OLEH
KELOMPOK 3
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang semakin
meningkat setiap tahunnya, kebutuhan akan protein hewani seperti daging, susu,
telur semakin meningkat pula. Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya
protein hewani bagi pemenuhan gizi. Salah satu sumber protein hewani yang
memiliki nilai gizi tinggi adalah daging. Daging menduduki peringkat teratas
sebagai salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh
masyarakat, karena cita rasanya yang enak dan kandungan zat gizinya yang tinggi.
Sumber daging yang paling familiar dan sangat sering dikonsumsi oleh seluruh
lapisan masyarakat Indonesia adalah ayam, salah satunya adalah ayam broiler.
Ayam broiler sebagai salah satu sumber daging yang memiliki nilai gizi tinggi
merupakan penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan
komoditas unggulan. Ayam broiler adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat
sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat yakni 4 (lima)
sampai 7 (tujuh) minggu.
Meningkatnya konsumsi daging ayam terutama daging ayam broiler yang
kini menjadi primadona di Indonesia, tidak dibarengi dengan kenaikan populasi dan
produksi ayam broiler itu sendiri. Penyebab utama hal ini adalah manajemen
pemeliharaan yang kurang baik dan belum efektif dalam usaha peternakan ayam
broiler. Hanya sebagian kecil saja dari usaha peternakan ayam broiler yang sudah
menerapkan manajemen pemeliharaan yang sesuai dan diikuti dengan penerapan
teknologi. Sebenarnya jika dilihat, peluang peningkatan populasi dan produksi
ayam broiler di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Hal ini dikarenakan,
Indonesia memiliki kondisi lingkungan yang sangat baik untuk pengembangan
ayam broiler. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam
broiler antara lain adalah perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan serta
pencegahan dan pengobatan penyakit.
1
Universitas Sriwijaya
Pencernaan adalah rangkaian penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat
makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh
jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu perubahan fisik dan
kimia dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Proses pencernaan makanan pada ternak
ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak
lainnya.Alat pencernaan terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut
sampai ke usus dan berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki
pencernaan yang sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit
untuk kehidupan jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu
mencerna pakan
Unggas termasuk hewan monogastrik, yaitu hewan yang berlambung tunggal
tidak seperti ternak ruminansia atau ternak poligastrik lainnya. Pada ternak
ruminansia atau poligastrik lambung terdiri dari empat bagian, yang mana terdapat
banyak mikroba yang membantu proses perncernaan. Tidak demikian dengan ayam
yang hanya memiliki lambung tunggal, sehingga peranan mikroba sangat sedikit
untuk degradasi makanan yang dicernanya.Lambung unggas, semua alat
pencernaan lainnya hampir sama antara hewan monogastrik dengan hewan
ruminansia. Alat pencernaan pada unggas sedikit berbedapula dengan hewan
monogastrik lainnya. Ukuran panjang saluran pencernaan secara keseluruhan pada
unggas lebih kecil atau lebih pendek dari hewan mamalia.
Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan.
Makanan tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur
dengan getah pencernaan proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal.
Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama
alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel makanan.
Sistem digesti adalah suatu lintasan organ yang menghubungkan antara lingkungan
dengan proses metabolisme alamiah pada hewan. Pencernaan diartikan sebagai
pengelolaan pakan sejak masuk dalam mulut sehingga diabsorbsi. Secara garis
besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai tempat pakan ditampung, tempat
pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan tempat pakan sisa yang dikeluarkan.
Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan (paruh, mulut, tenggorok, lambung
2
Universitas Sriwijaya
kelenjar, empedal, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, anus) dan alat
tambahan (hati, pankreas, lien).
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/
enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi
sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu
sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan
kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus.
Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui pencernaan adalah
karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap berupa vitamin,
mineral, hormon, air.Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi
(mengambil makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah),
dan deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung),
tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus), dan gravitasi (membantu
memudahkan jalannya bolus).Pada pencernaan terdapat lambung tunggal untuk
hewan carnivora dan omnivora, lambung komplek untuk hewan herbivora, dan
pencernaan pada unggas.
