Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL DENGAN TEKANAN DARAH PADA

PASIEN HIPERTENSI DI RUANG PENYAKIT DALAM


RSUD SWADANA TARUTUNG
TAHUN 2009

Karnirius Harefa*, Kesaktian Manurung**, Juliana Irawati***

ABSTRACT
Excess cholesterol or cholesterol tingggi (hypercholesterolemia) will cause problems, especially in blood vessels,
heart and brain. Hypercholesterolemia can lead to atherosclerosis, so that the walls of arteries that have
atherosclerosis will become thick, stiff, lose elasticity, narrowing and hardening, resulting in the muscles of the
arteries will be lost, and less elasticity in regulating blood pressure. If this happens it could lead to various diseases
such as hypertension, arrhythmias, heart attacks, strokes and so on. The purpose of this study to determine the
relationship of cholesterol levels with blood pressure in hypertensive patients in the disease in Tarutung Hospital
Resort in 2009. This type of research is a descriptive correlation, with cross sectional approach. The population in
this study were all patients with hypertension who were treated in the disease in Tarutung Hospital Resort by
accidental sampling method of sampling, in order to obtain a sample of 21 people. Cholesterol levels were measured
using a digital gauges cholesterol, whereas blood pressure was measured using a sphygmomanometer and
stethoscope. Both of these data are written on pieces of the observation. The test statistic used is the Spearman Rank
test at = 0.05. The results showed no relationship with cholesterol levels of blood pressure in hypertensive patients
with the strength of the relationship is strong (p = 0.003 r = 0.621). It is therefore recommended to patients with
hypertension to reduce the consumption of foods containing high cholesterol, controlling stress, exercising regularly
and do a cholesterol and blood pressure regularly in a certain period of time. For researchers next need to do more
research on the relationship with blood pressure, cholesterol levels, and research should be done with the number of
samples more and more homogeneous.

