Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh dari
tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan
ketiganya biasa disebut tripusat pendidikan. Lingkungan yang pertama kali dikenal
oleh anak, dan merupakan hal yang terpenting adalah keluarga.
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup (sistem
nasional), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup
bersama keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaaan membantu
anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antar indvidu, kerja
sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan.
Namun disayangkan kurangnya komunikasi terhadap orang tua siswa dengan
guru yang mengajar di sekolah dimana tempat anaknya dititpkan untuk menuntut
ilmu pendidikan. Dengan kurangnya komunikasi pada ketiga elemen ini membuat
ketidak seimbangan informasi terhadap anak didiknya baik pada saat sekolah, di
rumah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari keluarga, sekolah, dan masyarakat?
2. Apa saja peranan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat?
3. Bagaimana bentuk pendidikan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2. Untuk mengetahui peranan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Untuk mengetahui bentuk pendidikan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Keluarga
Secara bahasa, keluarga berasal dari dua struktur kata, yakni kata kula dan
kata warga. Kula berarti abadi atau hamba. Warga berarti anggota. Kamus Umum
Bahasa Indonesia (1980: 471) menyebut keluarga dengan arti sanak saudara yang
bertalian darah karena faktor keturunan yang dihasilkan atas dasar perkawinan.
Dalam sebuah keluarga minimal terdapat suami-istri dan anak-anak yang dilahirkan
atas hasil perkawinan yang syah menurut ajaran agama.
Dalam ilmu sosologi, keluarga dapat digolongkan menjadi keluarga yang luas
dan keluarga yang sempit. Dalam pengertian yang luas, keluarga meliputi semua
pihak yang mempunyai hubungan darah atau keturunan. Sedangkan dalam pengertian
yang sempit, keluarga meliputi orang tua (ibu dan ayah) dengan anak-anaknya.
Keluarga dalam pengertian yang sempit inilah, yang lazim ada di masyarakat
Indonesia. (Jalaluddin, 1997: 20).
Dalam bahasa Arab, keluarga disebut dengan asyirah, ailah, usrah, ahillah
dan sulalah. Kata-kata tadi, memiliki makna yang dalam pengertian Indonesia.
Pengertian yang dimaksud adalah, sesuatu dapat dianggap sebagai sebagai keluarga
apabila terdapat bapak, ibu dan anak-anak yang tinggal dalam rumah mereka. Mereka
satu sama lain terikat oleh komitmen bersama dan memliki hak yang sama dalam
menentukan arah dan kebijakan yang akan ditempuh di dalamnya.
2. Sekolah
Istilah sekolah berasal dari kata Yunani schole (Latin: schola; Inggris: school).
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah keluarga. Sekolah mempunyai
peranan yang besar terhadap pembinaan remaja untuk menjadi manusia dewasa dan
bertanggung jawab. Dalam rangka membina anak didik, kadang sekolah juga menjadi
sebab timbulnya krisis moral remaja.
Gorton (1976: 84) mendefinisikan bahwa sekolah adalah suatu sistem
organisasi, dimana terdapat sejumlah orang yang bekerja sama dalam rangka
mencapai tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional.
M. Ngalim Purwanto (1998: 31) mengatakan bahwa pendidikan yang berlaku
di Indonesia, masih banyak bersifat intelektualitas dan verbalistis. Kebanyakan
sekolah masih mementingkan pendidikan intelek, dengan memompakan ilmu
pengetahuan pada otak anak. Kita akan percuma mendidik anak-anak hanya menjadi
orang yang berilmu pengetahuan saja, tetapi jiwa dan wataknya tidak dibangun dan
dibina. Dengan demikian, pendidikan dalam membentuk watak manusia adalah hal
penting, yang harus dilakanakan oleh para pendidik sebagai pembangun masyarakat
dan Negara.
3. Masyarakat
Menurut asal bahasanya masyarakat merupakan istilah yang diambil dari akar
kata bahasa Arab Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Dalam rumusan
lain, istilah masyarakat dapat dikelompokkan dalam pengertian luas (makro) dan
sempit (mikro). Dalam pengertian luas masyarakat berarti society yakni anggota
masyarakat yang dihubungkan dengan penduduk dalam ruang lingkup sangat luas.
Selo Sumardjan mengartikan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan. Pendapat tersebut mengindikasikan masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi.
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang bersatu dengan cara tertentu,
guna memenuhi hasrat kemasyarakatan bersama. Dalam kehiduapan bermasyarakat,
dikenal bermacam-macam pergaulan anak-anak sampai pergaulan dewasa.
