Anda di halaman 1dari 12

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBORONGAN

Nomor : 32/SPPPP/ANTAR MODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


Tanggal : 24 November 2016

PEKERJAAN BAJA PERKUATAN CURTAIN WALL

PROYEK PEMBANGUNAN FASILITAS PERPINDAHAN ANTAR MODA BANDARA


SOEKARNO HATTA DI INTEGRATED BUILDING

Antara

PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk


DIVISI GEDUNG

Dengan

PT. DUTA HITA JAYA

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBORONGAN


Nomor : 32/SPPPP/ANTAR MODA/DIV.GEDUNG/XI/2016

antara
PT. ADHI KARYA (Persero), Tbk Divisi Gedung
dengan
PT. DUTA HITA JAYA

PEKERJAAN BAJA PERKUATAN CURTAIN WALL

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Empat bulan November tahun Dua Ribu Enam belas yang bertanda tangan
di bawah ini :

YUDI LISTIONO : Selaku Kepala Divisi Departemen Gedung PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang
berkedudukan di East Building Jl. Raya Pasar Minggu Km.18 Jakarta 12510 telp :
021-7974527 fax : 021-7974528, dalam hal ini bertindak dalam kedudukannya
sebagaimana tersebut di atas dan karenanya berdasarkan Surat Keputusan
Direksi PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. No. 014-6/249 tanggal 8 Agustus 2016
yang dibuat dihadapan notaris Ashoya Ratam, SH, MKn, untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.

. : Selaku .. PT.Duta Hita Jaya yang berkedudukan di Taman Pegangsaan


Indah Blok A4 No. 3-5 RT.005 RW.019, Jln. Pegangsaan Dua, Kelapa Gading,
Jakarta Utara 14250 Telp : 021-4601088 (Hunting), fax : 021-46823636,
46836121 yang dalam hal ini bertindak dalam kedudukannya sebagaimana
tersebut di atas dan karenanya berdasarkan Surat Kuasa Nomor . tanggal
. yang dibuat dihadapan notaris untuk
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah bersepakat untuk mengadakan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Baja Perkuatan Curtain
Wall untuk Proyek Pembangunan Fasilitas Perpindahan Antarmoda Bandara Soekarno Hatta di Integrated
Building yang mengikat berdasarkan pada :
1. Penawaran PIHAK KEDUA No.: 001/3.3-DHJ/KU/XI/16/SPH tanggal 12 November 2016.
2. Berita Acara klarifikasi & negosiasi harga tanggal 17 November 2016 dan Negosiasi Final tanggal 21 November
2016.
3. Syarat-syarat (RKS)/gambar-gambar, berita acara aanwijzing/klarifikasi atau dokumen pendukung yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA atau dari Pemilik Proyek/Pemberi Tugas yang menjadi satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dengan Surat Perjanjian ini.
4. Kebijakan Mutu PT. ADHI KARYA (Persero), Tbk yang tertuang didalam Rencana Proyek (meliputi mutu,
waktu, biaya dan SMK3 & L) yang telah ditetapkan oleh Project Manager.

maka berhubung dengan itu Kedua belah Pihak menyatakan setuju dan mufakat untuk mengadakan Perjanjian
Pemborongan, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

PASAL 1
RUANG LINGKUP & SPESIFIKASI PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan diterima dengan baik oleh PIHAK KEDUA,
untuk melaksanakan Pekerjaan Baja Perkuatan Curtain Wall untuk Proyek Pembangunan Fasilitas Perpindahan
Antarmoda Bandara Soekarno Hatta di Integrated Building, sesuai dengan gambar-gambar, spesifikasi teknik, dan
material yang disetujui sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA maupun Pemilik
Proyek/Konsultan dan Pengawas.
Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal ini, adalah pekerjaan-pekerjaan antara lain meliputi:
1. Sesuai dengan bill of quantity, gambar-gambar, spesifikasi teknis dan dokumen pendukung yang tidak dapat
dipisahkan dari perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA terikat kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana PIHAK PERTAMA terikat dengan pihak PEMBERI
TUGAS baik kaitannya dengan bill of quantity, gambar-gambar dan spesifikasi teknis.

