BAB I
PENDAHULUAN
rasa tidak nyaman yang terbatas di abdomen bawah dan lipatan paha. Menjelang saat
akhir kehamilan, ketika uterus mulai mengalami persiapan untuk persalinan,
kontraksi ini bertambah sering. Hal ini sering terjadi pada multipara dan kadang
disebut persalinan palsu. Namun, pada beberapa ibu kontraksi kuat dari uterus yang
menimbulkan dilatasi serviks, penurunan janin dan pelahiran konseptus dapat timbul
secara mendadak tanpa peringatan.3
Persalinan aktif dibagi menjadi empat kala yang berbeda. Kala satu persalinan
dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi
yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala
satu persalinan selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (10cm) sehingga
memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan disebut
stadium pendataran dan dilatasi serviks. Kala dua dimulai ketika dilatasi serviks
sudah lengkap, dan berakhhir ketika janin sudah keluar. Kala dua adalah stadium
ekspulsi janin. Kala tiga persalinan dimulai setelah janin lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta serta selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan adalah stadium
pemisahan dan ekspulsi plasenta. Kala empat adalah kala pengawasan dimana
keadaan umum ibu dievaluasi setelah partus spontan pervaginam.3
Selama proses persalinan, kondisi ibu dan janin sangat penting diperhatikan.
WHO sangat merekomendasikan penggunaan partograf selama proses persalinan. Hal
ini bertujuan untuk deteksi dini penyulit selama persalinan sehingga keterlambatan
dalam pengambilan keputusan klinik atau rujukan dapat dihindari. Menurut WHO
(1994) pengenalan partograf sebagai protokol dalam manjemen persalinan terbukti
dapat mengurangi persalinan lama dari 6,4% menjadi 3,4%. Kegawatan seksio sesaria
turun dari 9,9% menjadi 8,3%, lahir mati intrapartum dari 0,5% menjadi 0,3%.14
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
ataupun pada janin.2
Partus spontan pervaginam adalah proses lahirnya bayi pada presentasi
belakang kepala yang viable akibat kontraksi rahim dan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.1
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin)
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara
spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlansung
sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang kepala.3
2,4
2.2. Faktor-Faktor penyebab Dimulainya Persalinan
Suatu persalinan ditandai dengan peningkatan aktivitas miometrium dari
aktivitas jangka panjang dan frekuensi rendah, menjadi aktivitas tinggi dengan
frekuensi yang lebih tinggi. Kondisi ini menghasilkan suatu keadaan menipis dan
membukanya serviks uterus. Pada persalinan normal terdapat juga hubungan antara
waktu dengan perubahan biokimiawi jaringan ikat serviks. Semua peristiwa tersebut
terjadi sebelum pecahnya selaput ketuban.
Sebab terjadinya partus sampai sekarang masih merupakan teori-teori yang
kompleks. Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur dan sirkulasi
darah uterus, pengaruh saraf, dan nutrisi disebut sebagai factor-faktor yang
mengakibatkan partus dimulai.
4
Faktor hormonal
Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan hormon
esterogen dan progresteron. Dimana progresteron bekerja sebagai relaksasi
otot polos. Sehingga aliran darah berkurang dan hal ini menyebabkan atau
merangasang pengeluaran prostaglandin merangsang dilepaskannya oksitosin.
Hal ini juga merangsang kontraksi uterus. Faktor struktur uterus atau rahim
membesar dan menekan, menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga
menganggu sirkulasi otot plasenta yang berakibat degenerasi.
Faktor syaraf
Karena pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul maka akan
menekan dan menggesek ganglion servikalis yang akan merangsang timbulnya
kontraksi uterus. Tekanan pada ganglion servikales dari pleksus Frankehause
yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertetekan kontraksi uterus
dapat dibangkitikan.
Faktor kekuatan plasenta
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot-otot uterus, mengakibatkan terganggunya sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta mengalami degenerasi.
Faktor nutrisi
Suplai nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan.
Faktor partus
Partus sengaja ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan oksitosin,
amniotomo gagang laminaria.
Passageway
Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul,
vagina, dan introitus (lubang luar vagina) janin harus dapat menyesuaikan diri
dengan jalan lahir tersebut.
