Anda di halaman 1dari 4

STANDAR, KRITERIA, Pokok Pikiran, ELEMEN

PENILAIAN
>= 80% terpenuhi
20% - 79% terpenuhi sebagian
< 20% tidak terpenuhi
Standar:
3.1. Perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas
kosisten dengan tata nilai , visi, misi dan tujuan
Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh
Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab Upaya
Puskesmas dan Pelaksana

Kriteria:
3.1.1. Pimpinan Puskesmas menetapkan
Penanggugjawab manajemen mutu yang
bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan ,
memonitor kegiatan peningkatan mutu dan kinerja
Puskesmas dan membudayakan perbaikan kinerja
yang berkesinambungan secara konsisten dengan
tata nilai, visi, misi dan tujuan Puskesmas

Pokok Pikiran:
Supaya mutu dapat dikelola dengan baik
maka perlu ditetapkan Penanggungjawab
Manajemen mutu (wakil manajemen mutu)
yang bertugas untuk melakukan koordinasi,
monitoring, dan membudayakan kegiatan
perbaikan mutu dan kinerja secara
berkesinambungan dalam upaya menjamin
pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan
kinerja yang dilakukan secara konsisten dan
sistematis
Penanggungjawab Manajemen mutu
tersebut bertanggungjawab dalam
menyusun pedoman (manual) mutu dan
kinerja bersama dengan Pimpinan
Puskesmas yang akan menjadi acuan bagi
Pimpinan, Penanggungjawab Upaya
Puskesmas dan pelaksana kegiatan
Puskesmas

STANDAR, KRITERIA, Pokok Pikiran, ELEMEN


PENILAIAN

>= 80% terpenuhi


20% - 79% terpenuhi sebagian
< 20% tidak terpenuhi

Tanggungjawab tenaga klinis


Standar:
9.1. Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu
layanan klinis dan keselamatan menjadi
tanggungjawab tenaga yang bekerja di pelayanan
klinis.

Kriteria:
9.1.1. Tenaga klinis berperan aktif dalam proses
peningkatan mutu layanan klinis dan upaya
keselamatan pasien.

Pokok Pikiran:
Upaya peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien menjadi
tanggungjawab seluruh tenaga klinis yang
memberikan asuhan pasien.
Tenaga klinis adalah dokter, perawat,
bidan dan tenaga kesehatan lain yang
bertanggungjawab melaksanakan asuhan
pasien.
Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai
dari identifikasi permasalahan mutu layanan
klinis, melakukan analisis, menyusun
rencana perbaikan, melaksanakan, dan
menindaklanjuti. Identifikasi permasalahan
mutu layanan klinis, potensi terjadinya risiko
dilakukan dengan menggunakan indicator-
indikator pelayanan klinis yang ditetapkan
oleh Puskesmas dengan acuan yang jelas.
Upaya keselamatan pasien dilakukan
untuk mencegah terjadinya KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan), yaitu cedera atau hasil
yang tidak sesuai dengan harapan, yang
terjadi bukan karena kondisi pasien tetapi
oleh karena penanganan klinis (clinical
management). Penanganan klinis yang tidak
sesuai kadang tidak menimbulkan cedera,
maka kejadian ini disebut dengan KTC
(Kejadian Tidak Cedera).
Kejadian Nyaris cedera (KNC) terjadi jika
hamper saja dilakukan kesalahan dalam
penanganan klinis, tetapi kesalahan
tersebut tidak jadi dilakukan.
Keadaan-keadaan tertentu dalam
pelayanan klinis, misalnya tempat tidur
yang tidak dilengkapi pengaman, lantai licin
yang beresiko pasien terpeleset/terjatuh,
berpotensi menimbulkan cedera. Keadaan
ini disebut Kondisi berpotensi menyebabkan
Cedera (KPC).

Anda mungkin juga menyukai