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 1 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


3. Bentuk kontrak/perjanjian pemborongan ini adalah berbentuk lumpsum fixed price artinya adalah kontrak
pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaan
didasarkan opname perhitungan volume bersama dan fixed.
4. Lingkup pekerjaan ayat (1) Pasal ini sudah termasuk kelengkapan sebagai berikut :
a. Biaya retribusi pada jalan yang dilalui armada dan biaya lain lain diarea pekerjaan.
b. Penyediaan peralatan utama dan alat bantu.
c. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas :
1. Pengadaan Material Rangka Pipa Baja Ex. Bakrie, BKSI :
- Base Plate : tebal 12 mm
- Plate : tebal 10 mm
- Pipe Material : diameter 219,1 mm
- Pipe Material : diameter 88,9 mm
- Grade Material Pipe : ERW
- Bolt & Nut : ASTM A-325
- Anchor : diameter 19 mm
2. Melaksanakan Pekerjaan Baja Perkuatan Curtain Wall sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas :
- Fabrikasi
- Cutting, Bending & Drilling : JASS
- Assembly & Welding : AWS D 1.1
- Surface Preparation : Sa 2.5
- Rolling
- Bending
- Sandblast sebelum dicat
- Baut harus memenuhi standar A-325
- Packing
- Inspeksi :
- Mill Certificate
- Non Destruction Test
- Visual Inspection
- Pengetesan las dengan Penetran
- Pengetesan material pipa di lokasi
- Angkutan :
- Penyimpanan sebelum pengiriman
- Loading material di workshop
- Angkutan ke Proyek
- Loading material selama di proyek
- Asuransi
- Erection
- Handling material di proyek
- Erection
- Alat bantu dan lain-lain :
- Safety (helm, sepatu, rompi) jika di ketinggian safety body hadness
- Penyetelan menggunakan kunci momen baut.
- Alat bantu kerja (genset dan peralatan las lainnya)
- Listrik kerja dan air kerja
- Gudang dan penyimpanan material
- Alat bantu angkat (mobil crane, scaolding dll) jika diperlukan
- Engineering di lapangan (gambar kerja/shop drawing)
- Kunjungan ke Workshop jika dibutuhkan
- Kantor di lokasi proyek
d. PIHAK KEDUA wajib menyediakan asuransi kecelakaan kerja bagi seluruh tenaga kerja PIHAK KEDUA yang
ada di proyek.
e. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan yang belum mendapatkan persetujuan dalam
bentuk tertulis dari PIHAK PERTAMA dan PEMBERI TUGAS. Apabila PIHAK KEDUA tetap mengerjakan
tanpa persetujuan tersebut dengan alasan apapun, maka segala risiko atas pekerjaan tersebut termasuk
tidak dibayar menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
f. Semua risiko baik mengenai salah hitung terhadap harga maupun jumlah satuan yang diajukan dan biaya-
biaya lain yang tak terduga adalah tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 2 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