Sistem pencernaan pada unggas terdiri dari dua saluran pencernaan dan organ
asesori. Saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan proses
metabolic di dalam tubuh. Saluran pencernaan unggas terdiri dari mulut, esophagus,
crop, proventrikulus, gizzard, duodenum, usus halus, ceca, rectum dan kloaka.
Sedangkan organ asesori terdiri dari pancreas dan hati. Pada sistem pencernaan
unggas mempunyai perbedaan yang mendasar jika dibandingkan dengan sistem
pencernaan mamalia.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagian-bagian saluran
pencernaan serta mengetahui fungsi dari masing-masing bagian pada saluran
pencernaan broiler dan juga untuk mengetahui karkas yang ada di ayam broiler.
Serta untuk mengetahui proses manajemen peternakan ayam broiler meliputi
manajemen kandang, biosecurity, populasi kandang, pakan dan minum, dan lain
sebagainya.
3
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Mulut
Mulut ayam tidak memiliki lidah, pipi dan gigi. Langit-langitnya lunak, tetapi
memiliki rahang atas dan bawah yang menulang untuk menutup mulut. Rahang atas
melekat pada tulang tengkorak dan yang bawah bergelantung. Kedua rahang
berhunungan sebagai paruh. Lidah berbentuk sepeti pisau yang memiliki
permukaan kasar di bagian belakang untuk membantu mendorong makanan ke
esophagus. Di dalam mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh kelenjar di mulut
dengan bantuan enzim amilase (Suprijatna et al., 2008). Mulut menghasilkan saliva
yang mengandung amilase dan maltase saliva, tetapi pemecahan bahan pakan di
mulut ini kecil sekali karena mulut hanya digunakan untuk lewat sesaat (Yuwanta,
2004).
4
Universitas Sriwijaya
Menurut Amrullah (2004) bentuk paruh pada unggas disuaikan dengan
bentuk makananya paruh runcing jika makanan utamanya adalah bijian kecil, dan
berbentuk runcing bengkok dapat digunakan untuk menyobek mangsanya dan
memecah bijian yang besar yang keras serta berbentuk seperti sendok sehingga
mudah digunakan untuk menyaring dan menangkap makanan yang bercampur air.
Pengganti fungsi gigi pada mulut unggas terdapat pada lidah dan juga paruh.
2.1.2. Esophagus
Esophagus merupakan saluran lunak dan elastis yang mudah mengalami
pemekaran apabila ada bolus yang masuk. Esophagus memanjang dari pharynx
hingga proventrikulus melewati tembolok (crop). Organ Esophagus menghasilkan
mukosa yang berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok (Yuwanta,
2004). Esophagus berupa pipa tempat pakan melalui saluran ini dari bagian
belakang mulut (pharinx) ke proventrikulus (Suprijatna et al., 2008).
2.1.4. Proventrikulus
Proventrikulus disebut juga perut kelenjar atau succenturiate ventricle atau
glandular stomach yang mensekresikan pepsinogen dan HCl untuk mencerna
protein dan lemak. Pada proventrikulus lintasan pakan sangat cepat masuk ke
empedal melalui isthmus proventrikulus sehingga secara nyata belum sempat untuk
dicerna (Yuwanta, 2004). Proventrikulus adalah suatu pelebaran dari kerongkongan
5
Universitas Sriwijaya
sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal). Di proventrikulus nantinya akan
diproduksi gastric juice (Suprijatna et al., 2008).
6
Universitas Sriwijaya
duodenum, jejunum, dan ileum. Segmen yang pertama, duodenum, bermula dari
ujung distal gizzard. Bagian ini berbentuk kelokan, disebut sebagai duodenal loop.
Pankreas mensekresikan pancreatic juice yang mengandung enzim amylase, lipase,
dan tripsin. Jejunum dan ileum merupakan segmen yang sulit dibedakan pada
saluran pencernaan ayam. Beberapa ahli menyebut kedua segmen ini sebagai usus
halus bagian bawah (Suprijatna, 2005).
2.1.9. Kloaka
Kloaka merupakan penghubung usus besar dan anus, dan muara bagi sisa-sisa
hasil metabolisme dalam bentuk materi faeces dari usus besar, telur dari oviduct
dan urine dari ureter. Kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum
dan cuprodeum terletak berhimpitan (Yuwanta, 2004).
