Skripsi Arni Eh
Skripsi Arni Eh
BAB I
PENDAHULUAN
konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih abstrak, sangatlah diperlukan
pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut.
Menganggap mata pelajaran matematika salah satu mata pelajaran tersulit bagi
tersebut dan keunggulannya akan diakui dunia. Karena dengan adanya pendidikan
menciptakan sumber daya manusia yang kompeten, baik peserta didiknya maupun
guru sebagai pendidik. Pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan oleh
dan latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah (syaiful sagala;2003).
diamati dari keberhasilan siswa. Keberhasilan itu sendiri dapat dilihat dari
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang sedang diajarkan pada siswa.
VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai pada tahun ajaran 2014/2015 masih rendah
terutama pada materi bangun datar yaitu dengan presentase rata-rata siswa < 65
adalah 68,29 %.
Penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3
memahami konsep bangun datar. Untuk memahami konsep bangun datar, seorang
tersebut.
belum optimal. Strategi belajar mengajar yang digunakan guru cendrung masih
contoh soal dan kemudian tugas. Keadaan ini membuat siswa menjadi kurang
memahami konsep dari bangun datar. Pemahaman yang diperoleh siswa hanya
sebatas apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tidak bisa
Berkaitan dengan uraian di atas, maka perlu dipikirkan strategi atau cara
penyajian materi matematika sehinggan dapat membuat siswa aktif dan bermakna
dalam belajar matematika. Salah satu caranya adalah dengan pemberian Advance
pada Pokok Bahasan Bangun Datar di Kelas VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai
B. Identifikasi Masalah
masalah adalah:
C. Batasan masalah
Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu ada batasan
masalah dari identifikasi masalah yang ada. Adapun masalah dalam penelitian ini
hanya dibatasi pada pembelajaran bangun datar berupa bangun segi empat melalui
model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep di kelas VII SMP
D. Rumusan masalah
E. Tujuan penelitian
maka tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah hasil belajar
siswa pada materi bangun datar pada pembelajaran Advance Organizer dengan
F. Manfaat penelitian
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Belajar
Kata belajar merupakan kata yang tidak asing bagi kita, hampir seluruh
kegiatan kita diawali dengan belajar. Misalnya, kita mengenakan pakaian, kita
mungkin kita lakukan tanpa proses belajar lebih dahulu. Akan tetapi, dari semua
merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
perkembangan dalam diri seseorang yang dinyatakan dari tingkah laku yang baru
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
psikomotorik.
6
Pengertian belajar sebagai suatu aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam
dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Menurut Dimyati dan
tersebut juga tergantung dari kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar, dan
siswa kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu
yang lama. Jadi belajar meliputi banyak aspek dalam diri orang yang sedang
melakukan belajar.
serangkaian kegiatan jiwa raga yang menyangkut aktivitas mental/ psikis untuk
2. Hasil Belajar
merubah tingkah lakunya dengan cepat dan sedikit banyaknya permanen. Hal
pandangan atau persepsi setiap individu yang terlibat langsung dalam pendidikan.
Dari berbagai defenisi belajar maka perubahan tingkah laku itu bisa saja dari tidak
7
tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap dan
kebiasaan, perubahan pandangan, kegemaran dan lain- lain. Kegiatan dan usaha
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap sopan menjadi
sopan.
Kingsley (dalam Sudjana, 2005) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1)
keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-
cita. Masing- masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum.
Hutagaol (dalam Ahmad dan Supriyono, 2004), rendahnya hasil belajar siswa
8
tidak hanya disebabkan oleh beberapa factor yaitu : (1) Sistem pengajaran yang
kurang efisien, kirang efektif dan kurang membangkitkan gairah siswa dalam
belajar. (2) Kualitas rancangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa
dalam belajar.
Jadi, berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa hasil belajar siswa tidak
hanya ditentukan dari kemampuan belajarnya, tapi juga sistem pengajaran yang
digunakan oleh guru yang meliputi metode mengajar yang sesuai dengan materi
harus menguasai dan memiliki pengetahuan tentang metode yang akan diterapkan
dalam proses belajar mengajar sehingga guru harus memikirkan metode yang
dijalankan bersama siswa dan diharapkan dapat menarik minat belajar siswa
belajar.
Untuk mencapai hasil yang baik, maka guru sebagai penerima kegiatan
perlu mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik
faktor dari dalam diri siswa (internal) maupun faktor dari luar siswa (eksternal).
efesien apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi.
proses belajarnya baik yaitu melibatkan intelektual peserta didik secara optimal.
yaitu: (1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan
(prestasi) siswa dari berbagai sudut, (2) efesiensi pembelajaran, yang biasanya
9
diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran, (3) daya tarik
pembelajaran yang selalu diukur dari tendesi siswa ingin belajar secara teus
menerus. Secara fisik, hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang
3. Belajar Bermakna
Inti dari teori Ausubel tentang belajar ialah Belajar bermakna. Ausubel
(meaningful) bila informasi yang dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan
struktur kognitif yang dimiliki peserta itu sehingga peserta didik itu dapat
Dengan belajar bermakna ini maka pengetahuan yang diperoleh lebih bertahan
lama(lebih kuat ingatannya), dan siswa mampu menerapkan konsep- konsep dan
prinsip- prinsip dalam memecahkan masalah, dengan kata lain transfer belajar
yang nonarbiter dan subtantif. Yang dimaksud dengan materi yang ajek
subtantif adalah materi yang dapat dinyatakan dalam berbagai cara tanpa
mengubah artinya.
