adalah materi mata pelajaran

matematika kelas VII mengenai bangun datar. Adapun bentuk tes yang

digunakan adalah bentuk tes uraian yang tiap siklusnya berisi 5 soal yang

divalidasi oleh 2 guru matematika Sarasi Simbolon, S.Pd dan Raya Hotman,

S.Pd.

2. Observasi

Observasi berperan dalam upaya perbaikan praktik profesional melalui

pemahaman yang lebih baik dan perencanaan tindakan yang lebih kritis. Kegiatan

ini dilakukan peneliti dengan dibekali lembar pengamatan menurut aspek - aspek
27

identifikasi, waktu pelaksanaan, pendekatan, metode dan tindakan yang dilakukan

peneliti, tingkah laku siswa serta kelemahan dan kelebihan yang ditemukan.

Adapun kegiatan observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data aktivitas

siswa yang relevan dan kurang relevan dalam


Identifikasi Perumusan Masalah
Masalah
Tujuan/ Kajian
(Refleksi Awal) Ind.Kebhsi Teori dan
Empiris

Perencanaan Hipotesis
Tindakan Tindakan

Pelaksanaan
Analisis Data
Tindakan
Dan Obsevasi

pembelajaran.

Indikator Keberhasilan

Refleksi

F. Prosedur Penelitian

(M.Nazir, 2001), prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat

diuraikan sebagai berikut: PENELITIAN TINDAKAN KELAS

3.

4.

5.

6.

7.

8.

STOP
atau
Pemantapan
28

9.

10.

11.

12.

13.

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research), maka penelitian ini memiliki tahap atau siklus

sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian Siklus I
No Tahap - Tahap Sasaran Output
. Penelitian
1. Perencanaan, yang di
lakukan adalah:
Merancang RPP Agar pembelajaran langsung lebih terarah. KBM efektif
Membuat lembar Untuk melihat bagaimana kondisi belajar Data kondisi
observasi mengajar yang berlangsung di kelas. KBM
Membuat tes Untuk mengetahui pemahaman serta Tes siklus I
siklus I kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal yang berkaitan dengan materi.

2. Pelaksanaan meliputi
Pembelajaran
advance organizer
1) Ekspository Guru memberikan pembelajaran pada materi Peningkatan
bangun datar dengan menggunakan alat hasil belajar
peraga atau gambar. siswa
Guru mengarahkan siswa untuk membagi
kelompok yang telah disusun sebelumnya.
29

2) Narative Guru menjelaskan materi bangun datar


dengan mengaitkan dalam kehidupan
nyata.yaitu dengan memberikan soal cerita
mengenai menentukan keliling bangun datar.
Siswa mencoba untuk menyelesaikan masalah
yang diberikan guru.
Secara berkelompok, siswa memberikan hasil
jawannya masing-masing.
3) Skimming
Guru memberikan buku hand out sebagai
bahan bacaan untuk pemahaman konsep
bangun datar.
Siswa membaca buku hand out mengenai cara
menemukan rumus keliling bangun datar.
Guru dan siswa berinteraksi dalam membahas
materi keliling bangun datar.
Guru memberikan penguatan terhadap
penemuan konsep menemukan rumus keliling
bangun datar.
Siswa memberikan contoh terhadap konsep-
konsep yang telah disajikan
4) Graphical Siswa diberi permasalahan mengenai materi Data hasil tes
Organizer yang dilakukan secara berkelompok pada materi
Setelah masalah I diselesaikan oleh siswa, bangun datar
guru meminta masing - masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
Siswa memperoleh hasil diskusinya dan guru
memberikan penguatan.
Guru melakukan tanya jawab untuk
menunjukkan kebenaran yang telah
ditemukan siswa.
Hasil diskusi merupakan penemuan
kebenaran mengenai hasil kerja siswa
Setelah masalah I diselesaikan, guru
memberikan waktu kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah II, III, dan seterusnya
dengan prosedur yang sama seperti pada
masalah I.
3.
Observasi Untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh Data kondisi
siswa setelah proses pembelajaran
30

berlangsung. KBM
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat, peneliti
mengajar di depan kelas, guru kelas yang
bertugas sebagai pengamat mengisi lembar
observasi untuk mengamati kegiatan yang
terjadi selama proses belajar mengajar
berlangsung.
4.
Evaluasi dilakukan untuk mengukur
Refleksi peningkatan hasil belajar siswa . Hasil
Tahap ini dilakukan untuk menganalisa dan identifikasi
memberikan arti terhadap data yang diperoleh masalah (hasil
Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai masalah yang
dasar untuk perencanaan pada siklus baru)
berikutnya.

Tabel 3.2
Kegiatan Penelitian Siklus II
No Tahap - tahap Sasaran Output
. Penelitian
31

1. Perencanaan yang
dilakukan adalah
Mendesaian RPP Melakukan perbaikan pembelajaran sebagai KBM efektif
tindak lanjut dari siklus I.
Membuat Lembar Untuk melihat bagaimana kondisi belajar Data
Observasi mengajar yang berlangsung di kelas. Kondisi
KBM
Membuat tes Untuk mengetahui pemahaman serta Tes Siklus II
mengenai bangun kemampuan siswa dalam menyelesaikan
datar masalah yang berkaitan dengan materi.

2. Pelaksanaan, Proses pembelajaran sama seperti pada siklus Peningkatan


meliputi: I (dengan perbaikan proses pembelajaran ). hasil belajar
Melakukan Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan statistika
pembelajaran siswa yang kurang memahami telah siswa
advance organizer mengerti.
Pemberian tes Untuk melihat apakah telah ada perubahan Data hasil
siklus II berarti yang terjadi pada kondisi tes
pembelajaran di kelas setelah perbaikan
program pengajaran dilakukan.

Data
Observasi Untuk melihat dan mengetahui apakah masih
3. Kondisi
terdapat kesulitan yang dialami siswa baik
KBM
kesulitan dalam memahami materi ataupun
kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang
berkenaan dengan materi bangun datar.

Refleksi Hasil
4. Jika masih terdapat kesulitan, maka
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Peneliti Identifikasi
mengharapkan minat belajar dan pemahaman Masalah
konsep siswa terhadap bangu datar lebih baik
dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang
cukup lama.

G. Tekhnik Analisa Data


32

Analisis data hasil belajar siswa bertujuan untuk melihat ketuntasan belajar

secara individual maupun klasikal pada setiap siklus. Serta melihat apakah terjadi

peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II. Data

yang dianalisis diperoleh dari tes yang diberikan pada akhir setiap siklus.

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, terdapat kriteria ketuntasan secara

individual dan klasikal.

Untuk mengetahui kemampuan siswa secara individual, digunakan rumus :

Skoryangdiperolehsiswa
DS= 100
Skormaksimal %

DS = Daya serap

Kriteria :

0% DS 65 % : Siswa belum tuntas dalam belajar

65 % DS 100 % : Siswa sudah tuntas dalam belajar

Selanjutnya dapat juga diketahui apakah ketuntasan belajar secara klasikal

telah tercapai, dilihat dari persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar, yang

dirumuskan sebagai berikut :


X
D= N 100 %

D = Persentase ketuntasan belajar secara klasikal

X = Banyak siswa yang sudah tuntas dalam belajar

N = Banyak subjek penelitian

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika dikelas terdapat minimal

85 % yang telah mencapai persentase hasil 65 % maka ketuntasan belajar

secara klasikal telah tercapai.


33

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada perencanaan I adalah:

1) Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)


2) Peneliti mempersiapkan materi/sumber yang akan diajarkan pada siswa
3) Peneliti menyusun format observasi
4) Peneliti menyusun tes hasil belajar siswa
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Kegiatan pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti adalah:

1) Peneliti menyuruh siswa membuka buku pelajaran


2) Peneliti memberikan apersepsi, untuk mengingat prasyarat yang harus

dikuasai siswa sebelum mempelajari materi yang akan dibahas.


3) Peneliti memberikan buku hand out mengenai materi bangun datar sebagai

media peta konsep.


4) Peneliti melakukan pembelajaran dengan model advance organizer.
5) Mengukur hasil belajar siswa tentang materi bangun datar dengan pemberian

tes hasil belajar.