7
Universitas Sriwijaya
Kloaka berbentuk bulat(Suprijatna et al., 2008) dan merupakan merupakan
pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari,
danreproduksi genital(Isnaeni, 2006) saluran umum tempat saluran pencernaan,
saluran urinaria dan reproduksi bermuara.
2.1.10. Vent ( Anus )
Vent (anus) adalah lubang bagian luar dari cloaca. Pada ayam betina,
ukurannya sangat bervariasi karena di pengaruhi oleh masa produksi atau tidak.
Ketika bertelur, ukuran vent lebih besar dari pada tidak berproduksi (Yuwanta,
2004).
2.2. Karkas
Karkas unggas adalah bagian tubuh hasil pemotongan setelah dikurangi
darah, kepala, kedua kaki pada bagian bawah (mulai dari carpus dan tarsus), kulit,
saluran pencernaan, usus, jantung, tenggorokan, paru-paru, limpa, dan hati
sedangkan ginjal sering dimasukkan sebagai karkas. Faktor utama yang
diperhatikan untuk menilai karkas yang dipasarkan adalah; bobot karkas, potongan
karkas yang dapat dijual (cutability) dan kualitas daging. Pada dasarnya, kualitas
karkas adalah nilai karkas yang dihasilkan oleh ternak relatif terhadap suatu kondisi
pemasaran. Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah
pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas
daging antara lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan
termasuk bahan aditif (hormon, antibiotik atau mineral), dan stress. Faktor setelah
pemotongan yang mempengaruhi kualitas daging antara lain meliputi metode
pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas dan daging, bahan
tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormon dan antibiotik, metode
penyimpanan dan preservasi, macam otot daging dan lokasi pada suatu otot daging
(Suryanto, 2001).
Untuk memperoleh karkas yang baik, prosessing perlu dilakukan di tempat
pemotongan yang bersih dengan cara yang baik dan benar. Karkas yang baik adalah
karkas yang besih, higienis dengan penampilan menarik. Karkas ayam dibuat
klasifikasinya berdasarkan bagian-bagian tubuh. Selama proses pengolahan akan
terjadi kehilangan berat hidup kurang lebih 1/3 bagian (berat daging siap masak itu
8
Universitas Sriwijaya
nantinya kurang lebih 2/3 dari berat hidupnya) karena bulu, kaki, cakar, leher,
kepala, jeroan atau isi dalam dan ekor dipisah dari bagian daging tubuh dengan
demikian daging siap masak itu hanya tinggal daging pada bagian tubuh tambah
dengan siap masak itu 75% dari berat hidup (Murtidjo dan Bambang, 2003).
Hati unggas berwarna kecoklatan sampai coklat muda kekuningan dengan
bobot 45 sampai 51 g atau 1,7 sampai 2,3 % dari bobot. Warna hati tergantung
pada nutrisi, warna hati yang normal adalah coklat kemerahan atau coklat terang
dan apabila makanan mengandung lemak tinggi warnanya menjadi kuning. Jantung
adalah suatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai kerucut yang
berfungsi memompakan darah ke dalam bilik-bilik atrial dan kemudian
memompakan darah tersebut dari ventrikel menuju ke jaringan dan kembali lagi.
Katup-katup jantung terbuka dan tertutup mengikuti urutan yang tepat agar darah
mengalir kesalah satu jaringan. Persentase bobot jantung yang normal berkisar
antara 0,50 sampai 1,42% dari bobot. Pada pemotongan umur 8 minggu persentase
jantung pada broiler jantan dan betina adalah 0,6% dan pada pemotongan umur 10
minggu untuk broiler jantan adalah tetap dan broiler betina menurun menjadi 0,4%
(Suprijatna, Atmomarsono dan Kartasudjana, 2005).
9
Universitas Sriwijaya
kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang
diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas
tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah
8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama
siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam
cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang
penyakit.(Prabowo, 2011).