10
kognitif siswa. Dalam hal ini harus diperhatikan pengalaman anak- anak,
mempunyai tujuan belajar bermakna maka yang terjadi adalah belajar hapalan,
kebutuhan siswa.
Menurut Ausubel dan Novak dalam Dahar (1989:115) ada tiga kebaikan
terjadi apabila materi pelajaran harus bermakna secara logis, siswa harus
bertujuan untuk memasukkan materi kedalam struktur kognitif, dan dalam struktur
konsep baru memperoleh lebih banyak makna dengan dibentuknya banyak kaitan
profesional. Jadi konsep- konsep itu tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu
Peta konsep (concept mapping) adalah istilah yang digunakan oleh Novak
hubungan antara komponen yang lain dikenal sebagai proposisi (Dahar, 1989).
bab yang bersangkutan. Konsep dinyatakan dalam bentuk istilah atau tabel
konsep. Konsep konsep dijalin secara bermakna dengan kata- kata penghubung
dan kata penghubung. Konsep yang satu mempunyai cakupan yang lebih luas dari
Pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif diletakkan diatas konsep
yang lebih khusus ditempatkan dibawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata
yang kurang inklusif. Konsep yang paling inklusif diletakkan pada puncak pohon
konsep. Konsep ini disebut kunci konsep. Konsep pada jalur yang satu dapat
dihubungkan dengan konsep pada jalur yang lain dengan kata penghubung.
Menurut teori Ausubel (dalam Dahar, 1989) : Peta konsep merupakan alat
yang digunakan untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa sekaligus
untuk membuat peta konsep dari salah satu bab yang akan dibahas maka siswa
menempatkan konsep yang paling inklusif pada puncak peta konsep dan
mengurutkan konsep-konsep yang lain yang kurang inklusif pada konsep yang
Jadi dapat disimpulkan peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi
konsep memiliki bobot yang sama, artinya ada konsep yang lebih umum (inklusif)
dari konsep-konsep lainnya yang lebih khusus atau berbentuk contoh-contoh. Peta
konsep memperlihatkan rangkaian hirarki denag konsep yang paling umum yang
Konsep
banyak secara bermakna dan efisien. Menurut Ausubel (Mappa, 1994) Advance
dari suatu materi yang ingin diajarkan berisi kerangka-kerangka dasar yang
tertinggi dari materi yang akan diajarkan, tetapi Advance Organizer bukan
hukum-hukum yang ada dalam suatu disiplin ilmu. Model Advance Organizer
yang diciptakan oleh David Ausubel ini, asumsi dasarnya adalah belajar akan
bermakna apabila ide-ide baru diterima siswa dapat dikaitkan dengan pengetahuan
ceramah dan kuliah) memberikan efek kurang bermakna bagi siswa. Pendapat ini
informasi atau pengertian pada siswa, maka metode ceramah paling baik.
model ini dilakukan melalui penyajian terlebih dahulu kerangka (outlines) dari
bahan yang akan dipelajari, yang memperlihatkan keterkaitan antara bagian yang
satu dengan bagian lainnya. Penyajian yang lengkap dari bahan yang diajarkan
disertai pula dengan upaya menghubungkan bahan yang sedang dipelajari dengan
bahan sebelumnya. Penghayatan hubungan antara bagian yang satu dengan yang
lain, termasuk hubungan bahan yang baru dengan bahan sebelumnya akan
membentuk suatu pemahaman yang lebih kuat dan utuh dalam diri siswa tentang
mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang
baru. Suatu Advance Organizer lebih berguna untuk mengajarkan isi bahan
pelajaran yang telah mempunyai struktur yang teratur dan secara otomatis terlihat
diajarkan.
Advance Organizer pada tipe ini informasi baru dapat disajikan dalam
organizer).
kelompok kecil kemudian diberi bahan atau buku panduan seperti hand
datar.
16
belajar siswa.
8. Materi Pelajaran
Bangun Datar
berdimensi dua mengandung dua unsur, yaitu panjang dan lebar. Bangun Datar
Untuk bangun datar jenis segi empat mempunyai 4 sudut dan 4 sisi. Ada
a) Persegi panjang
b) Persegi
c) Jajargenjang
d) Trapesium
e) Layang- layang
f) Belah Ketupat
17
a. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang
sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku - siku. Sifat - sifat persegi panjang
AB = CD dan AD = BC
D C
A B
Gambar 2.1
Persegi adalah bangun segi empat yang memiliki empat sisi sama panjang
dan empat sudut siku - siku. Sifat - sifat persegi adalah sebagai berikut :
18
D C
A B
Gambar 2.2
3) Sudut - sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya.
- Keliling Persegi = 4s
- Luas Persegi = ss
c. Jajar Genjang
Apabila suatu segitiga diputar setengah putaran terhadap titik tengah salah
satu sisinya, maka bangun segi empat yang dibentuk oleh segitiga itu dan
D C
A B
19
Gambar 2.3
AB = DC dan AB//DC
AD = BC dan AD//BC
A= C
B= D
OA = OC
OB = OD
d. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah bangun segi empat yang terbentuk dari gabungan
A C
B
Gambar 2.4
AB = BC = CD = DA
A= C
B= D
c. Sudut sudut yang berhadapan terbagi dua sama besar oleh diagonal-
diagonalnya.
