Anda di halaman 1dari 4

KEBERHASILAN LINGKUNGAN

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN

DARWIN DALIMUNTHE

Fakultas Kedokteran
Program Studi Ilmu Gizi
Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Pembanguan bidang kesehatan Indonesia telah berjalan selama lebih kurang


dua dasawarsa. Peningkatan derajat kesehatan yang optimal sebagai tujuan dari
pembangunan bidang kesehatan telah dilaksanakan, seperti peningkatan dan
pemerataan pembangunan bidan kesehatan.
Untuk mencapai hidup yang sehat, masyarakat selalu berinteraksi dengan 4
faktor, yaitu faktor lingkungan, perilaku individu dan masyarakat, pelayanan
kesehatan, dan faktor bawaan (genetik).
Lingkungan sehat yang diharapkan adalah suatu lingkungan hidup yang
terencana, terorganisasi dinilai dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik
manusia, dikelola sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan.
Ditinjau dari sudut kepentingan masyarakat dalam berinteraksi dengan
lingkungan masih banyak sekali masalah–masalah lingkungan yang perlu segera
mendapat perhatian. Kebanyakan masyarakat, terutama terutama yang hidup
didaerah pedesaan belum mengetahui bahwa banyak sekali masalah–masalah
lingkungan disekitarnya mereka yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan dan
kelangsungan hidup mereka.
Keadaan dan masalah lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat nampak sangat beragam. Berbagai faktor lingkungan yang merugikan
belum dapat diatasi, yang penting artinya dalam peningkatan masyarakat itu sendiri.
Ada juga faktor lingkungan yang bersifat menguntungkan, belum dapat ditangani
dengan baik sebagai karakteristik kehidupan masyarakat, sifat–sifat dan kebiasaan,
serta tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah.
Menurut organisasi kesehtan dunia (WHO), sanitasi didefinisikan sebagai
pengawasan faktor–faktor dalam lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan
pengaruh yang merugikan terhadap perkembangan jasmani, maka berarti pula suatu
usaha untuk menurunkan jumlah penyakit manusia sedemikian rupa sehinga derajat
kesehatan yang optimal dapat dicapai.

BAB II TUJUAN YANG AKAN DICAPAI

A. Terbentuknya Budaya Hidup Bersih bagi masyarakat Kecamatan Medan Johor.


B. Terciptanya pola hidup bersih secara individu dengan kehidupan nyata di masing–
masing rumah tangga.
C. Terciptanya kepedulian sosial terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya.

©2004 Digitized by USU digital library 1


BAB III PENGENALAN USAHA – USAHA SANITASI

Pengenalan usaha–usaha sanitasi ditujukan kepada seluruh masyarakat,


diutamakan kepada penduduk yang berpenghasilan rendah dan tingkat pengetauan
rendah baik dikota maupun di desa. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah
mengupayakan perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik. Beberapa
cara yang dapat diterapkan sebagai usaha meningkatkan kesadaran dan peran serta
masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Menggalakan Penyuluhan Tentang Hidup Sehat