Umunya peternak ayam broiler di Indonesia menjalankan usaha
pemeliharaan menggunakan kandang sistem all in all out dengan litter atau dikenal
dengan sistem postal. Disatu sisi sistem ini selain memberi keuntungan bagi bternak
dalam pengelolaan secara finansial menguntungkan dan disisi lain menimbulkan
masalah baru. Ini berkaitan dengan keterbatasan litter menyerap air feses sehingga
litter menjadi basah dan meggumpal (Pattilesano dan Sangle, 2011).
Karena kandang menggunakan litter, maka dalam memilih litter harus baik.
Ciri-ciri litter yang baik menurut Anonymous (2011) yaitu dapat menyerap air
sehingga kandang tidak becek, bahan-bahan litter meganding vitamin B12 yang
baik untuk pertubuhan
10
Universitas Sriwijaya
disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi pemanas karena pada
umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada
keesokan harinya, air minum di tambah suplemen/vitamin (Ginsono,
1986). Ginsono (1986) menambahkan ransum pakan yang diberikan untuk DOC
harus mengandung kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME) 2000-3000
kcal.
11
Universitas Sriwijaya
48 gram/ekor. Air minum dicampur antibiotik dan pada minggu dilakukan vaksinasi
ND II (Murtidjo, 1987).
12
Universitas Sriwijaya
2.5. Sanitasi Kandang
Sanitasi adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah dan
memberantas mikroorganisme yang mempunyai pengaruh yang berbahaya
terhadap kesehatan ternak. Cara sanitasi yang baik adalah suatu faktor yang penting
dalam manajeman pencegahan penyakit (Mulyantini, 2010). Semua peralatan yang
digunakan harus dicuci bersih agar kuman yang terdapat dalam seluruh peralatan
yang di pergunakan untuk membersihkan kandang dapat mati terbunuh.
Kebersihannya harus dijaga karena kandang yang kotor dapat mengundang
penyakit dan dapat merusak kesehatan ternak (Rasyaf, 2008). Sanitasi merupakan
suatu usaha untuk pencegahan dan penyebaran bibit penyakit 5 pada ternak
sehingga dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit pada ternak (Suprijatna et al.,
2008).
13
Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.2.2. Bahan
Adapun alat yang diperlukan dalam praktikum ini, yakni sebagai berikut.
1. Unggas (Ayam Broiler)
14
Universitas Sriwijaya
3. Mengeluarkan dan memisahkan organ reproduksi, pernapasan dan sisakan
organ pencernaan
4. Amati dan ukur organ-organ sistem pencernaan tersebut.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Hasil Pengukuran Sistem Pencernaan Unggas
Berikut ini hasil dari praktikum nutrisi dan produksi ternak unggas yakni
sebagai berikut.
15
Universitas Sriwijaya
Usus Besar 12 cm
Sekum Kanan 12 cm
Sekum Kiri 11 cm
Anus 1 cm
4.2. Pembahasan
4.2.1. Sistem pencernaan dan karkas pada ayam broiler
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu tentang sistem
pencernaanpada unggas. dapat kita ketahui bahwa organ pencernaanpada unggas
terdiri atas mulut, kerongkongan atau esophagus, tembolok, lambung kelenjar
(proventrikulus), lambung otot (gizzard), usus halus yang terdiri dari duodenum,
jejenum dan illeum, usus besar, usus buntu (secum) dan kloaka. Di samping itu
terdapat kelenjar pencernaan yang berperan sebagai penghasil enzim dalam proses
pencernaan makanan yaitu pankreas, hati dan saluran empedu.Masing-masing alat
tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Berdasarkan data yang kami dapatkan dengan menggunakan sampel yaitu
ayam broiler yang berukuran kecil dengan umur 18 hari dan ayam broiler yang
berukuran besar berumur 24 hari. Dari kedua data di atas kami mendapatkan hasil
yang berbeda-beda mengenai ukuran dari setiap organ pencernaan ayam tersebut.
