Anda di halaman 1dari 33

BAB I MATRIKS

Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yangdianutnya.
1.2 Menghayati perilaku disiplin, sikap kerjasama, sikap kritis dan cermat dalam bekerja
menyelesaikan masalah kontekstual
1.3 Menganalisis konsep, nilai determinan dan sifat operasi matriks serta menerapkannya
dalam menentukan invers matriks dan dalam memecahkan masalah
1.4 Menyajikan dan menyelesaikan model matematika dalam bentuk persamaan matriks
dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linier.

Pengalaman Belajar
Melalui pembelajaran matriks, siswa memperoleh pengalaman belajar :
1. Mengamati dan menemukan konsep determinan matriks beserta sifat operasi
dterminan matriks
2. Mengamati dan menemukan konsep invers dari matriks
3. Menerapkan konsep matriks dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.

A. DETERMINAN
Misalkan A adalah matriks kuadrat maka determinan matriks tersebut dinyatakan
dengan det(A) atau | A |. Determinan A dikatakan berordo n, jika A merupakan matriks
kuadrat berordo nxn.
Cara menghitung nilai determinan suatu matriks :
1. Determinan Matriks berordo Satu
Misalkan A adalah matriks bujursangkar berordo 1
A = [a11], maka det A = | A | = a11

2. Determinan Matriks berordo dua dan tiga (2x2, 3x3)


Determinan matriks yang berordo 2x2 didefinisikan sebagai :
|A| =
a11 a 12
a21 a22

rli

= a11 a22 a12 a21


||


Sebagai contoh :
A =
2 3
1 4

ri gh

Determinan dari matriks adalah :



( )

|A| =
2 3
1 4

rli

= ( 2 ) 4 (3 ) 1 = 5


||


1
Determinan matriks yang berordo 3x3

A =
a11 a 12 a13
a21 a 22 a2 3
a31 a 32 a3 3

righ



Jika ( ) ( )
maka nilai determinan dari matriks A adalah:

Dengan Cara Sarrus :


|A | =
a11 a1 2 a1 3
a21 a2 2 a2 3
a31 a3 2 a3 3

r li

=

a 11 a 12 a1 3
a21 a2 2 a2 3
a31 a3 2 a3 3

r li



a11 a1 2
| a2 1 a 22
|a 3 1 a 32

}

||| |


Sebagai contoh :
A =
1 0 3
2 1 4
0 2 0

righ



Jika matriks ( ) ( )
maka nilai determinannya adalah :
| A| =
1 0 3
2 1 4
0 2 0

rli

=

1 0 3
2 1 4
0 2 0

rli



1 0
| 2 1
| 0 2

}


| |||


Catatan : Cara Sarrus hanya boleh digunakan pada matriks 3 x 3

3. Nilai Determinan dengan Kofaktor


Untuk mencari nilai matriks berordo nxn dapat diselesaikan dengan cara
menggunakan kofaktor, tetapi haruslah dikenal dulu minor dari elemen matriks. Minor
dari elemen aij, dimana aij merupakan satu elemen dari matriks kuadrat A, dinyatakan
oleh Mij dan didefinisikan sebagai determinan dari bagian matriks A diluar baris ke-i dan
kolom ke-j. Bilangan (-1)i+j . Mij dinyatakan dengan cij dan disebut kofaktor dari elemen aij :
cij = (-1)i+j . Mij
Determinan dari matriks kuadrat A dengan ordo nxn dapat dihitung dengan
mengalikan elemen-elemen dalam suatu baris (atau kolom) dengan kofaktor-kofaktornya

2
dan menambahkan hasil-hasil kali yang dihasilkan, yakni untuk setiap 1 i n dan

1 j n , maka : |A| = a1 j c 1 j + a2 j c 2 j + . . . + a nj c nj
(ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke j), dan
|A| = ai1 ci 1 + ai2 ci 2 + . . . + ain c in
(ekspansi kofaktor sepanjang baris ke i)
Sebagai contoh :
A =
1 0 3
2 1 4
0 2 0

righ



Jika matriks ( ) ( )
maka nilai determinannya adalah :
a) Dengan mempergunakan baris ke-1 (i=1)
Det A = | A | = a11 c11 + a12c12 + a13c13
|M 11| =
1 4
2 0

rli

= 1 . 0 4. 2 = 8


|M 12| =

2
0

4
0
cij = (-1)i+j . Mij

rli

c11 = (-1)1+1 . (-8) = -8



= 2 . 0 4 . 0 = 0

|M 13| =

2 1
0

2
||
c12 = (-1)1+2 . (0) = 0

c13 = (-1)1+3 . (4) = 4


|A| = a11 c 11 + a12 c12 + a13 c 13


= 1 . (8) + 0 . 0 + 3 . ( 4)
=4
b) Dengan mempergunakan kolom ke-1 (j=1)
|M 11| =
1 4
2 0

rli

= 1 . 0

4 .2 = 8
cij = (-1)i+j . Mij

|M 21| =

c11 = (-1)1+1 . (-8) = -8



0 3
2 0

rli

= 0 . 0 3 .2

|M 31| =
= 6
c21 = (-1)2+1 . (-6) = 6

0 3
1

4
||

c31 = (-1)3+1 . (-3) = -3

|A| = a11 c 11 + a21 c 21 + a31 c 31


= 1 . (8) + 2 . 6 + 0 . 3
=4

3
Contoh Lain` :

( )
3 4 2 7
2 3 3 2
A =
5 7 3 9
Jika matriks 2 3 2 3 maka nilai determinannya adalah :
Jawab :
Dengan menggunakan bari ke-1 (i=1)

