Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRESENTASI KASUS
Pasien laki laki usia 46 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Tk II Kartika Husada
dengan keluhan demam. Keluhan demam dirasakan sejak 3 hari terakhir. Demam dirasakan
naik turun. Demam turun dengan obat penurun panas, tetapi demam muncul kembali.
Keluhan demam disertai dengan mual dan muntah sebanyak > 5 kali serta nyeri di ulu hati.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan sesak saat pasien tiba di RS.
Pasien mengeluhkan dada terasa berdebar-debar dan tangan gemetaran yang kadang-
kadang muncul. Pasien juga mengeluhkan mudah berkeringat walaupun cuaca tidak terlalu
panas. Keluhan tersebut juga diikuti dengan penurunan berat badan dan peningkatan nafsu
makan sejak 4 tahun terakhir. Selain itu, pasien mengeluhkan terdapat benjolan di leher
kanan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien sebelumnya tidak pernah berobat ataupun dirawat di
rumah sakit.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan di IGD menunjukkan pasien tampak sakit berat
dengan GCS E4V5M6, tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 105x/menit ireguler dan
kuat angkat, frekuensi nafas 32x/menit dan suhu tubuh 40,50 C. Pada pemeriksaan leher
didapatkan massa di regio colli dextra. Pada pemeriksaan thorak didapatkan ronkhi pada
kedua basal paru dan pada pemeriksaan abdomen ditemukan nyeri tekan pada regio
epigastrium.
Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 9 Juli 2017, didapatkan peningkatan
leukosit, trombositopenia, serta sedikit peningkatan SGOT dan SGPT. Pada pemeriksaan urin
didapatkan bilirubin urin +3. Pada rontgen thorak didapatkan gambaran kardiomegali. Dari
hasil EKG didapatkan atrial fibrilasi dengan HR 83 150x/menit dan atrial flutter.
Pada hari pertama perawatan, pasien diberikan terapi cairan IVFD RL 20 tpm dan
oksigen 4 liter/menit bila sesak. Untuk terapi medikamentosa, pasien diberikan injeksi
esomeprazol 1 x 40 mg, injeksi cefotaxim 3 x 1 gr, propranolol 2 x 10 mg p.o. dan
parasetamol 3 x 500 p.o. Pada pasien direncanakan untuk dilakukan pemeriksaan TSH dan
fT4 serta pemeriksaan darah rutin setiap hari.
Pada hari kedua perawatan, pasien masih mengeluhkan demam dan sesak. Dari
pemeriksaan fisik, ditemuka sklera ikterik. Oleh karena itu, dilakukan pemeriksaan bilirubin
total, direk dan USG abdomen. Hasil pemeriksaan bilirubin menunjukkan terdapat
peningkatan bilirubin total dan direk (tabel 4). Dari hasil pemeriksaan USG abdomen
didapatkan gambaran kolesistitis. Terapi tambahan yang diberikan adalah urdafalk 3 x 250
mg p.o.
Pada hari ketiga perawatan, keluhan demam sudah berkurang dan pasien sudah tidak
sesak. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan peningkatan leukosit dibandingkan pada
hasil pemeriksaan sebelumnya. Sehingga antibiotik cefotaxime diganti dengan injeksi
cefoperazon sulbactam 3 x 1 gr.
Pada hari keempat, keluhan pasien sudah tidak ada. Hasil pemeriksaan TSH dan fT4
menunjukkan peningkatan kadar fT4 dan penurunan kadar TSH. Oleh karena itu, pasien
diperbolehkan untuk pulang dan mendapatkan terapi PTU 3 x 100 mg p.o., urdafalk 3 x 250
mg p.o., propranolol 2 x 10 mg p.o., omeprazol 2 x 20 mg p.o. dan levofloxacin 1 x 500 mg
p.o.
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KLINIS
DISKUSI PATOFISIOLOGI
DISKUSI TATALAKSANA