Pada ayam yang berukuran besar organ pencernaan yang terpanjang adalah jejenum
dengan panjang 98 cm sedangkan pada ayam kecil organ yang paling panjang
adalah ileum. Pada organ pencernaan sekum kanan dan kiri pada organ pencernaan
ayam besar memiliki ukuran yang berbeda yaitu sekum kanan dengan ukuran 17
cm sedangkan sekum kiri memiliki ukuran 16 cm. Kemudian tidak berbeda dengan
ayam broiler besar, ayam yang berukuran kecil pun memiliki ukuran yang berbeda
sekum kanan dengan ukuran 12 cm sedangkan sekum kiri adalah 11 cm. Dari kedua
sampel di atas jika dilihat dari sekum memiliiki perbedaan dalam ukuran. Selain itu
16
Universitas Sriwijaya
juga oragan pencernaan yang memiliki ukuran paling kecil pada ayam broiler
berukuran besar yaitu anus 2 cm sedangkan ayam broiler yang berukuran kecil
anusnya memiliki ukuran 1 cm. Selain itu juga organ pencernaan ayam broiler besar
bagian proventikulus memiliki ukuran 4,5 sedaangkan pada bagian eshopagus
memiliki ukuran 5 cm sedangkan jika dilihat dari ayam kecil ukuran proventikulus
3 cm dan ukuran eshopagus yaitu sama 3 cm. Dari kedua organ tersebut ayam yang
berukuran kecil memiliki ukuran yang sama sedangakan ayam broiler besar
memiliki ukuran yang berbeda antara proventikulus dan eshopagus. Jika dilihat dari
ukuran yang berbeda-beda antar organ dari ayam besar maupun kecil karena
disebabkan faktor umur dari kedua ayam tersebut.
Kemudian selain ukuran dari setiap organ pencernaan kami juga
menghitung berat dari bobot badan hidup, bobot badan mati, dan bobot karkas. Dari
hasil yang kami lakukan dilapangan mendapatkan hasil yang berbeda-beda antara
ayam besar dan ayam kecil. Bobot badan hidup ayam besar yaitu 1,190 kg
sedangkan bobot hidup ayam kecil yaitu 0,375 kg, selain itu juga bobot badan mati
ayam besar 1,105 kg sedangkan ayam kecil 0,360 kg serta bobot karkas ayam besar
yaitu 0,685 kg sedangkan ayam kecil yaitu 0,205 kg.
Mulut itu sendiri sebagai alat pengambilan pakan, ayam tidak memiliki gigi
sehingga fungsi pemecahan partikel digantikan oleh paruh dan mulut menghasilkan
kelenjar saliva akan mensekresi enzim mukosa yang berfungsi sebagai pelumas
makanan agar memudahkan masuk ke oesophagus. Di oesophagus (kerongkongan)
terjadi gerakan pristaltik yang akan mendorong makanan turun menuju tembolok
dan dibantu enzim mukosa yang berfungsi membantu melicinkan makanan. Di crop
(tembolok) mengandung banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang
berfungsi untuk melembekkan makanan, fungsi utama tembolok yaitu sebagai
tempat menyimpan pakan sementara yang akan dipengasaman/ pelunakan,
Proventrikulus berfungsi untuk mensekresikan cairan lambung yaitu pepsin, enzim
yang digunakan untuk mencerna protein dan lemak. Gizzard berbentuk oval dengan
dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah, fungsi adalah untuk
mencerna makanan secara mekanik dan menghasilkan asam hidrokolit yang
berfungsi menggiling pakan yang keras. Usus halus terbagi atas tiga bagian yaitu
duodenum, jejunum, dan ileum. Duodenum merupakan tempat sekresi enzim dari
17
Universitas Sriwijaya
pancreas dan getah empedu dari hati, jejunum, pada bagian ini pencernaan dan
penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan dilanjutkan sampai tinggal bahan
yang tidak dapat dicerna. Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak
melakukan absorpsi. Usus buntu berfungsi mencerna pakan yang tersusun atas
serat kasar dengan bantuan mikroba.Usus besar berfungsi sebagai reabsorpsi air
untuk meningkatkan kandungan air dan mengatur keseimbangan air pada unggas.
Kloaka sebagai saluran ekskresi urin dan feses. Vent (anus) adalah lubang bagian
luar kloaka.