6) Menganalisis data mengenai hasil belajar yang diberikan kepada siswa.
7) Menganalisis aktivitas pembelajaran siswa.
8) Peneliti memberikan latihan soal yang harus dikerjakan secara individu.
9) Peneliti memberikan evaluasi untuk tindakan siklus I
10) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi atas

proses pembelajaran.
c. Pengamatan (Observing)
34

Pengamatan dilakukan oleh guru bidang studi matematika kelas VII SMP

Negeri 3 Tanjungbalai mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai berakhirnya

tindakan. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.

d. Analisis Data

Hasil belajar siswa setelah diberikan pengajaran pada siklus I dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Tabel Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
SBS=
a
No
Nama Siswa b Hasil Belajar
.
Y
xc
Z
1. Adila Umar 75 Tuntas
2. Adipati Ridho Ilhami 60 Tidak Tuntas
3. Aldi Saputra 65 Tuntas
4. Alwin 75 Tuntas
5. Andari Sukma 88 Tuntas
6. Azi Syahfikri 75 Tuntas
7. Azmi Ripaldi 55 Tidak Tuntas
8. Azwan 50 Tidak Tuntas
9. Cahaya 75 Tuntas
10. Delima 65 Tuntas
11. Feri Fatdli 90 Tuntas
12. Habibie Nurul Ain Panjaitan 75 Tuntas
13. Indah Lestari 90 Tuntas
14. Intan Kumala Sari 85 Tuntas
15. Irgi Ramadhan 80 Tuntas
16. Irma Aulia 75 Tuntas
17. Juliani Ritonga 55 Tidak Tuntas
18. Juniana 50 Tidak Tuntas
19. Lely Nuraini Siregar 75 Tuntas
20. Listiana Tambuse 75 Tuntas
21. M. Azwan Nasution 50 Tidak Tuntas
22. M. Rizki 95 Tuntas
35

23. Muhammad Al Hafiz 50 Tidak Tuntas


24. Pani Cicilia 78 Tuntas
25. Rijal Arifin 80 Tuntas
26. Rini Yanti 80 Tuntas
27. Riska Rahman 75 Tuntas
28. Safrida Bugis 77 Tuntas
29. Sella Aswanti 85 Tuntas
30. Thomas Debi Marsen 75 Tuntas
31. Winda Irawan 70 Tuntas
32. Zulianti 67 Tuntas
Jumlah 2935
Rata-rata 71,59
Skor Terendah 50
Skor Tertinggi 95

Maka dapat diperoleh presentase hasil belajar siswa secara klasikal, yaitu :

STS = SBS x 100%

29
= x 100% = 70,73%
41

Maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil yang sudah diperoleh

belum sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga perlu dilakukan

kembali perbaikan pembelajaran yang mungkin dapat memaksimalkan hasil

belajar siswa. Maka dilanjutkan dengan pelaksanaan hasil belajar siswa siklus II.

e. Refleksi

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan

tindakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sebagian siswa dalam setiap kelompok, ada yang aktif dan ada yang tidak.

Sehingga siswa yang tidak aktif tersebut akan sulit memahami

pembelajaran yang telah diberikan oleh guru.


36

b. Sebagian besar siswa masih bingung dalam menyelesaian soal pada materi

bangun datar, terutama pada soal mengenai menentukan sudut suatu

trapesium. Selain itu, siswa bingung membedakan antara bangun datar

layang-layang dan belah ketupat.


c. Ketika diberikan instrument tes siklus I, hasil belajar siswa masih rendah.

Siswa tidak memahami soal yang diajukan guru dikarenakan siswa belum

memahami konsep dari materi tersebut.


d. Secara garis besar, pelaksanaan siklus pertama berlangsung dengan baik.

Akan tetapi, kegiatan pada siklus I perlu diulang dan ditingkatkan agar hasil

belajar matematika siswa pada materi bangun datar dapat meningkat.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Atas dasar dari refleksi pada siklus I, maka peneliti mengidentifikasi

perencanaan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus

II. Adapun perencanaan yang akan dilaksanakan yaitu :

1) Guru menyampaikan materi pembelajaran matematika sesuai dengan rencana

pembelajaran dan penekanan pembelajaran dengan model pembelajaran

advance organizer dengan memberikan buku hand out sebagai motivasi siswa

dalam belajar matematika pada materi bangun datar.


2) Guru mengorganisasikan siswa yang belum tuntas belajarnya dalam kegiatan

kelompok yaitu 3 kelompok yang terdiri dari 4 siswa.


3) Untuk membangkitkan kreativitas siswa, guru menekankan model

pembelajaran advance organizer dengan menambahkan alat peraga yang

sesuai. Sehingga siswa akan mengalami sendiri bagaimana konsep dari

materi bangun datar tersebut.


37

4) Guru memberikan masalah terkait dunia nyata yang lebih bervariasi kepada

siswa. Dengan cara itu siswa akan lebih luas wawasannya mengenai

pembelajaran matematika mengenai bangun datar.


5) Guru mengarahkan siswa untuk lebih memahami masalah dan jika perlu ada

interaksi antara guru dan siswa.


6) Guru membimbing jalannya diskusi dan membimbing siswa dalam menyusun

langkah - langkah penyelesaian soal.


7) Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya

dan kelompok lain menanggapi.


8) Diakhir tindakan guru memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar

matematika siswa pada materi bangun datar.


b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap

ini adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan

kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.


2) Peneliti menyajikan informasi kepada siswa
3) Peneliti mengimformasikan pengelompokan siswa
4) Peneliti memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-

kelompok belajar.
5) Peneliti mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah

dilaksanakan.
c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan oleh guru bidang studi matematika kelas VII SMP

Negeri 3 Tanjungbalai mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai berakhirnya

tindakan. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.

d. Analisis Data
38

Hasil belajar siswa setelah diberikan pengajaran pada siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Tabel Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
No Nama Siswa SBS= Hasil Belajar
. a
b
Y
xc
Z
1. Adila Umar Tuntas
2. Adipati Ridho Ilhami Tuntas
3. Aldi Saputra Tuntas
4. Alwin Tuntas
5. Andari Sukma Tuntas
6. Azi Syahfikri Tuntas
7. Azmi Ripaldi Tuntas
8. Azwan Tuntas
9. Cahaya Tuntas
10. Delima Tidak Tuntas
11. Feri Fatdli Tuntas
12. Habibie Nurul Ain Panjaitan Tuntas
13. Indah Lestari Tuntas
14. Intan Kumala Sari Tuntas
15. Irgi Ramadhan Tuntas
16. Irma Aulia Tuntas
17. Juliani Ritonga Tuntas
18. Juniana Tuntas
19. Lely Nuraini Siregar Tuntas
20. Listiana Tambuse Tuntas
21. M. Azwan Nasution Tuntas
22. M. Rizki Tuntas
23. Muhammad Al Hafiz Tuntas
24. Pani Cicilia Tuntas
25. Rijal Arifin Tuntas
26. Rini Yanti Tuntas
27. Riska Rahman Tidak Tuntas
28. Safrida Bugis Tuntas
29. Sella Aswanti Tuntas
39

30. Thomas Debi Marsen Tuntas


31. Winda Irawan Tidak Tuntas
32. Zulianti Tuntas
Jumlah 3179
Rata-rata 77,54
Skor Terendah 60
Skor Tertinggi 100

Maka dapat diperoleh presentase hasil belajar siswa secara klasikal, yaitu :

STS = SBS x 100%

37
= x 100% = 90,24% Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya
41

peningkatan hasil belajar siswa dibanding dengan tes hasil belajar sebelumnya.

Dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria yang telah

ditetapkan (tes berhasil).

e. Refleksi
1. Refleksi terhadap guru
a. Belajar mengajar berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat pada lembar

observasi yang tercantum di lampiran.


b. Dari hasil pengamatan terhadap pembelajaran siswa pada siklus I terlihat

bahwa kemampuan siswa dalam kerja sama dalam satu kelompok,

menjawab soal, pemahaman konsep serta penyelesaian masalah mengenai

materi bangun datar sudah lebih baik dari pada pengamatan pembelajaran

siswa pada siklus I (terlihat pada lampiran).


c. Guru mampu mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar dengan menggunakan model advance organizer.


2. Refleksi terhadap siswa
40

Hasil belajar siswa lebih mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari nilai

rata-rata tes hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 71,59 meningkat menjadi 77,54

pada tes hasil belajar siklus II.

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model advance

organizer yaitu suatu cara belajar dengan menggunakan pengetahuan awal dan

miskonsepsi serta beorientasi pada tujuan pembelajaran dengan model

pembelajaran bermakna. Dimana guru menjelaskan materi dengan alat peraga dan

memberikan peta konsep berupa buku hand out kepada siswa untuk menemukan

sendiri cara penyelesainnya, sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya

serta dapat meningkatkan hasil belajar pada materi bangun datar.

Sesuai dengan tanggapan dari pengamat (guru matematika matematika

kelas VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai) yang menyatakan bahwa:

Pembelajaran dengan menggunakan model advance organizer, ternyata


dapat memberikan hasil yang lebih baik dari pada pembelajaran yang
selama ini dilakukan. Suatu cara belajar dengan menggunakan
pengetahuan awal dan miskonsepsi serta beorientasi pada tujuan
pembelajaran, dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dan meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi bangun datar.

B. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dalam penelitian

ditemukan hal-hal sebagai berikut:

1. Ketika peneliti melaksanakan tindakan siklus I, diperoleh presentase hasil

belajar siswa secara klasikal 70,73% dengan 12 siswa yang memperoleh nilai

SBS < 65 (siswa tidak tuntas dalam belajar), dan 39 siswa yang memperoleh

nilai SBS 65% (siswa telah tuntas belajar).


41

2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan

hasil belajar siswa, yaitu dengan penekanan pada penemuan sendiri terhadap

bangun datar dan menjelaskan kepada siswa konsep dari bangun datra tersebut

dengan menggunakan peta konsep berupa buku hand out serta alat peraga.
3. Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus II, diperoleh presentase

hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 90,24% dengan 37 siswa yang

memperoleh nilai SBS 65% (siswa telah tuntas belajar) dan hanya 4 siswa

yang memperoleh nilai SBS < 65% (siswa tidak tuntas dalam belajar).
4. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesulitan siswa dalam menyelesaikan

soal yaitu (1) siswa tidak memahami bagaimana konsep dari bangun datar, (2)

siswa bingung membedakan bangun datra seperti belah ketupat dan layang-

layang, (3) siswa kurang memahami cara penyelesaian soal, dan (4) siswa

kurang teliti dalam melakukan perhitungan dalam menyelesaikan persoalan.


5. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh solusi tepat yang dapat mengatasi

kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal - soal pada materi bangun

datar, yaitu:
Pembelajaran dengan menggunakan model advance organizer, dimana lebih

menekankan pembelajaran bermakna dan proses belajar mengajar lebih

berpesat pada siswa.


