Anda di halaman 1dari 16

BAB III

DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI


Dampak yang akan terjadi diperkirakan melalui proses pelingkupan, yaitu dengan
memahami jenis kegiatan yang akan dilakukan dan komponen lingkungan sekitarnya yang
kemungkinan akan terkena dampak. Rona lingkungan dimaksudkan untuk melihat daya dukung
lingkungan hidup yang dapat mendukung kegiatan tersebut jika dilaksanakan. Berdasarkan
pertimbangan kedua komponen tersebut, yaitu komponen kegiatan dan komponen lingkungan
maka dapat diidentifikasi dampak potensial yang kemungkinan akan timbul. Proses pelingkupan
dampak lingkungan secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 3.1 Sedangkan hasil identifikasi
dampak dengan menggunakan bagan alir pada setiap tahap pembangunan dapat dilihat pada
Gambar 3.2.

DESKRIPSI RONA
KEGIATAN LINGKUNGAN

IDENTIFIKASI
DAMPAK POTENSIAL

DAMPAK
POTENSIAL

PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

Gambar 3. 1 Proses Pelingkupan Dampak Dalam UKL-UPL


TAHAP PASCA-
KONSTRUKSI/ OPERASIONAL

Penerimaan Operasional Klinik dan


Tenaga Kerja Rumah Bersalin

Kesempatan Persepsi Fasilitas Pengobatan Kemacetan Kualitas air/ Timbulan


Keja Masyarakat dan Persalinan Lalu Lintas Udara Sampah Medis

Pendapatan Keresahan Persepsi Keresahan Kesehatan


Masyarakat

Gambar 3.2 Bagan Alir Dampak Pada Tahap Operasional


3.1 Tahap Pra-Konstruksi
Dampak yang terjadi pada tahap pra-konstruksi pada umumnya terjadi pada
proses survey penentuan lokasi dan pembebasan lahan. Dampak-dampak yang
biasanya timbul pada kegiatan penentuan lahan adalah adanya reaksi daripemuka
masyarakat/ agama dan terjadinya keresahan masyarakat sekitarnya. Sedangkan
dampak-dampak yang biasanya timbul pada kegiatan pembebasan lahan adalah
ketidakpuasan masyarakat yang dibebaskan lahannya akan nilai ganti rugi tanah
yang berdampak lanjut pada terjadinya keresahan masyarakat. Dalam rangka
pembangunan Klinik dan Rumah Bersalin Kartini Medical Center maka dampak-
dampak tersebut tidak akan terjadi lagi karena lahan yang dibanguni sudah
berstatus hak milik dan pembangunan yang dilakukan merupakan upaya
penambahan usaha baru dari bangunan yang sudah ada yaitu rumah bersalin
sehingga dampak-dampak seperti diuraikan diatas tidak akan dibahas lagi upaya
pengelolaan dan pemantauannya karena dampak tersebut tidak terjadi.
3.2 Tahap Konstruksi
Jenis-jenis kegiatan pada tahap konstruksi yang diidentifikasi dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan dalah kegiatan penerimaan tenaga
kerja, pengankutan material dan bahan bangunan, pengoperasian base camp,
operasional generator set, dan konstruksi bangunan terdiri dari atas pembuatan
pondasi, pengangkutan bahan bangunan secara vertical dan pengecoran plat lantai
serta finishing. Kegiatan konstruksi juga telah berlangsung sehingga tahapan
kegiatan dan dampak yang ditimbulkan tidak akan diuraikan lagi dalam dokumen
ini. Klinik dan Rumah Bersalin Karini Medical Centre sendiri sudah beroperasi
sejak 8 februari 2010.
3.3 Tahap Pasca- Konstrukasi
Jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca konstruksi/
operasional Klinik dan Rumah Bersalin Kartini Medical Centre adalah kegiatan
penerimaan tenaga kerja, operasional klinik dan rumah bersalin, operasional
fasilitas dan sarana penunjang, dan pemeliharaan gedung klinik dan rumah
bersalin.
3.3.1 Penerimaan Tenaga Kerja
Dampak-dampak yang akan terjadi akibat kegiatan penerimaan tenaga
kerja adalah terbukanya kesempatan kerja dan berusaha, menigkatnya
pendapatan dan timbulnya keresahan masyarakat.
1. Kesempatan Kerja dan Berusaha
a. Sumber Dampak
Bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap
operasional klinik dan Rumah Bersalin Kartini Medical Centre.
b. Jenis Dampak
Terciptanya kesempatan keja dan berusaha dari tenaga medis, non
medis dan paramedic selama pengoperasian Klinik dan Rumah
Bersalin Kartini Medical Centre
c. Besaran Dampak
Tenaga kerja yang akan direkrut berasal daritenaga kerja lokalyang
tinggal 2.5 km dari lokasi kegiatan sebanyak 40%. Tenaga kerja
yang akan diterima adalah sekitar 29 orang.
2. Pendapatan
a. Sumber dampak
Dampak ini meripakan dampak lanjutan dari terbukanya
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang timbul pada
kegiatan penerimaan tenaga kerja dan sector informal yang
