Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN 2

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF

A. Kalimat Efektif dalam Karya Tulis Ilmiah


Kalimat efektif adalah kalimat yang berisikan gagasan pembicara atau penulis yang
dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca (singkat), hemat dalam pemakaian
atau pemilihan kata-kata (jelas), dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku
(tepat).

Penggunaan kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu dari
sisi penulis dan pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat
yang digunakan dapat mengakomodasi gagasan kelimuan penulis secara tepat dan
akurat. Dari sisi pembaca, pesan kalimat ditafsirkan sama persis dengan yang
dimaksudkan penulisnya. Oleh sebab itu , jika pembaca masih mengalami
kebingungan dan kesulitan yang mengakibatkan salah menafsirkan pesan kalimat
maka kalimat tersebut belum dapat dikategorikan efektif (Heri dan Anang, 2007).

B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Secara garis besar kalimat efektif mempunyai ciri-ciri gramatikal, bernalar atau
logis, efisien, dan jelas.

1. Gramatikal
Suatu kalimat dikatakan gramtikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti
kaidah bahasa yang bersangkutan. Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur
yang dibangun dalam kalimat tersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam
buku-buku tata bahasa. Kegramatikalan sebuah kalimat dapat dilihat dari segi
struktur sintaksis, bentuk kata, dan ketepatan diksi.

a. Contoh struktur sintaksis

Surat itu saya telah tanda tangani.


Buku itu diambil oleh saya

Seharusnya:
Surat itu telah saya tanda tangani
Buku itu saya ambil

b. Contoh pembentukan kata

Mike Tyson pukul KO lawannya.


Pemerintah bantu korban bencana alam.

Seharusnya:
Mike Tyson memukul KO lawannya.
Pemerintah membantu korban bencana alam.
c. Contoh ketepatan diksi

Lampu di ruang tamu itu telah tewas.


Ibu saya tampan sekali.

Seharusnya:
Lampu di ruang tamu itu telah mati.
Ibu saya cantik sekali.

2. Logis
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi (proporsi) kalimat tersebut dapat
diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi
maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan
pendukungnya yang dipaparkan dala kalimat. Suatu kalimat dikatakan logis
apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antargagasan dalam
kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga
masuk akal (Heri Suwignyo dkk, 2001).

Contoh:
Kuda memanjat pohon

Seharusnya:
Tidak masuk akal kuda dapat memanjat pohon (kalimat tidak logis).

a. Kelogisan kalimat didukung oleh ketepatan diksi dan bentukan kata yang
digunakan. Diksi yang tepat akan dapat membantu memperjelas informasi yang
dikandungnya.

Contoh:
Pencopet itu telah berhasil ditangkap oleh polisi.

Seharusnya:
Pencopet itu telah ditangkap oleh polisi.

b. Kelogisan kalimat juga ditentukan oleh pembentukan kata.

Contoh:
Rina menangkapkan kupu-kupu adiknya.

Seharusnya:
Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu. / Rina menangkap kupu-kupu untuk
adiknya.

c. Kalimat menjadi tidak logis dapat juga disebabkan oleh pengguna logika bahasa
yang salah.

Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan!
Yang merasa kehilangan buku harap diambil di kantor TU.
Seharusnya:
Yang terhormat Bapak kami persilahkan!
Yang merasa kehilangan buku harap mengambilnya di kantor TU.

3. Efisien
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata.
Artinya, kalimat itu hanya menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat
menyampaikan informasi secara tepat dan jelas. Pengungkapan informasi dengan
menggunakan banyak kata merupakan pemborosan.

a. Penggunaan kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit


dan
sulit dipahami.

Contoh:
Sesuai dengan pengamatan kami yang selama kuranng lebih dua bulan
melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata yang kami programkan di desa
Pronojiwo di mana salah satu kegiatan itu adalah di dalamnya terdapat sektor
Keluarga Berencana, di mana pelaksanaan KKN itu dilaksanakan bulan Juni,
Juli 2009, bahwa pelaksanaan Keluarga Berencana desa Pronojiwo belum
berhasil.

Seharusnya:
Sesuai dengan pengamatan kami saat melaksanakan program KKN di desa
Pronojiwo pada bulan Juni-Juli 2009, ternyata pelaksanaan KB di desa tersebut
belum berhasil.

b. Kalimat efisien ditandai dengan tiadanya unsur kalimat yang tidak ada
manfaatnya atau tidak ada unsur mubazir.