Guru menjelaskan bagaimana menjelaskan cara penemuan konsep, serta

bagimana cara penyelesaiannya.


Guru mengingatkan agar siswa lebih teliti dalam melaksanakan perhitungan

dan memeriksa kembali penyelesaian dari awal.

C. Diskusi Hasil Penelitian


42

Berdasarkan analisis penelitian, diperoleh presentase hasil belajar

matematika siswa pada siklus I secara klasikal yaitu 70,73% dengan 12 siswa

yang memperoleh nilai SBS < 65 (siswa tidak tuntas dalam belajar), dan 39

siswa yang memperoleh nilai SBS 65% (siswa telah tuntas belajar).
Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model advance

organizer. Sebagian besar siswa masih bingung dalam menemukan konsep dari

bangun datar. Siswa selalu ketakutan apabila diminta mengeluarkan pendapatnya

mengenai cara menemukan konsep dari bangun datar tersebut.

Dikarenakan masih banyak siswa yang belum tuntas belajar yaitu siswa

dengan presentase nilai secara individu SBS < 65 (siswa tidak tuntas dalam

belajar), maka peneliti membagi siswa dalam kelompok yaitu 3 kelompok yang

terdiri dari 4 siswa. Disini siswa akan dibimbing untuk menemukan sendiri

konsep bangun datra, dimana guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi

bangun datar, membedakan bangun layang-layang dan belah ketupat, langkah

penyelesainnya serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

sendiri cara penyelesainnya. Sehingga nanti dapat dilanjutkan ke pembelajaran

siklus II dengan materi yang sama yaitu mengenai bangun datar akan tetapi lebih

bervariasi.

Selanjutnya pada pembelajaran siklus II, peneliti melakukan perencanaan

sesuai dengan refleksi dari pembelajaran siklus I, dimana peneliti mempersiapkan

RPP dengan materi yang sama. Peneliti menekankan penemuan sendiri dan belajar

bermakna terhadap konsep bangun datar. Diakhir tindakan siklus II, peneliti

memberikan tes hasil belajar yang berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa
43

pada materi bangun datar. Dari hasil tes hasil belajar siklus II diperoleh

presentase hasil belajar siswa secara individu SBS 65% (siswa telah tuntas

belajar) sebanyak 37 siswa dan hanya 4 siswa yang memperoleh nilai SBS < 65%

(siswa tidak tuntas dalam belajar).

Hal ini berarti diperoleh gambaran bahwa dengan menggunakan model

advance organizer, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun

datar.

Pembelajaran dengan menggunakan model advance organizer, merupakan

salah satu upaya konkrit yang dapat dilaksanakan guru untuk meningkatkan hasil

belajar matematika siswa. Pembelajaran menggunakan model advance organizer

yaitu kegiatan yang berpusat pada siswa untuk menemukan sendiri konsep dan

proses belajar bermakna dengan menggunakan pengetahuan awal dan miskonsepsi

serta beorientasi pada tujuan pembelajaran, sehingga dengan demikian dapat

mengatasi kesulitan belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi bangun datar.

Dengan demikian maka model advance organizer tepat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar. Namun

dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menemukan banyak kelemahan-kelemahan

sehingga dengan menggunakan model advance organizer tidak menjadikan

seluruh siswa memperoleh nilai yang tinggi. Adapun kelemahan peneliti selama

pembelajaran langsung, antara lain:


44

1. Waktu pembelajaran yang relatif sedikit untuk melakukan pengembangan,

banyak aspek - aspek metode inkuiri yang tidak dapat terlaksana dengan baik

dan lancar.
2. Lingkungan kelas yang tidak mendukung terutama dari siswanya yang sulit

memahami pelajaran yang dimaksudkan peneliti.


3. Kurangnya motivasi dan pengarahan peneliti yang menyebabkan siswa tidak

fokus terhadap hal - hal yang disajikan peneliti.

Dengan demikian peneliti akan memperbaiki semua kekurangan atau

kelemahan peneliti dalam penelitian selanjutnya sehingga dapat memperoleh hasil

yang lebih baik lagi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis penenlitian dan kajian teori, maka terbukti model

advance organizer tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika

siswa pada materi bangun datar.

Karena kita ketahui bahwa model advance organizer dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini

adalah:
45

1. Penggunaan model advance organizer dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa di kelas VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai dengan penekanan

penemuan sendiri dan pembelajaran bermakna terhadap konsep matematika

yaitu dengan mengidentifikasi bangun datra tersebut.


2. Dengan menggunakan model advance organizer, siswa lebih ceria dalam

pembelajaran dikarenakan adanya tukar pendapat sesama siswa sehingga siswa

dapat menemukan konsep bangun datar.


3. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model advance

organizer, siswa akan lebih aktif dikarenakan siswa lebih ditekankan kepada

penemuan sendiri konsep matematika dan merupakan proses belajar bermakna

untuk memecahkan persoalan mengenai materi bangun datar dan menemukan

cara pemecahan masalahnya.


4. Penggunaan model pembelajaran advance organizer
B. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian, yaitu:

1. Kepada guru matematika disarankan memperhatikan hasil belajar siswa dan

melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar agar pembelajaran lebih

bermakna. Untuk itu, disarankan hendaknya guru matematika dapat

menerapkan model advance organizer sebagai alternatif.


2. Kepada siswa disarankan untuk lebih berani dalam menyampaikan pendapat

atau ide - ide, dapat mempergunakan seluruh perangkat pembelajaran sebagai

acuan sehingga akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.


3. Kepada kepala sekolah, agar dapat mengkoordinasikan guru - guru dalam

menerapkan model pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penggunaan model advance

organizer sebagai salah satunya.


46

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A., dan Supriyono, W., (2004), Faktor Penyebab Rendahnya Hasil
Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dahar, Ratna Wilis, (1989), Belajar Bermakna Ausubel, Penerbitan Erlangga,


Jakarta.

Dimyanti dan Mudjiono, (1999), Proses Belajar Mengajar , Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.

Graphical Organizer, (2007), Pembelajaran dengan Advance Organizer,


(http://AdvanceandGraphicalOrganizer.htm). (Accesed Juni 2008).

Hamalik, O., (1990), Proses Belajar dan Mengajar matematika, Alumi, Bandung.

H. B, Usman. (2001), Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Konsep Bangun


Datar dengan Advance Organizer, Jurnal Pendidikan Malang,
Universitas Negeri Malang.

Hudojo, H., (1988), Keberhasilan Proses Belajar Matematika, Depdikbud


Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenagan Kependidikan, Jakarta.
47

Mappa, (1994), Belajar Matematika dengan Model Advance Organizer, Rajawali


Pers, Jakarta.

Nazir, M., (2001), Metode Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.


Sudjana, N., (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Sudjatmiko, Ponco, (2004), Matematika Kreatif (Konsep dan Terapannya), Tiga


Serangkai, Solo.

Syah, M., (2003), Efisien Kegiatan Belajar, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta.

Syaiful S., (2003), Pendidikan Matematika Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya,


Bandung.

Usman, Uzer. (2000). Menjadi Guru Propesional. Bandung, Remaja kosdakarya.

Winkel, S., (1987), Psikologi Pendidikan, Grasindo, Jakarta.

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tanjungbalai
Kelas / Semester : VII / I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami konsep segi empat dan menentukan ukurannya.

B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,
belah ketupat dan laying - layang.

C. INDIKATOR
Menggidentifikasi sifat - sifat bangun datar.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
48

Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat


Mengidentifikasi sifat - sifat persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat dan laying - layang.

E. MATERI PEMBELAJARAN
Sifat - sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat,
dan laying - layang.

F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang digunakan adalah kerja kelompok dan advance
organizer

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

RPP SIKLUS I
PERTEMUAN I

No Tahap Kegiatan Awal Alokasi


Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Komunikasi Membuka pelajaran dan Mendengarkan tujuan 2
menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan
pembelajaran. guru.
49

2. Appersepsi Menanyakan materi yang Mendengarkan arahan guru dan 5


sudah dipelajari tetapi masih bertanya jika memang ada yang
kurang dipahami. masih kurang dipahami.
Menanyakan dan Mendengarkan dan memberikan
mengingatkan kembali materi argument tentang materi
bangun datar. persyaratan yang diajukan guru.
Mengaitkan materi dalam Mendengarkan dan secara tidak
kehidupan sehari-hari. langsung apa yang disampaikan
guru.
Melakukan Tanya jawab dengan
guru.
Mendengarkan arahan guru dan
melaksanakan arahannya.
Membagi siswa menjadi Siswa duduk berkelompok
beberapa kelompok secara membentuk kelompok belajar.
heterogen sehingga disetiap 3
kelompok diharapkan terjadi
interaksi diantara siswa.
Memberikan dorongan kepada Berusaha mengeluarkan
siswa mengemukakan pendapat/argument masing-
pengetahuan awalnya tentang masing siswa.
konsep yang akan dibahas.
Menyampaikan secara lisan Memperhatikan dan mencermati
3. Pemberitahuan kompetensi dasar dan kompetensi dasar dan indikator
kompetensi indikator (tertera pada point 2 yang disampaikan oleh guru.
dasar dan dan 3) yang akan dicapai
indikator peserta didik melalui materi
bangun datar.
No Tahap Kegiatan Inti Alokasi
. Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pembelajaran
advance
organizer
1. Ekspository Guru memberikan pembelajaran
Mengamati gambar bangun datar 10
pada materi bangun datar yaitu
yang dipaparkan.
mengenai pengertian bangun
datar dengan pengenalan
konsep bangun datar
menggunakan alat peraga atau
gambar.
Membuat kelompok sesuai
Guru mengarahkan siswa untuk arahan dari guru
membagi tugas kelompok yang
telah disusun sebelumnya.
Mendengarkan arahan guru dan
2. 25
50

