Anda di halaman 1dari 8

TERMS OF REFERENCE PENDIRIAN

BADAN USAHA MILIK DESA DALAM


RANGKA PENGEMBANGAN EKONOMI
MASYARAKAT DESA DAN
PENYERAPAN DANA BANTUAN
PEMERINTAH PUSAT
9 Januari 2017 Rhian DKincai Berita Utama, Headline News, Nusantara, Refleksi 0

Urip Haryanto.

1. LATAR BELAKANG

Kelemahan Desa, baik Pemerintah Desa maupun masyarakatnya, dalam mengembangkan


potensi-potensi Desa untuk peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa,
antara lain: penataan kelembagaan Desa belum berjalan secara maksimal, keterbatasan
kapasitas sumberdaya manusia (SDM) di desa untuk mengelola dan mengembangkan
ekonomi yang akuntable dan berkinerja baik, rendahnya inisiatif lokal untuk menggerakkan
ekonomi lokal bagi peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi warga Desa, belum
berkembangnya proses konsolidasi dan kerja sama antar pihak untuk mewujudkan ekonomi
kerakyatan, dan kurangnya responsivitas Pemerintah Daerah (kabupaten dan provinsi) dalam
menetapkan program unggulan untuk memberdayakan Desa dan kesejahteraan
masyarakatnya.

Untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Desa dan mengatasi masalah di atas, Pemerintah
Pusat merintis lembaga bisnis di tingkat Desa, yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
yang harus didirikan dan dikelola oleh Pemerintah Desa dan warganya. Pendirian BUMDes
ini harus atas inisiatif warga masyarakat Desa dan Pemerintah Desa itu sendiri, sesuai potensi
Desa, dan berbadan hukum. Permodalan BUMDes diperoleh dari : Pemerintah Desa,
masyarakat, bantuan pemerintah (kabupaten, provinsi dan pusat), hibah, pinjaman, dan
penyertaan modal bagi hasil. Definisi BUMDes secara umum adalah wadah usaha Desa yang
memiliki semangat kemandirian, kebersamaan, dan kegotong-royongan antara Pemerintah
Desa dan masyarakatnya untuk mengembangkan aset-aset lokal dalam memberikan
pelayanan dan meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pemerintah Desa. Bentuk
organisasi BUMDes adalah BUMDes mandiri, BUMDes yang memiliki saham di
perusahaan-perusahaan (perseroan terbatas/PT), dan holding (grup perusahaan).

Dasar hukum pendirian BUMDes ini terdiri dari :

1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.


2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (dana perimbangan pusat daerah).
4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4
Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Desa.
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah serta Peraturan Menteri di atas teknis


pelaksanaannya dilimpahkan kepada Bupati/Wali Kota dengan menerbitkan Peraturan Daerah
Tentang Pendirian dan Pengelolaan BUMDes.

1. TUJUAN PENDIRIAN BUMDes

Tujuan pendirian Badan Usaha Milik Desa ini terdiri dari :

1. Meningkatkan perekonomian Desa.


2. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa.
3. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa.
4. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar Desa dan/atau dengan pihak ketiga.
5. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum
warga.
6. Membuka lapangan kerja.
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum,
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa.
8. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Menetapkan Potensi Desa yang Akan Dikembangkan

Penetapan potensi Desa yang akan dikembangkan ini dilakukan oleh Kepada Desa dengan
masukkan dari masyarakat, atau atas bantuan konsultan.

2. Menetapkan Penyertaan Modal Pemerintah Desa

Pemerintah Desa menetapkan berapa besar penyertaan dengan nilai Rupiah yang akan
disetorkan dalam BUMDes ini, yang memiliki nilai minimal 51 % (lima puluh satu prosen)
dari keseluruhan modal awal BUMDes.

3. Observasi Masyarakat Desa Sebagai Bagian Penyertaan Modal BUMDes

Pemerintah Desa melakukan observasi terhadap masyarakat Desa untuk memiliki penyertaan
modal BUMDes maksimal 49 % (empat puluh sembilan prosen). Masyarakat pengusaha ini
bisa petani, pedagang, usaha jasa atau home industri. Bisa juga dari masyarakat lainnya,
seperti keluarga Pegawai Negeri Sipil (PNS), keluarga TNI, keluarga Polri atau karyawan
swasta. Jumlah penyertaan ini dikumpulkan dari sejumlah orang.