ACD = ACB
CAD = CAB
BDC = BDA
DBC = DBA
21
AC BD
1
Luas belah ketupat PQRS = 2 x diagonal x diagonal
e. Layang - layang
Layang - layang terbentuk dari dua buah segitiga sama kaki dimana
A C
Gambar 2.5
panjang AB = BC dan AD = DC
BAD = BCD
e. Salah satu diagonal membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus.
1
Luas layang-layang = 2 diagonal x diagonal
f. Trapesium
1. Pengenalan Trapesium
Trapesium adalah bangun segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi
DC // AB A= D (siku - siku )
D C
A B
Gambar 2.6
23
SR // PQ S R
SP = RQ
P Q
Gambar 2.7
c. Trapesium sembarang
NM // KL
NK ML
N M
K L
Gambar 2.8
Jumlah besar sudut diantara dua sisi yang sejajar pada trapesium
adalah 1800.
K= N = 1800
L= M = 1800
1
Luas Trapesium = 2 x jumlah sisi sejajar x tinggi
Keliling trapesium = KL + LM + MN + KN
B. Kerangka Konseptual
bisa diamati dari keberhasilan siswa. Keberhasilan itu sendiri dapat dilihat dari
peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang sedang diajarkan pada siswa.
Dalam pemilihan model pembelajaran harus tepat dan perlu pemikiran dan
metode pembelajaran yang sesuai. Salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada umumnya dan pada pelajaran
C. Hipotesis Tindakan
menggunakan peta konsep di kelas VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai tahun ajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
Dalam rancangan ini sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP
faktor-faktor yang akan diteliti adalah hasil belajar matematika siswa pada materi
bangun datar.
C. Objek Penelitian
siswa pada materi bangun datar dengan pembelajaran advance organizer dikelas
D. Jenis Penelitian
bangun datar terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tanjungbalai. Sedangkan
Data dalam penelitian bersumber dari guru dan siswa dalam pembelajaran
matematika dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan
1. Tes tertulis
dimiliki sebelum dan sesudah tindakan diberikan. Tes dilakukan dalam setiap
siklus setelah pembelajaran berakhir dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar
dan daya serap siswa setelah diberi tindakan pembelajaran dengan pembelajaran
Materi yang diberikan pada waktu tes adalah materi mata pelajaran
matematika kelas VII mengenai bangun datar. Adapun bentuk tes yang
digunakan adalah bentuk tes uraian yang tiap siklusnya berisi 5 soal yang
divalidasi oleh 2 guru matematika Sarasi Simbolon, S.Pd dan Raya Hotman,
S.Pd.
2. Observasi
pemahaman yang lebih baik dan perencanaan tindakan yang lebih kritis. Kegiatan
ini dilakukan peneliti dengan dibekali lembar pengamatan menurut aspek - aspek
27
peneliti, tingkah laku siswa serta kelemahan dan kelebihan yang ditemukan.
Perencanaan Hipotesis
Tindakan Tindakan
Pelaksanaan
Analisis Data
Tindakan
Dan Obsevasi
pembelajaran.
Indikator Keberhasilan
Refleksi
F. Prosedur Penelitian
3.
4.
5.
6.
7.
8.
STOP
atau
Pemantapan
28
9.
10.
11.
12.
13.
(Classroom Action Research), maka penelitian ini memiliki tahap atau siklus
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian Siklus I
No Tahap - Tahap Sasaran Output
. Penelitian
1. Perencanaan, yang di
lakukan adalah:
Merancang RPP Agar pembelajaran langsung lebih terarah. KBM efektif
Membuat lembar Untuk melihat bagaimana kondisi belajar Data kondisi
observasi mengajar yang berlangsung di kelas. KBM
Membuat tes Untuk mengetahui pemahaman serta Tes siklus I
siklus I kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal yang berkaitan dengan materi.
2. Pelaksanaan meliputi
Pembelajaran
advance organizer
1) Ekspository Guru memberikan pembelajaran pada materi Peningkatan
bangun datar dengan menggunakan alat hasil belajar
peraga atau gambar. siswa
Guru mengarahkan siswa untuk membagi
kelompok yang telah disusun sebelumnya.
29
berlangsung. KBM
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat, peneliti
mengajar di depan kelas, guru kelas yang
bertugas sebagai pengamat mengisi lembar
observasi untuk mengamati kegiatan yang
terjadi selama proses belajar mengajar
berlangsung.
4.
Evaluasi dilakukan untuk mengukur
Refleksi peningkatan hasil belajar siswa . Hasil
Tahap ini dilakukan untuk menganalisa dan identifikasi
memberikan arti terhadap data yang diperoleh masalah (hasil
Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai masalah yang
dasar untuk perencanaan pada siklus baru)
berikutnya.
Tabel 3.2
Kegiatan Penelitian Siklus II
No Tahap - tahap Sasaran Output
. Penelitian
31
1. Perencanaan yang
dilakukan adalah
Mendesaian RPP Melakukan perbaikan pembelajaran sebagai KBM efektif
tindak lanjut dari siklus I.