g. Dalam memberikan harga pekerjaan ini PIHAK KEDUA harus sudah mempertimbangkan untuk
memasukan semua biaya pengeluaran pekerjaan dan tidak ada tuntutan dikemudian hari terhadap PIHAK
PERTAMA bila daftar uraian pekerjaan/BQ ini dipandang tidak lengkap oleh PIHAK KEDUA dan semua hal-
hal yang tidak tercantum disini dianggap sudah dimasukan dalam penawaran pekerjaan yang ditawarkan.
h. Harga satuan yang ditawarkan PIHAK KEDUA harus sudah memeperhitungkan waste dari bahan yang
digunakan.
i. Pekerjaan persiapan, termasuk pembuatan schedule pelaksanaan dalam bentuk microsoft project,
struktur organisasi lapangan kontak person penanggung jawab di lapangan.
j. PIHAK KEDUA wajib membuang sampah ke tempat yang di tetapkan oleh PIHAK PERTAMA dan
menjamin keamanan terhadap barang barangnya sendiri, menjamin kebersihan area lokasi kerja dan
sekitarnya.
k. PIHAK PERTAMA menempatkan wakilnya yang dapat memberikan keputusan dalam rapat koordinasi
lapangan setiap saat diperlukan.
l. PIHAK KEDUA wajib menanggung semua biaya yang berhubungan dengan perijinan, segala macam
pungutan, portal, kebersihan dan perbaikan jalan umum yang dilalui akibat alat PIHAK KEDUA, dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan tuntutan PIHAK KETIGA menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
m. Mengadakan segala sesuatu yang bersifat administratif seperti :
- Persetujuan dari Pemberi Tugas yang dilengkapi data-data teknis, gambar, brosur dan mock up.
- Laporan prestasi pekerjaan bulanan.
- Inspeksi dan test yang terkait dengan pekerjaan rangka baja termasuk biaya untuk pengujiannya.
- Melakukan cek volume bersama dengan PIHAK PERTAMA dilampiri dengan berita acara perhitungan
bersama yang akan dipakai sebagai acuan untuk volume kontrak.
- Membuat shop drawing dan as built drawing.
n. PIHAK KEDUA bertanggungjawab terhadap mutu material sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
dan apabila mutu material yang diserahkan hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan, setelah
melalui tahap-tahap evaluasi yang disyaratkan oleh PIHAK PERTAMA dan atau Pemberi Tugas, maka PIHAK
KEDUA wajib mengganti segala biaya kerugian dan atau perbaikan dalam keadaan siap pakai.
o. PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan perbaikan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari,
terhitung sejak pemberitahuan tentang kerusakan dan atau cacat tersebut diatas, atas biaya PIHAK
KEDUA.
p. Hal hal yang belum tercantum dalam kontrak mengacu pada Berita Acara Klarifikasi, gambar &
spesifikasi teknis.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan yang berlaku dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Sub Kontrak ini, dan
tersurat dalam:
a) Perjanjian ini dengan segala perubahannya dan Addendumnya (jika ada).
b) Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan pekerjaan dan
keselamatan kerja yang tercantum dalam peraturan / perundangan yang berlaku.
c) Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya menjadi instruksi tertulis
yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan
tujuan yang berlaku.
d) Perubahan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan gambar/lampiran
kontrak, hanya dapat dilakukan setelah mendapat instruksi atau persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan untuk dijadikan bahan perhitungan pekerjaan tambah
kurang sesuai ketentuan yang diatur dalam pasal pekerjaan tambah kurang.
2. PIHAK KEDUA mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA untuk pelaksanaan pekerjaan dengan
ketentuan dan spesifikasi teknis yang sama seperti PIHAK PERTAMA terikat kepada PEMBERI TUGAS untuk
pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam Sub Kontrak.
3. Apabila timbul pertanyaan mengenai penafsiran gambar atau spesifikasi, pertanyaan tersebut akan
diajukan kepada PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan keputusan dari PIHAK PERTAMA /
WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA merupakan keputusan terakhir dan mengikat PARA PIHAK.

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 3 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


PASAL 3
HARGA BORONGAN

1. Harga/biaya dalam Surat Perjanjian ini sudah termasuk mobilisasi dan demobilisasi dilokasi Proyek
Pembangunan Fasilitas Perpindahan Antarmoda Bandara Soekarno Hatta di Integrated Building
dilaksanakan sesuai spesifikasi yang sudah disetujui oleh PIHAK PERTAMA, serta dapat diterima oleh Pemilik
Proyek.
2. Harga / Biaya Pekerjaan dalam Surat Perjanjian ini adalah sebagai berikut :

Terbilang :Satu Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Enam Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus
Lima Puluh Rupiah
Harga tersebut sudah termasuk PPN 10%, sudah termasuk PPh 3% dan pajak-pajak lain yang berlaku dan
wajib dibayarkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
3. Segala biaya materai sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian ini menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib membayar pajak-pajak yang timbul dari Perjanjian ini sesuai dengan ketentuan /Peraturan
perpajakan yang berlaku.

PASAL 4
TATA CARA PEMBAYARAN

1. Untuk melaksanakan pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak memperoleh pembayaran uang muka dari PIHAK
PERTAMA.
2. Pembayaran dilakukan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan menggunakan Supply Chain Financing
(SCF) Bank BNI dengan tempo 180 hari diproses setelah tagihan diterima dengan lengkap dan benar oleh
bagian keuangan PIHAK PERTAMA.
3. Selama proses SCF berlangsung, Pekerjaan Baja Perkuatan Curtain Wall tetap berlangsung sesuai dengan
schedule pekerjaan yang telah ditetapkan oleh Project Manager.
4. Pembayaran termin mengikuti progress Pekerjaan Baja Perkuatan Curtain Wall yang telah sampai di site
sebesar 30% dari material yang datang dilapangan dan untuk material terpasang dilapangan sebesar 70%
yang telah disetujui oleh Project Manager dan dibayarkan dengan menggunakan Supply Chain Financing (SCF)
Bank BNI dengan tempo 180 hari. Bunga disconto SCF akibat pencairan di depan menjadi tanggung jawab
PIHAK PERTAMA..
5. Setiap tagihan pembayaran akan dikurangi retensi 5% (Lima persen) secara proporsional akan dibayarkan
pada saat masa pemeliharaaan selesai dan BAST II ditanda tangani kedua belah pihak. Retensi TIDAK dapat
diganti dengan Jaminan Pemeliharaan.
6. Pada setiap tahap pembayaran PIHAK KEDUA wajib menyerahkan berkas tagihan kepada PIHAK PERTAMA.
Berkas tagihan dimaksud adalah;
a. Kwitansi, 4 (empat) set.
b. Faktur pajak, 1(satu) set.
c. Berita acara pembayaran yang ditandangani oleh PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA (penandatangan perjanjian), 4 (empat) set.
d. Berita acara prestasi pekerjaan dan lampiran pendukungnya, yang ditanda tangani oleh Project Manager
masing-masing Pihak.

