Anda di halaman 1dari 3
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi derajat Kesehatan di Provinsi Jawa Timur digambarkan empat indikator pembangunan Kesehatan, yaitu Angka Kematian (Mortalitas), Angka/Umur Harapan Hidup, ‘Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi Masyarakat. 3.1. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung. Kejadian kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat, di samping seringkali digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan dan pelayanan kesehatan. Data kematian di komunitas pada umumnya diperoleh melalui data survei kerena sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Perkembangan tingkat kematian di tahun 2015 akan diuraikan di bawah ini 3.1.1. ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) ‘Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dampak Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), di samping Angka Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB merupakan indikator keberhasilan pembangunan daerah dan juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Gambar 3.1 Perkembangan Capaian, Target Renstra dan MDGs AKI (per 100.000 Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 ~ 2015 ‘Sumber : Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2015 ‘Soksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Toe 7 Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung menurun tiga tahun terakhir. Hal ini bisa dipahami mengingat selama ini telah dilakukan dukungan dari provinsi_ ke kabupaten/kota berupa fasilitasi baik dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan, peningkatan klinis keterampilan petugas lapangan serta melibatkan multi pihak dalam pelaksanaan program KIA. Menurut MDG's tahun 2015, target untuk AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan gambaran AKI per Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2015 adalah sebagai berikut. Gambar 3.2 AKI Per Kabupaten/Kola di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 ‘Sumber : Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota Tahun 2015 ‘Seksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Gambar 3.2 menunjukkan bahwa AKI pada tahun 2015 tertinggi terdapat di Kabupaten Bondowoso yaitu sebesar 188 per 100.000 kelahiran hidup atau kematian ibu pada tahun 2015 di Kabupaten Bondowoso sebanyak 19 orang. Sedangkan AKI terendah ada di Kabupaten Madiun yaitu sebesar 41,9 per 100.000 kelahiran hidup atau kematian ibu pada tahun 2015 di Kabupaten Madiun sebanyak 4 orang. Walaupun capaian AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Renstra dan MDGs, AKI harus tetap selalu ditekan. Berikut proporsi penyebab terjadinya kematian ibu. aoe Gambar 3.3 Proporsi Penyebab Kematian lou Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 lPendarahan MEK! MlInfeksi M Jantung i Lain-lain 6% ‘Sumber: Laporan Kematian Ibu (UKI) KabupateriKota Seksi Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Gambar 3.3 menunjukkan bahwa penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun 2015 adalah Eklampsia yaitu sebesar 31% atau sebanyak 162 orang. Sedangkan penyebab paling kecil adalah infeksi sebesar 6% atau sebanyak 34 orang. 3.1.2 ANGKA KEMATIAN BAY! (AKB) Keadaan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang diperoleh dari laporan rutin relatif sangat kecil, sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa Timur) dinarapkan mendekali kondisi di lapangan. Untuk mencapai target MDGs, dukungan lintas program dan lintas sektor serta organisasi profesi yang terkait upaya peningkatan pelayanan Kesehatan ibu dan bayi sangat diharapkan. Masalah yang terkait dengan KIA, bahwa mulai tahun 2005 sd tahun 2015 ada kecenderungan AKB(sumber BPS Jatim) stagnan di angka 30 per 1.000 KH, kalau pada tahun 2005 pada posisi 36,65 per 1.000 KH sedangkan pada tahun 2012 pada posisi 28,31dan tahun 2013 AKB pada posisi 27,23 sedangkan tahun 2014 AKB 26,66, sedangkan pada tahun 2015 25,3 angka dari BPS Prov. AKB Jatim sampai dengan tahun 2015 masih diatas target MDG's. 3.2. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi_transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging disease masih tinggi Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan gangguan Kesehatan akibat Foden nou cre i euennatn roe? °

Anda mungkin juga menyukai