Narative Guru menjelaskan materi mencoba mencari permasalahan


bangun datar dengan dalam kehidupan nyata, dan
mengaitkan dalam kehidupan mencoba memberikan contoh
nyata, yaitu dengan tentang konsep - konsep yang
memberikan soal cerita telah disajikan.
mengenai pemahaman tentang
pengertian dan sifat - sifat
bangun datar. Siswa mencoba untuk
Secara berkelompok, siswa menyelesaikan masalah yang
memberikan hasil jawabannya diberikan guru.
masing-masing.
10
3. Menerima buku hand out dari
Skimming Guru memberikan buku hand
out sebagai bahan bacaan untuk guru dan mendiskusikannya
pemahaman konsep bangun dengan teman sekelompok.
datar.
Siswa membaca buku hand out
Guru dan siswa berinteraksi
mengenai cara menemukan rumus
dalam membahas materi
keliling bangun datar.
keliling bangun datar.
4. 20
Graphical Siswa memberikan contoh
Organizer Guru memberikan penguatan
terhadap konsep-konsep yang
terhadap penemuan konsep
telah disajikan
-konsep bangun datar dari
pengertian bangun datar.
Mencoba menyelesaikan dan
Guru memberi permasalahan memecahkan masalah
mengenai materi bangun datar berdasarkan informasi yang
yang dilakukan secara disampaikan.
berkelompok
Setelah masalah I diselesaikan Mempresentasikan hasil kerja
oleh siswa, guru meminta kelompok dan kelompok lain
masing-masing kelompok menanggapi.
mempresentasikan hasil
diskusinya sedangkan kelompok
yang lain menanggapi.
Siswa memperoleh hasil
disakusinya dan guru
memberikan penguatan.
No Tahap Kegiatan Akhir Alokasi
. Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pelaporan Mengkaji ulang kegiatan Bertanya kepada guru tentang 5
yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang kurang dipahami.
merumuskan hasil yang
diperolehnya.
51
52

PERTEMUAN II

No. Tahap Kegiatan Awal Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Komunikasi Membuka pelajaran dan Mendengarkan tujuan 2
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
pembelajaran. disampaikan guru.

2. Appersepsi Menanyakan materi yang sudah Mendengarkan arahan guru 5


dipelajari tetapi yang masih dan bertanya jika memang
kurang dipahami. ada yang masih kurang
dipahami.
Menanyakan dan mengingatkan Mendengarkan dan
kembali materi pertemuan memberikan argumen
sebelumnya tentang materi sebelumnya
Mengaitkan materi dalam Mendengarkan dan secara
kehidupan sehari-hari. tidak langsung memikirkan
apa yang disampaikan guru.
Melakukan Tanya jawab
dengan guru.
Mendengarkan arahan guru
dan melaksanakan
arahannya.

Membagi siswa menjadi Siswa duduk berkelompok


beberapa kelompok secara membentuk kelompok 3
heterogen sehingga disetiap belajar.
kelompok diharapkan terjadi
proses interaksi diantara siswa.
Memberikan dorongan kepada Berusaha mengeluarkan
siswa mengemukakan pendapat/argument masing-
pengetahuan awalnya tentang masing siswa.
konsep yang akan dibahas.

3. Pemberitahuan Menyampaikan secara lisan Memperhatikan dan


kompetensi kompetensi dasar dan indikator mencermati kompetensi
dasar dan (tertera pada point 2 dan 3) yang dasar dan indikator yang
indicator akan dicapai peserta didik disampaikan oleh guru.
melalui materi bangun datar
yaitu pengenalan sifat-sifat pada
bangun datar.
53

No. Tahap Kegiatan Inti Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Ekspository Guru memberikan pembelajaran Mengamati gambar kubus 10
pada materi bangun datar yaitu yang dipaparkan.
mengidentifikasi sifat-sifat bangun Mencermati masalah yang
datar dengan menggunakan alat ada pada materi.
peraga atau gambar. Mencoba menjawab
Guru mengarahkan siswa untuk pertanyaan dari guru
membagi kelompok yang telah mengenai materi.
disusun sebelumnya. Membuat contoh soal
mengenai materi yang
disampaikan ke dalam
2. Narative kehidupan nyata.
Guru menjelaskan materi bangun
Mendengarkan arahan guru
datar dengan mengaitkan dalam 25
dan mencoba mencari
kehidupan nyata, yaitu dengan
permasalahan dalam
memberikan soal cerita mengenai
kehidupan nyata.
sifat-sifat bangun datar.
Siswa mencoba untuk
menyelesaikan masalah yang
diberikan guru.
Secara berkelompok, siswa
memberikan hasil jawannya
masing-masing.
Guru memberikan buku hand out
3. Skimming 10
sebagai bahan bacaan untuk Menerima hand out dan
pemahaman konsep bangun datar. menyelesaikan dalam
Siswa membaca buku hand out kelompok.
54

mengenai cara mengidentifikasi Mecoba memberikan contoh


bangun datar. tentang konsep-konsep yang
Guru dan siswa berinteraksi dalam telah disajikan.
membahas materi sifat-sifat Memahami penjelasan yang
bangun datar. disampaikan guru.
4. Guru memberikan penguatan
Graphical 20
terhadap penemuan konsep Mencoba menyelesaikan dan
Organizer
menemukan konsep bangun datar. memecahkan masalah
Siswa memberikan contoh berdasarkan informasi yang
terhadap konsep-konsep yang disampaikan.
telah disajikan
Mempresentsekan hasil kerja
Siswa diberi permasalahan
kelompok dan kelompok lain
mengenai materi yang dilakukan
menanggapi.
secara berkelompok

No. Tahap Kegiatan Akhir Alokasi


Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. pelaporan Memberikan kesempatan kepada Bertanya kepada guru tentang 5
siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang
kembali hal-hal yang kurang dimengerti.
dimengerti.
Menarik kesimpulan dari hasil Membuat kesimpulan akhir
diskusi. diskusi.

H. SUMBER BELAJAR : Buku paket matematika kelas VII SMP penerbit


Erlangga.

I. PENILAIAN : Tekhnik Penilaian = Individu,


Bentuk Instrumen = Tes Uraian
55

Lampiran 2
Soal Siklus I
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tanjungbalai
Kelas/Semester : VII / I
Alokasi Waktu : 60 menit

1. Diberikan jajargenjang ABCD A = C dan B = D.

Buktikan bahwa A + B = 1800 dan D + C = 1800.


2. Buktikan bahwa segi empat ABCD adalah jajargenjang, jika diketahui
A= C dan B= D.

3. Perhatikan gambar dibawah ini :


Jika AB = 8 cm, BC = 6 cm, AO = 5 cm, AOB = 1200, dan OBA =

300. Tentukanlah AOD, BOC, dan CBO.


D C

O
O

A B
4. Diberikan belah ketupat ABCD, dengan ABD = 400. Hitunglah besar

keempat sudut belah ketupat tersebut !


5. Perhatikan gambar berikut!
56

S R

P Q
Jika QPS = 500 dan SRQ = 800, maka tentukanlah besar RSP

dan besar PQR!

Lampiran 3
Kunci jawaban
1. Perhatikan gambar berikut ini:
D C

A B
Bukti :
A+ B+ C+ D = 3600
A+ B+ A+ B = 3600

2 ( A + B) = 3600
A+ B = 1800

A+ B+ C+ D = 3600
C+ D+ C+ D = 3600

2 ( C + D) = 3600
C+ D = 1800

2. Perhatikan gambar berikut ini:


D C
57

A B
Bukti :
A+ B+ C+ D = 3600
A= C

1
B= D A+ B = C+ D = 2 (3600) =
1800
A+ B = 1800 (sudut dalam sepihak ) AD// BC
C+ D = 1800 (sudut dalam sepihak) AB// DC

Karena AD// BC dan AB // DC, maka segi empat ABCD adalah jajargenjang.
3. AOD = 1800 - AOB (sudut bersisian )

= 1800 - 1200
= 600
BOC = AOD (sudut bertolak belakang )

= 600
CBO = 900 - OBA (sudut berpenyiku )

= 900 - 300
= 600

4. CBD = ABD = 400


B=2x ABD

= 2 x 400
= 800
A+ B = 1800
A + 1000 = 1800
A = 800

D= B = 1000
58

C= A = 800

5. QPS + RSP = 1800


RSP = 1800 - QPS
RSP = 1800 - 500

= 1300
SRQ + PQR = 1800
PQR = 1800 - SRQ
PQR = 1800 - 800

= 1000

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tanjungbalai
Kelas / Semester : VII / I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami konsep segi empat dan menentukan ukurannya.

B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat - sifat persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

C. INDIKATOR
Menghitung keliling dan luas persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
59

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat
Menghitung keliling dan luas persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat dan layang - layang.

E. MATERI PEMBELAJARAN
Keliling dan luas persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah
ketupat, dan layang - layang.