Keyword : Cholesterol levels, Blood Pressure, Hipertension Patients

Latar Belakang penderita hipertensi di dunia mencapai jumlah


957-987 juta orang. Apabila usaha-usaha
Hipertensi diperkirakan menjadi pencegahan terhadap hipertensi tidak dilakukan
penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh sedini mungkin, maka diperkirakan pada tahun
dunia, yaitu sekitar 7,1% dari total kematian, 2025 jumlahnya akan meningkat menjadi 1,56
dan prevalensinya hampir sama besar, baik di milyar orang atau 60% dari jumlah penduduk
Negara berkembang maupun di Negara maju. dewasa dunia (Ridwan, 2002). Menurut Boedhi-
Hipertensi menimbulkan angka morbiditas Darmojo (2001) di Indonesia angka prevalensi
(kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang hipertensi berkisar antara 0,65-28,6%, Biasanya
tinggi karena hipertensi merupakan penyebab kasus terbanyak ada pada daerah perkotaan.
utama meningkatkan resiko penyakit Riset Kesehatan Dasar Departemen
kardiovaskuler (sani, 2008). Kesehatan Tahun 2007 menunjukkan bahwa
Banyak orang yang mempunyai tekanan 31,7% dari penduduk Indonesia mengalami
darah tinggi selama bertahun-tahun tetapi tidak penyakit darah tinggi. Data yang diperoleh dari
mengetahuinya. Itulah sebabnya mengapa Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2008,
tekanan darah tinggi (hipertensi) di sebut jumlah penderita hipertensi (penyakit darah
pembunuh diam-diam atau Silent Killer. Dan tinggi) mencapai 74.895 jiwa. Berdasarkan
70% penderita hipertensi tidak merasakan gejala laporan Rekam Medik RSUD Swadana Tarutung
apa-apa, sehingga tidak mengetahui dirinya tahun 2008 jumlah pasien hipertensi sebanyak
menderita hipertensi sampai ia memeriksakan 253 orang.
tekanan darahnya ke dokter. Tekanan darah pada seseorang
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana bervariasi secara alami, bayi dan anak-anak
tekanan darah meningkat melebihi batas normal. secara normal memiliki tekanan darah yang
Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai lebih rendah dibandingkan orang dewasa.
dengan usia. Berbagai factor dapat memicu Sejalan dengan bertambahnya usia tekanan
terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar darah seseorang pun akan semakin meningkat,
(90%) penyebab hipertensi tidak diketahui karenanya sering ditemui pada orang-orang yang
(hipertensi essential). telah berusia lanjut memiliki penyakit tekanan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai darah yang tinggi.
tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan Selain usia, pola hidup modern pun
sitoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan dapat memicu peningkatan tekanan darah.
diastoliknya 90 mmHg. Pada populasi manula, Kesibukan sehari-hari yang menyita waktu,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik melupakan olah raga dan yang menyenangi
160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg konsumsi makanan yang serba praktis dan
(Smelzer & Bare, 2001). mengandung kolesterol tinggi, semakin
Penyakit hipertensi tahun demi tahun meningkatkan kadar kolesterol di dalam tubuh
terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2000 (Ridwan, 2002).
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang peneliti mendapatkan lima orang pasien
beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati hipertensi. Dari lima orang pasien tersebut, dua
dalam jumlah yang diperlukan. Darah orang pasien memiliki kadar kolesterol total
mengandung 80 % kolesterol yang di produksi yang normal, sedangkan tiga orang lainnya
oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari memiliki kadar kolesterol total tinggi (250
makanan. Tetapi kolesterol yang berlebih atau mg/dl, 320 mg/dl, 290 mg/dl).
kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) akan Penderita hipertensi yang memiliki
menimbulkan masalah terutama pada pembuluh kadar kolesterol total yang tinggi memiliki
darah jantung dan otak. tekanan darah yang lebih tinggi daripada pasien
Hiperkolesterolemia terjadi jika kadar yang memiliki kadar kolesterol total yang
kolesterol melebihi batas normal, dan hal inilah normal. Pada saat studi pendahuluan, peneliti
yang dapat menyebabkan aterosklerosis. jarang menemukan pasien hipertensi yang
Aterosklerosis adalah penyumbatan pembuluh diperiksa kadar kolesterolnya.
darah arteri akibat penumpukan kolesterol di
dinding arteri. Dinding-dinding pada saluran METODE PENELITIAN
