PENDAHULUAN
1
Apakah terdapat pengaruh antara pemberian anestesi lokal dengan kadar
vasokonstriktor 1 : 80.000 dan 1:100.000 terhadap parameter tekanan
darah?
1.3 Tujuan Penelitian
Menganalisis pengaruh antara pemberian anestesi lokal dengan kadar
vasokonstriktor 1:80.000 dan 1 : 100.000 terhadap parameter tekanan
darah.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Vasokonstriktor
Vasokonstriktor merupakan obat adrenergik, karena efek yang
ditimbulkan mirip perangsangan saraf adrenergik dan secara kimia
menyerupai mediator sistem saraf simpatik sehingga dinamakan sebagai
obat simpatomimetik.7 Kerja obat adrenergik dapat dibagi dalam 7 jenis:
3
(1) perangsangan perifer terhadap otot polos pembuluh darah, kulit dan
mukosa, (2) penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus dan
pembuluh darah otot rangka, (3) perangsangan jantung, dengan akibat
peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi, (4) perangsangan
SSP, misalnya perangsangan pernapasan, peningkatan kewaspadaan dan
aktifitas psikomotor, (5) efek metabolik, misalnya peningkatan
glikogenolisis di hati dan otot, (6) efek endokrin, mempengaruhi sekresi
insulin, (7) efek prasinaptik, dengan akibat hambatan penglepasan
neurotransmiter NE dan ACh.8
Vasokonstriktor yang termasuk dalam cathecolamine adalah
adrenalin, noradrenalin, levomordefrin, isoproterenol dan dopamine.
Penambahan vasokonstriktor ke dalam larutan anestesi lokal telah lama
dilakukan, Braun (1901) pertama kali menambahkan adrenalin ke dalam
cocaine.9
2.3 Adrenalin
Adrenalin adalah suatu hormon tubuh yang berasal dari sekresi
medula kelenjar adrenal. Adrenalin juga dapat dibuat secara sintetis.6,8 Di
dalam tubuh manusia sekresi adrenalin dipengaruhi oleh aktifitas saraf
simpatik, seperti diketahui aktifitas saraf simpatik berlangsung bila tubuh
dalam keadaan siap siaga atau bahaya, misalnya pada keadaan stres, baik
berupa stres fisik maupun stres psikis. Adanya stres akan mempengaruhi
terutama sistem endokrin yakni dilepaskannya ACTH dari glandula
pituitaria dan hormon glikokortikoid dari korteks adrenal. Disamping itu
medula adrenal juga akan memproduksi adrenalin dan noradrenalin.10
Efek yang menguntungkan dari adrenalin di antaranya : (1)
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga menurunkan aliran darah ke
daerah penyuntikan, (2) mengurangi perdarahan pada daerah kerja, (3)
memperlambat absorpsi obat anestesi lokal ke sistem kardiovaskular
sehingga kadar obat anestesi lokal dalam darah menjadi lebih rendah, (4)
menurunkan tingkat toksisitas obat anestesi lokal, (5) memperpanjang
4
masa kerja obat anestesi lokal.6,8 Pada umumnya pemberian adrenalin
menimbulkan efek mirip stimulasi saraf adrenergik. Efek yang paling
menonjol adalah efek terhadap otot polos pembuluh darah, jantung dan
otot polos lainnya. 8
Secara umum total adrenalin yang digunakan harus seminimal
mungkin tetapi bisa mempertahankan obat anestesi lokal pada daerah
kerja, sehingga didapat efek anestesi yang adekuat dengan tingkat
toksisitas yang rendah.6 Adrenalin merupakan vasokonstriktor yang paling
poten dan paling luas digunakan dalam bidang kedokteran gigi, tersedia
dalam berbagai konsentrasi yaitu 1 : 50.000, 1 : 80.000, 1 : 100.000 dan 1 :
200.000.2,3
5
2.6 Kerangka Teori
Vasokonstriktor
Tekanan darah11
Faktor faktor yang
berpengaruh terhadap
tekanan darah:
Jenis kelamin
Tinggi dan Berat badan
Peningkatan respon
adrenergik
6
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Hipotesis
Terdapat peningkatan parameter tekanan darah setelah penyuntikan anestesi
lokal dengan kadar vasokonstriktor 1:100.000 dibandingkan dengan anastesi
local dengan kadar vasokonstriktor 1 : 80.000
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
7
Jenis penelitian ini merupakan eksperimental klinis
Penelitian dilakukan di Poli Bedah Mulut, RSGM FKG UI, Jakarta. Waktu
penelitian akan dilakukan pada Bulan januari april tahun 2021
Populasi penelitian ini adalah pasien yang datang ke Poli Bedah Mulut
RSGM FKG UI untuk keperluan pencabutan gigi ataupun operasi
odontektomi
Kriteria inklusi :
Kriteria Eksklusi :
8
4.5 Besar Sampel
n = [ (Z+ Z) X SB ] 2 = 32
d
Z: tingkat kemaknaan : 0,01, Z: 2,576.