Membuat Lembar Untuk melihat bagaimana kondisi belajar Data
Observasi mengajar yang berlangsung di kelas. Kondisi
KBM
Membuat tes Untuk mengetahui pemahaman serta Tes Siklus II
mengenai bangun kemampuan siswa dalam menyelesaikan
datar masalah yang berkaitan dengan materi.
Data
Observasi Untuk melihat dan mengetahui apakah masih
3. Kondisi
terdapat kesulitan yang dialami siswa baik
KBM
kesulitan dalam memahami materi ataupun
kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang
berkenaan dengan materi bangun datar.
Refleksi Hasil
4. Jika masih terdapat kesulitan, maka
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Peneliti Identifikasi
mengharapkan minat belajar dan pemahaman Masalah
konsep siswa terhadap bangu datar lebih baik
dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang
cukup lama.
Analisis data hasil belajar siswa bertujuan untuk melihat ketuntasan belajar
secara individual maupun klasikal pada setiap siklus. Serta melihat apakah terjadi
peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II. Data
yang dianalisis diperoleh dari tes yang diberikan pada akhir setiap siklus.
Skoryangdiperolehsiswa
DS= 100
Skormaksimal %
DS = Daya serap
Kriteria :
telah tercapai, dilihat dari persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar, yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
proses pembelajaran.
c. Pengamatan (Observing)
34
Pengamatan dilakukan oleh guru bidang studi matematika kelas VII SMP
d. Analisis Data
Hasil belajar siswa setelah diberikan pengajaran pada siklus I dapat dilihat
Tabel 4.1
Tabel Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
SBS=
a
No
Nama Siswa b Hasil Belajar
.
Y
xc
Z
1. Adila Umar 75 Tuntas
2. Adipati Ridho Ilhami 60 Tidak Tuntas
3. Aldi Saputra 65 Tuntas
4. Alwin 75 Tuntas
5. Andari Sukma 88 Tuntas
6. Azi Syahfikri 75 Tuntas
7. Azmi Ripaldi 55 Tidak Tuntas
8. Azwan 50 Tidak Tuntas
9. Cahaya 75 Tuntas
10. Delima 65 Tuntas
11. Feri Fatdli 90 Tuntas
12. Habibie Nurul Ain Panjaitan 75 Tuntas
13. Indah Lestari 90 Tuntas
14. Intan Kumala Sari 85 Tuntas
15. Irgi Ramadhan 80 Tuntas
16. Irma Aulia 75 Tuntas
17. Juliani Ritonga 55 Tidak Tuntas
18. Juniana 50 Tidak Tuntas
19. Lely Nuraini Siregar 75 Tuntas
20. Listiana Tambuse 75 Tuntas
21. M. Azwan Nasution 50 Tidak Tuntas
22. M. Rizki 95 Tuntas
35
Maka dapat diperoleh presentase hasil belajar siswa secara klasikal, yaitu :
29
= x 100% = 70,73%
41
Maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil yang sudah diperoleh
belum sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga perlu dilakukan
belajar siswa. Maka dilanjutkan dengan pelaksanaan hasil belajar siswa siklus II.
e. Refleksi
a. Sebagian siswa dalam setiap kelompok, ada yang aktif dan ada yang tidak.
b. Sebagian besar siswa masih bingung dalam menyelesaian soal pada materi
Siswa tidak memahami soal yang diajukan guru dikarenakan siswa belum
Akan tetapi, kegiatan pada siklus I perlu diulang dan ditingkatkan agar hasil
2. Siklus II
advance organizer dengan memberikan buku hand out sebagai motivasi siswa
4) Guru memberikan masalah terkait dunia nyata yang lebih bervariasi kepada
siswa. Dengan cara itu siswa akan lebih luas wawasannya mengenai
kelompok belajar.
5) Peneliti mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan oleh guru bidang studi matematika kelas VII SMP
d. Analisis Data
38
Tabel 4.2
Tabel Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
No Nama Siswa SBS= Hasil Belajar
. a
b
Y
xc
Z
1. Adila Umar Tuntas
2. Adipati Ridho Ilhami Tuntas
3. Aldi Saputra Tuntas
4. Alwin Tuntas
5. Andari Sukma Tuntas
6. Azi Syahfikri Tuntas
7. Azmi Ripaldi Tuntas
8. Azwan Tuntas
9. Cahaya Tuntas
10. Delima Tidak Tuntas
11. Feri Fatdli Tuntas
12. Habibie Nurul Ain Panjaitan Tuntas
13. Indah Lestari Tuntas
14. Intan Kumala Sari Tuntas
15. Irgi Ramadhan Tuntas
16. Irma Aulia Tuntas
17. Juliani Ritonga Tuntas
18. Juniana Tuntas
19. Lely Nuraini Siregar Tuntas
20. Listiana Tambuse Tuntas
21. M. Azwan Nasution Tuntas
22. M. Rizki Tuntas
23. Muhammad Al Hafiz Tuntas
24. Pani Cicilia Tuntas
25. Rijal Arifin Tuntas
26. Rini Yanti Tuntas
27. Riska Rahman Tidak Tuntas
28. Safrida Bugis Tuntas
29. Sella Aswanti Tuntas
39
Maka dapat diperoleh presentase hasil belajar siswa secara klasikal, yaitu :
37
= x 100% = 90,24% Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya
41
peningkatan hasil belajar siswa dibanding dengan tes hasil belajar sebelumnya.
Dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria yang telah
e. Refleksi
1. Refleksi terhadap guru
a. Belajar mengajar berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat pada lembar
materi bangun datar sudah lebih baik dari pada pengamatan pembelajaran
Hasil belajar siswa lebih mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari nilai
rata-rata tes hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 71,59 meningkat menjadi 77,54
organizer yaitu suatu cara belajar dengan menggunakan pengetahuan awal dan
pembelajaran bermakna. Dimana guru menjelaskan materi dengan alat peraga dan
memberikan peta konsep berupa buku hand out kepada siswa untuk menemukan
B. Temuan Penelitian
belajar siswa secara klasikal 70,73% dengan 12 siswa yang memperoleh nilai
SBS < 65 (siswa tidak tuntas dalam belajar), dan 39 siswa yang memperoleh
hasil belajar siswa, yaitu dengan penekanan pada penemuan sendiri terhadap
bangun datar dan menjelaskan kepada siswa konsep dari bangun datra tersebut
dengan menggunakan peta konsep berupa buku hand out serta alat peraga.
3. Selanjutnya setelah pemberian tindakan pada siklus II, diperoleh presentase
hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 90,24% dengan 37 siswa yang
memperoleh nilai SBS 65% (siswa telah tuntas belajar) dan hanya 4 siswa
yang memperoleh nilai SBS < 65% (siswa tidak tuntas dalam belajar).
4. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesulitan siswa dalam menyelesaikan
soal yaitu (1) siswa tidak memahami bagaimana konsep dari bangun datar, (2)
siswa bingung membedakan bangun datra seperti belah ketupat dan layang-
layang, (3) siswa kurang memahami cara penyelesaian soal, dan (4) siswa
kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal - soal pada materi bangun
datar, yaitu:
Pembelajaran dengan menggunakan model advance organizer, dimana lebih
matematika siswa pada siklus I secara klasikal yaitu 70,73% dengan 12 siswa
yang memperoleh nilai SBS < 65 (siswa tidak tuntas dalam belajar), dan 39
siswa yang memperoleh nilai SBS 65% (siswa telah tuntas belajar).
Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model advance
organizer. Sebagian besar siswa masih bingung dalam menemukan konsep dari
Dikarenakan masih banyak siswa yang belum tuntas belajar yaitu siswa
dengan presentase nilai secara individu SBS < 65 (siswa tidak tuntas dalam
belajar), maka peneliti membagi siswa dalam kelompok yaitu 3 kelompok yang
terdiri dari 4 siswa. Disini siswa akan dibimbing untuk menemukan sendiri
siklus II dengan materi yang sama yaitu mengenai bangun datar akan tetapi lebih
bervariasi.
RPP dengan materi yang sama. Peneliti menekankan penemuan sendiri dan belajar
bermakna terhadap konsep bangun datar. Diakhir tindakan siklus II, peneliti
memberikan tes hasil belajar yang berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa
43
pada materi bangun datar. Dari hasil tes hasil belajar siklus II diperoleh
presentase hasil belajar siswa secara individu SBS 65% (siswa telah tuntas
belajar) sebanyak 37 siswa dan hanya 4 siswa yang memperoleh nilai SBS < 65%
advance organizer, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun
datar.
salah satu upaya konkrit yang dapat dilaksanakan guru untuk meningkatkan hasil
yaitu kegiatan yang berpusat pada siswa untuk menemukan sendiri konsep dan
mengatasi kesulitan belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi bangun datar. Namun
seluruh siswa memperoleh nilai yang tinggi. Adapun kelemahan peneliti selama
banyak aspek - aspek metode inkuiri yang tidak dapat terlaksana dengan baik
dan lancar.
2. Lingkungan kelas yang tidak mendukung terutama dari siswanya yang sulit
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
hasil belajar siswa, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini
adalah:
45
organizer, siswa akan lebih aktif dikarenakan siswa lebih ditekankan kepada
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., dan Supriyono, W., (2004), Faktor Penyebab Rendahnya Hasil
Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyanti dan Mudjiono, (1999), Proses Belajar Mengajar , Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Hamalik, O., (1990), Proses Belajar dan Mengajar matematika, Alumi, Bandung.
Syah, M., (2003), Efisien Kegiatan Belajar, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta.
Lampiran 1
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami konsep segi empat dan menentukan ukurannya.
B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,
belah ketupat dan laying - layang.
C. INDIKATOR
Menggidentifikasi sifat - sifat bangun datar.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
48
E. MATERI PEMBELAJARAN
Sifat - sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat,
dan laying - layang.