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 4 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


e. Fotocopy surat perjanjian (lengkap) 1 (satu) set.
f. Copy Jaminan pelaksanaan berupa asuransi / surety bond yang
dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah seperti ASKRINDO, JASINDO atau BUMN lainnya.
7. Jumlah pembayaran yang diterima PIHAK KEDUA akan diperhitungkan terhadap denda yang harus dibayar
PIHAK KEDUA sesuai pasal 14.
8. PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA melalui pencairan atas SCF yang telah
diproses oleh PIHAK PERTAMA dimana pembayaran dilakukan PIHAK PERTAMA berdasarkan realisasi fisik
yang telah disetujui dan atau dibayar oleh PEMBERI TUGAS.
9. Pembayaran atas biaya borongan / termin tersebut akan dilakukan melalui
Bank : BNI
Atas Nama : PT. DUTA HITA JAYA
Rekening Nomor : ..
10. Bukti SSP PPN harus diberikan PIHAK PERTAMA ke PIHAK KEDUA maksimal 30 (Tiga Puluh) hari setelah faktur
pajak diterbitkan dengan catatan berkas tagihan masuk ke bagian keuangan PIHAK PERTAMA paling lambat
pertanggal 25 tiap bulannya. Jika berkas tagihan diserahkan melewati batas waktu tersebut denda yang
timbul akan dibebankan ke PIHAK KEDUA.

PASAL 5
JAMINAN PELAKSANAAN

1. a. Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan pemborongan, maka selambat-lambatnya pada saat Surat
Perjanjian ini ditandatangani, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan berupa asuransi /
surety bond yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah seperti ASKRINDO, JASINDO atau BUMN lainnya dan
redaksi jaminannya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA sebesar 5% (Lima
persen) dari harga borongan atau senilai Rp. 99.953.287,- (Terbilang :Sembilan Puluh Sembilan Juta
Sembilan Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Dua Ratus Delapan Puluh Tujuh Rupiah) dengan masa berlaku sejak
tanggal Surat Perjanjian ini sampai dengan 1 (satu) bulan setelah Serah Terima Pertama Pekerjaan dilakukan.
b. Apabila terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan, maka PIHAK KEDUA wajib memperpanjang masa
Jaminan.
2. Surat jaminan pelaksanaan tersebut pada ayat 1 dari pasal ini akan diserahkan kembali oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA setelah selesai Serah Terima Pertama dilakukan.
3. Dalam Surat Jaminan Pelaksanaan tersebut dalam ayat (1) huruf (a) di atas harus ada ketentuan bahwa
Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan menjadi milik PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. dan dapat dicairkan oleh PIHAK
PERTAMA bilamana terjadi :
PIHAK KEDUA mengundurkan diri dan tidak melanjutkan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak
kerja.
Dilakukan pemutusan perjanjian sebagaimana dalam Pasal 16.

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diwajibkan menyelesaikan serta menyerahkan seluruh
hasil pekerjaan tersebut dimulai sejak Surat Perjanjian ini dikeluarkan atau dimulai pada tanggal 24 November
2016 dan pekerjaan harus selesai 100% sampai dengan tanggal 23 Januari 2017 untuk Pekerjaan struktur Baja
Perkuatan Curtain Wall (dilampiri schedule pekerjaan berupa microsoft project yang telah disetujui oleh
Project Manager)
Jika PIHAK KEDUA tidak bisa menepati schedule pekerjaan sesuai dengan kebutuhan proyek yang dibuat oleh
Project Manager, maka PIHAK PERTAMA berhak menambah alat, tenaga kerja, material dan atau PIHAK LAIN
dengan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat (1) pasal ini tidak dapat diubah oleh PIHAK KEDUA,
kecuali;
a. Apabila ada persetujuan tertulis dari Project Manager sebagai wakil dari PIHAK PERTAMA
b. Adanya keadaan memaksa seperti diatur dalam pasal 11 dari Surat Perjanjian ini.
3. Penyerahan hasil Pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dilakukan dengan dibuatkan Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan Pertama dan diketahui oleh Project Manager masing-masing Pihak dan ditandatangani oleh
Kedua Belah Pihak yang namanya tercantum dalam Surat Perjanjian ini, yang sebelumnya telah disetujui oleh
Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas.