4. Musyawarah Pendirian BUMDes

Musyawarah Desa atau semacam rapat calon pemegang saham dalam pendirian BUMDes
terdiri dari :

1. Penjelasan tentang latar belakang, fungsi dan kegunaan BUMDes.


2. Musyawarah penetapan potensi ekonomi desa yang akan dikembangkan melalui
BUMDes.
3. Penjelasan bisnis BUMDes.
4. Penjelasan organisasi BUMDes.
5. Kerja sama BUMDes dengan pihak-pihak lainnya.
6. Pendirian BUMDes :

f.1. Menetapkan kegiatan usaha yang akan dilakukan/dikembangkan.

f.2. Menetapkan jumlah penyertaan dan nilai penyertaan modal (saham).

f.3. Membuat uraian tugas (job analysis).

f.4. Membuat struktur organisasi.

f.5. Menetapkan nama BUMDes

f.6. Penetapan Penasihat (Komisaris).

f.7. Penetapan Dewan Pengawas

f.8. Penetapan Pengelola (Eksekutif).

Dalam Musyawarah Desa yang diundang (hadir) adalah Kepala Desa, Kepala Badan
Perekomian Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), masyarakat calon pemegang saham.
Sebagai peninjau dari organisasi-organisasi masyarakat di tingkat Desa.

5. Penyusunan Peraturan Desa

Penyusunan Peraturan Desa yang akan dikeluarkan oleh Kepada Desa tentang pendirian
BUMDes ini. Peraturan ini sebagai dasar dari Anggaran Dasar BUMDes yang akan disusun
kemudian.

6. Penyusunan Profil BUMDes

Penyusunan Profil BUMDes atau Company Profile.

7. Penetapan Kantor

Penetapan kantor operasional BUMDes

8. Pengajuan Pengesahan BUMDes


Pengajuan Pengesahan BUMDes kepada bupati/wali kota melalui Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa (BPMD). Surat permohonan pengesahan dari Kepala Desa yang dilampiri
dokumen-dokumen:

1. Peraturan Desa.
2. Daftar Hadir Rapat Umum (Musyawarah Desa).
3. Copy KTP Masyarakat yang Melakukan Penyertaan Modal BUMDes.

9. Pengurusan Legalitas Lainnya

Pengurusan legalitas lainnya seperti ijin/keterangan domisili, pembuatan rekening bank,


nomor pokok wajib pajak (NPWP), surat ijn usaha (SIUP), tanda daftar perushaan (TDP), dan
perijinan lain yang diperlukan setelah Pengesahan dari kabupaten keluar.

10. Penyampaian Informasi Kepada Kementerian DPDTT

Setelah BUMDes memiliki :

1. Pengesahan dari kabupaten.


2. Memiliki ijin/keterangan domisili, pembuatan rekening bank, nomor pokok wajib
pajak (NPWP), surat ijn usaha (SIUP), tanda daftar perushaan (TDP).
3. Memiliki kantor operasional yang permanen.
4. Memiliki Company Profile/Profil BUMDes.

Dokumen-dokumen di atas, termasuk Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Desa Tahun


2015 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa, oleh konsultan akan
disampaikan kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi (Kemendesa PDTT) sebagai informasi bahwa BMUDes tersebut sudah berdiri
dan siap menerima bantuan. Dokumen ini akan dimasukkan kedalam data base kementerian
sebagai dasar mengeluarkan kebijakan lainnya untuk Desa.

Jadwal kerja konsultansi seperti di halaman berikut.