Contoh:
Pasukan Mujahidin saling tembak-menembak dengan pasukan pemerintah
Kabul dukungan Soviet di perbatasan kota.

Amuba itu hewan yang amat sangat kecil sekali.

Seharusnya:
Pasukan Mujahidin tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul
dukungan Soviet di perbatasan kota.

Amuba itu hewan yang sangat sekali.

c. Dalam percakapan sehari-hari atau pun di surat kabar sering dijumpai


penggunaan unsur mubazir. Unsur mubazir itu dapat berupa penggunaan kata
tugas.

Contoh:
Kakak dari Bapak Parno lulus ujian skripsi pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan tentang hasil penelitiannya.
Seharusnya:
Kakak Bapak Parno lulus ujian skripsi pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan hasil penelitiannya.

4. Jelas
Tujuan menyusun kalimat adalah untuk menyampaikan informasi (proposisi)
kepada orang lain. Tujuan itu dapat tercapai bila proposisi kalimat itu dapat
dipahami dengan mudah oleh para pembaca. Kalimat yang proposisinya dapat
mudah dipahami itulah yang dinamakan kalimat jelas. Sebaliknya, kalimat yang
mempunyai kemungkinan banyak tafsir dinamakan kalimat ambigius (Heri
Suwignyo dkk, 2001).

a. Kalimat yang ambigu dalam karya tulis ilmiah perlu dihindari sebab dapat
menimbulkan salah pengertian.

Contoh:
Gadis itu tidak cantik, pandai, dan ramah.

Kemungkinan arti:
Gadis itu pandai, ramah, dan tidak cantik. / Gadis itu tidak cantik, tidak pandai,
dan tidak ramah.

b. Kesalahan penggunaan tanda baca dapat menimbulkan ketidakjelasan kalimat.


Dalam surat kabar sering dijumpai kalimat-kalimat yang tidak memperhatikan
penggunaan tanda baca.

Contoh:
Berdasarkan penelitian tikus sawah dapat menyebabkan penyakit.

Seharusnya:
Berdasarkan penelitian, tikus sawah dapat menyebabkan penyakit. (perhatikan
tanda koma)

c. Kalimat yang panjang juga dapat menimbulkan kesulitan dalam memahami


proposisi kalimat.

Contoh:
Kewajiban belajar, sistem ujian standar nasional yang uniform menghasilkan
suatu kekayaan sumber daya penduduk yang terlatih baik, memilki inti
kebudayaan berkebangkitan, penduduk yang bergairah belajar, dapat
dididik,berdisiplin, peka urusan kemasyarkatan dan kemanusiaan, dan terdidik
bekerja keras.

Seharusnya kalimat tersebut harus dipecah menjadi kalimat yang lebih


sederhana seperti berikut:

Sistem wajib belajar dan sistem ujian dengan standar nasional yang seragam
dapat menghasilkan kekayaan sumber daya manusia (penduduk). Dengan sistem
itu juga dapat dihasilakn manusia-manusia yang terlatih dan memilki inti
kebudayaan. Selain itu, juga dapat diperoleh manusia yang bergairah belajar,
dapat dididik, berdisiplin, peka terhadap urusan kemasyarakatan dan
kemanusiaan serta manusia yang terlatih bekerja keras.

C. Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat


Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan
maksud penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami
oleh pembacanya termasuk kalimat yang tidak efektif.

Ketidakefektifan kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai
berikut.

1. Kontaminasi, yaitu merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah.


Contoh:
diperlebar, dilebarkan (benar) diperlebarkan (salah)
memperkuat, menguatkan (benar) - memperkuatkan (salah)
sangat baik, baik sekali (benar) - sangat baik sekali (salah)
saling memukul, pukul-memukul (benar) - saling pukul-memukul (salah)
Di sekolah diadakan pentas seni (benar) Sekolah mengadakan pentas seni
(salah)

2. Pleonasme, yaitu berlebihan atau tumpang tindih.


Contoh:
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna saling)
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3. Tidak memiliki subjek


Contoh:
Buah mangga mengandung vitamin C. (SPO) (benar)
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar)
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

4. Adanya kata depan yang tidak perlu


Contoh:
Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat. (kata daripada
dihilangkan)
Kepada siswa kelas VII berkumpul di GOR. (kata kepada dihilangkan)
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah. (kata daripada dihilangkan)