F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang digunakan adalah kerja kelompok dan advance
organizer

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

RPP SIKLUS II
PERTEMUAN I

No Tahap Kegiatan Awal Alokasi


Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Komunikasi Membuka pelajaran dan Mendengarkan tujuan 2
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
pembelajaran. disampaikan guru.
60

2. Appersepsi Menanyakan materi yang sudah Mendengarkan arahan guru 5


dipelajari tetapi masih kurang dan bertanya jika memang
dipahami. ada yang masih kurang
dipahami.
Menanyakan dan mengingatkan Mendengarkan dan
kembali materi bangun datar. memberikan argument
tentang materi persyaratan
yang diajukan guru.
Mengaitkan materi dalam Mendengarkan dan secara
kehidupan sehari-hari. tidak langsung apa yang
disampaikan guru.
Melakukan Tanya jawab
dengan guru.
Membagi siswa menjadi Mendengarkan arahan guru
beberapa kelompok secara dan melaksanakan arahannya.
heterogen sehingga disetiap Siswa duduk berkelompok
kelompok diharapkan terjadi membentuk kelompok
interaksi diantara siswa. belajar.
Memberikan dorongan kepada Berusaha mengeluarkan
siswa mengemukakan pendapat/argument masing-
pengetahuan awalnya tentang masing siswa.
konsep yang akan dibahas.
3. Pemberitahuan Menyampaikan secara lisan Memperhatikan dan
kompetensi kompetensi dasar dan indikator 3
mencermati kompetensi dasar
dasar dan (tertera pada point 2 dan 3) yang dan indikator yang
indikator akan dicapai peserta didik disampaikan oleh guru.
melalui materi bangun datar
yaitu menentukan keliling
bangun datar.
No Tahap Kegiatan Inti Alokasi
. Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pembelajaran
advance
organizer Guru memberikan pembelajaran Mengamati gambar bangun
1. Ekspository pada materi bangun datar yaitu datar yang dipaparkan. 10
mengenai menentukan keliling
bangun datar dengan pengenalan
konsep bangun datar
menggunakan alat peraga atau
gambar.
Membuat kelompok sesuai
Guru mengarahkan siswa untuk
arahan dari guru
membagi tugas kelompok yang
telah disusun sebelumnya.
Mendengarkan arahan guru
2. Guru menjelaskan materi bangun 25
61

Narative datar dengan mengaitkan dalam dan mencoba mencari


kehidupan nyata.yaitu dengan permasalahan dalam
memberikan soal cerita mengenai kehidupan nyata, dan
pemahaman tentang konsep mencoba memberikan contoh
keliling bangun datar. tentang konsep-konsep yang
Secara berkelompok, siswa telah disajikan.
memberikan hasil jawannya Siswa mencoba untuk
masing-masing. menyelesaikan masalah yang
diberikan guru.
3.
Guru memberikan buku hand out
Skimming Menerima buku hand out dari 10
sebagai bahan bacaan untuk
pemahaman konsep bangun datar. guru dan mendiskusikannya
dengan teman sekelompok.
Guru dan siswa berinteraksi dalam
membahas materi keliling bangun
Siswa membaca buku hand out
datar.
mengenai cara menemukan
Guru memberikan penguatan rumus keliling bangun datar.
terhadap penemuan konsep-
Siswa memberikan contoh
konsep keliling bangun datar
terhadap konsep-konsep yang
telah disajikan
Guru memberi permasalahan
4. mengenai materi bangun datar 20
Graphical Mencoba menyelesaikan dan
Organizer yang dilakukan secara memecahkan masalah
berkelompok berdasarkan informasi yang
disampaikan.

Setelah masalah I diselesaikan


oleh siswa, guru meminta masing-
masing kelompok Mempresentasikan hasil kerja
mempresentasikan hasil kelompok dan kelompok lain
diskusinya sedangkan kelompok menanggapi.
yang lain menanggapi.
Siswa memperoleh hasil
disakusinya dan guru memberikan
penguatan.

No Tahap Kegiatan Akhir Alokasi


. Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pelaporan Mengkaji ulang kegiatan yang telah Bertanya kepada guru 5
dilaksanakan serta merumuskan hasil tentang hal-hal yang
yang diperolehnya. kurang dipahami.
62

PERRTEMUAN II

No. Tahap Kegiatan Awal


63

Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


1. Komunikasi Membuka pelajaran dan Mendengarkan tujuan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang disampaikan
pembelajaran. guru.
2. Appersepsi Menanyakan materi yang sudah Mendengarkan arahan guru dan
dipelajari tetapi yang masih bertanya jika memang ada yang
kurang dipahami. masih kurang dipahami.
Menanyakan dan mengingatkan Mendengarkan dan memberikan
kembali materi pertemuan argument tentang materi
sebelumnya sebelumnya
Mengaitkan materi dalam Mendengarkan dan secara tidak
kehidupan sehari-hari. langsung memikirkan apa yang
Membagi siswa menjadi beberapa disampaikan guru.
kelompok secara heterogen Melakukan Tanya jawab dengan
sehingga disetiap kelompok guru.
diharapkan terjadi proses interaksi Mendengarkan arahan guru dan
diantara siswa. melaksanakan arahannya.
Memberikan dorongan kepada Siswa duduk berkelompok
siswa mengemukakan membentuk kelompok belajar.
pengetahuan awalnya tentang Berusaha mengeluarkan
konsep yang akan dibahas. pendapat/argument masing-
masing siswa.
3. Pemberitahuan Menyampaikan secara lisan Memperhatikan dan mencermat
kompetensi kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar dan indikator
dasar dan (tertera pada point 2 dan 3) yang yang disampaikan oleh guru.
indicator akan dicapai peserta didik melalui
materi bangun datar yaitu
menentukan luas permukaan
bangun datar.
No. Tahap Kegiatan Inti
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Ekspository Guru memberikan pembelajaran Mengamati gambar kubus yang
pada materi bangun datar yaitu dipaparkan.
menghitung luas bangun datar
dengan menggunakan alat peraga
atau gambar. Mencermati masalah yang ada
Guru mengarahkan siswa untuk pada materi.
membagi kelompok yang telah Mencoba menjawab pertanyaan
disusun sebelumnya. dari guru mengenai materi..

Narative Mendengarkan arahan guru dan


2. Guru menjelaskan materi bangun
datar dengan mengaitkan dalam mencoba mencari permasalahan
kehidupan nyata.yaitu dengan dalam kehidupan nyata.
memberikan soal cerita mengenai
64

cara menghitung luas bangun datar.


Siswa mencoba untuk Mencoba memberikan conto
menyelesaikan masalah yang tentang konsep-konsep yang tela
diberikan guru. disajikan.
Secara berkelompok, siswa
memberikan hasil jawannya
masing-masing.

Skimming Guru memberikan buku hand out


sebagai bahan bacaan untuk
3. pemahaman konsep bangun datar. Menerima hand out da
Siswa membaca buku hand out memecahkan persoalan secar
mengenai cara menghitung luas berkelompok
bangun datar.
Guru dan siswa berinteraksi dalam Memahami penjelasan yan
membahas materi Luas bangun disampaikan guru.
datar.

Graphical Guru memberikan penguatan


Organizer terhadap penemuan konsep
4.
menemukan konsep bangun datar.
Siswa memberikan contoh terhadap Mencoba menyelesaikan da
konsep-konsep yang telah disajikan memecahkan masala
berdasarkan informasi yan
Siswa diberi permasalahan disampaikan.
mengenai materi yang dilakukan
secara berkelompok
Mempresentsekan hasil kerj
kelompok dan kelompok lai
menanggapi

No Tahap Kegiatan Akhir


. Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pelaporan Memberikan kesempatan kepada Bertanya kepada guru tentang
siswa untuk menanyakan kembali hal-hal yang kurang dimengerti
hal-hal yang kurang dimengerti. Membuat kesimpulan akhir
Menarik kesimpulan dari hasil diskusi.
diskusi.

G. SUMBER BELAJAR :
Buku paket matematika kelas VII SMP penerbit Erlangga.

I. PENILAIAN : Tekhnik Penilaian = Individu,


Bentuk Instrumen = Tes Uraian
Lampiran 5
65

Soal Siklus II
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tanjungbalai
Kelas/Semester : VII / I (Satu )
Alokasi Waktu : 60 menit

Soal
1. Suatu persegi panjang lebarnya 12 m dan panjangnya 15 m. Hitunglah
keliling dan luasnya!
2. Keliling suatu persegi panjang adalah 26 cm. Jika ukuran lebarnya 3 cm lebih
pendek dari ukuran panjangnya, tentukan luas persegi panjang itu.
3. Sebuah jajargenjang ABCD mempunyai AB = (3x 5 )cm, DC = (2x+7 )cm,
dan tinggi 6 cm tentukan :
b. Panjang AB
c. Luas jajargenjang ABCD

4. Keliling belah ketupat ABCD dengan panjang diagonal AC = 24 cm dan

panjang diagonal BD = 18 cm, tentukan :


a. Keliling belah ketupat
b. Luas belah ketupat
1
5. Diberikan layang layang ABCD, dengan AB = (2x + 8) cm dan CD = 2
AB = 40 cm. Hitunglah nilai x dan kelilingnya !
66

Lampiran 6
Kunci jawaban Tes II
1. Diketahui :
l = 12 m
p = 15 m
Ditanya :
Keliling dan luas persegi panjang ?
Jawab :

K = 2 ( p +l)
K = 2 (15 + 12) m = 54 m

L = ( pl)
L = (15 x 12 ) m2 = 180 m2
Jadi keliling persegi panjang adalah 54 m dan Luas persegi panjang adalah
180 m 2.
2. Diketahui :
K = 26 cm
l = ( p - 3) cm
Ditanya :
Luas persegi panjang ?
Jawab :

K = 2 ( p +l)

26 = 2 ( p +( p3 ))
= 2(2p 3 )
= 4p 6
4p = 26 + 6
4p = 32
32
=8
p= 4 cm
karena p = 8 cm dan l = p 3 = 8 - 3 = 5 cm maka luas persegi panjang itu
adalah L = p x l = 8 x 5 = 40 cm2.
67