JADWAL KERJA KONSULTANSI

PEMBENTUKAN/PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA

Jadwal ini dimulai dari pekerjaan penjelasan kepada kepala desa sd menyampaikan informasi
kepada Kementerian KPDT.
HARI KE
NO A K T I V I T A S
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
I Penjelasan Kepada Kepala Desa XX
Musyawarah Pendirian BUMDes (Rapat
II
Umum)
1. Desa 1 X
2. Desa 2 X
3. Desa 3 X
4. Desa 4 X
5. Desa 5 X
6. Desa 6 X
Pengumpulan Notulensi Musyawarah Desa,
III
Profil
Desa,Foto-foto, dan Data Lainnya XX XX XX XX
III Penyusunan Peraturan Desa XX XX XX XX XX XX XX
Pengajuan Pengesahan BUMDes Ke
IV XX
Pemkab/Pemkot
V Penetapan Kantor BUMDes XX XX XX XX
Pengurusan NPWP, SIUP, TDP dan Lain-
VI ?
lain
VII Penyusunan Company Profile BUMDes XX XX XX XX XX XX
Penyampaian Informasi Ke Kemendesa
VIII ?
PDTT

CATATAN :

Satu paket pendirian BUMDes terdiri dari 6 desa yang dilaksanakan selama 10 hari.
Musyawarah pendirian BUMDes dilakukan selama 3 jam per Desa. Jadi untuk 6 Desa
memerlukan waktu 3 hari dengan jadwal sebagai berikut :

1. Hari Pertama (atau dimulai hari kedua sesuai jadwal di atas)

Desa 1 : Pk. 09.00 12.00

Desa 2 : Pk. 14.00 17.00

2. Hari Kedua

Desa 3 : Pk. 09.00 12.00


Desa 4 : Pk. 14.00 17.00

3. Hari Ketiga

Desa 5 : Pk. 09.00 12.00

Desa 6 : Pk. 14.00 15.00

Jakarta, 15 April 2015

TAHAPAN PENDIRIAN

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

TAHAP RUANG LINGKUP PEKERJAAN KETERANGAN


PENJELASAN TENTANG BUMDes KEPADA Diselenggarakan langsung
I
KEPALA DESA : kepada
1. Tujuan pendirian dan dasar hukum pendirian
6 (enam) kepala desa dalam satu
BUMDes.
2. Pemegang saham paket.
3. Siapa saja yang diundang dalam Rapat Umum
pendirian
BUMDes
4. Lain-lain

RAPAT UMUM atau MUSYAWARAH DESA


II Pendirian BUMDes :
:
1. Diselenggarakan di balai
1. Penjelasan kepada masyarakat yang diundang
desa
dengan waktu 2 sampai 3
(calon pemegang saham) tentang Poin I di atas.
jam
2. Penjelasan bisnis dan organisasi BUMDes 2. Dilakukan dengan tanya-
secara umum. jawab,
3. Penentuan potensi ekonomi yang akan
terutama dengan masyarakat
dilaksanakan
(diusahakan) oleh BUMDes (Unit-unit usaha
yang belum paham.
BUMDes).
4. Menyusun uraian tugas
4. Penentuan penyertaan modal BUMDes antara
Peme
Rintah Desa minimal 51 % dan masyarakat
maks. 49 %
5. Penentuan pengelola BUMDes dan membuat
struktur
organisasi.
6. Membuat Peraturan Desa sebagai akta
pendirian
BUMDes.
7. Membuat Company Profile (Profil BUMDes)

PENGESAHAN PERATURAN DESA KPD


III Surat pengantar dibuatkan oleh
BUPATI/W. KOTA
Kepala Desa mengajukan pengesahan Peraturan
Konsultan
Desa
kepada Bupati/Wali Kota cq. Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa (BPMD).

PEMBUATAN LEGALITAS BUMDes Diurus oleh direktur BUMDes


IV
LAINNYA : yang
sudah dipilih dalam Rapat
1. Keterangan domisili perusahaan (BUMDes).
Umum/
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Musyawarah Desa
3. Rekening bank atas nama BUMDes
4. Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP)
5. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

V PENYETORAN MODAL/SAHAM :
Penyetoran modal (saham) sesuai yang ditentukan
dari
Poin II.4 di atas dari Pemerintah Desa dan
masyarakat.

LAPORAN KEPADA KEMENTERIAN


VI Sebagai input bagi Kementerian
DPDTT :
Company Profile (Profil BUMDes) yang dilampiri DPDTT untuk data base
: BUMDes
1. Peraturan Desa yang sudah disahkan Bupati
2. Keterangan domisili, rekening bank dan lain-
lain.
3. RKPDes Tahun 2015.
4. RPJMDes (enam tahun).

** Urip Haryanto.

Anda mungkin juga menyukai