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 5 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


4. Masa pemeliharaan ditetapkan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal
Penyerahan Pertama dilakukan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA. Apabila masa pemeliharaan ini
telah dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA serta diterima dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan
Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas, maka akan diterbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua.
Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam pasal ini, maka masa
pemeliharaan dihitung sampai dengan selesainya perbaikan dan semua biaya yang timbul menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 7
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk menyerahkan atau men-subkontrak-kan sebagian atau seluruh pekerjaan
tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan struktur organisasi di lapangan dan menempatkan seorang Kuasa Pelaksana
yang mempunyai wewenang penuh untuk memutuskan dan mewakili PIHAK KEDUA. Struktur Organisasi ini
harus disetujui Project Manager selaku wakil PIHAK PERTAMA dilapangan.
3. Jika pekerjaan tidak dapat dilaksanakan disebabkan oleh Pihak Ketiga atau hal lainnya, maka PIHAK KEDUA
wajib melaporkannya secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kelender
sebelum pekerjaan seharusnya dilaksanakan.
4. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan laporan progress prestasi pekerjaan pada tanggal 20 (dua puluh) setiap
bulan yang telah disetujui oleh Project Manager selaku wakil PIHAK PERTAMA dilapangan.
5. PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya kerusakan pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA
atau sub kontraktor lain. Apabila terjadi kerusakan pada pekerjaan yang diakibatkan oleh kelalaian PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti biaya yang ditimbulkan.
6. Jika terindikasi penyimpangan dan/atau kecurangan, maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan penundaan
transaksi ini sesuai dengan Per-Men BUMN No. PER-19/MBU/2012 tanggal 27 Desember 2012.
7. Semua tahapan yang ada di dalam prosedur di atas tidak boleh / tidak memberi peluang adanya unsur
gratifikasi.
8. Tidak ada biaya yang dikeluarkan PIHAK KEDUA untuk mengikuti semua proses pengadaan di lingkungan PIHAK
PERTAMA.

PASAL 8
CARA PELAPORAN

1. Pihak Kedua berkewajiban untuk mempersiapkan dan menyimpan buku laporan harian yang berisi kegiatan
harian, terdiri dari:
a) Kuantitas dan macam bahan atau barang yang ada di lapangan (yang belum dipakai).
b) Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan / atau ketrampilan.
c) Jumlah, jenis dan kondisi peralatan.
d) Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.
e) Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, perubahan desain dan lain-lain.
2. Buku Laporan tersebut di atas ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan diserahkan minimum setiap 2 (dua)
mingguan yaitu periode tanggal 10 dan 25 setiap bulannya untuk diperiksa dan ditandatangani oleh PIHAK
PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Bulanan kepada PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN
PIHAK PERTAMA yang terdiri dari:
a) Perhitungan Volume Pekerjaan / Calculation Sheet
b) Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA
c) Prestasi Pekerjaan yang disetujui PIHAK PERTAMA
d) Dokumentasi untuk hal yang dianggap penting oleh PIHAK PERTAMA

PASAL 9
PERINGATAN DINI

1. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin kepada PIHAK PERTAMA atas peristiwa
atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda
penyelesaian pekerjaan. PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan PIHAK KEDUA untuk menyampaikan secara
SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 6 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal
Penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA untuk mencegah atau mengurangi
dampak peristiwa atau kondisi tersebut.