3. Diketahui :
AB = (3x 5 ) cm
DC = (2x + 7 ) cm
t = 6 cm
Ditanya :
a. Panjang AB
b. Luas Jajargenjang ABCD
Jawab :
a. Karena ABCD jajarganjang, AB = DC
AB = DC
3x 5 = 2x + 7
3x 2x = 7 + 5
x = 12
Jadi, AB = 3 (12 ) 5 = 36 5 = 31 cm
b. Luas jajargenjang
L =axt
= 31 cm x 6 cm
= 186 cm2
4. Diketahui :
AC = 24 cm
BD = 18 cm
Ditanya :
a. Keliling belah ketupat
b. Luas belah ketupat
Jawab :
1
a. AC = 24 cm maka AE = 2 x 24 = 12 cm
1
BD = 18 cm maka DE = 2 x 18 = 9 cm
68

AD = AE 2+DE 2
= 122+92
= 225 = 15 cm
Keliling belah ketupat ABCD = 4 x AD
= 4 x 15 cm
= 60 cm
1
b. Luas belah ketupat ABCD = 2 x AC x BD
1
= 2 x 24 x 18
= 216 cm2
5. Diketahui :
D
40 cm

A C
(2x+8)cm

B
Penyelesaian :
1
CD = 2 AB = 40
1
2 (2x + 8 ) = 40
2x + 8 = 80
2x = 72
x = 36
1
2 AB = 40 AB = 80
K = 2 (AB + BC) = 2 (AB + CD) = 2 (80 + 40) = 240 cm
69

Jadi, nilai x = 36 dan kelilingnya = 240 cm.


Lampiran 7
Kisi-kisi Tes Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Bangun Datar
Kelas / Semester : VII / Genap
Sekolah : SMP Negeri 3 Tanjungbalai
Kompetensi Dasar Indikator No. Jenjang
Soal Kognitif
Mengidentifikasi Siswa dapat membuktikan 1 C2
sifat-sifat persegi A + B = 1800 dan C2
panjang, persegi, D + C = 1800. Jika C3
trapesium, diketahui keempat sudut dari C3
jajargenjang, belah jajargenjang. C2
ketupat dan layang-
layang. Siswa dapat membuktikan 2
bahwa segi empat ABCD
adalah jajargenjang, jika
diketahui A = C
dan B = D.

Siswa dapat menentukan


AOD, BOC, dan
CBO. Jika diketahui 3
AB, BC , AO , AOB ,
dan OBA = 300.

Siswa dapat menghitung 4


besar keempat sudut belah
ketupat jika diketahui
ABD.

Siswa dapat menentukan 5


RSP dan PQR jika
diketahui QPS dan
SRQ
Penskoran:
Nilai Perole h an
Nilai = x 100
Total Skor

Keterangan :
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
70

C3 = Penerapan
C4 = Analisis
Lampiran 8
Kisi-kisi Tes Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Bangun Datar
Kelas / Semester : VII / Genap
Sekolah : SMP Negeri 3 Tanjungbalai
Kompetensi Dasar Indikator No. Jenjang
Soal Kognitif
Mengidentifikasi Siswa dapat menghitung 1 C2
sifat-sifat persegi keliling dan luas persegi C2
panjang, persegi, panjang jika diketahui lebar
trapesium, dan panjang C2
jajargenjang, belah C3
ketupat dan layang- Siswa dapat menghitung luas C3
layang. persegi panjang jika 2
diketahui lebar dan keliling
persegi panjang.

Siswa dapat menentukan


panjang dan luas jajar 3
genjang ABCD jika
diketahui sisi AB, DC dan
tinggi jajargenjang

Siswa dapat menentukan 4


keliling belah dan luas belah
ketupajika diketahui diagonal
AC dan BD

Siswa dapat nilai x dan 5


keliling layang layang
ABCD, jika diketahui AB
dan CD
Penskoran:
Nilai Perole h an
Nilai = x 100
Total Skor

Keterangan :
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan
C4 = Analisis
71

Lampiran 9

PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU


DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I

N IDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR


o
I KEGIATAN AWAL
PRAPEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media 1 2 3 4
2 Memeriksa kesiapan siswa
MEMBUKA PELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4
2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana 1 2 3 4
kegiatan
II KEGIATAN PEMBELAJARAN
Penguasaan materi pembelajaran/pengajaran guide
note-taking 1 2 3 4
1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4
2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4
3 Mencapai tujuan komutatif 1 2 3 4
4 Memberikan masalah sesuai kognitif siswa
Pendekatan / strategi pembelajaran
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang 1 2 3 4
akan dicapai
2 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 1 2 3 4
perkembangan dan kebutuhan siswa
3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4
4 Menguasai kelas 1 2 3 4
5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual 1 2 3 4
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah 1 2 3 4
dialokasikan
7 Menekankan kegiatan pembelajaran yaitu dalam
membangkitkan aktifitas siswa, memaksimalkan pemahaman 1 2 3 4
dan pengingatan, melibatkan siswa dalam KBM, dan
memperkuat materi.
Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber 1 2 3 4
belajar / media pembelajaran
2 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4

Memelihara ketertiban siswa


1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4
72

2 Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4


3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-guru dan siswa-siswa 1 2 3 4
4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4
5 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam 1 2 3 4
belajar
Penilaian proses dan hasil belajar/presentase hasil
kerja
1 Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4
2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 2 3 4
PENUTUP
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan 1 2 3 4
melibatkan siswa
2 Melaksanakan tindakan lanjut dengan memberikan arahan, 1 2 3 4
kegiatan, atau tugas sebagai bahan remedial/pengayaan

Tanjungbalai, 2015

Guru Mata Pelajaran

ERVINNA HUTABARAT, S.Pd


NIP. 197909152005022003
73

Lampiran 10

PENGAMATAN KEMAMPUAN GURU


DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II

N IDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR


o
I KEGIATAN AWAL
PRAPEMBELAJARAN
1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media 1 2 3 4
2 Memeriksa kesiapan siswa
MEMBUKA PELAJARAN
1 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4
2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana 1 2 3 4
kegiatan
II KEGIATAN PEMBELAJARAN
Penguasaan materi pembelajaran/pengajaran guide
note-taking 1 2 3 4
1 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4
2 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4
3 Mencapai tujuan komutatif 1 2 3 4
4 Memberikan masalah sesuai kognitif siswa
Pendekatan / strategi pembelajaran
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang 1 2 3 4
akan dicapai
2 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 1 2 3 4
perkembangan dan kebutuhan siswa
3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4
4 Menguasai kelas 1 2 3 4
5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual 1 2 3 4
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah 1 2 3 4
dialokasikan
7 Menekankan kegiatan pembelajaran yaitu dalam
membangkitkan aktifitas siswa, memaksimalkan pemahaman 1 2 3 4
dan pengingatan, melibatkan siswa dalam KBM, dan
memperkuat materi.
Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber 1 2 3 4
belajar / media pembelajaran
2 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4

Memelihara ketertiban siswa


74

1 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4


2 Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4
3 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-guru dan siswa-siswa 1 2 3 4
4 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4
5 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4
6 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam 1 2 3 4
belajar
Penilaian proses dan hasil belajar/presentase hasil
kerja
1 Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4
2 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 2 3 4
PENUTUP
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan 1 2 3 4
melibatkan siswa
2 Melaksanakan tindakan lanjut dengan memberikan arahan, 1 2 3 4
kegiatan, atau tugas sebagai bahan remedial/pengayaan

Tanjungbalai, 2015

Guru Mata Pelajaran

ERVINNA HUTABARAT, S.Pd


NIP. 197909152005022003
75

Lampiran 11

PENGAMATAN KEMAMPUAN SISWA


DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I

No Skala penilaian
Aspek yang dinilai
. 1 2 3 4
1. A. Mengkomunikasikan
1. Antusias siswa dalam berdiskusi dalam
setiap kelompok
2. Kemampuan siswa dalam
mendeklamasikan setiap persoalan
3. Kemampuan siswa dalam bertanya
2. B. Kerja Sama
1. Kemampuan siswa bekerja sama dengan
kelompoknya masing-masing
2. Kemampuan siswa dalam melaporkan
hasil diskusi
3. C. Kemampuan Menjawab Soal
1. Kemampuan siswa dalam memahami
materi bangun datar
2. Kemampuan siswa dalam menjawab
persoalan dari guru
5. D. Penyelesaian dan Penggunaan Sumber
1. Kemampuan siswa dalam memanfaatkan
alat peraga dalam proses menyelesaikan
persoalan

6. E. Kemampuan Pemahaman Konsep Bangun


Datar
1. Kemampuan siswa dalam memecahkan
persoalan mengenai materi bangun datar
2. Kemampuan siswa memberikan contoh
terhadap konsep yang telah diberikan
guru

Tanjungbalai, 2015

Guru Mata Pelajaran


76

ERVINNA HUTABARAT, S.Pd


NIP. 197909152005022003

Lampiran 12

PENGAMATAN KEMAMPUAN SISWA


DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II
No Skala penilaian
Aspek yang dinilai
. 1 2 3 4
1. A. Mengkomunikasikan
1. Antusias siswa dalam berdiskusi dalam setiap
kelompok
2. Kemampuan siswa dalam
mendeklamasikan setiap persoalan
2. B. Kerja Sama
1. Kemampuan siswa bekerja sama dengan
kelompoknya masing-masing
2. Kemampuan siswa dalam melaporkan hasil
diskusi
3. C. Kemampuan Menjawab Soal
1. Kemampuan siswa dalam memahami materi
bangun datar
2. Kemampuan siswa dalam menjawab persoalan
dari guru
5. D. Penyelesaian dan Penggunaan Sumber
1. Kemampuan siswa dalam memanfaatkan alat
peraga dalam proses menyelesaikan persoalan