Passanger
Cara janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin, presentasi letak kepala, letak, sikap,
dan posisi janin.
Psikological respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia akan
perlukan.
Posisi ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi
tegak memberikan sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa
letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak
meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok.
Serviks membuka
Jarak dari batas leher dengan oksiput ke asterior fontanel, diameter yang
berpengaruh memebentuk presentasi kepala.
3. Diameter oksipitomental
Diameter terbesar dari kepala janin, diameter ang berpengaruh mementuk
presentasi dahi.
Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis.
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dilihat dalam keadaan
sinklitismus, dimana arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu
9
atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, dimana arah
sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior
menurut Naegle adalah apabila arah sumbu kepala janin membentuk sudut lancip
ke depan dengan pintu atas panggul, sedangkan asinklitismus posterior menurut
Litzman apabila keadaan adalah sebaliknya dari asinklitismus anterior. Keadaan
asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada asinklitismus posterior
karena ruangan pelvis di daerah posterior lebih luas dibandingkan dengan daerah
anterior. Hal asinklitismus penting apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.
Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu
lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap
kepala yang akan menurun, menyebabkan kepala mengadakan fleksi di dalam
rongga panggul menurut hukum Koppel: a kali b = c kali d. Pergeseran di titik B
lebih besar daripada di titik A.
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil, dimana dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5cm) dan dengan
sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32cm) sampai di dasar panggul kepala janin
berada di dalam keadaaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui
diafragmapelvis yang berjalan dari belakang atau ke bawah depan. Akibat
kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his
yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam.
Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan
sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil di bawah simfisis, dan dengan
suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat
dilahirkan.
Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin
tampak.Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding
rektum.Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-turut
tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu.Sesudah kepala lahir, kepala
segera mengadakan rotasi, yang disebut dengan putaran paksi luar.Putaran paksi
10
luar adalah gerakan kembali ke posisi sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
B
ahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam
posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu, baru
kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih
dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.
11
Apabila bayi telah lahir, tali pusat dijepit diantara 2 cunam pada jarak 5cm
dan 10cm, kemudian digunting diantara kedua cunam tersebut lalu diikat. Umumnya
bila telah lahir lengkap, bayi segera akan menarik nafas dan menangis. Bila bayi
telah lahir, his masih mempunyai amplitudo yang kira-kira sama tingginya
tetapi berkurang frekuensinya. Hal ini akan membuat uterus mengecil sehingga
perlekatan plasenta dengan dinding uterus akan terlepas. Lepasnya plasenta dari
dinding uterus dapat dimulai dari tengah (sentral menurut Schultze), pinggir
(marginal menurut Mathew Duncan); ataupun kombinasi keduanya.
Kala I
Secara klinis dinyatakan partus dimulai pada waktu serviks membuka karena:
A. His yaitu kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering dan
makin terasa nyeri.
B. Bloody show (lendir bercampur darah)
Lendir ini berasal dari lendir kanalis servikalis yang mulai membuka atau
mendatar. Sedangkan darah bersal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berda di
sekitar kanalis servikalis yang pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks
membuka.
C. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
a. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lamabat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm. Selama fase ini, orientasi dari kontraksi
uterus adalah perlunakan serviks serta penipisan (effacement). Kriteria
minimal Friedman untuk memasuki fase aktif adalah pembukaan dengan laju
1,2 cm/ jam untuk nullipara, serta 1,5 cm/ jam untuk multipara.
b. Fase aktif
Dibagi dalam 3 fase, yakni:
Fase akselerasi: Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
Fase dilatasi maksimal: Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm sampai 9 cm.
Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
0 1 2 3
Posisi Posterior Intermediate Anterior
Konsistensi Firm Intermediate Soft
Effacement 0-30% 31-50% 51-80% >100%
Dilatasi 0 cm 1-2 cm 3-4 Cm >5 cm
Fetal station -3 -2 -1, 0 +1, +2
Kala II
Pada kala II ini dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada
saat bayi telah lengkap. Karena adanya his yang menjadi lebih kuat, lebih sering,
lebih lama dan sangat kuat. Dan biasanya kepala janin sudah masuk di ruang
pangggul. Pada keadaan inilah terjadi empat tanda, yaitu:
Vulka terbuka
Perineum menonjol
Tekanan pada anus sehingga menimbulkan perasaan hendak buang air besar
Dorongan mengejan
14
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali.Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengedan.Wanita merasa pula tekanan pada rektum
dan hendak buang air besar.Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar
dengan anus membuka.Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his.Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi,
kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan
maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan
dahi, muka, dan dagu melewati perineum.Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi
untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Para primigravida, kala II berlangsung
rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
Kala III
Setelah bayi lahir, uterus terba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.Beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya.Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah.
Kala IV
Pada kali ini, harus diperhatikan tujuh hal penting yaitu kontraksi uterus harus
baik, tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat
genitalia lainnya, plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap, kandung
kencing harus kosong, luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada
hematoma, bayi dalam keadaan baik, dan ibu dalam keadaan baik.
2.7. Partograf 14
15
Partograf WHO adalah alat bantu deteksi dini dalam persalinan untuk
memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan
klinik.
Tujuan utama penggunaan partograf:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui periksa dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian
juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam
medic ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu
penolong persalinan untuk:
1. Mencatat kemajuan persalinan
2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya
3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
5. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu.
Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Denyut jantung janin (DJJ) dihitung setiap 30 menit dan lebih sering
jika ada tanda-tanda gawat janin.
Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu 30 menit.
Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan
angka yang menunjukkan DJJ dan hubungkan dengan garis yang tidak
terputus.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka
180 dan 100. Akan tetapi , penolong harus waspada bila DJJ dibawah
120( Fetal Bradikardi) atau di atas 160 (Fetal Takhikardi). Bila DJJ bayi
< 100 dan > 180 dicurigai adanya fetal distress.
2. Warna dan Adanya Air Ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ.
Gunakan lambing-lambang berikut:
U: Selaput ketuban masih utuh (belum pecah).
J: Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M: Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
D: Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
K: Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (Kering).
3. Molase ( Penyusupan tulang kepala janin)
Penyusupan adalah indicator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar tulang
kepala semakin menunjukkan risiko disporsisi kepala panggul (CPD).
Gunakan lambing-lambang berikut:
0: Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi.
1: Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
18
adanya penyulit (misalnya: fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau
inersia uteri hipotinik, dan lain-lain) dan perlu dilakukan adanya tindakan
intervensi seperti amniotomi.
Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak
(sudah melewati garis bertindak), maka perlu dilakukan tindakan untuk
menyelesaikan persalinan yaitu dengan melakukan tindakan suportif,
akselerasi dan amniotomi.
4. Jam dan waktu
Di bagian bawah partograf ( pembukaan serviks dan penurunan) tertera
kotak-kotak diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam
sejak dimulainya fase aktif persalinan.
D. Kontraksi Uterus
Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap 30 menit selama fase
aktif.
Nilai frekuensi dan lama kontraksi yang terjadi dalam 10 menit observasi
Catat lamanya kontraksi menggunakan lambang yang sesuai.
E. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
mencatat oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan IV
Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dna dalam satuan
tetesan per menit.
Obat-obatan lain dan cairan I.V
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/ atau cairan I.V dalam
kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
F. Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak
atau ruang untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama
persalinan.
20
3. Kala II terdiri dari episiotomy, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu,
masalah lain, penatalaksanaan masalah dan hasilnya.
4. Kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali (PTT), rangsangan pada fundus, kelengkapan plasenta saat dilahirkan,
retensio plasenta yang > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarah, masalah
lain, penatalaksanaan dan hasilnya.
5. Bayi baru lahir informasi yang perlu diperoleh dari bagian baru lahir adalah berat
dan panjang badan, jenis kelamin, penilaina bayi baru lahir, pemberian ASI,
masalah lain dan hasilnya
6. Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperature, tinggi fundus,
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan kala IV ini sangat
penting, terutama untuk menilai deteksi dini risiko atau kesiapan penolong
mengantisipasi komplikasi perdarahn pascapersalinan. Pemantauan kala IV
dilakukan dalam waktu satu jam yaitu 15 menit-15 menit dan 30 menit atau 2 jam
yaitu 30 menit-30 menit-1 jam.