5. Salah nalar
Contoh:
Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang dipersilahkan)
Vespa Pak Erwin mau dijual. (apakah bisa menolak?)
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
Bola gagal masuk gawang. (ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk
subjek bernyawa)

6. Kesalahan pembentukan kata


Contoh:
mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
menyetop seharusnya menstop
mensoal seharusnya menyoal
ilmiawan seharusnya ilmuwan
sejarawan seharusnya ahli sejarah

7. Pengaruh bahasa asing


Contoh:
Rumah di mana ia tinggal (the house where he lives ) (kata rumah
seharusnya tempat)
Sebab-sebab daripada perselisihan (cause of the quarrel) (kata daripada
dihilangkan)
Saya telah katakan (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah
saya katakan)

8. Pengaruh bahasa daerah


Contoh:
sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif
persona)
Jangan-jangan (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
BAGIAN 3

PENYUSUNAN PARAGRAF
YANG KOHESIF DAN KOHERENSI

1. Pengertian
Paragraf adalah susunan kalimat yang tersusun logis sistematis utuh dan padu
mengandung satu kesatuan pikiran

2. Fungsi Paragraf
1. Penampung fragmen pikiran/ide pokok pengarang
2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
4. Menandai pembukaan topic baru atau pengembangan lebih lanjut topic
sebelumnya

3. Unsur Paragraf
a. Kalimat topic
b. Kalimat penjelas/pengembang
c. Transisi (penghubung)

Contoh:
(1) Kebudayaan suatu bangsa dapat dikembangkan dan dapat diturunkan kepada
generasi-generasi mendatang melalui bahasa. (2) Semua yang berada disekitar
manusia, misalnya: peristiwa-peristiwa, hasil karya manusia, dan sebagainya
dapat diungkapkan kembali dengan bahasa juga. (3) Semua orang menyadari
bahasa semua kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. (4) Jadi,
bahasa adalah alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.

Kalimat penjelas (KP): 1,2,3


Kalimat utama (KU): 4

-Kalimat topic yang ideal adalah kalimat topic yang jelas maksudnya. Biasanya
kalimatnya
sederhana, ringkas
-Kalimat topic yang baik adalah kalimat umum tidak mendetail

4. Struktur Paragraf
Penyusunan struktur paragraph didasarkan pada letak kalimat utama dan proses
berpikir. Rangka/struktur paragraph yang baik hanya memiliki satu kalimat topik

1. Paragraf Deduktif
Strukturnya: KU ---------- kalimat topik ------------ generalisasi
KP ---------- gagasan ------------ penunjang
KP ---------- gagasan ------------ penunjang
KP ---------- gagasan ------------ penunjang
Contoh:
Kosakata memegang peranan penting dalam kemampuan berbahasa. Jumlah
kosakata yang dimiliki seseorang akan menentukan mampu tidaknya
seseorang berbahasa. Di samping itu, jumlah kosakata yang dikuasai oleh
seseorang akan menentukan bisa tidaknya dia memperoleh informasi dari
bacaan.

2. Paragraf Induktif
Strukturnya: KP ---------- gagasan ------------ penunjang
KP ---------- gagasan ------------ penunjang
KP ---------- gagasan ------------ penunjang
KU ---------- kalimat topik ------------ generalisasi

Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan Ciptomangunkusumo.
Seminggu kemudian, seorang anak wanita hilang ketika pulang dari sekolah.
Sehari kemudian, polisi menemukan bercak-bercak darah di kursi belakang
mobil John. Polisi juga menemukan potret dua anak yang tewas itu di dalam
kantong celana John. Dengan demikian, John adalah orang yang dapat
dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.

3. Paragraf Campuran
Strukturnya: KU ---------- kalimat topik ------------ generalisasi
KP ---------- gagasan ------------ penunjang
KP ---------- gagasan ------------ penunjang
KP ---------- gagasan ------------ penunjang
KU ---------- kalimat topik ------------ generalisasi (penegasan)

Contoh:
Bagi manusia bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sungguh penting.
Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hatinya kepada sesamanya.
Dengan bahasa itu pula manusia dapat mewarisi dan mewariskan, menerima
dan memberikan segala pengalamannya kepada sesamanya. Jelaslah bahasa
merupakan sarana yang paling penting dalam kehidupan manusia.

