Anda di halaman 1dari 6

WEDNESDAY, APRIL 19, 2017 AT 10:51 AM

Segment 7
Gracia : Halo rekan-rekan pelaku bisnis, tadi kita sudah siapkan toko,
kemudian info, kemudian iklan-iklan dan semua yang Bapak minta
nih misalnya. Apakah semua itu sudah cukup Pak?

Eric : Ya, itu dasarnya. Jadi, kita siapin nih salesnya, channelnya
dimana, orang mau purchase dimana, kita sudah punya, kita siapin
juga kan nanti kan gimana orang waktu mau evaluasi, waktu
consider.

Gracia : Iya.

Eric : Kita berusaha membantu mereka supaya mereka mau beli.


Ayo beli, yakin. Aku jawab semua deh. Terus yang terakhir kita
siapin bahwa broadcast kemana-mana, gitu kan, Inbound
Marketingnya juga jalan. Harusnya kan sudah lengkap nih.

Gracia : Iya.

Eric : Betul, jadi istilahnya 1000 jadi 100, 100 jadi 10. Nah tapi kan
kita pingin gimana caranya supayaapa yasusutnya itu nggak
banyak. Kalau 1000 orang yang tahu, gitu kan, jangan 100 orang
yang consider. Bisa lebih banyak orang yang consider. Kalau
misalnya 100 yang consider1, jangan cuma 10 yang beli. Kalau bisa
kan lebih banyak. Karena apa? Karena setiap langkah dari 1000/100,
100/10, 1000 publik ke 100 prospek ke 10 pelanggan ini terjadi
konversi. Ya kan? Kita mengkonversi dari publik menjadi prospek.
Kita mengkonversi dari prospek menjadi pelanggan. Nah kalau bisa
dalam setiap langkah ini, itu ada success rate2 yang lebih tinggi.

Gracia : Ya.

Eric : Kalau tadi *convert rate*nya3 misalnya 1000/100 berarti kan


convertnya kan 10%.

Gracia : Ya.

Eric : Dari 10, sori, dari 100 ke 10 kan juga 10%. Nah, tapi kalau
dihitung-hitung berarti kan totalnya cuma 1% kan ya.

Gracia : Iya.

Eric : Dari 1000 yang jadi cuma 10. Nah berarti, sekarang
pertanyaannya, gimana caranya kita naikkan conversion rate ini tadi
supaya lebih tinggi? Nah ternyata jawabannya adalah ada di langkah
yang no 5 yang tadi. Kadang-kadang mereka ini bukannya nggak
tau, mereka ini kadang-kadang bukannya nggak minat, mereka ini
kadang-kadang bukan nggak terjawab semua keraguannya, tapi

1
mereka ini butuh dorongan sedikit lagi, NGGHH~ (suara
mendorong) gitu istilahnya.

Gracia : Oke.

Eric : Harus didorong sedikit lagi supaya mereka yakinnya ini


berlebih. Jadi kadang-kadang kalau orang yakinnya berlebih
gimana? Saya yakin bukan karena saya cuma yakin. Tapi saya tahu
rekan-rekan saya juga sudah meyakinkan saya dan ada banyak
sumber-sumber lain yang terpercaya atau sumber-sumber yang saya
anggap penting atau berharga ini juga percaya.

Gracia : Oke.

Eric : Jadi saya ini harus yakinnya, yakin berjamaah. Saya harus
didukung dengan yakin-yakin yang lain, gitu istilahnya. Nah, ini
namanya kita sebut Influencer Marketing. Jadi istilahnya, sebagai
seorang pelaku bisnis nih, sebagai seorang entrepreneur, kita harus
tahu siapa saja yang bisa mempengaruhi customer kita. Siapa saja
yang bisa meng-influence4 dia. Karena dengan begitu, orang ini
yakinnya jadi lengkap. Yakin diri sendiri dan yakin dari lingkungan.
Jadi, itu hanya bisa pada waktu kita meminjam platform5 orang lain.
Kita pinjam kredibilitas orang lain. Karena kan yang dapat
meyakinkan saya, misalnya, adalah orang-orang yang saya anggap
credible6.

Gracia : Ya.

Eric : Yang opininya saya anggap benar, penting.

Gracia : Termasuk idola juga ya Pak?

Eric : Idola juga kan. Nah, berarti kita sebagai brand, kita sebagai
pelaku bisnis, kita harus mulai berpikir, enaknya, cocoknya brand
saya ini, apaberasosiasi dengan siapa, connect dengan siapa.
Misal nih, paling gampang adalah selebritis. Idola kan?

Gracia : Iya.

Eric : Paling gampang selebritis. Saya nggak ngerti kenapa orang


mengidolakan selebritis. Saya nggak ngerti.

Gracia : Oke

Eric : Kecuali kalau mereka mau jadi selebritis juga, ya boleh lah.
Tapi pada dasarnya saya nggak mengerti kenapa orang
mengidolakan selebritis. Tapi, kan orang kadang-kadang Selebritis
itu loh kan pakai baju ini. Loh dia loh pakai sepatu ini. Loh dia loh
pakai jam tangan ini. Loh dia loh makan disini, Loh dia loh beli ini,
beli itu. Loh dia loh cara kerjanya seperti ini. Nah, karena idola,
berarti ini kan di-inspeksi dari segala macam bentuk, sisi.