berkembang selama operasional Klini dan Rumah Bersalin Kartini
Medical Centre
b. Jenis Dampak
Meningkatnya pendapatan masyarakat terutama yang direkrut
menjadi tenaga kerja dan/atau yang berusaha sekitar lokasi
kegiatan selama operasional Klinik dan Rumah Bersalin Kartini
Medical Centre.
c. Besaran Dampak
Jumlah pendapatan tenaga kerja didasarkan pada standar upah
minimum provinsi (UMP) yang berlaku di Sulawesi selatan.
3. Keresahan Masyarakat
a. Sumber Dampak
Bersumber dari kegiatan penerimaan tenaga yang kurang objektif
dan transparan
b. Jenis Dampak
Penerimaan tenaga kerja yang kurang objektif dan transparan
akan menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat. Disamping
itu, tenaga kerja yang sudah diterima dan bekerja akan menjadi
resah jika gaji yang diterima rendah atau bahkan lebih rendah
dari UMP.
c. Besarnya Dampak
Jumlah masyarakat sekitar dan karyawan yang resah akibat
penerimaan tenaga kerja.
3.3.2 Operasional Klinik dan Rumah Bersalin, Fasilitas dan Sarana
Penunjang
Dampak-dampak yang diperkirakan akan timbul pada Klinik dan
Rumah bersalin bersumber dari sub-kegiatan: operasional klinik dan
rumah bersalin, dan operasional fasilitas/sarana penunjang klinik dan
rumah bersalin. Operasional fasilitas/ sarana penungjang terdiri atas
operasional/ pemakaian air bawah tanah, operasional generator set,
operasional IPAL ( Instalasi Pengolahan Air LImbah ).
3.3.2.1 Operasional Klinik dan Rumah Bersalin
Jenis dampak yang diperkirakan timbul akibat kegiatan
operasional klinik dan rumah bersalin dengan fasilitas yang
terintegrasi didalamnya yang harus dikelola adalah tersedianya
fasilitas klinik pengobatan dan persalinan, kemacetan lalu lintas,
meningkatnya timbulan sampah/ limbah, menurunnya kualitas
air, kualitasudara dan kesehatan masyarakat.
1. Tersedianya Fasilitas Klinik Pengobatan dan Persalinan
a. Sumber Dampak
Bersumber dari pembangunan/ operasional klinik darumah
bersalin.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak adalah peningkatan derajat kesehatan
masyarakat karena tersedianya fasilitas klinik pengobatan
dan persalinan.
c. Besaran Dampak
Jumlah kamar yang dibangun atau tersedia di klinik dan
rumah bersalin.
2. Kemacetan Lalulintas
a. Sumber Dampak
Perubahan kinerja jalan akibat adanya kunjungan
pasien berobat dan bersalin, pengantar pasien, dan
pembesuk selama pengoperasian klinik dan rumah
bersalin.
b. Jenis Dampak
Terjadinya kemacetan lalu lintas karena perubahan
kinerja jalan. Kendaraan bermotor yang keluar masuk
akan menyebabkantundaan beberapa menit yang
berdampak pada arus lalu lintas.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak didasarkan pada terjadinya
perunbahan derajat kejenuhan lalu lintas (DS) dan
indeks tingkat kinerja pelayanan jalan (ITP). Derajat
kejenuhan rata-rata Jl. Kartini adalah 0. 20 smp/jam
dengan ITP A dan Jl. Kajaolalido 0.38 smp/ jam dengan
ITP B.
3. Timbulan Sampah
a. Suber Dampak
Dampak timbulan sampah bersumber dari timbulan
sampah/ limbah dari ruang klinik pengobatan dan
persalinan, limbah medis seperti jarum suntik, limbah
jaringan, dan limbah sisa dari makanan dan minuman dari
operasional ruang perawatan dan efektifitas dapur.
b. Jenis Dampak
Meningkatnya timbulan sampah/ limbah yang terdiri dari
sampah/ limbah organic, anorganik dan limbah medis
yang merupakan limbah B3 yang merupakan hasil dari
operasional klinik dan rumah bersalin beserta fasilitas
ruangan yang terintegrasi didalamnya.
c. Besaran Dampak
Besaran timbulan dampak sampah adalah volume dan
jumlah tumpukan dan luas sebaran sampah di dalam
lokasi klinik dan rumah bersalin dan daerah sekitarnya
yang terkena dampak.
4. Kualitas Air
a. Sumber Dampak
Menurunnya kualitas air bersumber dari limbah cair
yang bersumber dari operasional klinik pengobatan dan
persalinan seperti air bilasan, darah dan sebagainya.
b. Jenis Dampak
Air bialsan dari ruang pengobatan dan persalinan beserta
material ikutan seperti darah akan menurunkan kualitas
ait sekitarnya, baik air tanah maupun badan air.
c. Besaran Dampak
Berdasarkan Keputusan Gubernur Prop. Sulsel No.14
Tahun 2003 tentang bengelolaan, Pendalian Pencemaran
Air, Udara, Penetapan Baku Mutu Limbah Cair, Baku
Mutu Udara Ambien dam Emisi, Serta Baku Tingkat
Gangguan Kegiatan yang beroperasi di Propinsi Sulawesi
Selata