PASAL 10
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib dan bersedia menjalankan Program SMK3 & L (Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja & Lingkungan) yang dilaksanakan PIHAK PERTAMA di
lingkungan Proyek, antara lain dan tidak terbatas pada:
Para pekerja dari PIHAK KEDUA harus menyerahkan identitas diri dan menggunakan APD (Alat
Pelindung Diri/ Helm, Sepatu ) pada saat memasuki lokasi proyek
Dan lain-lain sesuai dengan persyaratan K3 yang ditetapkan Petugas K3 di Proyek.
2. Dalam hal menggunakan peralatan berat, maka alat berat tersebut harus memiliki Sertifikasi Alat dari
Depnaker, yang menyatakan bahwa alat tersebut masih laik pakai, sedangkan Operator yang mengoperasikan
alat-alat di lapangan harus memiliki SIO dan masih berlaku.
3. PIHAK KEDUA diwajibkan menjalankan program system mutu dan K3L (Keselamatan & Kesehatan Kerja dan
Lingkungan) sesuai dengan lingkup pekerjaannya, termasuk penyediaan peralatan dan sumber daya untuk
pelaksanaannya.
4. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan sistem mutu dan K3L (HIRARC) yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
Apabila PIHAK KEDUA sudah mempunyai program sistem mutu dan K3L sendiri untuk dipergunakan, maka
harus diajukan ke PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan implementasinya di lapangan.
5. PIHAK KEDUA harus peduli atas keselamatan setiap orang yang berada di lingkungan kerja dan bertanggung
jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja serta kebersihan lingkungan kerja para tenaga kerja PIHAK
KEDUA, termasuk tanggung jawab secara hukum dan biaya apabila terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan
kelalaian PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan dan pengawasan K3L di lingkungan kerjanya.

PASAL 11
ASURANSI

Asuransi yang menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah:


1. Asuransi Tenaga Kerja meliputi Asuransi Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (BPJS
Ketenagakerjaan) menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA melalui asuransi tenaga kerja yang telah diproses
oleh PIHAK PERTAMA.
2. Pekerja dalam kontrak kerja dengan PIHAK KEDUA wajib didaftarkan Program Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS
Kesehatan) dan menjadi beban biaya PIHAK KEDUA.
3. Asuransi Peralatan terhadap peralatan PIHAK KEDUA yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 12
PEKERJAAN TAMBAH DAN PEKERJAAN KURANG

1. Pekerjaan Tambah dan Pekerjaan Kurang hanya dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan Surat
Perintah perubahan dari PIHAK PERTAMA.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang tercantum dalam
Pasal 3.
3. Untuk pekerjaan tambah kurang tersebut diatas, dituangkan dalam perjanjian tambahan (Addendum).

PASAL 13
PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Serah terima pekerjaan dapat dilakukan secara umum dan menyeluruh.


2. Pekerjaan dinyatakan telah selesai apabila telah diterima PIHAK PERTAMA, KONSULTAN, dan PEMBERI TUGAS,
dan dinyatakan dalam :
a) Berita Acara Serah Terima Pertama untuk serah terima pertama pekerjaan selesai 100 %,

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 7 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


b) Berita Acara Serah Terima Terakhir untuk serah terima kedua pekerjaan selesai 100% dan sudah melalui
masa pemeliharaan.

PASAL 14
DENDA DAN SANKSI

1. Apabila karena kelalaian PIHAK KEDUA, penyelesaian pelaksanaan pekerjaan mengalami keterlambatan dari
progres yang telah ditetapkan sesuai jadwal pelaksanaan dan atau milestone yang telah ditetapkan (sesuai
dengan schedule menggunakan microsoft project) sebagaimana tercantum dalam perjanjian ini, maka untuk
setiap hari keterlambatan, PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1%o (satu permil) dari harga
borongan, dengan denda maksimum sebesar 5% (lima persen) dari nilai borongan.
2. Khusus untuk kondisi dimana dari sisa waktu pelaksanaan yang tersedia, PIHAK KEDUA tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan dan untuk kepentingan penyelesaian proyek secara keseluruhan, setelah PIHAK
KEDUA tidak memenuhi peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dari PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK PERTAMA berhak mengambil keputusan secara sepihak tanpa menunggu keputusan/persetujuan
PIHAK KEDUA untuk mengambil alih sebagian atau seluruh sisa pekerjaan dengan seluruh biaya yang timbul
akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA, atau dipotongkan pada pembayaran kepada PIHAK KEDUA.
3. Denda keterlambatan dalam pasal ini, akan diperhitungkan pada pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA.