Gracia : Iya

Eric : Nah ini sebenarnya peluang bagi kita selaku pelaku bisnis. Kita
lihat, Wah, bisa nih, gitu kan. Apa? Misalnya kita jual tas wanita.

2
Nah, kita bisa istilahnya, tawarkan mau nggak, apa, aku kasih sample
produknya kita, lihat kalau cocok ya silahkan di keep. Gitu kan.
Sebagai imbalannya mungkin bisa bantu sharing bahwa ini tas dari
siapa. Gitu kan. Jadi kayak semacam endorsement7

Gracia : Iya.

Eric : dari selebritis ini ada. Bisa bentuknya free, ditukar dengan
produk, atau bisa juga bentuknya berbayar. Jadi produk plus
bayaran. Kalau bayaran berarti paid endorsement. Kalau nggak ya
berarti endorsement saja. Product endorsement. Nah, jadi ini hal
yang bisa dilakukan. Gitu ya. Jadi online brands ini kita bisa
melakukan itu. Yang kedua, selain dengan selebritis, kita bisa
dengan top leaders. Top leaders ini kayak apa yaahli di bidangnya.
Pemikir di bidangnya. Orang yang nge-set trend di bidangnya.

Gracia : Contohnya seperti apa ya Pak, top leaders ini?

Eric : Misalnyamisalnya teknologi.

Gracia : Iya

Eric : Teknologi ini ada orang yang Wah orang itu loh sangat amat
canggih. Ada orang gaptek, ada orang canggih. Oh ini canggih,
dia sangat efisien kalau kerja. Maka kita mau tahu, apa sih opini dia
tentang A, kenapa kok dia milih A, ga milih B. Kalau ada produk
baru, kita mau tahu dia nge-review-nya seperti apa. Dia bukan
selebritis, tapi opini dia kita dengar.

Gracia : Oke.

Eric : Dia termasuk top leader di bidang tertentu. Ada top leader di
bidang makanan. Ada top leader di bidang teknologi. Ada top
leader di bidang fashion. Jadi kan, hal-hal ini, mereka ini terus
melihat trend ke depan seperti apa. Terus mengevaluasi ya mungkin
tepatnya, mengevaluasi produk-produk baru sehingga kita ini bisa
memahami Oh, oke. Kan pendapat dari expert kan kita penting.
Nah, makanya lihat, yang berikutnya adalah apaexpert review ini
penting. Jadi kalau yang review expert kita dengar. Tapi kadang-
kadang ada produk yang nggak perlu expert review. Peers8 cukup.
Produk umum lah, kayak mobil. Memang betul, expert bisa
mereview, expert mobil, WHOA, dia akan ngomong ini suspensinya
seperti ini, apa, segala macam. WHOA, ahli dia mobil. Tapi kita yang
awam bingung. Jadi artinya apa ya? Aku beli apa nggak ya? Gitu
kan? Benar kan?

Gracia : Oke. Iya, benar.

Eric : Ujung-ujungnya kan gitu, kalau terlalu expert kita tidak


mengerti, gitu kan?

Gracia : Iya.

Eric : Nah pada waktu ini kita butuh yang namanya peer review. Peer
review ini artinya sesama customer yang mereview. Jadi kan, kita

3
lihat customer reviewnya seperti apa, customer ratingnya seperti
apa. Orang-orang bilang makan disini seperti apa. Orang-orang
bilang pelayanan hotel ini seperti apa. Dari sesama, apaorang
yang pernah nginep di hotel itu.

Gracia : Oke.

Eric : Kalau kita lihat di websiteTrip Advisor, itukan website yang


mereview lokasi-lokasi tempat-tempat wisata dan yang di situ kan
yang mereview kan benar-benar sesama traveller. Nah, jadi Oh ya
saya travelling dengan keluarga saya dan disana kurang pas
tempatnya kalau untuk anak kecil. Nah ini kan, peer, bukan expert
yang review.

Gracia : Iya.

Eric : Kalau expert lain lagi. Bentuknya lain lagi.

Gracia : Nah ini Pak, tadi top leaders mengevaluasi. Expert


mereview. Sepertinya agak sedikit mirip ya Pak. Apa perbedaannya
sebenarnya?

Eric : Ya, jadi kalau top leaders ini, dia belum tentu expert. Tapi, top
leaders itu biasanya orang yang opinionated. Jadi orang yang
sangat amat kuat opininya.

Gracia : Oke.

Eric : Nah, jadi kita ambil opininya dia, cara pikirnya dia. Kalau
expert, dia itu sudah bukan self-acclaimed9. Tapi dia itu kayak
istilahnya, sudah diakui oleh 1 apa yamungkin asosiasi atau apa
bahwa ya ini expertnya, jadi yang mengakui adalah sesama expert
yang lain bahwa dia expert.

Gracia : Oke

Eric : Kalau top leaders itu, dia bisa self-acclaimed, bisa kita yang
acclaimed. Gitu.