3 3 2
1+1
c 11 =(1) | 7 3 9 |= +1 3|
3 2 3
[ 3 9
2 3
| 3 |
7 9
3 3
|+ 2 |
7 3
3 2
|
]
= 3 (918) 3(2127) + 2(149)
= 3(9) 3(6) + 2(5)
=1
2 3 2

2 2 3
[
c 12 = (1)1+2| 5 3 9 |= 1 2| 3 9 | 3 | 5 9 | + 2 | 5 3 |
2 3 2 3 2 2 ]
= [ 2 (918) 3(1518) + 2(106)]
= [2(9) 3(3) + 2(4)]
= (18+9+8)
=1
2 3 2
1+3

2 3 3
[
c 13 = (1) | 5 7 9 |= +1 2|
7 9
3 3
| 3 |
5 9
2 3
|+ 2 |
5 7
2 3
|
]
= 2 (2127) 3(1518) + 2(1514)
= 2(6) 3(3) + 2(1)
=1
2 3 3

2 3 2
[
c 14 = (1) | 5 7 3 |= 1 2| 7 3 | 3 | 5 3 |+ 3 | 5 7 |
1+4
3 2 2 2 2 3 ]
= [ 2 (149) 3(106) + 3(1514)]
= [ 2(5) 3(4) +3(1)]
= [ 1012+3 ]
= 1
|A|= a11+a12 +a 13+a14
= 3(1) + 4(1) +2(1) 7(1)
= 2
4
Jadi det(A) = -2
Soal Latihan
1. Hitung determinan dari matriks matriks berikut ini :
2 1 1

( )
0
1
1
4

3
4 k1 2 1
righ


2 k2 3

a.
( ) ( )

b. 2 1 k3
2. Diketahui :

( )
1 2 4
A= 5 1 2
3 2 1
Hitung determinan matriks A dengan cara :
a. Sarrus
b. Kofaktor
- Menggunakan baris ke-1 (i=1)
- Menggunakan kolom ke-1 (j=1)
3. Carilah semua nilai dimana determinan berikut sama dengan 0

(23 4
3 )
4. Dengan menggunakan kofaktor cari determinan dari matriks A berikut :

[ ]
3 5 2 6
1 2 1 1
A=
2 4 1 5
3 7 5 3

B. INVERS MATRIKS
Matriks persegi A mempunyai invers, jika ada matriks B sedemikian hingga

AB=BA=I nn dengan I matriks identitas. Pada persamaan AB=BA=I nn , A

dan B disebut saling invers. Berikut ini adalah syarat suatu matriks A mempunyai
invers.
Jika A= 0, maka matriks A tidak mempunyai invers. Oleh karena itu, dikatakan
matriks A sebagai matriks singular.

5
Jika A 0, maka matriks A mempunyai invers. Oleh karena itu, dikatakan matriks
A sebagai matriks nonsingular.
Contoh:

Tunjukkan bahwa
A= (52 73 ) dan B=(23 75 ) saling invers!
Penyelesaian:
Kita harus membuktikan bahwa AB=BA=I22.

( 52 73 )(23 75 )=( 10 01 )
AB=

BA=(
2 5 )(2 3 )(0 1 )
3 7 5 7 1 0

Perhatikan bahwa AB=BA=I22 sehingga dapat dikatakan bahwa A dan B saling


invers..

Untuk matriks
A= (ac bd ) berordo 2 2 ini, kita dapat menentukan inversnya
sebagai berikut
1
A1 = Adj A
det A
1
A1 =
adbc c( d b
a )
Untuk menentukan invers suatu matriks dengan ordo 3 3, kalian harus memahami
tentang matriks minor, kofaktor, dan adjoint.

B.1. Adjoint
Misalkan suatu matriks A berordo n n dengan Aij kofaktor dari matriks A, maka

A11 A 21 A n1

Adjoint A (Adj A) =
( A 12

A1 n
A 22 A n2

A 2n Ann
)
6
Untuk matrik A berordo 33 maka

( )
A 11 A 21 A 31
Adj A= A12 A 22 A 32
A13 A23 A 33

Contoh:

( )
1 2 3
A= 2 5 3
Tentukan invers dari matriks 1 0 8
Penyelesaian:

1 2 31 2
|A|=|2 5 3 |2 5
1 0 81 0
|A|=40+6+015032=1
5 3
A 11 =| |=400=40
0 8
2 3
A 12=| |=( 163 )=13
1 8
2 5
A 13=| |=05=5
1 0
2 3 (
A 21=| |= 160 )=16
0 8
1 3
A 22=| |=83=5
1 8
A 23=|1 2 |=( 02 )=2
1 0

7
2 3
A 31=| |=615=9
5 3
1 3 (
A 32=| |= 36 ) =3
2 3
1 2
A 33=| |=54=1
2 5
40 16 9
(
Adj A= 13 5
5 2
3
1)
( )
40 16 9
13 5 3
1 40 16 9
1 Adj A
A =
|A|
=
5
1
2
= 13 5 3
5 2 1 ( )
ASAH KEMAMPUAN

1. Tentukanlah syarat agar matriks


( ab a
a a+b ) tidak mempunyai invers!