Kepedulian dari lembaga–lembaga kesehatan seangat diharapakan
masyarakat. Pemanfaatan tempat–tempat pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan upaya ideal dlam mewujudkan kesadaran masyarakat untuk
berperilaku sehat. Kepercayaan masyarakat terhadap petugas–pertugas
kesehatan dilingkungan adalah merupakan nilai tambah tersendiri.
Masyarakat akan lebih mudah menerima masukan–masukan yag diberikan.
Gambaran umum menunjukan bahwa lingkungan yang bermasalah
bagi kesehatan didominasi oleh penduduk berpenghasilan rendah dengan
tingkat pengetahuan yang rendah. Adanya asumsi bahwa timbulnya penyakit
karena kutukan adalah tidak relevan sama sekali. Masyarakat harus
diberitahu bahwa terjadinya penyakit adalah karena adanya interaksi antara 3
faktor, yaitu enviroment, host dan agent. Penyuluhan–peyuluhan dapat
diberikan pada saat kegiatan–kegiatan masyarakat berlangsung.
Penyuluhan yang cukup efektif dapat dilakukan terhadap ibu rumah
tangga, karena kondisi kesehatan keluarga erat hubungannya dengan tingkat
pengetahuan ibu. Pembinaan terhadap ibu–ibu dapat dilakukan posyandu. Ibu
rumah tangga dapat dianjurkan untuk memulai perilaku sehat secara secara
dini terhadap balitanya.
Kepada masayrakat yang tinggal di Daerah Aliran Sungai, perlu
dilakukan penyuluhan tentang penyehatan air agar layak konsumsi, dan
diajak untuk mengenal perubahan–perubahan yang terjadi disungai, seperti
perubahan warna air, banyaknya ikan yang mati atau gangguan lain, dimana
berarti sumber air yang mereka pakai telah kemasukan benda asing yang
berbahaya bagi kehidupan mereka.

2. Memberi Contoh Lingkungan Sehat bagi masyarakat


Kebanyakan masyarakat tidak akan menerima langsung isi
penyuluhan–penyuluhan tentang kesehatan. Masyarakat lebih tertarik dengan
hal–hal yang peraktis dan kurang sukar memikirkan secara mendalam apa
yang harus dilakukan terhadap lingkungannya agar mereka terhindar dari
penyakit. Sebaiknya masyarakat langsung ditunjukan contoh–contoh
lingkungan sehat yang akan dijadikan panutan agar lebih efektif dan
membantu. Contoh lingkungan sehat bagi masyarakat yang cocok adalah
suatu rumah sederhana dengan perkarangan yang bersih, mempunyai
jamban yang cukup syarat kesehatan, air yang cuup tersedia, dan tempat
pembuangan air limbah serta sampah tersedia baik.
Dari adanya contoh–contoh seperti ini, masyarakat akan mengerti
bahwa dengan kesederhanaan yang mereka miliki, mereka dapat juga
menikmati lingkungan yang sehat dan terhindar dari penyakit–penyakit yang
timbul karena keadaan lingkungan sekitar mereka.
Poster–poster sederhana juga dapat membantu masyarakat mengenal
dan menerapkan sanitasi lingkungan. Sarana–sarana desa seperti balai desa
dan pusat pelayanan kesehtan tersebut sering dikunjungi masyarakat.

©2004 Digitized by USU digital library 2


3. Menunjang Kesehtan Mayarakat Dalam Bidang Sanitasi Lingkungan.
Konsep dan teknis sanitasi yang cocok bagi suatu wilayah, kadangkala
dapat timbul dari masyarakat sendiri. Hal ini merupakan sumbangan besar
bagi terlaksananya usaha sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan yang
dilakukan masyarakat kadang-kadang hanya tidak sengaja. Segai contoh,
pemanfaatan sampah rumahtangga oleh masyarakat tani untuk dijadikan
kompos. Tujuan utama mereka adalah untuk menambah bahan organik pada
tanaman yang diusahakan. Secara tidak sadar sebenarnya mereka telah ikut
meniadakan vektor–vektor penyakit yang hidup di sampah–sampah.
Kegiatan–kegiatan sanitasi seperti ini merupakan suatu potensi.
Adanya dukungan dari pihak–pihak yang berkompeten akan menumbuhkan
peran serta masyarakat. Masyarakat diberitahu bahwa apa yang mereka
lakukan adalah salah satu cara melepaskan mereka dari gangguan vektor
penyakit.

4. Pemberian Pengahargaan Bagi Lingkungan Sehat.


Keinginan untuk dihargai adalah mutlak dalam diri manusia.
Penghargaan dapat dinyatakan melalui dukungan terhadap apa yang telah
dilakukan, pemberian tambahan sarana–sarana dan hadiah jika
memungkinkan. Adanya penghargaan akan lebih memotivasi masyarakat
untuk meningkatkan kepedulian terhadap keadaan lingkungan yang berkaitan
dengan kesehatan.