4.2.2.2.Peralatan Kandang
Peralatan yang digunakan pada usaha peternakan ini antara lain Brodder
yang terbuat dari drum/tong kaleng, dimana 1 kandang menggunakan 8 (Delapan)
18
Universitas Sriwijaya
buah Brodder dan bahan bakar yang dipakai untuk brodder ini adalah kayu bakar.
Kemudian alat yang digunakan selanjutnya adalah Tempat pakan dimana 1 kandang
digunakan 72 Buah , sedangkan tempat minum untuk 1 kandang menggunakan
70 Buah, serta diluar area kandang terdapat drum yang berukuran besar untuk
menampung air minum, ini dikarenakan usaha peternakan ini bersifat manual.
4.2.2.5.Manajemen Produksi
Manajemen produksi yang diterapkan oleh peternakan ini
- Grade DOC yang digunakan adalah grade Platinum
- Anak kandang yang terdapat di usaha peternakan ini terdiri dari 3 orang yang
bermukim di sekitar kandang.
- Sumber air berasal dari sumur bor dimana saat pemberian air untuk minum
ayam ditambahkan clorin dengan tujuan untuk mencegah adanya bakteri E. Coli
pada air minum.
- Pakan yang digunakan berasal dari PT. JAFPA
- brodding dilakukan selama 11-12 hari, lama pemakain brodder disesuaikan
dengan cuaca
19
Universitas Sriwijaya
- Litter yang digunakan untuk tiap kandang adalah Sekam dan dibawah sekam
dilapisi Koran. Dimana sekam digunakan selama 17-18 hari dan setiap sehari
sekali koran yang digunakan untuk melapisi sekam diganti.
- Penggunaan terpal pada pemeliharaan doc saat berumur 1-14 hari atau masa
broding terpalnya masih tertutup rapat, setelah berumur diatas 14 hari terpalnya
dibuka separuh dan pada saat berumur 21 hari terpal akan diturunkan/ dibuka
semua. Ketika cuaca dingin terpal itu akan ditutup kembali dengan tujuan untuk
menjaga suhu didalam kandang tetap hangat.
- Pakan saat masih berumur 20 hari diberikan 3x sehari dimana 1 kandang
menghabiskan 5 Karung pakan, sedangkan untuk sampai ke finisher biasnya
pakan yang dihabiskan sebanyak 8 Karung per Kandang dimana pakan
diberikan tetap sama 3 kali dalam sehari.
- Pada umur 24 hari dilakukan pemisahaan antara ayam jantan dan ayam betina,
kemudian ayam betina dipisahkan untuk dikeluarkan terlebih dahulu dengan
tujuan untuk mengurangi kepadadatan populasi didalam kandang. Biasanya
bobot badan ayam betina itu adalah 1 Kg.
- Feses yang terdapat pada peternakan tersebut dimanfaatkan sebagai pupuk dan
dijual.
- Peternakan ayam ini tidak lagi melakukan vaksin karena ayam tersebut hanya
dilakukan pada saat berumur DOC.
- Penyakit yang sering terjadi pada ayam broiler di peternakan tersebut yaitu
e.coli, distokia (kaki lumpuh).
20
Universitas Sriwijaya
tergennag oleh air yang akan membuat kaarat pada tempat brooder tersebut. Usaha
peternakan tersebut untuk sumber air hanya terdapat satu sumur bor yang
diguanakan untuk keperluan air minum yang terletak di tengah-tengah peternakan
tersebut. Pada saat akan menaiki kandang di bagian bawah kandang terdapat kapur
yang agar orang yang menaiki kandang tersebut tidak membawa penyakit bagi
ayam yang terdapatdi dalam kandang.
21
Universitas Sriwijaya
BAB 5
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum nutrisi
ternak unggas dan produksi ternak unggas dapat ditarik kesimpulan
5.2 Saran
22
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Fadhilah, R., A. Polana, S. Alam dan E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. Agromedia Pustaka. Tangerang
Murtidjo. 1987. Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler. Tugas Akhir. Diploma III
Kesehatan Hewan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Pattilesano dan Sangle. 2011. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya:.
Jakarta.
Yuwanta, Tri. 2000. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
23
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
24
Universitas Sriwijaya