Gracia : Ya, ya.

Eric : Jadi kayak gini, bedanya gini. Ada orang A, kita bilang, dia ini,
apapendapatnya akuapaaku akui. Jadi, dia ini top leaders.
Kita nggak peduli dia expert atau nggak.

Gracia : Iya.

Eric : Nah itu maksudnya. Top leaders itu di kita nya. Tapi kalau
expert, Lah kamu siapa? Loh expert ini. Kamu kok tahu kalau
dia expert? Nah, karena ada orang lain sesama expert, ngomong
dia expert. Nah

Gracia : Oh, iya.

Eric : Tapi intinya ini, sinyal-sinyal ya. Ini sinyal-sinyal yang bisa
membantu kita jadi lebih yakin. Nah, selain peer review, apa lagi?
Ada customer testimonial. Yang sudah pakai, tadi kan. Yang kayak di

4
Trip Advisor. Ini kan testimoni-testimoni. Nah, testimoni-testimoni ini
juga membantu. Nah, yang terakhir adalah komunitas. Jadi kalau
komunitas, berarti lebih dalam lagi. Sudah banyak orang yang
menjadi Repeat Customer. Beli dan beli dan beli. Nah orang-orang
ini yang akhirnya menjadi komunitas. Nah, komunitas-komunitas ini,
kadang-kadang mereka juga mau tahu, orang-orang yang pakai ini
bagaimana sih modelnya. Kelakuan mereka apa, behavior mereka
apa. Dari situ kita tahu.

Gracia : Jadi mereka bisa saling sharing ya Pak ya?

Eric : Iya.

Gracia : Di dalam komunitas ya?

Eric : Betul. Tips antar sesama customer seperti apa. Jadi mereka,
Kalau aku pakai ini nggak sendirian ya. Ada komunitasnya. Jadi
istilahnya benar-benar, customer ini kita harus kepung. Jadi, bukan
cuma apa yang kita lakukan di bisnis, prepare Sales Channel kita,
prepare cara mereka self-consider10 , evaluate kita, kita bikin
marketing dan advertising yang luar biasa. Bukan cuma itu, tapi kita
juga harus lihat Siapa ya orang-orang yang kita harusberasosiasi.

Gracia : Oke.

Eric : Selebritis mana yang kita bisa ajak, yang cocok dengan produk
kita, mewakili produk kita. Mana ya kira-kira top leaders-top leaders,
expert-expert yang bisa? Customer kita yang sudah ada, bisa nggak
kita dapat testimoni mereka? Atau jangan-jangan kita perlu bikin
komunitas untuk orang-orang yang sudah beli produk kita.

Gracia : Nah, ini Pak, dari 4 yang pertama, selebriti, top leaders,
peer/expert review dan customer testimonials, sebenarnya seberapa
sering kita perlu melakukan influence marketing dari mereka ini?

Eric : Harus reguler.

Gracia : Se-reguler apa kalau menurut Bapak?

Eric : Jadi misalnya dalam sebulan, itu harus ada content baru dari 4
titik ini tadi. Jadi dalam sebulan harus ada testimonial customer
baru.

Gracia : Oke.

Eric : Harus ada apa namanyaselebritis baru. Jadi sinyalnya harus


banyak.

Gracia : Oke.

Eric : Jadi yang ngomong bukan cuma 1.

Gracia : Kalau misalnya budget kita tidak cukup, Pak? Mana yang
perlu kita prioritaskan dari 4 ini?

Eric : Yah, budget itu selalu bisa diakali. Ada banyak cara, kalau
memang bisa kita kasih free trial, kita kasih free product juga bisa.

5
Mungkin yang paid endorsement11 bisa belakangan nggak
apa-apa, tapi kan kalau customer testimonial kan gratis.
Gracia : Iya.

Eric : Peer review juga gratis. Kalau mungkin expert sama top
leaders ya kita mesti kasih produk. Kalau mungkin selebritis ya
produk cukup. Kalau nggak bisa, mesti paid, ya mungkin dia yang
belakangan.

Gracia : Oke. Wah, menarik sekali Pak Eric. Ini sangat banyak sekali
yang harus kita lakukan.

Eric : Iya, dari ujung ke ujung ya?

Gracia : Iya, dari ujung ke ujung. Kalau saya sebagai seorang


entrepreneur, saya kan bukan seorang professional marketer12 Pak.
Apakah harus saya sendiri yang melakukan? Mari kita simak di
segmen yang berikutnya.

1. Consider = Mempertimbangkan

2. Success rate = Tingkat kesuksesan

3. Convert rate = Tingkat perubahan

4. Influence = Mempengaruhi

5. Platform = Sarana

6. Credible = Terpercaya

7. Endorsement = Dukungan untuk mempengaruhi publik

8. Peers = Rekan

9. Self-acclaimed = Pengakuan diri sendiri

10. Self-consider = Pertimbangan diri sendiri

11. Paid Endorsement = Dukungan berbayar

12. Professional Marketer = Pemasar Professional

Created in Day One

Anda mungkin juga menyukai