arteri yang telah mengalami aterosklerosis akan
menjadi tebal dan kaku karena tumpukan
kolesterol, saluran arteri itu akan mengalami Jenis Penelitian
proses penyempitan, pengerasan, kehilangan Jenis penelitian ini adalah penelitian
kelenturanya dan menjadi kaku. Deskriptif Korelasi dengan pendekatan cross
Makin tinggi kadar kolesterol maka sectional, karena peneliti ingin melihat
akan semakin tinggi pula proses aterosklerosis hubungan kadar kolesterol dengan tekanan
berlangsung. Berbagai penelitian epidemiologi, darah pada penderita hipertensi di ruang
biokimia maupun aksperimental menyatakan penyakit dalam RSUD Swadana Tarutung tahun
bahwa yang memegang peranan penting 2009 dengan mengukur variabel-variabel yang
terhadap terbentuknya aterosklerosis adalah diteliti secara bersamaan pada saat penelitian
kolesterol. Telah dibuktikan bahwa konsentrasi berlangsung.
LDL kolesterol yang tinggi dalam darah akan
menyebabkan terbentuknya aterosklerosis. Tempat Dan Waktu Penelitian
Apabila sel-sel otot arteri tertimbun Penelitian dilaksanakan di ruang
lemak maka elastisitasnya akan menghilang dan penyakit dalam RSUD Swadana Tarutung.
berkurang dalam mengatur tekanan darah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari s/d
Akibatnya akan terjadi berbagai penyakit seperti Mei 2009.
hipertensi, aritmia ,serangan jantung dan stroke,
dan lain-lain (Wigati, 2007). Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
Kolesterol merupakan factor resiko yang seluruh pasien hipertensi yang dirawat di ruang
dapat dirubah dari hipertensi, jadi semakin penyakit dalam RSUD Swadana Tarutung pada
tinggi kadar kolesterol total maka akan semakin Tahun 2009. Maka berdasarkan data yang di
tinggi kemungkinan terjadinya hipertensi. peroleh tersebut, jumlah pasien hipertensi yang
Peningkatan kadar kolesterol darah banyak menjadi populasi penelitian dalam pertahun
dialami oleh penderita hipertensi, pernyataan ini adalah 253 pasien dan perbulannya 21 pasien.
diperkuat dengan berbagai penelitian yang Metode pengambilan sampel dalam
mendukung. Di Amerika, penelitian jantung penelitian ini yaitu accidental sampling, yaitu
Framingham menyatakan hubungan antara kadar tekhnik pengambilan sampel yang dilakukan
kolesterol dengan tekanan darah. dengan tiba-tiba berdasarkan siapa yang ditemui
Pada tahun 2006 para dokter di Amerika oleh peneliti di tempat penelitian. Maka jumlah
meneliti data dari ribuan wanita dan menemukan sampel dalam penelitian ini adalah 21 orang.
bahwa semakin tinggi kadar kolesterol pada
wanita paro baya, semakin rentan dirinya Metode Pengumpulan Data
mengalami hipertensi. Sebaliknya, pada wanita
dengan jumlah HDL tinggi, resiko hipertensi Peneliti sebelumnya menganjurkan dan
sedikit lebih rendah. Pada beberapa penelitian di mengingatkan pasien agar berpuasa sepanjang
norwegia, belanda, selandia baru dan inggris, malam selama kurang lebih 9-12 jam sebelum
pada kurang lebih 5000 pasien hipertensi di pengukuran kolesterol di lakukan. Tujuan dari
dapatkan sekitar 91% diantaranya mengalami puasa ini adalah agar tidak terjadi kesalahan
hiperkolesterolemia. karena adanya pengaruh dari lemak yang baru
Pada Tahun 2006, Physicians health study dikonsumsi dari makanan pasien.
membandingkan kadar kolesterol pada pria Setelah berpuasa kurang lebih 9-12 jam
hipertensi dengan kadar kolesterol pada pria semalaman, pagi harinya peneliti kembali
bertekanan darah normal. Resiko perkembangan menemui pasien dan kemudian peneliti
hipertensi pada pria dengan kadar kolesterol melakukan pemeriksaan kolesterol dengan
tinggi lebih besar (23%) daripada pria dengan mengambil darah dari tubuh pasien yang akan
kadar kolesterol yang normal. diperiksa. Darah yang telah diambil tersebut
Hasil survey dari Rekam Medik RSUD diukur kadar kolesterolnya dengan alat pengukur
Swadana menunjukkan rata-rata pasien kolesterol digital. Namun jika pasien telah
hipertensi yang tercatat setiap bulannya yaitu 21 melakukan pemeriksaan kolesterol paling tidak
orang. Saat studi pendahuluan dilakukan,, satu bulan jaraknya dengan pemeriksaan saat
ini, maka peneliti tidak melakukan pemeriksaan dalam program atau Sofware komputer. Setelah
kolesterol kembali tetapi hanya memakai hasil sumua data dimasukkan ke program SPSS, maka
pemeriksaaan kolesterol sebelumnya. Hasil dilakukan pengecekan kembali untuk melihat
pengukuran kadar kolesterol yang telah kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-