PASAL 15
PENUNDAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA berdasarkan perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA harus menunda kemajuan pekerjaan atau bagian
pekerjaan dalam waktu atau waktu tertentu, dan dalam cara sedemikian rupa yang dianggap perlu oleh PIHAK
PERTAMA dan selama jangka waktu penundaan itu PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melindungi dan
mengamankan pekerjaan secara layak, sepanjang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 16
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan ketentuan pasal 1266
dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, setelah PIHAK PERTAMA memberi teguran/peringatan, 3
(tiga) kali berturut-turut, tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal sebagai berikut:
a. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak ditanda tanganinya Surat Perjanjian ini, tidak atau
belum melaksanakan pekerjaan yang dimaksud dalam Perjanjian ini yang dibuktikan dengan surat
pernyataan memulai pekerjaan yang diketahui oleh Wakil PIHAK PERTAMA dilapangan.
b. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan
yang telah dimulainya yang dibuktikan dengan surat teguran PIHAK PERTAMA.
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja melambatkan pelaksanaan /penyelesaian pekerjaan
pemborongan yang dibuktikan dengan pengenaan denda keterlambatan pasal 9 ayat (1).
d. Jika jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 perjanjian ini tidak ditepati yang dibuktikan
dengan pengenaan sanksi pada pasal 9.
e. Progres keterlambatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, setelah ditinjau sebanyak 2 (dua) kali
periode telah mencapai 5% dari harga borongan pekerjaan PIHAK KEDUA.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, maka :
a. Jaminan pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka PIHAK KEDUA akan dicairkan dan menjadi milik PIHAK
PERTAMA (Jika ada).
b. PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pihak lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaan tersebut.
c. PIHAK KEDUA hanya dapat menerima pembayaran yang besarnya tidak melebihi prestasi pekerjaan yang
telah diselesaikan.
d. PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan dan kewajiban-kewajiban lainnya, yang
diperhitungkan langsung dari Prestasi PIHAK KEDUA yang belum dibayar oleh PIHAK PERTAMA. Jika
belum atau tidak ada prestasi, denda tetap wajib dibayar oleh PIHAK KEDUA.
e. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA semua arsip, gambar-gambar,
perhitungan-perhitungan dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan perjanjian ini.

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 8 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


PASAL 17
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (Force Majeure) dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan yang
terjadi diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, sehingga pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditentukan dalam Surat Perjanjian ini menjadi tidak dapat dipenuhi, meliputi, namun tidak terbatas pada hal-
hal sebagai berikut;
a. Bencana alam (gempa bumi, tsunami, badai, banjir)
b. Perang, revolusi, makar, huru-hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan (kecuali dilakukan oleh
karyawan PIHAK KEDUA)
c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian PIHAK KEDUA)
d. Keadaan memaksa yang dinyatakan oleh Pemerintah.
2. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan memaksa tidak dapat
dikenai sanksi.
3. Siapa yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan memaksa diserahkan pada kesepakatan kedua
belah pihak.
4. Hal-hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan memaksa diserahkan kepada kesepakatan dari
kedua belah pihak.
5. Apabila terjadi keadaan memaksa maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA
paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak hari terjadinya keadaan memaksa dengan menyertakan bukti
tertulis dan foto keadaan memaksa yang dikuatkan oleh Instansi yang berwenang.

PASAL 18
RISIKO

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA,
maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul.
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya diragukan di luar kesalahan kedua belah pihak
(akibat Keadaan Memaksa tersebut dalam pasal 11) sebelum pekerjaan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA,
sedangkan PIHAK PERTAMA tidak lalai untuk menerima atau menyetujui hasil pekerjaan tersebut, maka segala
kerugian yang timbul akibat keadaan itu akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak secara musyawarah
dan mufakat.
3. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan oleh tidak masuknya
atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat, maka segala risiko akibat kemacetan tersebut menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian bagi Pihak
Ketiga (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan perjanjian ini), maka segala kerugian ditanggung
sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
5. Segala persoalan dan tuntutan para pekerja (yang berkaitan dengan pekerjaan PIHAK KEDUA) menjadi beban
dan tanggung jawab sepenuhnya dari PIHAK KEDUA, atau dengan kata lain bahwa PIHAK KEDUA
membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan para tenaga kerja PIHAK KEDUAyang berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan baik dalam maupun di luar Pengadilan.
6. Jika ada hambatan ekspedisi dari PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak mengambil alih sebagian /
seluruhnya dengan segala biaya yang timbul ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 19
PENYESUAIAN HARGA

PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim penyesuaian harga akibat kenaikan TDL, BBM dan lain-lain
untuk Pekerjaan Baja Perkuatan Curtain Wall selama masa pelaksanaan Proyek Pembangunan Fasilitas
Perpindahan Antarmoda Bandara Soekarno Hatta di Integrated Building.

