Anda di halaman 1dari 13

1

BAB. I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman Sawi ( Beassica Juncca L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat, jenis sayuran ini mempunyai prospek yang baik
untuk dikembangkan karena mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Keadaan
alam Indonesia memungkinkan dilakukannya pembudidayaan berbagai jenis tanaman
sayuran, baik yang local maupun yang berasal dari luar negeri, ditinjau dari apek
klimatologis sangat potensial dalamusaha bisnis sayur sayuran ( Haryanto, 2002).
Sayuran sawi dan selada yang dikomsumsi baik setelah diolah maupun
sebagai lalapan, ternyata mengandung beragam zat makanan yang esensial bagi
kesehatan tubuh. Akhir- akhir ini telah terkenal juice sawi nenas yang merupakan
salah satu minuman segar. Menurut data yang tertera dalam daftar komposisi
makanan yang diterbitkan oleh Derektorat Gizi deppartemen Kesehatan, komposisi
zat zat makanan yang terkandung dalam 100 gram berat basah sawi dan selada adalah
seperti disajikan dibawah ini :
Kandungan zat gaji dalam 100 gram sawi dan selada
Zat Gizi Sawi Selada
Protein ( Gram ) 2,3 1,2
Lemak ( Gram ) 0,3 0,2
Karbohidrat ( Gram ) 4,3 2,9
Ca ( Gram ) 220 22
P ( Mg ) 38 25
Fe ( Mg ) 2,9 0,5
Vitamin A ( Mg ) 1.940 162
Vitamin B ( Mg ) 0,09 0,04
Vitamin C ( Mg ) 102 8

Sumber Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979 ( Haryanto, 1995 )


2
Selain memiliki kandungan vitamin dan zat gizi yang penting bagi kesehatan,
sawi dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita batuk.
Sawi yang dikomsumsi berfungsi pula sebagai penyrmbuh sakit kepala. Orang orang
pun mempercayai sawi mampu bekerja sebagai bahan pembersih darah. Penderita
penyakir ginjal dianjurkan untuk banyak banyak mengkomsumsi sawi karena dapat
membantu memperbaiki kerja fungsi ginjal ( Haryanto, 19995 ).
Menurut Rukmana ( 2003 ), tanaman sawi dapat tumbuh baik ditempat yang
berudara panas maupun keudara dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah
dataran tinggi maupun dataran rendah. Meskipun begitu tanaman sawi akan lebih
baik jika ditanam didataran tinggi. Berhubung selama pertumbuhannya tanaman sawi
memerlukan suhu yang rendah, maka akan lebih cepat tumbuh apabila ditanam
dalam suasana lembab. Tanaman ini tidak senang pada air yang menggenang dengan
demikian, tanaman ini cocok bila ditanam pada akhir musim penghujan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai
pengaruh Pupuk kalsium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (
Brassica juncea ) var. Tosakan.
Tujuan Penlitian
Untuk mengetahui pengaruh dosis Pupuk kalsium yang diberikan terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman sawi ( Brassica juncea ) var. tosakan.
Hipotesrs Penelitian
Ada pengaruh Pupuk kalsium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
sawi ( Brassica juncea ) var. tosakan.
3
Kegunaan penelitian
Sebagai bahan penyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat
memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Islam
Sumatera Utara Medan.
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membudidayakan tanaman sawi di
lapangan.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman

Sawi termasuk kedalamkelompok tanaman sayuran daun yangsudah sangat


populer dimasyarakat. Jenis sayuran ini mengandung zat zat gizi lengkap yang
menenuhi syarat untuk kebutuhan gizi mayarakat. Sawi hijau sebagai bahan makanan
sayuran bisa dikomsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan maupun dalam
bentuk o;ahan dalam berbagi macam masaka. Selain berguna untuk pengobatan (
terapi ) berbagai macam penyakit. Sehingga dengan demikian, sawi hijau memiliki
peranan yang sangat penting di dalam menunjang kesehatan masyarakat ( Cahyono,
2003 ).
Klasifikasi tanaman sawi dalam Rukmana (2003 ) sebagai berikut:
Divinisi : Spermatthopyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Spermatthopyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledonae
Odro : Papavorales
Falimi : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesias : Brassica juncea L.
Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang ( radix primaria ) dan
cabang cabang akar yang bentuknya bulat panjang ( silindris ) menyebar kesemua
arah dengan kedalaman antara 30- 35 cm. Akar akar ini berfungsi antara lain
menghisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang
tanaman ( Heru dan Yovita, 2003 ).
5
Tanaman sawi mempunyai batang yang pendek dan tegak tingginya 3- 5 cm.
Bila kondisi tanahnya subur maka batang sawi dapat besar dan tingginya pun bisa
bertambah ( Haryanto dan Rahayu,2000).
Daun sawi sterukturnya bersayap dan bertangkai panjang yang bentuknya
pipih. Warna daun pada umumnya hijau keputihan sampai hijau tua
Tanaman sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik di
dataran tinggi maupun di dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai
bunga ( indlorencentia ) yang tumbuh memanjang ( tinggi ) dan bercabang banyak.
Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun
mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik
yang berongga dua ( Anonimus, 2000).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman sawi pada umumnya banyak ditanam didataran rendah. Tanaman ini
selain tanah terhadap suhu panas ( tinggi ) juga mudah berbunga dan menghasilkan
biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia ( Haryanto, ddk, 2002 ).
Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang ( sub- trropis )
tetapi saat ini berkembang pesat didaerah panas ( tropis). Kondisi iklim yang
dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu
malam hari 15,6%C serta penyinaran matahari antara 10 13 jam perhari
( Sastrahidajat dan Soemarno, 1996 ).
Tanah
Syarat tanah yang ideal untuk tanaman sawi adalah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan Organik ( humus ), tidak menggenang ( becek ), tata aerasi dalam
tanah berjalan dengan baik dan pH antara 6 7 ( Anonimes, 2000).
Sawi dapat ditanam pada berbagi jenis tanah, namun untukpertumbuhan yang
plaing baik adalah jenis tanah lempung berpasir seperti tanah andosol. Pada tanah
tanah yang mengandung liat perlu pengolahan lahan secara sempurna ( Suhardi,
1990).
6
Pupuk Kalsium