2. Diketahui matriks
A=(12 34 ) . Tunjukkan bahwa (A-1)t = (At)-1 !

A=( ) dan B=(


4 3)
4 7 2 1
3. Diketahui matriks 3 5 .
Jika At= kBt,tentukan nilai k!

2 1 3 7 5
3 8 7 9 8
|3 4 1 6 2|
4 0 2 2 3
4. Tunjukkan bahwa 7 9 1 5 4 habis dibagi 19!

8
c. Menyelesaikan Masalah dengan Mempergunakan Matriks

Pada bab sebelumnya telah dibahas tentang penyelesaian system persamaan


linear dengan menggunakan metode grafik, metode eliminasi, dan metode substitusi.
Pada bab ini, kita akan menyelesaikan system persamaan linear tersebut dengan
menggunakan matriks. Misalkan, sistem persamaan linear berikut.
ax + by = e
cx + dy = f
Sistem persamaan linear tersebut dapat kita tuliskan dalam persamaan matriks berikut.

(ac bd )( xy )=(ef )
Persamaan matriks ini dapat kita selesaikan dengan menggunakan sifat berikut.
1. Jika XA=B, maka X=A-1B, dengan |A| 0
2. Jika XA=B, maka X=BA-1, dengan |A| 0

Contoh:
Tentukanlah penyelesaian sistem persamaan linear berikut!
3x - 4y = 5
5x + 6y = 1

Penyelesaian:
Terlebih dahulu, ubah sistem persamaan linear tersebut menjadi persamaan
matriks berikut.

(35 46 )( xy )=(51 )
A X B

Kemudian, tentukan determinan matriks A, yaitu :

( )
|A|= 3 4 =18(20 )=38
5 6

Penyelesaian sistem persamaan linear tersebut dapat kita tentukan dengan cara
berikut.
1
A1 = (6
38 5
4
3 )
17

( xy )= 138 (56 )( )
A A1 B
4 5
3 1
=
( )
19
11
19

17 11
jadi , x= dan y=
19 19
9
Selain dengan cara di atas, sistem persamaan linear dapat juga diselesaikan
dengan menggunakan aturan Cramer berikut.

|A1| |A 2| |A j|
x 1= , x 2= ,, x j =
Jika AX=B maka |A| |A| |A|

Aj adalah matriks yang didapat dengan mengganti elemen-elemen pada kolom-j


dari matriks A dengan elemen-elemen matriks B.

Contoh:
Tentukanlah penyelesaian sistem persamaan linear berikut!
3x - 4y = 5
5x + 6y = 1

Penyelesaian:
Terlebih dahulu tentukan A,A1, dan A2

|A|= ( )3 4
5 6
=38

|A |=(
1 6)
5 4
1 =34

|A |=(
5 1)
3 5
2 =22
|A | 34 17 |A | 22 11
jadi x= 1 = = dan y = 2 = =
|A| 38 19 |A| 38 19

Dengan demikian, penyelesaian sistem persamaan linear tersebut adalah

17 11
x= dan y=
19 19

Diketahui: 2x - 5y + 2z = 7 ; x + 2y - 4z = 3 ; 3x 4y - 6z = 5

Penyelesaian:

SPLTH tsb mempunyai m=n dan akan dihitung apakah det(A)0

2 5 2 0 9 10
|A|=|1 2 4 |=|1 2 4 |=1| 9 10 |=460
10 6
3 4 6 0 10 6

10
7 5 2 7 5 2
|3 2 4 | |17 8 0 | 17 8
2| |
5 4 6 26 19 0 26 19
x= = =5
46 = 46 46

2 7 2 2 7 2
|1 3 4 | |5 17 0 | 5 17
2| |
3 5 6 9 26 0 9 26
y= = =1
46 = 46 46

2 5 7 0 9 1
|1 2 3 | |1 2 3| 9 1
1| |
3 4 5 0 10 4 10 4
z= = =1
46 = 46 46

Jadi x=5, y=1, z=1

ASAH KEMAMPUAN
1. Selidikilah apakah matriks-matriks berikut mempunyai invers? Jika mempunyai invers
tentukan inversnya .

a). A =
( )
2 3
3 4 c). C =
(
2 4
1 3 ) e). E =
(8 4
2 1 )
b). B =
(42 21 ) d). D =
(74 63 )
2. Carilah nilai x dan y pada sistem persamaan linier berikut dengan cara matriks !

a).
{52x+
x2 y=4
y=7 c).
{3 x+4
2 x y =6
y+2=0

b).
{24 x+3 y=9
x5 y=7 d).
{7x+2x3y14=0
y13=0

3. Carilah matriks X pada persamaan matriks berikut.

a).
(23 34 ) X =(1217 1419 )
11
b).
(
X . 2 5 = 6 13
1 3 7 18 )( )
c).
(23 16 ) X=(125 16 )
5. Carilah nilai x ,y dan z pada sistem persamaan linier berikut dengan cara matriks !

{
2x3 y+4 z=8
3x+4 y2 z=5
a). x+2 y+2 z=11

{
3 x4 yz=11
5 x+2 y+3z=19
b). 2x3 y+4 z=17

{
2 x+3 y=23
2 x2 z=6
c). 2 y+z=13

{
x+2 z=4
2 y3 z=3
d). 3 x+ y=3

ASAH KEMAMPUAN
Soal-soal Pilihan ganda

Berilah tanda silang pada huruf A , B , C , D dan E sesuai dengan pilihan jawaban yang
paling tepat !