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang digunakan adalah kerja kelompok dan advance
organizer
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
RPP SIKLUS I
PERTEMUAN I
PERTEMUAN II
Lampiran 2
Soal Siklus I
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tanjungbalai
Kelas/Semester : VII / I
Alokasi Waktu : 60 menit
O
O
A B
4. Diberikan belah ketupat ABCD, dengan ABD = 400. Hitunglah besar
S R
P Q
Jika QPS = 500 dan SRQ = 800, maka tentukanlah besar RSP
Lampiran 3
Kunci jawaban
1. Perhatikan gambar berikut ini:
D C
A B
Bukti :
A+ B+ C+ D = 3600
A+ B+ A+ B = 3600
2 ( A + B) = 3600
A+ B = 1800
A+ B+ C+ D = 3600
C+ D+ C+ D = 3600
2 ( C + D) = 3600
C+ D = 1800
A B
Bukti :
A+ B+ C+ D = 3600
A= C
1
B= D A+ B = C+ D = 2 (3600) =
1800
A+ B = 1800 (sudut dalam sepihak ) AD// BC
C+ D = 1800 (sudut dalam sepihak) AB// DC
Karena AD// BC dan AB // DC, maka segi empat ABCD adalah jajargenjang.
3. AOD = 1800 - AOB (sudut bersisian )
= 1800 - 1200
= 600
BOC = AOD (sudut bertolak belakang )
= 600
CBO = 900 - OBA (sudut berpenyiku )
= 900 - 300
= 600
= 2 x 400
= 800
A+ B = 1800
A + 1000 = 1800
A = 800
D= B = 1000
58
C= A = 800
= 1300
SRQ + PQR = 1800
PQR = 1800 - SRQ
PQR = 1800 - 800
= 1000
Lampiran 4
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami konsep segi empat dan menentukan ukurannya.
B. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat - sifat persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
C. INDIKATOR
Menghitung keliling dan luas persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.
59
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat
Menghitung keliling dan luas persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat dan layang - layang.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Keliling dan luas persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah
ketupat, dan layang - layang.
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang digunakan adalah kerja kelompok dan advance
organizer
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
RPP SIKLUS II
PERTEMUAN I
PERRTEMUAN II
G. SUMBER BELAJAR :
Buku paket matematika kelas VII SMP penerbit Erlangga.
Soal Siklus II
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tanjungbalai
Kelas/Semester : VII / I (Satu )
Alokasi Waktu : 60 menit
Soal
1. Suatu persegi panjang lebarnya 12 m dan panjangnya 15 m. Hitunglah
keliling dan luasnya!
2. Keliling suatu persegi panjang adalah 26 cm. Jika ukuran lebarnya 3 cm lebih
pendek dari ukuran panjangnya, tentukan luas persegi panjang itu.
3. Sebuah jajargenjang ABCD mempunyai AB = (3x 5 )cm, DC = (2x+7 )cm,
dan tinggi 6 cm tentukan :
b. Panjang AB
c. Luas jajargenjang ABCD
Lampiran 6
Kunci jawaban Tes II
1. Diketahui :
l = 12 m
p = 15 m
Ditanya :
Keliling dan luas persegi panjang ?
Jawab :
K = 2 ( p +l)
K = 2 (15 + 12) m = 54 m
L = ( pl)
L = (15 x 12 ) m2 = 180 m2
Jadi keliling persegi panjang adalah 54 m dan Luas persegi panjang adalah
180 m 2.
2. Diketahui :
K = 26 cm
l = ( p - 3) cm
Ditanya :
Luas persegi panjang ?
Jawab :
K = 2 ( p +l)
26 = 2 ( p +( p3 ))
= 2(2p 3 )
= 4p 6
4p = 26 + 6
4p = 32
32
=8
p= 4 cm
karena p = 8 cm dan l = p 3 = 8 - 3 = 5 cm maka luas persegi panjang itu
adalah L = p x l = 8 x 5 = 40 cm2.
67
3. Diketahui :
AB = (3x 5 ) cm
DC = (2x + 7 ) cm
t = 6 cm
Ditanya :
a. Panjang AB
b. Luas Jajargenjang ABCD
Jawab :
a. Karena ABCD jajarganjang, AB = DC
AB = DC
3x 5 = 2x + 7
3x 2x = 7 + 5
x = 12
Jadi, AB = 3 (12 ) 5 = 36 5 = 31 cm
b. Luas jajargenjang
L =axt
= 31 cm x 6 cm
= 186 cm2
4. Diketahui :
AC = 24 cm
BD = 18 cm
Ditanya :
a. Keliling belah ketupat
b. Luas belah ketupat
Jawab :
1
a. AC = 24 cm maka AE = 2 x 24 = 12 cm
1
BD = 18 cm maka DE = 2 x 18 = 9 cm
68
AD = AE 2+DE 2
= 122+92
= 225 = 15 cm
Keliling belah ketupat ABCD = 4 x AD
= 4 x 15 cm