BAB IV KRITERIA HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Pekarang dan lingkungan


Minimal 65 % dari jumlah penduduk.
ƒ Rumah berpagar (pagar hidup maupun mati )
ƒ Penjemuran pkaian dilaksanakan disamping maupun di belakang rumah.
ƒ Mempunyai kandang ternak terpisah dari rumah setiap hari.
ƒ Membersihkan parit di belakang ataupun di depan/samping (sekitarnya )
minimal 1 x seminggu

2. Pembuangan Sampah
Minimal 80 % keluarga :
ƒ Memiliki temapat pembunangan samaph (lobang sampah) bagi penduduk
yang belum terlayani angkutan PD Kebersihan
ƒ Memenuhi jadwal angkutan sampah.

3. Perumahan Penduduk
Dalam rangka kepedulian sosial , 60 % Warga masyarakt yang prasejahtera
terangkat menjadi Prasejahtera KS dalam waktu sampai tiga bulan mendatang.

4. Sarana Pembuangan Kotoran (Jamban)


80 - 100 % masyarakat memiliki jamban yang memenuhi persyaratan kesehtan
antara lain mempergunakan jamban leher angsa dan mempunyai septc tenk .

5. Sarana Pembuangan Air Limbah


60 % masyarakat memiliki Sarana Pembuangan Limbah Rumah Tangga.

©2004 Digitized by USU digital library 3


6. Jalan dan gang
65 % jalan dan gang pada lingkungan tersebut :
ƒ Dikeraskan atau diaspal serta dibuat jalan setapak
ƒ Ditanami pohon penghijauan atau minimal membuat pot – pot bunga yang
memungkinkan untuk ditanami
ƒ Dipasang lampu penerangan melalui tiang – tiang listrik yang ada.

7. Fasilitas Kesehtan
Minimal setiap lingkungan mempunyai posyandu aktif / paripurna

8. Fasilitas Umum
Seluruh fasilitas umum seperti :
ƒ Sekolah – sekolah yang ada disetiap kelurahan memiliki tempat – tempat
pembuangan sampah, pagar, penghijauan, kamar mandi/wc, kantin
disekolah dan bangunan sekolah dicat rapi.
ƒ Pasar – pasar inpres dalam kondisi bersih, adanya penghijauan, kamar
mandi/Wc yang bersih serta parit/selokan tersalur lancar.
ƒ 65 % sarana peribadatan ditata rapi seperti adanya tempat pembuangan
sampah, penghijauan, pagar, parit/selokan yang tersalur lancar.

9. Pembinaan Masyarakat
ƒ Pokja LKMD dan Pok Dasawisma berperan untuk membina masyarakat.
ƒ Menjadikan Mesjid dan Gereja serta tempat peribadatan lainnya sebagai
penyebar informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1990. Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara Sumber Widya Jakarta.

_________ Kelangsungan hidup anak di Indonesia. Pusat Penelitian Kesehatan


lembaga penelitian Universitas Indonesia. Jakarta.

Syafri Guricci, 1993 . Tantangan Pembangunan Bidang Kesehatan selama PJPT II,
Implikasinya terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia Kesehtan
Masyarakat, FKM – UI. Jakarta

Sriyabhaya; Nadda [and ]Vina Vira Vaidhnya, Jirapan Vibulwoong , 1990

Health for all : Depence or self Reliance for the village community. Report on the
implementation of the village in thailand.

Hartono, Gandung, 1989. Penyehatan Lingkungan dan Pembangunan berlanjut.


Makalah seminar sehari penyehatan lingkungan dalam rangka
pembangunan berlanjut. Jakarta

©2004 Digitized by USU digital library 4

Anda mungkin juga menyukai