Penatalaksanaan Cedera Kepala
Penatalaksanaan Cedera Kepala
1. PENDAHULUAN
CEDERA KEPALA
D.Otak
Menempati 80 % rongga tengkorak terdiri dari tiga bagian :
1. Cerebrum (otak besar), berfungsi untuk intelektual, alat
sensor dan kontrol fungsi motorik
2. Cerebellum (otak kecil), merupaka pusat koordinasi gerak
dan keseimbangan
3. Batang otak (brain stem), adalah tempat fusat kesadaran,
pusat pernafasan dan pusat kontrol listrik jantung
Dari batang otak ini keluar syaraf-syaraf kranial, syaraf
yang penting untuk pasien trauma kepala adalah syaraf
kranial III (Nervus occulomotor) yang mengontrol
constriksi pupil. Apabila terjadi gangguan pada N III
menyebabkan pupil bereaksi lambat terhadap cahaya
atau sama sekali tidak bereaksi dan dalam keadaan
dilatasi.
F.Tentorium
Bagian dura yang menutup cerebellum
III. FISIOLOGI
A. Tekanan Intrakranial
Kenaikan TIK sering merupakan indikasi adanya masalah
serius dalam otak.
TIK normal pada waktu istirahat : 10 mmHg (136 mm H2O)
Tik tidak normal : > 20 mm Hg
TIK kenaikan berat : > 40 mm Hg
Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala, semakin buruk
prognosisnya.
B. Dokrin Monro-Kellie
Suatu konsep sederhana yang menerangkan pengertian
TIK. Dimana volume intrakranial selalu konstan, karena
rongga kranium pada dasarnya rongga yang tidak mungkin
mekar.
C. Tekanan Perfusi Otak (TPO)
TPO adalah indikator yang sama pentingnya dengan TIK.
Formula TPO = TAR TIK
Mempertahankan TPO adalah prioritas yang sangat penting
dalam penetalaksanaan penderita cedera kepala berat
D. Aliran Darah ke Otak (ADO)
ADO normal ke dalam otak kira-kira 50 mL/gr jaringan otak
per menit
ADO 20 25 ml/100 gr/mt aktifitas EEG akan hilang
ADO 5 ml/100 gr/mt sel-sel otak mengalami kematian dan
terjadi kerusakan yang menetap
IV. KLASIFIAKSI
Cedera kepala diklasifikasikan dalam 3 deskripsi :
A. Mekanisme Cedera
Mekanisme cedera kepala dibagi :
a. Cedera kepala tumpul, berkaitan dengan kecelakaan
mobil-motor, jatuh atau pukulana benda tumpul
b. Cedera kepala tembus, disebabkan oleh peluru atau
tusukan
B. seconady survey
Penderita cedera kepala perlu konsultasi pada dokter ahli
lain.
C. Pemeriksaan Neurologis
Dilakukan segera setelah status cardiovascular
penderita stabil, pemeriksaan terdiri dari :
GCS
Reflek cahaya pupil
Gerakan bola mata
Tes kalori dan Reflek kornea oleh ahli bedah syaraf
Sangat penting melakukan pemeriksaan minineurilogis
sebelum penderita dilakukan sedasi atau paralisis
Tidak dianjurkan penggunaan obat paralisis yang
jangka panjang
Gunakan morfin dengan dosis kecil ( 4 6 mg ) IV
Lakukan pemijitan pada kuku atau papila mame untuk
memperoleh respon motorik, bila timbul respon motorik
yang bervariasi, nilai repon motorik yang terbaik
Catat respon terbaik / terburuk untuk mengetahui
perkembangan penderita
Catat respon motorik dari extremitas kanan dan kiri
secara terpisah
Catat nilai GCS dan reaksi pupil untuk mendeteksi
kestabilan atau perburukan pasien.
D. Prosedur Diagnosis
IX. PROGNOSIS
Penderita lansia mempunyai kemungkinan lebih rendah untuk
pemuluhan dari cedera kepala
Penderita anak-anak memiliki daya pemulihan yang baik
X. RINGKASAN
IV. Klasifikasi :
Cedera kepala diklasifikasikan dalam beberapa aspek, secara
prakatis dikenal 3 deskripsi klasifikasi yaitu berdasarkan :
A. Mekanisme cedera kepala.
1. Cedera kepala tumpul, berhubungan dengan kecelakaan
mobil / motor, jatuh atau pukulan benda tumpul
2. Cedera kepala tembus, disebabkan oleh peluru atau luka
tusuk
Adanya penetrasi selaput dura menentukan apakah suatu
cedera termasuk cedera tembus atau cedera tumpul.
Hematom intracerebral
Gejala yang paling umum adanya kejang
Umunya karena luka penetrasi seperti luka tembak atau
dasar otak terseret di dasar tulang tengkorak.
Contusio ( Commosio cerbri = gegar otak )
Akibat otak yang dikocok (gegar), tanpa disertai
kerusakan otak yang berarti.
Ditandai dengan kehilangan kesadaran sebentar,
penderita kelihatan cemas dan bertanya pada hal-hal
yang tidak perlu.
Dalam penanganan cedera kepala upayakan jangan terjadi
secondary brain demage
Informasi yang perlu diketahui pada semua kasus cedera kepala
adalah :
1. Umur dan biomekanik cedera
2. Status pernafasan dan kardiovaskuler
3. Hasil evaluasi neurologis :
a. Tingkat kesadaran
b. Reaksi pupil