( ) ( )
a 2 3 6 2 3
5 4 b 5 4 21
1. Diketahui K = 8 3c 11 dan L = 8 4b 11 jika K =L maka c adalah . . .
a. 16 b. 15 c. 14 d. 13 e. 12

2. Diketahui
(5 p+q
4
5 ) (2
2 4
=
2
q+3 ) maka . . .
a. p = 1 dan q = -2 d. p = 1 dan q = 8
b. p = 1 dan q = 2 e. p = 5 dan q = 2
c. p = -1 dan q = 2

12
3. Jika A =
( )
1 2
3 4
B=
( ) 2 3
0 1 C=
( )
5 2
1 0 makabentuk yang paling sederhana
dari
(A+C) (A+B) adalah . . . .

a.
( ) 5 4
5 4 c.
( 4 0
4 4 ) e.
( )
7 1
1 1

b.
(42 75 ) d.
(13 11 )

( )
1 2
3 4
4 . Hasil kali
(41 2 3
5 6 ) 5 6 adalah . . . .

( )
1 2
3 4
a.
(2249 2864 ) c.
(41 4 6
15 30 ) e. 5 6

b.
(2228 4964 ) d.
(42 8 16
15 30 )

( ) () () ( )
1
1
3 2 2
2 0 1 3
1
5. 2 2
+3 3 +k 3 = 2 maka k adalah . . . .
a. -4 b. -2 c. 2 d. 3 e. 4

6 . Jika
(43 1a ) (2a+b
1 1
)7 (17 1520 ) = maka nilai b adalah . . . .
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

7 . Jika diketahui matriks A =


(12 12 ) dan B =
(41 21 ) maka (A + B)2 sama
dengan . . .

a.
( )
4 0
6 9 c.
( 4 0
12 16 ) e.
( 4 0
6 9 )
b.
(46 09 ) d.
(46 90 )
13
8. Diketahui matriks A =
(2ba 34c ) dan B =
(2c3b
a
2 a+1
b+7 ) jika A = 2Bt maka nilai c
= .

a. 2 b. 3 c. 5 d. 8 e. 10

14
BAB II BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

Kompetensi Dasar
2.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yangdianutnya.
2.2 Menghayati perilaku disiplin, sikap kerjasama, sikap kritis dan cermat dalam bekerja
menyelesaikan masalah kontekstual
2.3 Mendeskripsikan konsep barisan dan deret pada konteks dunia nyata, seperti bunga,
pertumbuhan dan peluruhan.
2.4 Mengidentifikasikan, menyajikan model matematika dan menyelesaikan masalah
keseharian yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika, geometri dan yang
lainnya.

Pengalaman Belajar
Melalui pembelajaran pertumbuhan dan peluruhan siswa memperoleh pengalaman
belajar :
a. mengamati dan mendeskiripsikan karakteristik masalah pertumbuhan dan
peluruhan
b. mengamati dan menerapkan konsep barisan dan deret geometri untuk
menyelesaikan masalah pertumbuhan dan peluruhan

A. Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk

A.1 BUNGA TUNGGAL


Pengertian Bunga
Bunga adalah jasa dari simpanan atau pinjaman yang dibayarkan pada
akhir suatu jangka waktu yang ditentukan atas persetujuan bersama.

Pengertian Bunga Tunggal


Bunga tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu
yang tidak mempengaruhi besarnya modal (besarnya modal tetap).

Besarnya bunga berbanding senilai dengan persentase dan lama waktunya dan
umumnya berbanding senilai pula dengan besarnya modal.

Jika modal sebesar M dibungakan dengan bunga p % setahun maka:


a. Setelah t tahun, besarnya bunga:
p
I=M t
100

b. Setelah t bulan, besarnya bunga:


p t
I=M
100 12

15
c. Setelah t hari, besarnya bunga:
- Jika satu tahun 360 hari, maka:
p t
I =M
100 360
- Jika satu tahun 365 hari, maka:
p t
I =M
100 365
- Jika satu tahun 366 hari (tahun kabisat), maka:
p t
I =M
100 366
Contoh:

Budi meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,00 kepada Edi dengan tingkat bunga
18% pertahun. Hitung besarnya bunga selama:
a) 2 tahun
b) 6 bulan
c) 50 hari
d) 2 tahun 6 bulan dan 50 hari!

Penyelesaian
M = 1.000.000 dan p = 18

a) Besarnya bunga selama 2 tahun


p
i= xMxt
100
18
i= x 1000000 x 2 = 360000
100
Jadi besarnya bunga selama 2 tahun sebesar Rp 360.000,00

b) Besarnya bunga selama 6 bulan:

p t
i= xMx
100 12

18 6
i= x 1000000 x = 90000
100 12

Jadi besarnya bunga adalah Rp 90.000,00

c) Besarnya bunga selama 50 hari:

p t
i= xMx
100 360

18 50
i= x 1000000 x = 25000
100 360

Jadi besarnya bunga dalam 50 hari adalah sebesar Rp 25.000,00

16
d) Besarnya bunga dalam 2 tahun 6 bulan dan 50 hari dapat dicari dengan jalan
menjumlahkan bunga 2 tahun + bunga 6 bulan + bunga 50 hari:

Atau dapat dicari dengan jalan menghitung waktu seluruhnya dalam hari,
sehingga 2 tahun 6 bulan 50 hari = 950 hari, sehingga:

p t
i= xMx
100 360

18 950
i= x 1000000x = 475000
100 360

Jadi besarnya bunga selama 2 tahun 6 bulan dan 50 hari adalah Rp 475.000,00

ASAH KEMAMPUAN
1. Adelia meminjam uang sebesar Rp. 800.000,- dan harus mengembalikan setelah satu
bulan sebesar Rp. 1.000.000,-. Berapa persen perbulankah bunga tunggal atas hutang
Adelia?