Z: power penelitian :80 %, Z: 0,842.
SB : simpang baku :10
d : selisih rerata ke 2 kelompok : 5
- Pasien yang sudah memenuhi kriteria sampel diukur detak jantung dan
tekanan darah dengan tensimeter elektronik. Setelah itu diberitahu akan
dilakukan penyuntikan
- Pasien dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok I untuk anestesi lidokain
HCL 2% dengan vasokonstriktor 1 : 80.000 (obat I) sebanyak 2 ampul,
kelompok II untuk anestesi lidokain HCL 2% dengan vasokonstriktor
1:100.000 (obat II) sebanyak 2 ampul.
- Kelompok I dan kelompok II diberikan topikal anestesi pada regio yang
akan dianestesi, setelah itu dilakukan dua kali penyuntikan menggunakan
teknik infiltrasi pada rahang atas, 0,6 ml di bukal dan 0,4 ml di palatal atau
lingual.
9
- Injeksi anestesi lokal dilakukan oleh satu orang operator, lalu satu orang
operator lainnya melakukan pengukuran tekanan darah
- Pengukuran tekanan darah dilaksanakan setelah 10 menit perlakuan injeksi
vasokonstrikor dilakukan.
- Masing-masing operator tidak diberi tahu kandungan anestesi lokal yang
digunakannya (double - blind study)
- Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter elektronik
- Tabulasi data dari kelompok I dan kelompok II dan data di analisis dengan
SPSS 22
- jenis kelamin
10
dengan cara infiltrasi,
sebelumnya diberikan anestesi
topikal pada daerah yang akan
dilakukan anestesi. Dosis
infiltrasi menurut Malamed 0,6
ml di bagian bukal, 0,4ml di
bagian palatal atau lingual
dengan disposible syringe 2,5
cc merek Terumo dengan
ukuran jarum 27G X 1/2.
Tekanan Tekanan darah arteri maksimal Tensimeter mm/Hg Numerik
darah yang diukur dengan tensimeter
sistolik elektronik merek Omron
model MX3, secara
oscilometri, pengukuran
dilakukan sebelum
penyuntikan anestesi lokal,
dan 10 menit setelah
penyuntikan.
Tekanan Tekanan darah arteri minimal Tensimeter mm/Hg Numerik
darah yang diukur dengan alat
diastolik pengukur elektronik merek
Omron model MX 3, secara
oscilometri, pengukuran
dilakukan sebelum
penyuntikan anestesi lokal,
dan 10 menit setelah
penyuntikan.
11
normal dengan batas kemaknaan p < 0.05 untuk mengetahui pengaruh
anestesi lokal dengan kadar vasokonstriktor 1 : 80.000 dan 1 : 100.000
terhadap parameter tekanan darah setelah penyuntikan.
12
a. Anestesi topikal gel Procaine
b. Lidokain HCL 2 % dengan epinefrin 1 : 80.000
c. Lidokain HCL 2 % dengan epinefrin1:100.000
d. Kapas atau kassa
e. Kaca mulut No. 3
f. Pinset
g. Disposible Syringe 2,5 CC, merek Terumo dengan ukuran jarum 27 G x
h. Alat pencatat tekanan darah merek OMRON model MX 3, buatan
Jepang.
i. Alat pencatat waktu setelah penyuntikan anastesi local menggunakan
stopwatch merek Samsung.
13
4.11 Alur Tata Laksana Penelitian
Populasi Penelitian
(Seleksi Subjek)
Informed Consent
Pengukuran I: Pengukuran I:
Tekanan darah sistolik Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolik Tekanan darah diastolik
Pengukuran II Pengukuran II
Hasilpengolahandatadaritotalpopulasitarget,diperolehnilaireratatekanan
darah sebelum perlakuan dan setelah perlakuan pada masing masing kadar
vasokonstriktor1:80.000dan1:100.000,sebagaiberikut:
TD_vasokontriktor_1:100.000 ..()
Tabel4.1hasilanalisaujittestindependent
Berdasarkanhasilanalisisujittestindependentdidapatkannilaipvalue=0.....,
dengannilaialfa=0.05.halinimenunjukkanbahwatidakadaperbedaan
bermaknaantaraperlakuandenganmenggunakankadarvasokonstriktor1:80.000
dan1:100.000secarastatistikdengannilaip>0.05.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17