Tabel 3.1 Hasil Analisa Kualitas Air Sumur Dangkal di


Lokasi RSIA Kartini

TABEL 3.1
5. Kualitas Udara
a. Sumber Dampak
Bersumber dari asap dan suara kendaraan tenaga kerja
dan pengunjung yang keluar masuk rumah bersalin.
b. Jenis Dampak
Emisi gas buang dari asap kendaraan akan menyebabkan
penurunan kualitas udara. Suara yang dihasilkan oleh
kendaraan bermotor juga dapat menimbulkan kebisingan.
c. Besaran Dampak
Berdasarkan keputusan Gubernur propinsi Sulawesi
selatan No. 14 Tahun 2003 tentang pengelolaan,
pengendalian pencemaran air, udara, penetapan baku
mutu limbah cair, Baku Mutu Udara Ambien dan emisi ,
serta baku tingkat gangguan kegiatanyang beroperasi di
propinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 3.2 Hasil Pengukuuran Kualitas Udara di Lokasi


Kegiatan
No Parameter Satuan Hasil BML
Pengukuran
1 Sox g/Nm3 269.35 365
2 NOx g/Nm3 60.71 150
3 O3 g/Nm3 25.87 -
4 H2S g/Nm3 37.52 235
5 NH3 g/Nm3 1.56 -
Sumber: Data Premier, 2011
Keterangan:
BML : Baku Mutu Lingkungan (BML) Sesuai Keptusan
Gubernur Prp. SUlsel No. 14 Tahun 2003 tentang Pengelolaan
Limbah Cair, Baku Mutu Udara Ambien dan emisi , serta baku
tingkat gangguan kegiatanyang beroperasi di propinsi Sulawesi
Selatan
6. Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat
a. Sumber Dampak
Bersumber dari pengelolaanlimbah dari RSIA Kartini yang
tergolong bahan berbahaya dan beracun. Antara lain limbah
padat tajam (seperti jarum suntik, pisau bedah, sdll.) dan
limbah perawatan pasien. Serta keterpaparan selama proses
persalinan dan operasi.
b. Jenis Dampak
Benda-benda tajam seperti jarum suntik, silet , pisau dan
lainnya dapat mengakibatkan luka berat, luka gores dan
cidera. Proses persalinan juga menngakibatkan potensi
keterpaparan oleh kuman pathogen melalui pernapasan,
pencernaan dan percikan cairan yang masuk ke selaput
lender seperti mata, hidung dan mulut.
3.3.2.2Operasional Fasilitas/ Sarana Penunjang
Jenis-jenis fasilitas/ sarana penunjang yang direncanakan untuk
menunjang operasional RSIA Kartini adalah operasional/ pemakaian air
bawah tanah, operasional generator set, operasional IPAL, dan
operasional parkir.
3.3.2.2a Pemakaian Air Tanah
Jenis dampak yang diperkirakan akan timbul akibat kegiatan pemakaian
air tanah adalah menurunnya kualitas air tanah.
a. Menurunnya Kualitas Air Tanah
a. Sumber Dampak
Dampak menurunnya kualitas air tanah bersumber dari kegiatan
pemanfaatan air tanah, baik air tanah dangkal maupun air tanah
dalam. Air tanah dimanfaatkan sehari-hari untuk keperluan air
minum, mandi, cuci, dan keperluan peralinan.
b. Jenis Dampak
Jenis air tanah untuk berbagai keperluan dlaam RSIA Kartini
secara tidak terkendali dapat mengakibatkan penurunnya
persediaan air tanah.
c. Besaran Dampak
Besarnya perbuahan debit air atana karena pemakaian air selama
operasional RSIA Kartini.
3.3.2.2b Operasional Generator Set
Jenisdampak yang diperkirakan akan timbul akibat kegiatan
operasional generator set adalah menurunnya kualitas air dan kualitas
udara.
1. Kualitas Air
a. Sumber Dampak
Oli dan minyak pelumas bekas operasional genset dapat
menurunkan kualitas air disekitarnya, baik air tanah
maupun badan air.