2. Jika besar bunga tunggal sebuah pinjaman perbulan adalah 8 %, berapa jumlah uang
yang harus dikembalikan Bagus jika ia meminjam Rp. 1.000.000,- dan dikembalikan
setelah 10 bulan?

3. Canda harus mengembalikan pinjamannya setelah 6 bulan sebesar Rp. 800.000,- Jika
pada pinjaman tersebut berlaku bunga tunggal 3 % perbulan, berapakah hutang
Canda sebenarnya.

B. BUNGA MAJEMUK

Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu,
misalnya satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p %
kali modal yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada
modal awal untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya bunga
pada setiap periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga), maka
dikatakan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.

a. Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk


Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sedangkan
bunga majemuk dihitung berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan
dengan bunga.

b. Perhitungan Nilai Akhir Modal


a. Dengan menggunakan rumus
17
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar p %
setahun selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah:

Setelah satu tahun


P
M 1=M + M
100
P
=M 1+(100 )
Setelah dua tahun
P P P
M 2=M 1+ ( +
100 100 )
M 1+
100 ( )
P P
( )(
=M 1+
100
1+
100 )
2
P
=M (1+
100 )

Setelah n tahun

n
P
(
M n =M 1+
100 )
Contoh soal

Modal sebesar Rp 1.000.000,00 diperbungakan dengan dasar bunga majemuk 3%


setahun. Hitunglah nilai akhir modal setelah 3 tahun.
Jawab : Misalkan M = 1.000.000,00, n = 3 tahun, p = 3%.
M3 = M (1+i)3
= 1.000.000 (1+0,03)3
= 1.000.000 (1,03)3
= 1.000.000 x 1,092727
= 1.092.727
Jadi nilai akhir setelah 3 tahun = Rp 1.092.727,00

ASAH KEMAMPUAN
LATIHAN
18
1. Carilah nilai akhir modal besarnya Rp 200.000,- yang diperbungakan dengan bunga
majemuk 10 % tiap semester selama 1 tahun 3 bulan.

2. Hitunglah nilai tunai dari Rp 16.900,- yang harus dibayar 2 tahun kemudian dengan
bunga majemuk 30 % setahun.

3. Uang sebesar Rp 100.000 diperbungakan dengan bunga majemuk 3 % setiap


triwulan. Setelah berapa lamakah uang itu diperbungakan, agar supaya uang itu
jumlahnya menjadi Rp 198.978,88.

4. Modal sebesar Rp 50.000,- disimpan dengan bunga majemuk 10 % tiap catur wulan.
Hitunglah nilai akhir modal itu setelah satu tahun.

5. Hitung nilai akhir modal yang besarnya Rp 20.000,- diperbungakan selama 1 tahun 3
bulan atas dasar bunga majemuk 20 % tiap setengah tahun.

6. Hitunglah nilai tunai dari Rp 185.900,- yang harus dibayarkan 2 tahun 4 bulan
kemudian, dengan bunga majemuk 30 % setahun.

7. Hitung nilai tunai uang Rp 200.000,- yang harus dibayar 8 tahun 2 bulan kemudian,
apabila dasar bunga majemuk 4 % setiap semester.

8. Carilah nilai tunai dari Rp 250.000,- yang harus dibayar 5 tahun 2 bulan kemudian
dengan bunga majemuk 2 1/2 % tiap triwulan.

C. Model Pertumbuhan Penduduk

Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam
hal penaksiran jumlah penduduk. Sebagaimana pernah dinyatakan oleh Malthus,
penduduk dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur. Secara matematik, hal ini dapat
dirumuskan sebagai :
Pt = P1Rt-1
Dimana

R=1+r
P1= jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt= jumlah pada tahun ke-t
r = persentase pertumbuhan per-tahun
t = indeks waktu (tahun)

Contoh Soal 1.

Penduduk suatu kota berjumlah 1 juta pada tahun 1991, tingkat pertumbuhannya
4% per tahun. Hitunglah jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 2006.

Jawaban :

19
P1 = 1.000.000
r = 0,04
R = 1,04
P2006 = P16= 1000000 (1,04)15
= 1.000.000 ( 1,800943)
= 1.800.943

Contoh Soal 2.
Jumlah penduduk kota X pada tahun 1994 mencapai 2 juta jiwa. Bila jumlah
penduduk di kota tersebut meningkat dengan laju 2,5% pertahun dan andaikan laju
pertambhan itu tetap sebesar itu dalam setiap tahunnya, tentukanlah banyaknya
penduduk di kota X pada tahun 1999.

