Urip Haryanto.
1. LATAR BELAKANG
Untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Desa dan mengatasi masalah di atas, Pemerintah
Pusat merintis lembaga bisnis di tingkat Desa, yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
yang harus didirikan dan dikelola oleh Pemerintah Desa dan warganya. Pendirian BUMDes
ini harus atas inisiatif warga masyarakat Desa dan Pemerintah Desa itu sendiri, sesuai potensi
Desa, dan berbadan hukum. Permodalan BUMDes diperoleh dari : Pemerintah Desa,
masyarakat, bantuan pemerintah (kabupaten, provinsi dan pusat), hibah, pinjaman, dan
penyertaan modal bagi hasil. Definisi BUMDes secara umum adalah wadah usaha Desa yang
memiliki semangat kemandirian, kebersamaan, dan kegotong-royongan antara Pemerintah
Desa dan masyarakatnya untuk mengembangkan aset-aset lokal dalam memberikan
pelayanan dan meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pemerintah Desa. Bentuk
organisasi BUMDes adalah BUMDes mandiri, BUMDes yang memiliki saham di
perusahaan-perusahaan (perseroan terbatas/PT), dan holding (grup perusahaan).
Penetapan potensi Desa yang akan dikembangkan ini dilakukan oleh Kepada Desa dengan
masukkan dari masyarakat, atau atas bantuan konsultan.
Pemerintah Desa menetapkan berapa besar penyertaan dengan nilai Rupiah yang akan
disetorkan dalam BUMDes ini, yang memiliki nilai minimal 51 % (lima puluh satu prosen)
dari keseluruhan modal awal BUMDes.
Pemerintah Desa melakukan observasi terhadap masyarakat Desa untuk memiliki penyertaan
modal BUMDes maksimal 49 % (empat puluh sembilan prosen). Masyarakat pengusaha ini
bisa petani, pedagang, usaha jasa atau home industri. Bisa juga dari masyarakat lainnya,
seperti keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS), keluarga TNI, keluarga Polri atau karyawan
swasta. Jumlah penyertaan ini dikumpulkan dari sejumlah orang.
Musyawarah Desa atau semacam rapat calon pemegang saham dalam pendirian BUMDes
terdiri dari :
Dalam Musyawarah Desa yang diundang (hadir) adalah Kepala Desa, Kepala Badan
Perekomian Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), masyarakat calon pemegang saham.
Sebagai peninjau dari organisasi-organisasi masyarakat di tingkat Desa.
Penyusunan Peraturan Desa yang akan dikeluarkan oleh Kepada Desa tentang pendirian
BUMDes ini. Peraturan ini sebagai dasar dari Anggaran Dasar BUMDes yang akan disusun
kemudian.
7. Penetapan Kantor
1. Peraturan Desa.
2. Daftar Hadir Rapat Umum (Musyawarah Desa).
3. Copy KTP Masyarakat yang Melakukan Penyertaan Modal BUMDes.
Jadwal ini dimulai dari pekerjaan penjelasan kepada kepala desa sd menyampaikan informasi
kepada Kementerian KPDT.
HARI KE
NO A K T I V I T A S
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
I Penjelasan Kepada Kepala Desa XX
Musyawarah Pendirian BUMDes (Rapat
II
Umum)
1. Desa 1 X
2. Desa 2 X
3. Desa 3 X
4. Desa 4 X
5. Desa 5 X
6. Desa 6 X
Pengumpulan Notulensi Musyawarah Desa,
III
Profil
Desa,Foto-foto, dan Data Lainnya XX XX XX XX
III Penyusunan Peraturan Desa XX XX XX XX XX XX XX
Pengajuan Pengesahan BUMDes Ke
IV XX
Pemkab/Pemkot
V Penetapan Kantor BUMDes XX XX XX XX
Pengurusan NPWP, SIUP, TDP dan Lain-
VI ?
lain
VII Penyusunan Company Profile BUMDes XX XX XX XX XX XX
Penyampaian Informasi Ke Kemendesa
VIII ?
PDTT
CATATAN :
Satu paket pendirian BUMDes terdiri dari 6 desa yang dilaksanakan selama 10 hari.
Musyawarah pendirian BUMDes dilakukan selama 3 jam per Desa. Jadi untuk 6 Desa
memerlukan waktu 3 hari dengan jadwal sebagai berikut :
2. Hari Kedua
3. Hari Ketiga
TAHAPAN PENDIRIAN
V PENYETORAN MODAL/SAHAM :
Penyetoran modal (saham) sesuai yang ditentukan
dari
Poin II.4 di atas dari Pemerintah Desa dan
masyarakat.
** Urip Haryanto.