6. E. Kemampuan Pemahaman Konsep Bangun Datar


1. Kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan
mengenai materi bangun datar
2. Kemampuan siswa memberikan contoh terhadap
konsep yang telah diberikan guru

Tanjungbalai, 2015

Guru Mata Pelajaran

ERVINNA HUTABARAT, S.Pd


NIP. 197909152005022003
77

Lampiran 13

Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

no. soal 1 2 3 4 5 a
JLH SBS =
skor maksimal 25 25 15 15 20 b
100 Y
xc
Z
Adila Umar 20 20 15 15 5 75 75
Adipati Ridho Ilhami 10 10 15 15 5 60 60
Aldi Saputra 10 20 15 15 5 65 65
Alwin 20 20 15 15 5 75 75
Andari Sukma 25 25 10 10 18 88 88
Azi Syahfikri 20 20 15 15 5 75 75
Azmi Ripaldi 10 20 10 15 0 55 55
Azwan 10 10 10 15 5 50 50
Cahaya 20 20 15 15 5 75 75
Delima 10 20 15 15 5 65 65
Feri Fatdli 20 20 15 15 20 90 90
Habibie Nurul Ain
20 20 15 15 5 75 75
Panjaitan
Indah Lestari 25 25 15 10 15 90 90
Intan Kumala Sari 25 25 10 10 15 85 85
Irgi Ramadhan 25 25 10 10 10 80 80
Irma Aulia 20 20 15 15 5 75 75
Juliani Ritonga 10 20 15 5 5 55 55
Juniana 10 10 15 5 10 50 50
Lely Nuraini Siregar 20 20 15 15 5 75 75
Listiana Tambuse 20 20 15 15 5 75 75
M. Azwan Nasution 10 10 15 5 10 50 50
M. Rizki 25 25 15 15 15 95 95
Muhammad Al Hafiz 10 10 15 5 10 50 50
Pani Cicilia 20 20 15 15 8 78 78
Rijal Arifin 20 20 15 15 10 80 80
Rini Yanti 25 25 10 10 10 80 80
Riska Rahman 20 20 15 15 5 75 75
Safrida Bugis 20 20 15 15 7 77 77
Sella Aswanti 25 25 10 10 15 85 85
78

Thomas Debi Marsen 20 20 15 15 5 75 75


Winda Irawan 20 20 15 10 5 70 70
Zulianti 20 20 15 12 0 67 67

Tanjungbalai, 2015

Guru Mata Pelajaran

ERVINNA HUTABARAT, S.Pd


NIP. 197909152005022003

Lampiran 14

Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus II

no. soal 1 2 3 4 5 a
JLH SBS =
skor maksimal 10 20 25 25 20 b
100 Y
xc
Z
Adila Umar 10 20 25 20 15 90 90
Adipati Ridho Ilhami 10 20 25 15 5 75 75
79

Aldi Saputra 10 20 25 15 15 85 85
Alwin 10 20 25 15 5 75 75
Andari Sukma 10 20 25 15 18 88 88
Azi Syahfikri 10 20 25 15 5 75 75
Azmi Ripaldi 10 20 10 15 10 65 65
Azwan 10 20 10 15 15 70 70
Cahaya 10 20 25 15 5 75 75
Delima 10 20 15 15 3 63 63
Feri Fatdli 10 20 25 25 20 100 100
Habibie Nurul Ain
10 20 25 15 5 75 75
Panjaitan
Indah Lestari 10 20 25 20 15 90 90
Intan Kumala Sari 10 20 20 20 15 85 85
Irgi Ramadhan 10 20 20 20 10 80 80
Irma Aulia 10 20 15 15 5 75 75
Juliani Ritonga 10 10 15 15 20 70 70
Juniana 10 20 25 15 5 75 75
Lely Nuraini Siregar 10 20 25 15 5 75 75
Listiana Tambuse 10 10 15 15 20 70 70
M. Azwan Nasution 10 20 25 25 20 100 100
M. Rizki 10 10 15 15 20 70 70
Muhammad Al Hafiz 10 20 25 15 8 78 78
Pani Cicilia 10 20 25 15 5 75 75
Rijal Arifin 10 20 20 20 10 80 80
Rini Yanti 10 20 15 15 10 75 75
Riska Rahman 10 10 15 15 10 60 60
Safrida Bugis 10 20 25 25 5 85 85
Sella Aswanti 10 20 15 15 15 75 75
Thomas Debi Marsen 10 20 15 15 10 70 70
Winda Irawan 10 20 15 12 5 62 62
Zulianti 10 20 25 15 5 75 75

Tanjungbalai, 2015

Guru Mata Pelajaran

ERVINNA HUTABARAT, S.Pd


NIP. 197909152005022003
80

Lampiran 15
Lembar Validasi Soal Siklus I
KD Indikator Soal Soal Siklus I Aspek DD DDR TD

Mengidentifi Siswa dapat membuktikan 1. Diberikan jajargenjang ABCD A = C2


kasi sifat- A + B = 1800 dan C dan B = D. buktikan
sifat persegi D + C = 1800. Jika bahwa A + B = 1800 dan D
panjang, diketahui keempat sudut dari + C = 1800. C2
persegi, jajargenjang.
trapesium,
jajargenjang, Siswa dapat membuktikan C2
belah bahwa segi empat ABCD 2. Buktikan bahwa segi empat ABCD adalah
ketupat dan adalah jajargenjang, jika jajargenjang, jika diketahui A =
layang- diketahui A = C dan C dan B = D.
layang. B = D.

Siswa dapat menentukan


AOD, BOC, dan 3. Perhatikan gambar dibawah ini : C3
CBO. Jika diketahui AB, Jika AB = 8 cm, BC = 6 cm, AO = 5 cm,
AOB = 1200, dan OBA = 300. C3
BC , AO , AOB , dan
OBA = 300. Tentukanlah AOD, BOC, dan
CBO.
D C

O
81

A B
Siswa dapat menghitung besar
keempat sudut belah ketupat 4. Diberikan belah ketupat ABCD, dengan
jika diketahui ABD. ABD = 400. Hitunglah besar
keempat sudut belah ketupat tersebut !
Siswa dapat menentukan
RSP dan PQR jika 5. Perhatikan gambar berikut!
diketahui QPS dan S R
SRQ
P Q
Jika QPS = 500 dan SRQ =
800, maka tentukanlah besar RSP
dan besar PQR!

Tanjungbalai, 2015
Mengetahui,
Validator I Validator II

S. Simbolon, S.Pd Raya H Panjaitan, S.Pd.


NIP. NIP.
Lampiran 16 Lembar Validasi Soal Siklus I
KD Indikator Soal Soal Siklus I Aspek DD DDR TD

Mengidentifik Siswa dapat menghitung 1. Suatu persegi panjang lebarnya 12 C2


asi sifat-sifat keliling dan luas persegi m dan panjangnya 15 m. C2
persegi panjang jika diketahui hitunglah keliling dan luasnya! C2
panjang, lebar dan panjang C3
persegi, Siswa dapat menghitung 6. Keliling suatu persegi panjang C3
trapesiumjajar luas persegi panjang jika adalah 26 cm. jika ukuran
genjang, belah diketahui lebar dan lebarnya 3 cm lebih pendek dari
ketupat dan keliling persegi panjang. ukuran panjangnya, tentukan luas
layang-layang. persegi panjang itu.

Siswa dapat menentukan 7. Sebuah jajargenjang ABCD


panjang dan luas jajar mempunyai AB = (3x 5 )cm,
genjang ABCD jika DC = (2x+7 )cm, dan tinggi 6 cm
diketahui sisi AB, DC tentukan :
dan tinggi jajargenjang a. Panjang AB
b. Luas jajargenjang ABCD

Siswa dapat menentukan 8. Keliling belah ketupat ABCD


82

dengan panjang diagonal AC =


keliling belah dan luas
belah ketupajika
24 cm dan panjang diagonal
diketahui diagonal
BD = 18 cm. tentukan:
AC dan BD a. Keliling belah ketupat
b. Luas belah ketupat
Siswa dapat nilai x dan 9. Diberikan layang layang ABCD,
keliling layang layang dengan AB = (2x + 8) cm dan CD
ABCD, jika diketahui 1
AB dan CD
= 2 AB = 40 cm. hitunglah nilai
x dan kelilingnya !

Tanjungbalai, 2015
Mengetahui,

Validator I Validator II

S. Simbolon, S.Pd Raya H Panjaitan, S.Pd.


NIP. NIP.

Lampiran 17
83

I. Standar Kompetensi
Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.

II. Kompetensi Dasar


1) Menghitung luas trapesium dan layang-layang.
2) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar.

III. Indikator
1) Menemukan rumus luas bangun datar.
2) Menggunakan rumus luas trapesium dan layang-layang.
3) Memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan luas bangun
datar (trapesium dan layang-layang).

IV. Uraian Materi


Pendahuluan
Setiap hari kalian sering melihat benda-benda datar seperti kertas, papan tulis,
uang kertas, saputangan, cermin, hiasan dinding, rambu-rambu lalu lintas dan
lain-lainya.

Gambar hiasan dinding Gambar papan tulis

Coba sebutkan benda-benda di sekitar kalian yang merupakan bangun datar?