Penyelesaian :

Pertumbuhan penduduk pada dasarnya sama dengan pertambahan tabungan yang


disimpan di Bank. Jadi, apabila banyaknya penduduk mula-mula P dengan tingkat
kenaikan penduduk I%, sedangkan banyaknya penduduk setelah t tahun adalah P t, maka
tentunya banyaknya penduduk pada saat t tahun adalah :
Pt = P(1 + I)t

Jadi, dari soal di atas kita dapatkan, banyaknya penduduk di kota X pada tahun 1999
(setelah 5 tahun) menjadi :
P5 = 2.000.000 (1 + 0,025)5
= 2 . 106 . (1,025)5
Dengan bantuan kalkulator, kita dapatkan
P5 = 2 . 106 (1,025)5
= 2 . 106 (1,1314)
= 2.262.816 (dibulatkan).

Soal

1. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 278.741 jiwa. Berapakah
perkiraan jumlah penduduk Kabupaten A pada tahun 2020, jika diketahui laju
pertumbuhan penduduk geometriknya adalah 3,03 persen.

2. Pada tahun 2000, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 206.730 jiwa. Kemudian
pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten A menjadi 278.741 jiwa. Berapakah
laju pertumbuhan penduduk geometrik Kabupaten A per tahun?

20
BAB III MATRIKS

Kompetensi Dasar
3.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yangdianutnya.
3.2 Menghayati perilaku disiplin, sikap kerjasama, sikap kritis dan cermat dalam bekerja
menyelesaikan masalah kontekstual
3.3 Memiliki dan menunjukkan rasa ingin tahu, motivasi internal, rasa senang dan
tertarik dan percaya diri dalam melakukan kegiatan belajar, ataupun memecahkan
masalah nyata.
3.4 Menganalisa konsep dan sifat diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal
dalam bangun ruang dimensi tiga serta menerapkannya dalam memecahkan
masalah.
3.5 Menggunakan berbagai prinsip dan sifat diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang
diagonal dalam bangun ruang dimensi tiga serta menerapkannya dalam
memecahkan masalah.

Pengalaman belajar
3.1 Mengidentifikasikan diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal
dalam bangun ruang dimensi tiga.
3.2 Menemukan sifat diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal
dalm ruang dimensi tiga
3.3 Menerapkan konsep dan sifat diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang
diagonal dalam memecahkan masalah.

Dalam kehidupan sehari-hari kita seing melihat benda-berbentuk balok, misalnya


penghapus, pembungkus sabun mandi, dan lain sebagainya. Di dalam balok kita akan
mengenal istilah diagonal bidang atau diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal.

A. Diagonal Bidang Balok


Diagonal bidang suatu balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut yang berhadapan pada setiap bidang atau sisi balok. Untuk memahami definisi
tersebut coba perhatikan bidang TUVW pada gambar di bawah ini.

Ruas garis yang menghubungkan titik sudut T dan V serta U dan W disebut
diagonal bidang atau diagonal sisi. Dengan demikian, bidang TUVW mempunyai dua
diagonal bidang, yaitu TV dan UW . Jadi, setiap bidang pada balok mempunyai dua
diagonal bidang. Karena balok memiliki 6 bidang sisi, maka balok memiliki 12 diagonal
21
bidang atau diagonal sisi. Bagaimana cara menghitung panjang diagonal bidang atau
diagonal sisi pada balok?

Untuk mencari panjang diagonal bidang atau sisi dapat menggunakan teorema
phytagoras. Sekarang perhatikan gambar balok di bawah ini.

Misalkan balok PQRS.TUVW di atas memiliki panjang p, lebar l, dan tinggi t. Maka panjang
TV dapat dihitung dengan menggunakan teorema phytagoras, di mana segitiga TUV siku-
siku di U. Sehingga:
TV = (TU2 + UV2)
TV = (p2 + l2)

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang diagonal sisi, silahkan perhatikan
contoh soal berikut ini.

Contoh Soal. Perhatikan gambar di bawah berikut ini.

Diketahui panjang AB = 12 cm, BC = 8 cm dan AE = 5 cm. Hitunglah:


a) panjang AF
b) panjang AC
c) panjang AH
Penyelesaian:

22
a) Panjang AF dapat dihitung dengan teorema phytagoras. Perhatikan segitiga ABF siku-
siku di B, maka:
AF = (AB2 + BF2)
AF = (122 + 52)
AF = (144 + 25)
AF = 169
AF = 13 cm

b) Perhatikan segitiga ABC siku-siku di B, maka:


AC = (AB2 + BC2)
AF = (122 + 82)
AF = (144 + 64)
AF = 208
AF = 413 cm

c) Perhatikan segitiga AEH siku-siku di E, maka:


AC = (AE2 + EH2)
AF = (52 + 82)
AF = (25 + 64)
AF = 89 cm

Diagonal Ruang Balok


Diagonal ruang pada balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut yang berhadapan dalam suatu ruang. Untuk memahami definisi tersebut coba
perhatikan gambar berikut di bawah ini.

Hubungkan titik P dan V, Q dan W, R dan T, atau S dan U. Garis PV, garis QW, garis
RT, dan garis SU disebut diagonal ruang. Diagonal-diagonal ruang tersebut akan

23
berpotongan di satu titik. Suatu balok memiliki empat buah diagonal ruang yang sama
panjang dan berpotongan pada satu titik. Bagaimana menghitung panjang diagonal ruang
balok?

Sama seperti mencari diagonal bidang, untuk mencari diagonal ruang juga
menggunakan teorema phyagoras. Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.