Pupuk kalsium sangat berguna untuk peertumbuhan tanaman, terutama untuk


tanaman sayuran sayuran. Adapun manfaat dan kandungan unsur hara didalam
Pupuk starcals adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi menekan pertumbuhan parasit khususnya jamur dan menjaga
berkembangnya bakteri pada tanaman tomat, jeruk, cabe dan buah- buahan
lainnya.
2. Sangat baik untuk mengatasi busuk buah atau busuk dan pada tanaman
cabe,tomat, kentang, jeruk dll.
3. Mampu mencegah dan mengatasi kerontokan buah dan daun serta
mengendalikan penyakit layu/ kekuningan pada tanaman cabe dan tomat dan
buah pecah pecah serta pada buah jerukyang kekurangan kalsiium.
4. Mengandung unsur hara kalsium yang tinggi, sangat diperlukan dalam
memperbaiki jaringan tanaman dalam pembentuk bulu- bulu akar dan
merangsang tunas tubas baru serta memberi daya tahan tanaman terhadap
serangan penyakit, terutama untuk tanaman sayuran- sayuran seperti sawi,
selada dan kangkung dan lain - lain.
Unsur kalsium (Ca) yang iperlukan oleh tanaman tinggi dalam jumlah relatif
banyak dan diserap dalam bentuk ion Ca ++ kalsium terutama terdapat dalam daun
dan sering dapat mengendap berupa kristal kalsium oksalat. Di dalam sel, persentase
kalsium terbesar terdapat pada dinding sel ( apoplast ). Pada lamela tengah, Ca
berikatan dengan gugus R - COO- dari asam poligalakturonat ( sebangsa pektin
).pada tanaman dikotil yang mempunyai kapasitas pertukaran kation tinggi dan
terutama pada waktu kadar Ca++ rendah, maka lebih dari 50 % dari Ca++
terdapatdalam bentuk pektat. Umur tanaman berpengaruh terhadap kadar kalsium.
Makin tua umur tanaman, makin tinggi kadar Ca organ tanaman tersebut. Hal ini
berbeda dengan kalium yang makin tua makin berkurang. Biji tanaman tanaman
relatif mengandung sedikt Ca jika dibandingkan pada pakar tanaman ( Rosmarkam
dan Yunowo, 2003).
Dalam daun, kalsium di terima dalam jumlah besar saat pertumbuhan atau
saat ada intensitas sinar matahari tinggi dan umumnya menjadi bentuk kalsium
7
Pektak. Adanya kalsium pektak dalam dinding sel sangat penting dalam
hubungannya dengan ketanhan tanaman terhadap infeksi fungsi dan pemasakan buah
buahan.dalam sel tanman, ion Ca++ terdapat paling banyak pada permukaan luar
sitoplasma dan lamela tengah.
Kalsium memiliki peranan yang erat dalam pertumbuhan apkal dan
pembentukan bunga. Selain itu, Cajuga berfungsi dalam pembelahan sel, pengaturan
permeabilitas sel serta tata air dalam sel bersama dengan unsur K, perkecamba han
biji, perkembangan benang sari, perkembangan bintil akar rhizobium. Tetap Ca
relatif kurang berperanan mengaktifkan kerja enzim ( Salisburry dan Ross, 1995 ).
Dalam mengatur permeabilitas sel, unsur K mempertinggi permeabilitas.
Sebaliknya, Ca akan menurunkannya. Dengan demikian, K dan Ca mempunyai
peranan mengatur permeabilitas sel. Kalium memperbanyak penyerapan air kedalam
sel, sebaliknya Ca mempertinggi pengeluaran air dari sel sehingga mempertinggi
transpirasi. Penggelembungan sel yang di akibatkan tanaman terlalu banyak
menyerap K dapat diimbangi dengan pemberian Ca kedalam tanah.
Kalsium dari tanah terangkut keorgan tanaman baik karena daya transpirasi maupun
daya lain. Kadar Ca dalam getah xylem yang rendah kemungkinan disebabkan oleh
transpirasi yang rendah. Tetapi, dapat juga disebabkan kadar Ca dalam tanah rendah
atau karena kelembaban terlalu tinggi yang memyebabkan transpirasi menjadi
terhambat.
Kekurangan Ca menyebabkan kuncup tidak dapat membuka, sehingga tetap
menggulung. Kekurangan Ca pada tanaman menyebabkan gejala pada ujung akar
atau ujung tanaman ( karena Ca bersifat immobil ). Diagnosis defisiensi Ca dapat
ditentukan dengan analisis daun indikator. Harkat sangat rendah menunjukkan gejala
defisiensi kekurangan Ca ( Leiwakabessy, 1988).
8
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di KelurahanMedan Tuntungan, Kecamatan
medan Selayang, Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian tempat + 25
meter diatas permukaan laut ( mdpl ) dengan tokografi datar. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan April 2010 sampai 20 Mei 2010.
Bahan dan Alat
Bahan : - Benih sawi ( Brassica juncea ) Var. Tosakan
( deskripsi lampiran1. )
- Pupuk kalsium ( Starcals )
- Pupuk Urea