= 60 cm
1
b. Luas belah ketupat ABCD = 2 x AC x BD
1
= 2 x 24 x 18
= 216 cm2
5. Diketahui :
D
40 cm
A C
(2x+8)cm
B
Penyelesaian :
1
CD = 2 AB = 40
1
2 (2x + 8 ) = 40
2x + 8 = 80
2x = 72
x = 36
1
2 AB = 40 AB = 80
K = 2 (AB + BC) = 2 (AB + CD) = 2 (80 + 40) = 240 cm
69
Keterangan :
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
70
C3 = Penerapan
C4 = Analisis
Lampiran 8
Kisi-kisi Tes Siklus II
Keterangan :
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan
C4 = Analisis
71
Lampiran 9
Tanjungbalai, 2015
Lampiran 10
Tanjungbalai, 2015
Lampiran 11
No Skala penilaian
Aspek yang dinilai
. 1 2 3 4
1. A. Mengkomunikasikan
1. Antusias siswa dalam berdiskusi dalam
setiap kelompok
2. Kemampuan siswa dalam
mendeklamasikan setiap persoalan
3. Kemampuan siswa dalam bertanya
2. B. Kerja Sama
1. Kemampuan siswa bekerja sama dengan
kelompoknya masing-masing
2. Kemampuan siswa dalam melaporkan
hasil diskusi
3. C. Kemampuan Menjawab Soal
1. Kemampuan siswa dalam memahami
materi bangun datar
2. Kemampuan siswa dalam menjawab
persoalan dari guru
5. D. Penyelesaian dan Penggunaan Sumber
1. Kemampuan siswa dalam memanfaatkan
alat peraga dalam proses menyelesaikan
persoalan
Tanjungbalai, 2015
Lampiran 12
Tanjungbalai, 2015
Lampiran 13
no. soal 1 2 3 4 5 a
JLH SBS =
skor maksimal 25 25 15 15 20 b
100 Y
xc
Z
Adila Umar 20 20 15 15 5 75 75
Adipati Ridho Ilhami 10 10 15 15 5 60 60
Aldi Saputra 10 20 15 15 5 65 65
Alwin 20 20 15 15 5 75 75
Andari Sukma 25 25 10 10 18 88 88
Azi Syahfikri 20 20 15 15 5 75 75
Azmi Ripaldi 10 20 10 15 0 55 55
Azwan 10 10 10 15 5 50 50
Cahaya 20 20 15 15 5 75 75
Delima 10 20 15 15 5 65 65
Feri Fatdli 20 20 15 15 20 90 90
Habibie Nurul Ain
20 20 15 15 5 75 75
Panjaitan
Indah Lestari 25 25 15 10 15 90 90
Intan Kumala Sari 25 25 10 10 15 85 85
Irgi Ramadhan 25 25 10 10 10 80 80
Irma Aulia 20 20 15 15 5 75 75
Juliani Ritonga 10 20 15 5 5 55 55
Juniana 10 10 15 5 10 50 50
Lely Nuraini Siregar 20 20 15 15 5 75 75
Listiana Tambuse 20 20 15 15 5 75 75
M. Azwan Nasution 10 10 15 5 10 50 50
M. Rizki 25 25 15 15 15 95 95
Muhammad Al Hafiz 10 10 15 5 10 50 50
Pani Cicilia 20 20 15 15 8 78 78
Rijal Arifin 20 20 15 15 10 80 80
Rini Yanti 25 25 10 10 10 80 80
Riska Rahman 20 20 15 15 5 75 75
Safrida Bugis 20 20 15 15 7 77 77
Sella Aswanti 25 25 10 10 15 85 85
78
Tanjungbalai, 2015
Lampiran 14
no. soal 1 2 3 4 5 a
JLH SBS =
skor maksimal 10 20 25 25 20 b
100 Y
xc
Z
Adila Umar 10 20 25 20 15 90 90
Adipati Ridho Ilhami 10 20 25 15 5 75 75
79
Aldi Saputra 10 20 25 15 15 85 85
Alwin 10 20 25 15 5 75 75
Andari Sukma 10 20 25 15 18 88 88
Azi Syahfikri 10 20 25 15 5 75 75
Azmi Ripaldi 10 20 10 15 10 65 65
Azwan 10 20 10 15 15 70 70
Cahaya 10 20 25 15 5 75 75
Delima 10 20 15 15 3 63 63
Feri Fatdli 10 20 25 25 20 100 100
Habibie Nurul Ain
10 20 25 15 5 75 75
Panjaitan
Indah Lestari 10 20 25 20 15 90 90
Intan Kumala Sari 10 20 20 20 15 85 85
Irgi Ramadhan 10 20 20 20 10 80 80
Irma Aulia 10 20 15 15 5 75 75
Juliani Ritonga 10 10 15 15 20 70 70
Juniana 10 20 25 15 5 75 75
Lely Nuraini Siregar 10 20 25 15 5 75 75
Listiana Tambuse 10 10 15 15 20 70 70
M. Azwan Nasution 10 20 25 25 20 100 100
M. Rizki 10 10 15 15 20 70 70
Muhammad Al Hafiz 10 20 25 15 8 78 78
Pani Cicilia 10 20 25 15 5 75 75
Rijal Arifin 10 20 20 20 10 80 80
Rini Yanti 10 20 15 15 10 75 75
Riska Rahman 10 10 15 15 10 60 60
Safrida Bugis 10 20 25 25 5 85 85
Sella Aswanti 10 20 15 15 15 75 75
Thomas Debi Marsen 10 20 15 15 10 70 70
Winda Irawan 10 20 15 12 5 62 62
Zulianti 10 20 25 15 5 75 75
Tanjungbalai, 2015
Lampiran 15
Lembar Validasi Soal Siklus I
KD Indikator Soal Soal Siklus I Aspek DD DDR TD
O
81
A B
Siswa dapat menghitung besar
keempat sudut belah ketupat 4. Diberikan belah ketupat ABCD, dengan
jika diketahui ABD. ABD = 400. Hitunglah besar
keempat sudut belah ketupat tersebut !