Kehidupan masyarakat pada umumnya berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Saling meniru di antara anak dengan temannya sangat cepat dan sangat kuat.
Pengaruh kawan sangat bersar terhadap akal dan akhlaknya. Dengan demikian, dapat
dipastikan masa depan anak tergantung pada keadaan masyarakat dimana anak itu
bergaul. Begitu juga sebaliknya, anak yang hidup diantara orang-orang yang buruk
akhlaknya, ia akan menjadi buruk akhlaknya.
Bertolak dari pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa
lingkungan hidup anak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pembentukan
akhlak dan pembentukan pribadinya. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif
dan negatif.
B. Peranan
1. Peranan Keluarga
Peranan orang tua bagi pendidikan anak menurut Idris dan Jamal (1992),
adalah memberikan dasar pendidikan, sikap dan keterampilan dasar seperti,
pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetik, kasih sayang, rasa aman,
dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasaan-
kebiasaan.
Dilihat dari segi pendidikan keluarga merupakan suatu kesatuan hidup (sistem
social) dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup
bersama keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membentuk
anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja
sama, disiplin, tinkah laku yang baik, serta pengakuan akan kewibawaan. Sumbangan
keluarga bagi pendidikan anak adalah:
Melatih anak menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan,
berbicara, berjalan, berdoa dan yang lainnya. Hal ini berkaitan erat dengan
perkembangan diri anak sebagai seorang pribadi.
Sikap orang tua kepada anak sangat mempengaruhi perkembagan anak. Sikap
menerima atau menolak, sayang atau acuh tak acuh, sabar atau terburu-buru,
melindungi atau membiarkan anak, secara langsung memberikan pengaruh
kepada anak dalam hal reaksi emosional anak. Keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam
keluargalah manusia dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa. Pendidikan
yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai
dasar untuk mengikuti pendidikan selnjutnya di sekolah. Hal ini berarti
keluarga memiliki tanggung jawab kepada anak dalam hal pendidikan.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan di bina oleh kedua
orang tua terhadap anak antara lain:
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung ini alami untuk
dilaksanakan.
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang
dapat membahayakan dirinya.
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia dewasa mampu berdiri
sendiri dan membantu orang lain.
d. Membahagiakan anak untuk dunia akhirat dengan memberinya pendidikan
agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Peranan orang tua dalam konteks pembinaan anak dalam keluarga meliputi:
1. Peran sebagai pendidik, 2. Peran sebagai panutan, 3. Peran sebagai pendorong, 4.
Peran sebagai pengawas, 5. Peran sebagai teman, 6. Peran sebagai inspirasi, 7. Peran
sebagai konselor.
2. Peranan Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan. Karena kemajuan zaman, maka keluarga tidak mungkin
lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi anak terhadap iptek. Semakin maju
suatu masyarakat,semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi
muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat itu. Suatu alternatif
yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan sekolah dalam perannya sebagai
lembaga pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, antara lain:
a. Pengajaran yang mendidik
Yaitu pengajaran yang serentak memberi peluang pencapaian tujuan
instruksional bidang studi dan tujuan-tujuan umum pendidikan lainnya.
b. Peningkatan dan pemantapan program bimbingan dan konseling (BK) di
sekolah.
c. Pengembangan perpustakaan sekolah
Perpustakan sekolah merupakan salah satu pusat sumber belajar, yang
mengelola bukan hanya bahan pustaka tetapi juga berbagai sumber
belajar lainya.
d. Peningkatan program pengelolaan sekolah.
3. Peranan Masyarakat
Masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berlangsungnya
segala aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. Untuk itu bahan apa yang
akan diberikan kepada anak didik sebagai generasi harus disesuaikan dengan keadaan
dan tuntunan masyarakat dimana kegiatan pendidikan berlangsung. Ada tujuh
tingkatan peran serta masyarakat (dirinci dari tingkat partisipasi terendah ke yang
tinggi), yaitu:
a. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Pada
tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk
mendidik anak-anak mereka.
b. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga.
Masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik
sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, atau tenaga.
c. Peran serta secara pasif maksudnya masyarakat menyetujui dan menerima
apa yang diputuskan pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite
sekolah memutuskan agar orang tua membayar iuran bagi anaknya yang
bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan mematuhinya.
d. Peran serta melalui adanya konsultasi. Orang tua datang ke sekolah untuk
berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.
e. Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/ masyarakat terlibat dalam
kegiatan sekolah.
Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur
pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Segala pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan sekolah akan
berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat.
C. Bentuk-Bentuk Pendidikan
Kegiatan pendidikan pada umumnya berlangsung di dalam suatu bentuk
pendidikan. Bentuk-bentuk pendidikan merupakan suatu tempat atau lingkungan
dimana anak dapat menerima sesuatu yang berada di luar diri mereka. Dalam
memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja
diadakan (usaha sadar) atau yang tidak sadar dari orang yang dewasa yang normatif
disebut pendidikan. Sedangkan yang lain disebut pengaruh. Lingkukngan yang
sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak digolongkan ke dalam tiga bentuk
yaitu:
1. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar, sejak lahir sampai mati di dalam keluarga,
dalam pekerjaan atau pergaulan sehari-hari dan yang menjadi penanggug jawab
penyelenggara pendidikan adalah orang tua.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam
membentuk pola kepribadian anak. Untuk pelaksanaan pendidikan informal dalam
keluarga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir,
Hubungan kodrati orang tua dan anak yang sangat erat,
Keadaan anak fisik maupun pisikis,
Ketidakberdayaan anak dan ketergantungan anak,
Fungsi pendidikan informal dalam kaitannya dengan pendidikan
selanjutnya,
Kemampuan dan kesempatan orang tua.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penddikan yang dilaksanakan dalam
keluarga diarahkan kepada pembentukan pembiasaan anak dengan diberi contoh
dalam cerminan hidup sehari-hari dari orang tua, bagaimana cara mengucap, bergaul
dll.
2. Pendidikan formal
Lembaga pendidikan formal adalah sekolah merupakan lembaga social yang
tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Sekolah adalah lembaga
pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Sekolah merupakan satu faktor
yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama
kecerdasannya, sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak.
Pembinaan pendidikan untuk peserta didik didasarkan atas kepercayaan dan
tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu atau tidak
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pendidikan lingkungan keluarga. Hal
tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain:
Faktor keterbatasan pengetahuan orang tua.
Faktor kesempatan waktu.
Faktor perkembangan anak.
Faktor lingkungan.
3. Pendidikan Nonformal
Pendidikan non formal adalah bentuk pendidikan yang berlangsung di dalam
masyarakat. Masyarakat juga merupakan faktor yang sangat penting bagi
kelangsungan pendidikan anak, karena bagaimanapun anak tidak dipisahkan dari
lingkungan masyarakatnya.
Pada hakikatnya pendidikan non formal merupakan bentuk pendidikan yang
ketiga yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang.
Pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah adalah bentuk pendidikan yang
diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana di luar kegiatan sekolah dan
tidak terlalu mengikuti peraturan yang tetap dan ketat. Termasuk di dalamnya
kegiatan-kegiaan yang diberikan kepada:
Anak-anak yang belum pernah sekolah.
Anak-anak yang meninggalkan penddikan SD dan tidak melanjutkan
lagi.
Orang-orang dewasa (adult education).
Kepada masyarakat satu lingkungan budaya (community education).
KESIMPULAN
Keluarga adalah suatu kumpulan orang yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang tinggal dalam satu rumah. Pendidikan yang diberikan orang tua tidak hanya
diberikan di lingkungan keluarga saja akan tetapi di lingkungan sekolah dan
masyarakat juga. Adapun peran keluarga yaitu 1. Peran sebagai pendidik, 2. Peran
sebagai panutan, 3. Peran sebagai pendorong, 4. Peran sebagai pengawas, 5. Peran
sebagai teman, 6. Peran sebagai inspirasi, 7. Peran sebagai konselor. Bentuk-bentuk
pendidikan nya meliputi: 1) pendidikan informal, 2) pendidikan formak, 3)
pendidikan nonformal.
DAFTAR PUSTAKA

Soelaeman, Munandar. (1998). Ilmu Sosial Dasar. PT. Refika Aditama,


Bandung.
Hidayat, Yayat dkk. (2008). Membentuk Keluarga Sakinah. Mulia Press,
Bandung.
Saepudin, Asep. (2009). Manajemen Kemitraan Sekolah dan Masyarakat. PT
Sarana Panca Karya Nusa.
http://jejakpine.blogspot.com/2013/05/makalah-peranan-keluargamasyrakat-
dan.html?m=1
http://delsajoesafira.blogspot.com/2011/12/bentuk-bentuk-pendidikan.html?
m=1.

Anda mungkin juga menyukai