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 9 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


PASAL 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari
perjanjian ini, maka Kedua Belah Pihak sepakat untuk menyelesaikan lebih dahulu secara musyawarah untuk
mencapai mufakat.
2. Dalam hal ini tidak tercapainya permufakatan dalam musyawarah tersebut, maka kedua belah pihak sepakat
untuk menyerahkan penyelesaian tersebut melalui BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia).
3. Segala pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari ayat (1) dan ayat (2) pasal ini menjadi tanggung jawab
kedua belah Pihak.

PASAL 21
PERLINDUNGAN ATAS HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

PIHAK KEDUA harus menjaga untuk tidak merugikan dan melindungi PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan untuk
menanggung persoalan yang menyangkut pelanggaran terhadap hak-hak paten, hak cipta dan atau hak-hak lain
yang dilindungi yang berkenaan dengan peralatan konstruksi, mesin-mesin atau bahan-bahan yang digunakan
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perjanjian ini.

PASAL 22
LAIN-LAIN

1. Masalah pergudangan material/kantor di Site, Barak Pekerja, Listrik Kerja, Air Kerja, dll seperti yang tercantum
dalam Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi, dimana untuk kepentingan PIHAK KEDUA, menjadi beban dan
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
2. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dan perubahan-perubahan dalam perjanjian ini, akan diatur
kemudian atas dasar permufakatan Kedua Belah Pihak yang akan dituangkan ke dalam bentuk surat perjanjian
tambahan (Addendum) yang merupakan kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
3. Semua pemberitahuan dan atau Surat menyurat antara Kedua Belah Pihak sehubungan dengan perjanjian ini
dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan bilamana ada tanda
terima tertulis. Surat-menyurat juga dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atau Wakil Pihak Pertama kepada
PIHAK KEDUA atau Wakil PIHAK KEDUA di Site Proyek dengan nilai bobot kekuatan hukum yang sama.

PASAL 23
HUKUM DAN BAHASA

1. Perjanjian ini akan berlaku dan tunduk pada hukum Republik Indonesia.
2. Pelaksanaan Perjanjian ini termasuk pada korespondensinya menggunakan bahasa Indonesia.
3. Dalam hal ada keraguan terhadap dokumen-dokumen yang menjadi bagian dari dokumen kontrak, maka
urutan kekuatan dokumen sesuai dengan hirarki dokumen dengan urutan :
a. Kontrak beserta Amandemennya
b. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi
c. Spesifikasi
d. Gambar
e. Bill Of Quantity
f. Schedule
g. Dokumen Pendukung lainnya

PASAL 24
PEMBERITAHUAN

Semua pemberitahuan dan administrasi penagihan berdasarkan kontrak ini harus dikirimkan kepada PIHAK
PERTAMA dan / atau PIHAK KEDUA, ke alamat yang ditetapkan di bawah ini:

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 10 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016


Kepada Pihak Pertama:
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Divisi Gedung
Proyek Pembangunan Fasilitas Perpindahan Antarmoda Bandara Soekarno Hatta di Integrated
Building
Jl. C3 C4 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng
Untuk Perhatian:
Ir. Agus Wicaksono

Kepada Pihak Kedua:


PT. Duta Hita Jaya
Taman Pegangsaan Indah Blok A4 No. 3-5 RT.005 RW.019, Jln. Pegangsaan Dua, Kelapa Gading,
Jakarta Utara 14250
Telp : 021-4601088 (Hunting), fax : 021-46823636, 46836121
Untuk Perhatian:
Dun Anwar

PASAL 25
PENUTUP

1. Surat Perjanjian ini berlaku sejak Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak pada hari dan
tanggal tersebut diatas, dan berakhir setelah Kedua Belah Pihak menyelesaikan kewajiban masing-masing.
2. Surat Perjanjian ini ditanda tangani di Jakarta, pada hari, tanggal sebagaimana tersebut diatas, dibuat dalam
rangkap 3 (tiga) yang masing-masing Pihak yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, didistribusikan;
a. 1 (satu) lengkap bermaterai, tanda tangan dan stemel untuk PIHAK PERTAMA,
b. 1 (satu) lengkap bermaterai, tanda tangan dan stempel untuk PIHAK KEDUA, dan
c. 1 (satu) lengkap, tanda tangan dan stempel, tanpa materai untuk Proyek.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT. DUTA HITA JAYA PT. ADHI KARYA (Persero),Tbk
DIVISI GEDUNG

.. YUDI LISTIONO
. Kepala

SubKont PM Proc Adkon Keu

Hal. 11 dari 11 hal, SPPPP No. 32/SPPPP/ANTARMODA/DIV.GEDUNG/XI/2016

Anda mungkin juga menyukai