Siswa dapat menentukan
RSP dan PQR jika 5. Perhatikan gambar berikut!
diketahui QPS dan S R
SRQ
P Q
Jika QPS = 500 dan SRQ =
800, maka tentukanlah besar RSP
dan besar PQR!
Tanjungbalai, 2015
Mengetahui,
Validator I Validator II
Tanjungbalai, 2015
Mengetahui,
Validator I Validator II
Lampiran 17
83
I. Standar Kompetensi
Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
III. Indikator
1) Menemukan rumus luas bangun datar.
2) Menggunakan rumus luas trapesium dan layang-layang.
3) Memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan luas bangun
datar (trapesium dan layang-layang).
Pada pelajaran kali ini kalian tidak hanya belajar bentuk dan sifat trapesium
dan layang-layang, tetapi juga belajar menemukan rumus luas dari trapesium dan
layang-layang. Pengetahuan tentang luas trapesium dan layang-layang sangat
bermanfaat dalam kehidupan ananda sehari-hari. Misalnya dalam membuat
mainan layang-layang atau mencat atap rumah.
1. TRAPESIUM
A. Mengenal Sifat Trapesium
Kalian tentu sering melihat bermacam-macam bentuk atap. Ada yang
berbentuk segitiga, setengah lingkaran seperti kubah mesjid, bahkan ada yang
berbentuk trapesium yaitu rumah adat jawa joglo, seperti gambar dibawah ini.
Trapesium
85
Pada gambar di atas kalian dapat melihat atap sebuah bangunan berbentuk
trapesium, tentunya ananda masih ingat sifat dan macam-macam trapesium
bukan!. Perhatikan bagian yang di beri tanda panah pada gambar diatas, bagian
yang ananda lihat merupakan sebuah trapesium, seperti gambar di bawah ini
D C
A B
P Q
A B
Trapesium ABCD tersebut dinamakan trapesium siku-siku karena memiliki 2
sudut siku-siku yaitu sudut BAD dan ADC.
3. Trapesium sebarang
Perhatikan gambar trapezium sebarang WXYZ berikut :
Z Y
W X
Trapesium sebarang adalah trapesium yang sisinya tidak ada yang sama panjang,
tetapi syaratnya sisi WX sejajar dengan sisi YZ.
Kemudian bagian yang di potong khususnya warna kuning di pindahkan pada sisi
kanan persegi panjang, sehingga terbentuk sebuah trapesium MNOP seperti
gambar berikut
P a O
M b Q N
Selanjutnya untuk menentukan panjang sisi alas (b) trapesium MNOP, hitunglah
banyak petak satuan mulai dari M sampai ke titik N.
88
Sedangkan jika panjang sisi atas trapesium ditambahkan dengan panjang sisi alas
trapesium kemudian hasilnya dibagi dua diperoleh:
6 +10
= 8 petak satuan
2
Ternyata hasilnya sama dengan panjang persegi panjang.
Sehingga dapat ditentukan
Soal x tinggi
3 cm
A 9 cm B
89
Penyelesaian
2. Sebuah karton berbentuk trapesium. Jika panjang sisi yang sejajar 20 cm dan
30 cm, dan tinggi trapesium 10 cm. tentukan luas trapesium tersebut!
Penyelesaian
Diketahui:
Panjang sisi atas (a) = 10 cm
Panjang sisi bawah (b) = 16 cm
Tinggi trapesium (t) = 12 cm
Ditanya:
Luas trapesium . . . ?
Jawab:
panjang sisi atas ( a )+ panjang sisi bawah ( b )
Luas trapesium = x tinggi
2
= (10 cm + 16cm) x 12 cm
2
= 13 cm x 12 cm = 156 cm2
Jadi, luas trapesium adalah 156 cm2
2. LAYANG LAYANG
Dari bermacam-macam gambar layang-layang di atas yang akan kita pelajari hari
ini adalah layang-layang segi empat. Perhatikan gambar layang-layang berikut :
90
A C
B
Anton ingin membuat layang-layang seperti gambar di atas untuk bermain dengan
teman-temanya. Bahan yang di butuhkan Anton adalah bilah bambu untuk
membuat bahagian AC dan BD, dan benang untuk membingkai kerangka layang-
layang yaitu sisi AB, BC, CD, DA.
p
91
d2
A d C
1
AC disebut diagonal satu dan disimbolkan dengan d1, dan BD disebut diagonal dua
dan disimbolkan dengan d2.
Untuk menentukan panjang AC atau (d1), hitunglah banyak petak satuan dari titik
A ke titik C.
Diperoleh:
panjang d1 adalah 13 petak satuan.
Ternyata panjang AC atau d1 sama ukurannya dengan panjang persegi panjang (p).
Jadi, Diagonal 1 (d1) = Panjang persegi panjang (p)
= Panjang x Lebar
= Diagonal 1 (d1) x Diagonal 2 (d2)
2
= Diagonal 1 (d1) x Diagonal 2 (d2)
2
Soal
1. Tentukan luas layang-layang
Diketahui:
Luas kertas = 825 cm2
Diagonal 1 = 20 cm
Diagonal 2 = 30 cm
Ditanya:
Luas kertas yang tersisa =..................
Jawab:
Diagonal 1(d 1) x Diagonal 2( d 2)
Luas trapesium =
2
30 cm x 20 cm
=
2
600 cm
=
2
= 300 cm2