b. Jenis Dampak
Dampak menurunnya kualitas air bersumber dari oli-oli
bekas yang terbung selama operasional genset.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak menurunnya kualitas air didasarkan pada
Keputusan Gubernur Prop. Sulsel No. 14 Tahun 2003
tentang Pngelolaan, Pengendalian Pencemaran Air, Udara,
Penetapan Baku Mutu, Limbah Cair, Baku Mutu Udara
Ambien dan Emisi Serta Baku Tingkat Gangguan Kegiatan
yang beroperasi di Propinsi Sulawesi Selatan.
2. Kualitas Udara
a. Sumber Dampak
Dampak menurunnya kualitas udara bersumber dari emisi
gas akibat operasional genset.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelaola adalah kualitas udara yang
ada di dalam rauang genset dan lingkungan sekitarnya.
Suara genset juga dapat menimbulkan kebisingan.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak menurunnya kualitas air didasarkan pada
Keputusan Gubernur Prop. Sulsel No. 14 Tahun 2003
tentang Pngelolaan, Pengendalian Pencemaran Air, Udara,
Penetapan Baku Mutu, Limbah Cair, Baku Mutu Udara
Ambien dan Emisi Serta Baku Tingkat Gangguan Kegiatan
yang beroperasi di Propinsi Sulawesi Selatan.
3.3.2.2c Operasional IPAL
Dampak lingkungn yang diperkitakan akan timbul akibat
kegiatan operasional IPAL ( Instalasi Pengelolaan Air Limbah)
adalah menurun atau diperthankannya kualitas air.
1. Kualitas Air
a. Sumber Dampak
Dampak menurun atau meningkatanya kualitas air,
khususnya air limbah yang telah diolah dlam IPAL
bersumber dari kinerja atau efektivitas pengelahan pada
IPAL sendiri.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola dalah air limbah dari setiapa
unit kegiatan penghasil limbah dalam RSIA KArtini yang
masuk kedalam IPAL.. Pengelolaan air limbah tersebut
dapat berdampak negative jika terjadi penurunan kualitas
air, sebaliknya akan berdampak positif jika dapat
meningkatkan kualitas air sehingga limbah dari IPAL
masuk ke badan air tidak akan mempengaruhi kualitas air
tersebut.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak menurunnya kualitas air didasarkan pada
Keputusan Gubernur Prop. Sulsel No. 14 Tahun 2003
tentang Pngelolaan, Pengendalian Pencemaran Air, Udara,
Penetapan Baku Mutu, Limbah Cair, Baku Mutu Udara
Ambien dan Emisi Serta Baku Tingkat Gangguan Kegiatan
yang beroperasi di Propinsi Sulawesi Selatan.
3.3.2.2d Operasional Parkir
Jenis Dampak yang diperkirakan akan timbul akibat kegiatan
operasional lapangan parker adalah kemacetan lalu lintas dan
menurunnya kualitas udara.
1. Kemacetan Lalulintas
a. Sumber Dampak
Bersumber dari kegiatan operasional tempat parker RSIA
Kartini.
b. Jenis Dampak
Jenis dampak oenting yang dikelola adlah berkurangnya
kemacetan lalulintas akibat operasional tempat parker yang
cukupproporsional, atau bahkan kapasitas ruang parker
yang lebih luas dari proporsional luas lantai bangunan atau
jumlah kamar dalam bangunan. Tersedianya tempat parker
yang proporsioanal sesuai jumlah kamar dalam bangunan
mengakibatkan tidak ada kendaraan karyawan dan pasien
yang parker di badan jalan (on the street parking) yang bias
mengakibatkan kemacetan lalu lints karena berkurangnya
kapasitas jalan sesuai kapasitas rencana.