5. Syarat-Syarat Paragraf Yang Baik

a. Kesatuan Paragraf (Kohesi)


Yaitu kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya
atau selalu relevan dengan topiknya. Dengan kata lain, semua kalimat yang
membangun paragraf tersebut hanya menyatakan satu pikiran / gagasan pokok
(ide atau tema)

Contoh yang baik:


(1) Jalan itu sangat ramai. (2) Pagi-pagi pukul 6, jalan itu sudah dipadati
penggunannya. (3) Biasanya, jalan itu akan dilalui anak-anak sekolah sekitar
pukul 7. (4) Jalan itu memang jalan satu-satunya yang menghubungkan dua
bauah desa.

Contoh yang tidak baik:


(1) Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar. (2) Tanah disekitarnya
sangat subur. (3) Banyak pendatang baru yang datang untuk mencar pekerjaan.
(4) Pada malam hari banyak yang berjalan-jalan di sepanjang jalan Malioboro.

b. Kepaduan Paragraf (Koherensi)


Kepaduan adalah kekompakan hubungan atau ada keterkaitan hubungan antara
kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Kepaduan tersebut dapat ditunjukkan
atau dibantu oleh penggunaan:

a. Ungkapan penghubung transisi (kata,frase)


1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, di samping itu, lagi pula,
berikutnya, tambahan, dll.
2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimana pun,
walaupun, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
3) Hubungan perbandingan: b erbeda halnya, dalam hal seperti itu,
dalam hal yang demikian
4) Hubungan akibat atau hasil: akibatnya, jadi, maka, dengan demikian,
oleh karena itu, sebab itu.
5) Hubungan waktu: sebelum itu, sementara itu, sejak itu, sesudah itu,
kemudian, tak lama kemudian, beberapa saat kemudian.
6) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk tujuan itu.
7) Hubungan contoh.: misalnya, contohnya.

b. Kata ganti :
1) kata ganti persona (saya, aku, dia, beliau, Anda, Saudara, dll.)
2) Kata ganti tunjuk (di sini, di sana, ini, itu, tersebut)

Contoh:
(1) Alda meninggal setelah menggunakan narkoba. (2) Sebelumnya, Dia
mengalami stres berat. (3) Dia meninggal dalam usia yang masih belia.

c. Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).


Contoh pengulangan subjek.
(1) Presiden Sukarno adalah presiden RI yang pertama. (2) Presiden Sukarno
merupakan sosok yang kuat dan kharismatik. (3) Di samping itu, Presiden
Sukarno merupakan tokoh nasionalis yang tidak diragukan nasionalisme.
Latihan !
Cermati paragraf di bawah ini ! Di mana letak ketidakbaikan paragraf
tersebut ?
1. Pemerintah Indonesia harus memperhatikan kaum miskin. Oleh karena itu
pemerintah harus lebih memperhatikan kaum miskin. Mereka berhak untuk
hidup layak di Indonesia. Dengan demikian mereka merasa di perhatikan dan
tidak merasa di asingkan.

2. Proses hukum di Indonesia sulit untuk di terapkan. Hukum di Indonesia masih


bisa di perjual belikan. Apabila Hukum di Indonesia tidak berlaku terutama
bagi orang orang yang mempunyai segalanya. Oleh sebab itu pemerintah
harus terlihat supaya hukum di Indonesia bisa di terapkan dan tidak
memihak pada yang berkuasa.

3. Untuk memajukan pembangunan peran mahasiswa sangat penting apalagi


menghadapi era globalisasi ini dengan demikian mahasiswa harus memiliki
sikap, jiwa nasionalisme yang tinggi dan mental yang kuat, karena itu
mahasiswa merupakan unsur masyarakat yang penting dalam pembangunan
bangsa.

4. Masyarakat miskin akan diberi dana kompensasi BBM sebesar tiga ratus ribu
rupiah tiap bulan. Tapi dengan sarat harga BBM naik. Adanya dana
kompensasi itu merupakan rencana pemerintah. Jadi dana kompensasi BBM
hanya sebuah peredam gejolak masyarakat.

5. Analisis mengapa paragraf di bawah ini tidak baik ? Jelaskan


(1) Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar. (2) Tanah disekitarnya
sangat subur. (3) Banyak pendatang baru yang datang untuk mencar pekerjaan.
(4) Pada malam hari banyak yang berjalan-jalan di sepanjang jalan Malioboro.

6. Buatlah sebuah paragraf yang berjumlah 5 kalimat dan paragraf tersebut


harus mengandung kata penghubung, kata ganti, dan kata kunci. Tunjukkan di
dalamnya !

Anda mungkin juga menyukai