Misalkan balok ABCD.EFGH di atas memiliki panjang p, lebar l, dan tinggi t. Maka
panjang AG dapat dihitung dengan menggunakan teorema phytagoras. Tetapi sebelum itu
harus cari panjang AC, di mana AC merupakan diagonal sisi. Sekarang perhatikan segitiga
ABC siku-siku di B. Sehingga:
AC = (AB2 + BC2)
AC = (p2 + l2)

Sekarang cari panjang AG dengan teorema phytagoras juga. Sekarang perhatikan segitiga
ACG siku-siku di G. Sehingga:
AG = (AC2 + CG2)
AG = ((p2 + l2)2 + t2)
AG = (p2 + l2 + t2)

Misalkan diagonal ruang balok adalah d maka secara umum diagonal ruang balok dapat
dirumuskan:
d = (p2 + l2 + t2)

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang diagonal ruang, silahkan


perhatikan contoh soal berikut ini.

Contoh Soal
Sebuah balok memiliki panjang 12 cm, lebar 8 cm dan tinggi 4 cm. Hitung berapa

Penyelesaian:
d = (p2 + l2 + t2)
d = (122 + 82 + 42)
d = 224
d = 414 cm

Bidang Diagonal

24
Bidang diagonal suatu balok adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua
diagonal bidang suatu balok. Untuk memahami definisi tersebut coba perhatikan balok
PQRS.TUVW pada gambar di bawah ini.

Bidang PRVT dan PWVQ disebut bidang diagonal. Jadi balok memiliki enam bidang
diagonal yang berbentuk persegi panjang dan tiap pasangnya kongruen. Bagaimana
menghitung luas bidang diagonal?

Untuk menghitung luas bidang diagonal dapat menggunakan rumus luas persegi panjang.
Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang diagonal ruang, silahkan
perhatikan contoh soal berikut ini.

Contoh Soal
Perhatikan gambar di bawah berikut ini.

Diketahui panjang AB = 12 cm, BC = 8 cm dan AE = 6 cm. Hitunglah luas bidang diagonal


ABGH!
Penyelesaiaan:
Jika digambarkan akan tampak seperti gambar di bawah ini.

Terlebih dahulu harus cari panjang BG dengan teorema phytagoras.


BG = (BC2 + CG2)
BG = (82 + 62)
BG = (64 + 36)
BG = 100
BG = 10 cm

25
Luas bidang diagonal ABGH dapat dicari dengan rumus persegi panjang, yakni:
Luas ABGH = AB . BG
Luas ABGH = 12 cm . 10 cm
Luas ABGH = 120 cm2

ASAH KEMAMPUAN
1. Sebuah kubus JKLM.NOPQ memiliki rusuk dengan panjang 7cm. Hitunglah panjang
diagonal sisi kubus tersebut.

2. Kubus dengan panjang sisi 12 cm. Tentukan


a) panjang diagonal bidang sisi kubus
b) panjang diagonal ruang.

3. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang sisi 12 cm. Titik P adalah perpotongan diagonal
bidang ABCD. Tentukan jarak titik P ke titik G

4. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6cm. Jarak titik B ke diagonal ruang
AG adalahcm.

5. Prisma segi 4 beraturan ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm dan tinggi prisma 8 cm. Titik
potong diagonal AC dan BD adalah T, jarak titik D ke TH = cm.

6. Diketahui limas beraturan T.ABCD. Panjang rusuk alas 12 cm, dan panjang rusuk tegak
122 cm. Jarak A ke TC adalah cm.

7. Diketahui Bidang empat T.ABC dengan AT, AB dan AC saling tegak lurus di A. Jika
panjang AB=AC=AT= 5 cm, maka jarak titik A kebidang TBC adalah cm

8. Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 6 cm. Jika S adalah titik potong EG dan FH,
maka jarak DH ke AS adalah cm.

9. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 63 cm. Jarak bidang ACH dan EGB
adalah cm.

10. Diketahui bidang empat beraturan ABCD dengan panjang rusuk 8 cm. Kosinus
sudut antara bidang ABC dan bidang ABD adalah .

26
BAB IVINTEGRAL TENTU

Kompetensi Dasar
4.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yangdianutnya.
4.2 Menghayati perilaku disiplin, sikap kerjasama, sikap kritis dan cermat dalam bekerja
menyelesaikan masalah kontekstual
4.3 Memiliki dan menunjukkan rasa ingin tahu, motivasi internal, rasa senang dan tertarik
dan percaya diri dalam melakukan kegiatan belajar, ataupun memecahkan masalah
nyata.
4.4 Memahami konsep jumalh Rieman dan integral tentu suatu fungsi dengan
menggunakan fungsi-fungsi sederhana non negative.
4.5 Menggunakan teorema fundamental Kalkulus untuk menemukan hubungan antara
integral dalam integral tentu dan dalam integral tak tentu.
4.6 Mengolah data dan membuat model fungsi sederhana non negative dari masalah
nyata serta menginterpretasikan masalah dalam gambar dan menyelesaikan masalah
dengan menggunakan konsep dan aturan integral tentu.
4.7 Mengajukan masalah nyata dan mengidentifikasi sifat fundamental kalkulus dan
integral tentu fungsi sederhan serta menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Pengalaman Belajar
Melalui pembelajaran integral tertentu, siswa memperoleh pengalaman belajar :
1. Mengaproksimasi luas daerah dengan menggunakan jumlah polygon-poligon (segi
empat).
2. Menemukan konsep jumlah Riemann dengan menggunakan konsep sigma dan
jumlah polygon polygon
3. Mendefinisikan integral tentu menggunakan konsep jumlah Rieman.

