CARA PEMERIKSAAN :
- MMelihat (inspeksi) - Meraba (palpasi)
- MMengetuk (perkusi - Mendengar (Auskultasi)
PERSIAPAN :
- AlAlat :
Lampu baterey Stetoskop
Spatel lidah Bengkok
Sarung tangan dan vaselin Kom berisi larutan desinfektan
Refleks hammer Tensi meter
Termometer Catatan medik
Buku catatan perawat Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan
- p Pasien :
- P pasien diberi tahu
Prosedur - P posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
PELAKSANAAN :
- L *Melakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala.
- P *Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan pemeriksaan daerah dada setelah
selesai baju dipasang kembali.
- *Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian dilakukan pemeriksaan bagian
perut dan sekitarnya, setelah selesai pakain bawah dipasang kembali.
- * Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai pasien dengan menggunakan
refleks hammer.
- T *Tekanan darah diukur bila perlu.
- * *Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan.
- *Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke tempat semula.
Pelaksana Dokter dan Perawat
SOP Tanggal Terbit Disetujui oleh,
Menjahit Luka
Pengertian Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh
karena trauma.
Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut.
15. H2O2 3 %
16. Cairan NaCl
20. Spuit 3 cc
21. Spuit 5 cc
Penatalaksanaan :
1. Persiapan Pasien
a. Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu tindakan jahit, luka
cukup dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan
dibalut dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa
dilakukan penjahitan.
Menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan dil;akukan dibersihkan dan
akan dilakukan.
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam dengan perdarahan
banyak, prinsip penangananya adalah dengan :
2. Persiapan Lingkungan
c. Pemasangan sketsel.
3. Persiapan Petugas
4. Penatalaksanaan Luka
Membersihkan luka dengan cara :
c. Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan cara menggunting
jaringan yang rusak/mati tergantung pada factor bagaimana terjadinya cedera,
umur luka dan adanya potensi infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan atau melakukan
hemostasis dengan jahitan dengan cara mengambil klem steril dengan tangan
kanan yang sudah memakai handscoen steril, menjepitkan klaim pada pembuluh
darah yang terputus dan meminta tolong paramedis lain untuk membantu
memegangi, kemudian mengikat pembuluh darah di bagian atas klaim dengan
menggunakan kedua tangan dan mengikat dengan memakai benang serap
(catgut). Pengikatan dilakukan dengan menggunakan simpul bedah (surgeons
knot).
2). Membersihkan sekitar luka dengan cairan pembersih (betadin) dengan cara
mengusap dari sekitar pinggir luka ke arah luar, jangan sampai cairan pembersih
masuk ke dalam luka.
f. Memasang duk di atas luka (caranya) dengan cara meletakkan duk di atas luka
sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
g. Mempersempit lapangan dengan meletakkan duk steril (duk lobang) di atas luka
dengan cara meletakkan duk di atas luka sehingga yang tampak hanya luka dan
daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
i. Bila hasil tes negatif dilakukan anastesi lokal dengan menyuntikkan lidokain pada
sekitar luka dengan cara menyuntikan lidokain (dosis maksimum dewasa :
dengan epinefrin :7 mg/kgBB maksimum 500mg, tanpa epinefrin : 4,5 mg/kgBB
maksimum 300 mg) dipinggir luka diarahkan ke samping kanan dan kiri luka
sampai merata.
2).Lemak subkutan disatukan dengan lemak sub cutan yang terpisah dengan
menggunakan pinset cirurgi .Sedikit jahitan untuk menutup ruang mati. Lihat SOP
HECTING dilembar lampiran.
4). Epidermis ditutup, simpul jahitan ditempatkan di samping tepi luka dan tepi kulit
diratakan / dirapikan dengan hati-hati untuk meningkatkan penyembuhan
optimal. Lihat SOP HEACTING.
5). Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa dengan pinset lalu membasahinya
dengan betadin, kemudian dioleskan di atas luka.
6). Permukaan luka ditutup dengan kasa steril kemudian direkatkan dengan
plester mengambil kasa steril yang terlipat, kemudian diletakan di atas luka
sampai menutup jahitan dan sekitarnya. Kemudian diplester.
4). Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan (sepertiga lengan atas
bagian dalam) menyingsingkan lengan baju ke atas sampai sendi bahu.
5). Pasang perlak di bawah daerah yang akan dilakukan injeksi intra cutan.
6). Ambil obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan aqua bidest menjadi 1cc lalu
siapkan pada bak steril.
7). Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas alcohol mengambil
kapas dibasahi alkohol dan dioleskan memutar dari dalam keluar.