84

Pada pelajaran kali ini kalian tidak hanya belajar bentuk dan sifat trapesium
dan layang-layang, tetapi juga belajar menemukan rumus luas dari trapesium dan
layang-layang. Pengetahuan tentang luas trapesium dan layang-layang sangat
bermanfaat dalam kehidupan ananda sehari-hari. Misalnya dalam membuat
mainan layang-layang atau mencat atap rumah.

1. TRAPESIUM
A. Mengenal Sifat Trapesium
Kalian tentu sering melihat bermacam-macam bentuk atap. Ada yang
berbentuk segitiga, setengah lingkaran seperti kubah mesjid, bahkan ada yang
berbentuk trapesium yaitu rumah adat jawa joglo, seperti gambar dibawah ini.

Trapesium
85

Pada gambar di atas kalian dapat melihat atap sebuah bangunan berbentuk
trapesium, tentunya ananda masih ingat sifat dan macam-macam trapesium
bukan!. Perhatikan bagian yang di beri tanda panah pada gambar diatas, bagian
yang ananda lihat merupakan sebuah trapesium, seperti gambar di bawah ini

D C

A B

Berdasarkan gambar di atas, kalian dapat melihat ternyata trapesium


memiliki sepasang sisi yang sejajar yaitu AB dengan DC.

B. Jenis Jenis Trapesium


Seperti halnya segitiga, trapesium juga memiliki bermacam bentuk, mari kita lihat
macam-macam bentuk trapesium.

1. Trapesum sama kaki


Perhatika gambar trapesium sama kaki PQRS berikut:
S R

P Q

Dari gambar tersebut dapat di ketahui bahwa panjang sisi PS = QR.


2. Trapesium siku-siku
Perhatikan gambar traeium siku-siku ABCD berikut :
D C
86

A B
Trapesium ABCD tersebut dinamakan trapesium siku-siku karena memiliki 2
sudut siku-siku yaitu sudut BAD dan ADC.
3. Trapesium sebarang
Perhatikan gambar trapezium sebarang WXYZ berikut :
Z Y

W X

Trapesium sebarang adalah trapesium yang sisinya tidak ada yang sama panjang,
tetapi syaratnya sisi WX sejajar dengan sisi YZ.

C. Menemukan Luas Trapesium


Jika kalian ingin mencat sebuah atap berbentuk trapesium, maka kalian harus
mengetahui luas daerah yang akan di cat. Mari kita cari luas trapesium!
Perhatikan gambar berikut ini!

Bangun datar di atas berbentuk persegi panjang


Dengan ukuran panjang (p) = 8 petak,
dan lebar (l) = 5 petak
87

Bangun tersebut dipotong sepanjang garis putus-putus seperti tampak pada


gambar di bawah ini:

Kemudian bagian yang di potong khususnya warna kuning di pindahkan pada sisi
kanan persegi panjang, sehingga terbentuk sebuah trapesium MNOP seperti
gambar berikut

P a O

M b Q N

Perhatikan gambar trapesium MNOP di atas.


Untuk menentukan panjang sisi atas (a) trapesium MNOP, hitunglah banyak petak
satuan mulai dari titik P sampai ke titik O.
Ternyata panjang sisi atas trapesium (a) = 6 petak satuan.

Selanjutnya untuk menentukan panjang sisi alas (b) trapesium MNOP, hitunglah
banyak petak satuan mulai dari M sampai ke titik N.
88

Ternyata panjang sisi alas trapesium (b) = 10 petak satuan.

Kemudian, untuk menentukan tinggi trapesium (OQ) hitunglah banyak petak


satuan dari titik O sampai ke titik Q.
Ternyata tinggi trapesium (t) = 5 petak satuan.
Dari kedua gambar di atas tampak bahwa,
Tinggi trapesium (t) sama ukurannya dengan lebar persegi panjang (l) atau
Tinggi trapesium (t) = lebar persegi panjang (l)

Sedangkan jika panjang sisi atas trapesium ditambahkan dengan panjang sisi alas
trapesium kemudian hasilnya dibagi dua diperoleh:
6 +10
= 8 petak satuan
2
Ternyata hasilnya sama dengan panjang persegi panjang.
Sehingga dapat ditentukan

Luas trapesium = Luas Persegi Panjang


Jadi luas trapesium adalah:

D. Contoh Soal Dan Penyelesai

Soal x tinggi

1. C Tentukan luas trapesium


D 5 cm
di samping!

3 cm
A 9 cm B
89

Penyelesaian

panjang sisi atas ( a )+ panjang sisi bawah ( b )


Luas trapesium = x tinggi
2
= (5 cm + 9 cm) x 3 cm
2
= 7 cm x 3 cm
= 21 cm2
Jadi, luas trapesium adalah 21 cm2

2. Sebuah karton berbentuk trapesium. Jika panjang sisi yang sejajar 20 cm dan
30 cm, dan tinggi trapesium 10 cm. tentukan luas trapesium tersebut!

Penyelesaian
Diketahui:
Panjang sisi atas (a) = 10 cm
Panjang sisi bawah (b) = 16 cm
Tinggi trapesium (t) = 12 cm
Ditanya:
Luas trapesium . . . ?
Jawab:
panjang sisi atas ( a )+ panjang sisi bawah ( b )
Luas trapesium = x tinggi
2
= (10 cm + 16cm) x 12 cm
2
= 13 cm x 12 cm = 156 cm2
Jadi, luas trapesium adalah 156 cm2
2. LAYANG LAYANG

Pernahkan kalian bermain layang-layang?. Atau melihat teman yang sedang


bermain layang-layang?
Amatilah sebuah layang-layang, ternyata bentuknya bermacam-macam dan
bewarna-warni seperti gambar d bawah ini:

Dari bermacam-macam gambar layang-layang di atas yang akan kita pelajari hari
ini adalah layang-layang segi empat. Perhatikan gambar layang-layang berikut :
90

A C

B
Anton ingin membuat layang-layang seperti gambar di atas untuk bermain dengan
teman-temanya. Bahan yang di butuhkan Anton adalah bilah bambu untuk
membuat bahagian AC dan BD, dan benang untuk membingkai kerangka layang-
layang yaitu sisi AB, BC, CD, DA.

Coba perhatikan kembali gambar layang-layang diatas!


Sisi AB sama panjang dengan sisi BC
Sisi CD sama panjang dengan sisi DA
atau
AB = BC dan CD = DA

Setelah bingkai layang-layang selesai, yang di butuhkan Anton adalah


kertas. Berapa banyak kertas yang di butuhkan untuk membuat layang-layang?
Untuk itu Anton harus mengetahui luas layang-layang yang akan dibuatnya. Mari
kita bantu Anton untuk menemukan rumus luas layang-layang.
Perhatikan gambar berikut ini

Bangun datar yang diwarnai di atas berbentuk persegi panjang


Dengan ukuran panjang (p) = 13 petak satuan, dan lebar (l) = 3 petak satuan
Bangun tersebut di potong sepanjang garis putus-putus seperti yang tampak pada
gambar di bawah ini

p
91

Kemudian bagian yang berwarna merah di pindahkan posisinya ke bawah bagian


yang berwarna hijau seperti gambar di bawah ini, sehingga terbentuk sebuah
layang-layang ABCD

d2
A d C
1

AC disebut diagonal satu dan disimbolkan dengan d1, dan BD disebut diagonal dua
dan disimbolkan dengan d2.
Untuk menentukan panjang AC atau (d1), hitunglah banyak petak satuan dari titik
A ke titik C.
Diperoleh:
panjang d1 adalah 13 petak satuan.

Ternyata panjang AC atau d1 sama ukurannya dengan panjang persegi panjang (p).
Jadi, Diagonal 1 (d1) = Panjang persegi panjang (p)

Selanjutnya untuk menentukan panjang BD atau (d2), hitunglah banyak petak


satuan dari titik B ke titik D.

Diperoleh: panjang d2 adalah 6 petak satuan. Selanjutnya jika BD atau (d 2) dibagi


dua sama panjang. Ternyata ukurannya sama dengan lebar persegi panjang (l)
Jadi,
diagonal 2(d 2)
= lebar persegi panjang (l)
2
Berdasarkan kedua gambar di atas tampak bahwa,

Luas Layang-Layang = Luas Persegi Panjang


92

= Panjang x Lebar
= Diagonal 1 (d1) x Diagonal 2 (d2)
2
= Diagonal 1 (d1) x Diagonal 2 (d2)
2

Jadi Luas Layang-layang adalah

Contoh soal dan penyelesaian :

Soal
1. Tentukan luas layang-layang

pada gambar di samping!!


93

Diagonal 1(d 1) x Diagonal 2(d 2)


Luas trapesium =
2
10 cm x 6 cm
=
2
60 cm
=
2
= 30 cm2
Jadi, luas trapesium adalah 30 cm2
2. Rizki memiliki kertas dengan luas 825 cm2. Jika ia membuat layang-layang
dengan ukuran diagonal 20 cm dan 30 cm, tentukan luas kertas yang tersisa?

Diketahui:
Luas kertas = 825 cm2
Diagonal 1 = 20 cm
Diagonal 2 = 30 cm

Ditanya:
Luas kertas yang tersisa =..................

Jawab:
Diagonal 1(d 1) x Diagonal 2( d 2)
Luas trapesium =
2
30 cm x 20 cm
=
2
600 cm
=
2
= 300 cm2

Luas kertas yang tersisa = Luas kertas s - Luas trapesium


2
= 825 cm 300 cm2 = 525 cm2
Jadi, Luas kertas yang tersisa adalah 525 cm2
94

Anda mungkin juga menyukai