A. INTEGRAL TENTU
Perhatikan gambar di bawah ini :

Luas daerah dari x = a hingga x = b adalah L(b) L(a) .. (1)


Luas RSUT Luas RQUT Luas PQUT
h.f(x) L(x+h) L(x) h.f(x+h)
L( x +h )L( x )
f (x )< < f ( x +h )
h

27
Untuk h 0 maka :
Lim Lim L( x +h )L( x ) Lim
h0 f(x) h0 h h0 f(x+h)
f (x )< L' (x )< f ( x ) L ' ( x )=f ( x )

L( x)= f ( x ) dx=F ( x)+c


Dari (1) maka :
b
L= f ( x ) dx=L(b )L(a )=(F (b )+c )( F (a )+c )=F (b )F (a)
a

Jadi :
b

f ( x ) dx=[ F (x )]ba=F (b )F (a )
a

(3 x 25 x+1 ) dx
Contoh 1 : Hitunglah 1

ASAH KEMAMPUAN
1. Tentukan nilai integral di bawah ini :
3
a. 4 x dx
0
1
b. 6 x 2 dx
2
4
c. 12 x x dx
0
1
d. ( 52 x6 x 2) dx
1
2 2
1
e. ( x
x ) dx
1

2. Tentukan nilai a jika diketahui :

28
a
a. x dx=18
0
2a
1 1
b. x2 dx=
2
1
2

( 2 x +a ) dx=6
3. Tentukan a jika 1

4. Tunjukkan dengan arsiran, luas daerah yang dinyatakan dengan integral berikut :
4
a. 3 x dx
0
3
b. x 2 dx
2
3
c. ( x24 ) dx
3
2
d. x 3 dx
2

B. LUAS ANTARA KURVA


Daerah antara dua kurva yaitu daerah yang dibatasi oleh dua kurva tersebut
dengan selang batas tertentu. Selang batas tersebut bisa batas yang ditentukan
atau titik potong kedua kurva tersebut.

2
Contoh Lukislah daerah antara kurva y=2x dan y=3 pada selang
1x2 !
Jawab :
Y

0 X

29
ASAH KEMAMPUAN
Lukislah daerah antara beberapa kurva di bawah ini :
1. x=2, x=3, y=2 dan y=3
2. y=x , y=x dan y=3
2 2
3. y=x dan y=x +2
4. y=x dan y=x3
5. y= x2 4 x dan y=x2 +4 x
6. y=x 2 dan y= x
7. y=2 x1, x=4 dan sumbu X
8. y=x 22 x8 ,, x=4 dan x=5
3
9. y=sin x, 0x
2
10 . y=sin x , y=cos x , x2

B.1 LUAS DAERAH ANTARA KURVA DAN SUMBU KOORDINAT

Luas daerah antara kurva y = f(x) dengan sumbu koordinat X pada selang axb
dimana daerahnya ada di atas sumbu X adalah :
b
L= f ( x ) dx
a

Jika daerahnya ada di bawah sumbu X, maka untuk menghindari luas yang negatif
harganya, maka
b
L= f ( x ) dx
a

Begitupun untuk daerah dengan batas sumbu koordinat Y, yaitu :


b
L= f ( y) dy
a

30
3
Contoh 1 : Tentukan luas daerah antara kurva y = x , sumbu X , x = -1 dan x = 1 !
Jawab :

0 1 0 1
L= x dx + x 3 dx =
1
3

0
[ ] [ ]
1 4
4
x
1
+
1 4
4 0
1
4
1
x =(0 )+( 0 )=
4
1
2 satuan luas.

ASAH KEMAMPUAN
1. Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini :

2. Tentukan luas daerah antara kurva berikut dan sumbu koordinat atau garis yang
ditentukan :

a. y=2 x1 , sumbu X, x = -2 dan x = 3


2
b. y=x , sumbu X, x = 0 dan x = 2
2
c. y=x 1 dan sumbu X

31
2
d. y=8 xx , sumbu X dan x = 4
B.2 LUAS ANTARA DUA KURVA
Untuk menentukan luas daerah antara dua kurva, kita berdasarkan luas antara kurva
dan sumbu koordinat.
Perhatikan gambar di bawah ini :

Luas daerah yang diarsir adalah :


b b b
L= f ( x ) dx g( x ) dx= (f ( x )g( x )) dx
a a a
b
L= ( f ( x )g (x ) )
a

2
Contoh 1: Tentukan luas daerah antara kurva y=x +3 x dan y = 2x + 2 !
Jawab : Titik potong kedua kurva yaitu :
2
x +3 x=2 x+2 ( x+ 2 ) ( x1)=0 x =2 atau x=1

1 1
1
L= [(2 x+2 )(x + 3 x ) ] dx= (2xx 2 ) dx=4
2

2 2 2 satuan luas.

32
ASAH KEMAMPUAN
1. Hitunglah luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini :

2. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh dua kurva berikut :

a. y=x 2 dan y=x +2


2
b. y=9x dan x y +3=0
c. y=x 2 dan y =2 xx 2
d. y=2x 2 dan x + y=0
e. y=x 2 , y=x +6 dan sumbu Y
f. y= x dan y=x 2
g. y=x 2 4 x+3 dan x y1=0

33

Anda mungkin juga menyukai