- Pupk Organik ( kompos )
- Hand sprayer, timbangan analitik, ember, cangkul,
- Garuk, pisau, gembor, meteran, schaliwer, rol, alat
- Tuulis, kalkulator, papan nama percobaan, plot
- Percobaan dan bahan bahan lain yang mendukung.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
Faktorial ( RAK Faktorial ) dengan satu faktor yang diteliti yaitu :
Perlakuan
S = Pupuk Organik standar lokasi ( kompos 20ton/ha )
So = Kontrol ( tanpa Pupuk )
S1 = 0,5 dosis anjuran kalsium ( starcals ) ( 1gram starcals / liter air )
S2 = 0,75 dosis anjuran kalsium ( starcals ) ( 1,5 gram starcals /liter air )
S 3 = dosis anjuran kalsium ( starcals ) ( 2 gram starcals /liter air )
S 4 = 1,25 dosis anjuran kalsium ( starcals ) ( 2,5 gram starcals /liter air )
S 5 = 1,50 dosis anjuran kalsium ( starcals ) ( 3 gram starcals /liter air )
9
Jumlah Perlakuan = 7 perlakuan
Jumlah langan = 4 ulangan
Jumlah Plot Percobaan = 28 plot
Jarak Tanam = 25 cm X 20cm
Ukuran per plot = 125cm X 100cm
Jumlah tanaman perplot = 25 tanaman
Jumlah tanaman sampel = 4 tanaman
Jumlah areal penelitian lampiran 2.
Menurut Gomez dan Gomez ( 1996 ), model linier yang diasumsikan untuk Rencana
Acak Kelompok ( RAK ) non Faktorial adalah :
Yijk = II + Bi + Oj +eijk
Diman :
Yijk = Hasil pengamatan dari faktor O pada taraf ke- I dan faktor 1 pada taraf ke k
dalam ulangan ke i
II = Efek nilai tengah
Bi = Efek dari blok pada taraf ke-I
Oj = Efek dari faktor O pada taraf ke j
Eij = Efek error dari faktor O pada taraf ke- j dan faktor 1 pada taraf ke k dalam
ulangan ke- I
Pada perlakukan yang nyat dilakukan uji DMRT.
10
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan lahan
Lahan percobaan terlebih dahulu di Round-up dibiarkan tiga minggu dan
lahan dibersihkan dari gulama serta sisa- sisa tanaman dengan menggunakan
cangkul. Setelah itu dilakukan penggemburaan dan selanjutnya pembuatan plot
plot percobaan sesuuai dengan ukuran plot yang telah ditentukan dan setiap pinggir
plot dibuat parit keliling sebagai drainase. Petak plot dengan ukuran 125cm X100cm
dan dibuat parit permisah antar blok dan plot sebagai drainase.
Penanaman
Penanaman dilakukan setelah benih sawi ( Brassica juncea ) var. Tasokan
direndam selama satu malam dan disemai. Setelah bibit berumur 14 hari dilakukan
penananman. Sebelum penanaman dilakukan analisis tanah ( Lampiran 25 ). Untuk
menaikkan pH tanah dari 5,14 menjadi 6,5 sesuai dengan kriteria yang diinginkan
oleh tanaman sawi, maka lahan diberi kapur dolomit dengan dosisi kg / plot.
Setelah bibit berumur 14 hari maka bibit dapat ditanam diplot percobaan 1 bibit
perlubang tanam.
Pemupukan
Pupuk Urea butiran ( granular ) diberikan pada saat tanam atau sebagai Pupuk
dasar. Aplikasi Pupuk kalsium starcals diberikan pada saat tanaman berumur 14 hari
setelah tanam ( HST ). Pupuk starcals bubuk di cairkan didalam 1 liter air sesuai
dengan perlakuan masing masing. Selanjutnya larutan pupuk starcals tersebut
diaplikasikan dengan cara menyemprotnya ke seluruh bagian tanaman setiap 7 hari
sekali sampai seminggu sebelum panen.
11
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari, dan ketika
hujan turun maka tidak dilakukan penyiraman lagi.
Penyulaman
Penyulaman tidak dilakukan karena tidak da tanaman yang mati.
penyiangan
Penyiangan dilakukan dua minggu sekali sselama penelitian berlangsung.
Penyiangan dilakukan mencabut berbagai jenis gulma yang tumbuh diplot percobaan
sekaligus dilakukan penggemburan akbat dari pemaatan tanah.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan insektisida pestona dan
pengendalian penyakit dengan Dithane M- 45. Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan dua kali yaitu pada 1 dan 2MST.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada umur 40 HST dimana pembentukan daun telah
optimal untuk dipanen sesuai dengan keinginan dari pada konsumen. Selain itu tanda
tanda panen juga dapat dilihat dengan menguningnya daun minimal satu helai pada
bagai terbawah.
12
Parameter Pengamatan
1. Tinggi tanaman (cm )
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan
interval seminggu sekali. Cara pengukuran mulai dari leher akar samapi dengan daun
yang tertinggi, sebagai tanda dibuat patok standard.

Anda mungkin juga menyukai