c. Besaran Dampak
Besaran dampak didasarkan pada terjadinya perubahan
derajat kehenuhan lalulintas (DS) dan indeks tinkat kinerja
pelayanan jalan (ITP). Derajat kejenuhan rata-rata Jl.
Kartini adalah 0.20 smp/ jam dengan ITP A dan Jl.
Kajaolallido 0.38 smp/jam dengan ITP B
3.3.3 Pemeliharaan Gedung
Dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi akibat kegiatan
pemeliharaan gedung adalah meningkatnya timbulan sampah, menurunnya
kualitas udara, terganggunya amenitas/ kenyamanan karyawan dan pasien,
dan keselamatan dan kesehatan kerja. Pemeliharaan gedung terdiri atas
pemeliharaan rutin dan berkala. Pemeliharaan rutin seperti pengeloelaan
sampah, pengelolaan saluran air, pemebersihan dinding luar bangunan,
sedangkan pemeligharaan berkala seperti kegiatan pengecatan dan
perbaikan bagian-bagian gedung yang mengalami kerusakan ringan atau
berat.
1. Timbulan Sampah
a. Sumber Dampak
Kegaiatan pemeliharaan dan perbaikan gedung RSIA Kartini yang
umumya menggunakan bahan-bahan yang menghasilkan sampah
kemasan seperti kaleng cat, pembungkus semen, dan lain-lain.
b. Jenis Dampak
Meningkatnya timbulan sampah dalam kompleks RSIA Kartini
yang akan berdampak terhadap menurunnya estetika dan dapat
mengganggu kesehatan serta kenyamanan karyawan dan
masyarakat lain disekitarnya.

c. Besaran Dampak
Besaran dampak adalah jumlah/ volume sampah yang dihasilkan,
lama waktu penanganan sampah yang berserakan dalam kompleks
RSIA Kartini.
2. Kualitas Udara
a. Sumber Dampak
Bahan-bahan bangunan seperti semen-semen yang tercecer akan
menambah konsentrasi bahan-bahan tersebut dalam udara, cat yang
berbau dan mengandung zat pencemar juga dapat mempengaruhi
kualitas udara (lingkungn mikro).
b. Jenis Dampak
Meningkatnya konsentrasi debu dan partikel dalam udara dan za-zat
tercemar lainnya yang akan berdampak terhadap kesehatan
masyarakat, khususnya pekerja bangunan. Disamping itu pasien
rawatinap dan karyawan yang berobat di RSIA Kartini akan
terganggu, baik kenyamanan maupun kesehatan.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak menurunnya kualitas air didasarkan pada
Keputusan Gubernur Prop. Sulsel No. 14 Tahun 2003 tentang
Pngelolaan, Pengendalian Pencemaran Air, Udara, Penetapan Baku
Mutu, Limbah Cair, Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Serta
Baku Tingkat Gangguan Kegiatan yang beroperasi di Propinsi
Sulawesi Selatan.
3. Amenitas
a. Sumber Dampak
Bersumber dari kegiatan pemeliharaan gedung RSIA Kartini,
khususnya pemeliharaan berkala.

b. Jenis Dampak
Kegiatan pemeliharaan gedung, khususnya pemeliharaan berkala
seperti pengecatan dan perbaikan bagian-bagian gedung yang
mengalami kerusakan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pasien
dan karyawan.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak adalh jumlah pasien yang terganggu
kenyamanannya selama menjalani perawatan dan pengobatan di
RSIA Kartini.
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Sumber Dampak
Bersumber dari pemeliharaan RSIA Kartini, khususnya kegiatan
pembesihan dinding luar RSIA Kartini, pengecatan dan perbaikan
bagian-bagian gedung yang mengalami kerusakan kan
mengakibatkan ketidaknyamanan pasien dan karyawan.
b. Jenis Dampak
Berpotensi menimbulkan dampak terjadinya gangguan keselamatan
dan kesehatan pekerja.
c. Besaran Dampak
Besaran dampak adalah peluang dan jumlah kecelakaan kerja yang
terjadi selama/ pemeliharaan/ perbaikan gedung RSIA Kartini.

Ringkasan dampak lingkungan yang akan terjadi pada pembangunan RSIA


Kartini dalam bentuk matriks, dapat dilihat dalam table 3.3

Anda mungkin juga menyukai