8). Menegangkan dengan tangan kiri menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
meregangkan kulit sepertiga lengan atas sebagai daerah tempat penyuntikan.
12). Melingkari daerah sekitar gelembung dengan spidol dengan diameter 2,5 cm ambil
spidol untuk menandai daerah suntikan dengan diameter 2,5 cm.
14). Amati daerah lingkaran bila positif tandanya adanya kemerahan atau bengkak.
Observasi adanya reaksi alergi sistemik (misalnya : sulit bernafas, sulit bernafas,
keringat dingin, pingsan, mual dan muntah).
15). Kembalikan posisi klien mengatur lengan baju pada posisi semula (diturunkan).
16). Buang peralatan yang tidak digunakan ditempat sampah medis dan mengambili
barang-barang yang sudah kotor atau tidak dipakai dan dimasukkan ketempat
sampah medis.
19). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (sesuai SOP). Semua kegiatan
yang telah dilakukan dicatat di rekam medis pasien.
Kebijakan 1. Adanya analis yang diberi tanggung jawab untuk kegiatan laboratorium
pada jam kerja laboratorium
1. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Torniquet
4. Botol darah
5. Perlak dan pengalas
Penatalaksanaan :
a. Nama pasien
b. Umur
Pengertian Memberikan pengobatan melalui mulut, guna mendapatkan hasil yang optimal
Tujuan Sebagai acuan pemberian obat secara per oral
Kebijakan Tersedianya obat-obatan yang diperlukan pasien
PERSIAPAN ALAT :
1. Obat sesuai kebutuhan (puyer, tablet, kapsul,)
2. Sendok
3. Gelas dengan air minum
4. Lap bersih/tisu
P PENATALAKSANAAN :
1. *Memberitahu pasien
2. *Menyiapkan obat
3. *Perawat cuci tangan
4. *Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan dan dicocokkan dengan nama pasien
5. *Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu sampai obat tersebut betul-
betul ditelan habis oleh pasien
6. *Observasi respon pasien
7. *Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
8. *Perawat cuci tangan
Prosedur
Pelaksana Perawat
SOP PEMELIHARAAN ALKES/KEPERAWATAN
Kebijakan
a. Peralatan :
- Alat kotor
- Air mengalir
b. Prosedur :
a. Peralatan :
- Alat-alat logam
- Sterilisator
- Panas kering
b. Prosedur :
00 1/2
Plat elektrode
Jelly
bengkok
Tissue
Kertas EKG
KLINIK NEBULAIZER
PRATAMA P2P
........ . 1/1
1. Tabung O 2
3. Masker oksigen
4. Nebulizer 1 set.
6. Stetoskop.
7. Tissue.
8. Nierbeken/bengkok.
9.
Persiapan Pasien :
Pelaksanaan :
6. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow
apakah timbul uap atau embun.
8. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan sebentar, lalu
ekspirasi.
10. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif untuk
mengeluarkan sekret.
11. Perhatian :
Pelaksana Perawat
SOP / PROTAP
PEMBERIAN OBAT PER INJEKSI
No Dokumen No Revisi Halaman
RUANG
TINDAKAN
Pengertian Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Kebijakan Seluruh perawat diijinklan melakukan penjahitan dan perawatan luka, tetapi tidak
pada luka putus tendon
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirrugis
d. Gunting jaringan
e. Arteri klem
f. Container untuk cairan irigasi
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
4. Neerbeken (bengkok)
5. Kom kecil/ sedang
6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul
9. Topical terapi
a. Gentamicin salep 0,3 %
b. Lidokain ampul
10. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Betadine
Persiapan Alat :
Non Streril
1. Schort / Gown
2. Perlak + Alas Perlak / Underpad
3. Gunting Verband
4. Neerbeken / Bengkok
5. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
6. Tempat Sampah
2. Pemeriksaan Ttv
1) Persiapan Alat : Bengkok Didekatkan Dan Kasa Didekatkan Cairan Ns Dan Betadine
2) Pembersihan Dengan Ns
4) Bersihkan Peralatan
5) Observasi
6) Konseling
9) Diplester / Hipafix
12) Observasi
Konseling
RUANG
TINDAKAN
Pengertian Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh
karena trauma.
Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut.
B Betadine solution
H H2O2 3 %
1 Cairan NaCl
1 Termometer axilla
Timer / Jam
Spuit 3 cc
Spuit 5 cc
Pisau cukur
Penatalaksanaan :
1. Persiapan Pasien
a. Jika luka ringan, / ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu tindakan jahit, luka
cukup dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan
dibalut dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa
dilakukan penjahitan.
Menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan dil;akukan dibersihkan dan
akan dilakukan.
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam dengan perdarahan
banyak, prinsip penangananya adalah dengan :
2. Persiapan Lingkungan
c. Pemasangan sketsel.
3. Persiapan Petugas
4.
Penatalaksanaan Luka
C c. Membuang jaringan mati dan benda asing lainnya dengan cara menggunting
jaringan yang rusak/mati tergantung pada factor bagaimana terjadinya cedera,
umur luka dan adanya potensi infeksi.
d. Klem dan ikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan atau melakukan
hemostasis dengan jahitan dengan cara mengambil klem steril dengan tangan
kanan yang sudah memakai handscoen steril, menjepitkan klaim pada pembuluh
darah yang terputus dan meminta tolong paramedis lain untuk membantu
memegangi, kemudian mengikat pembuluh darah di bagian atas klaim dengan
menggunakan kedua tangan dan mengikat dengan memakai benang serap
(catgut). Pengikatan dilakukan dengan menggunakan simpul bedah (surgeons
knot).
2). Membersihkan sekitar luka dengan cairan pembersih (betadin) dengan cara
mengusap dari sekitar pinggir luka ke arah luar, jangan sampai cairan pembersih
masuk ke dalam luka.
f. Memasang duk di atas luka (caranya) dengan cara meletakkan duk di atas luka
sehingga yang tampak hanya luka dan daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
Gg. Mempersempit lapangan dengan meletakkan duk steril (duk lobang) di atas luka
dengan cara meletakkan duk di atas luka sehingga yang tampak hanya luka dan
daerah sekeliling luka sekitar 1 cm.
i. Bila hasil tes negatif dilakukan anastesi lokal dengan menyuntikkan lidokain
pada sekitar luka dengan cara menyuntikan lidokain (dosis maksimum dewasa :
dengan epinefrin :7 mg/kgBB maksimum 500mg, tanpa epinefrin : 4,5 mg/kgBB
maksimum 300 mg) dipinggir luka diarahkan ke samping kanan dan kiri luka
sampai merata.
2).Lemak subkutan disatukan dengan lemak sub cutan yang terpisah dengan
menggunakan pinset cirurgi .Sedikit jahitan untuk menutup ruang mati. Lihat SOP
HECTING dilembar lampiran.
4) 4). Epidermis ditutup, simpul jahitan ditempatkan di samping tepi luka dan tepi
kulit diratakan / dirapikan dengan hati-hati untuk meningkatkan penyembuhan
optimal.
5 5). Luka diolesi betadin satu arah mengambil kasa dengan pinset lalu
membasahinya dengan betadin, kemudian dioleskan di atas luka.
6 6). Permukaan luka ditutup dengan kasa steril kemudian direkatkan dengan
plester mengambil kasa steril yang terlipat, kemudian diletakan di atas luka
sampai menutup jahitan dan sekitarnya. Kemudian diplester.
4). Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan (sepertiga lengan atas
bagian dalam) menyingsingkan lengan baju ke atas sampai sendi bahu.
5). Pasang perlak di bawah daerah yang akan dilakukan injeksi intra cutan.
6). Ambil obat ATS dan ambil 0,1 cc diencerkan dengan aqua bidest menjadi 1cc lalu
siapkan pada bak steril.
7). Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas alcohol mengambil
kapas dibasahi alkohol dan dioleskan memutar dari dalam keluar.
8). Menegangkan dengan tangan kiri menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
meregangkan kulit sepertiga lengan atas sebagai daerah tempat penyuntikan.
12) . Melingkari daerah sekitar gelembung dengan spidol dengan diameter 2,5 cm
ambil spidol untuk menandai daerah suntikan dengan diameter 2,5 cm.
14). Amati daerah lingkaran bila positif tandanya adanya kemerahan atau bengkak.
Observasi adanya reaksi alergi sistemik (misalnya : sulit bernafas, sulit bernafas,
keringat dingin, pingsan, mual dan muntah).
15). Kembalikan posisi klien mengatur lengan baju pada posisi semula (diturunkan).
16). Buang peralatan yang tidak digunakan ditempat sampah medis dan mengambili
barang-barang yang sudah kotor atau tidak dipakai dan dimasukkan ketempat
sampah medis.
19). Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (sesuai SOP). Semua kegiatan
yang telah dilakukan dicatat di rekam medis pasien.
Kebijakan
Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas
klinik bahwa ambulan sudah siap)
Pelaksana perawat