diperoleh di ditulis di lembar observasi. Kadar kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
kolesterol ditulis dengan satuan mg/dl atau sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
dalam satuan mmol/L. atau koreksi data.
Setelah pemeriksaan kolesterol, pasien
di istirahatkan kurang lebih 15 menit. Lalu Analisa Data
pasien diukur tekanan darahnya menggunakan Setelah dilakukan pengumpulan data
alat sphygmomanometer dan stetoskop. Maka maka dilakukan analisa data. Data yang telah
akan diperoleh tekanan darah sistolik serta dikumpulkan akan di analisa dengan uji
diastolik dari pasien tersebut. Dan hasilnya univariat dan bivariat.
ditulis pada lembar observasi dalam satuan 1. Uji Univariat
milliliter air raksa (mmHg). Dilakukan dengan membuat tabel dan
distribusi frekuensi masing-masing variabel,
Aspek Pengukuran yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Analisa
ini digunakan untuk mengetahui gambaran kadar
1. Kadar Kolesterol kolesterol dan tekanan darah pasien hipertensi.
Kolesterol di peroleh melalui 2. Uji Bivariat
pengukuran kadar kolesterol dalam darah. Data yang dianalisis secara bivariat
Pengukuran kolesterol di lakukan oleh peneliti untuk megetahui hubungan kadar kolestrol
dengan mengambil darah dari tubuh pasien yang dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di
akan diperiksa. Darah yang telah diambil ruang penyakit dalam RSUD Tarutung Tahun
tersebut diukur kadar kolesterolnya dengan alat 2009 dengan uji korelasi Spearman Rank. uji
pengukur kolesterol digital. Kadar kolesterol korelasi Spearman Rank untuk menghubungkan
ditulis dengan satuan mg/dl atau dalam satuan dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala
mmol/L. ordinal atau tata jenjang (Arikunto, 2005).
Hasil ukur : Menurut Sarwono pada tahun 2006, besar
1.Kadar kolesterol 160 mg/dl dikategorikan kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau
Rendah lemahnya hubungan kedua variabel dengan
2.Kadar kolestero161-239 mg/dl dikategorikan patokan sebagai berikut :
Normal a. 0 0,25 :
3.Kadar kolesterol 240 mg/dl dikategorikan Korelasi sangat lemah
Tinggi (dianggap tidak ada)
b. > 0,25 0,5 :
2. Tekanan darah Korelasi cukup
Tekanan darah (TD) diukur dengan c. > 0,5 0,75 :
menggunakan Sphygmomanometer dan Korelasi kuat
stetoskop dalam satuan air raksa (mmHg). d. > 0,75 1 : Sangat
Hasilnya adalah tekanan darah sistolik dan kuat
diastolik serta di tulis dalam format
sistol/diastole mmHg. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ukur :
1. Tekanan darah 140-159/90-99 mmHg
dikategorikan Hipertensi tahap 1 (Ringan) Hasil Penelitian
2. Tekanan darah 160-179/100-109 mmHg 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
dikategorikan hipertensi tahap 2(sedang) Karakteristik Responden
3. Tekanan darah 180-209/110-119 mmHg Tabel 1.1 menunjukkan frekuensi usia
dikategorikan Hipertensi tahap 3 (Berat) dan jenis kelamin responden RSUD Swadana
4. Tekanan darah 210/120 mmHg Tarutung Tahun 2009.
dikategorikan hipertensi tahap 4 (Maligna).
N Karakteristik Frekuensi Persentase
o Responden (f) (%)
Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan Data 30 - 39 5 23,8
Setelah dilakukan pengumpulan data, Umur
40 - 49 2 9,5
peneliti akan melakukan pengolahan data 1 50 -59 9 42,9
(Tahun)
60 5 23,8
melalui beberapa tahap, di mulai dari Editing
yang dilakukan untuk pengecekan dan Total 21 100
perbaikan isian lembar observasi. Editing data Laki-laki 12 57,1
Jenis
langsung dilakukan peneliti sebelum 2
Kelamin
Perempuan 9 42,9
meninggalkan responden. Hal ini dilakukan Total 21 100
untuk menghindari observasi berulang. Setelah
data diedit dan disunting, selanjutnya data Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa umur
tersebut dilakukan pengkodean atau coding . responden mayoritas adalah 51-60 tahun
Data yang berbentuk kalimat atau huruf berjumlah 9 orang (42,9%), mayoritas
diubah menjadi data angka atau bilangan. Data responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah
yang telah di lakukan pengkodean, entry ke 12 orang (57,1%).
2. Kadar Kolesterol memiliki tekanan darah sedang, 2 orang (9,5%)
Tabel 1.2 menunjukkan frekuensi kadar yang memiliki tekanan darah berat dan 4 orang
kolesterol responden RSUD Swadana Tarutung (19%) yang memiliki tekanan darah maligna.
Tahun 2009. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
ada hubungan antara kadar kolesterol dengan
No Kadar Kolestrol Frekuensi Persentase tekanan darah pada pasien hipertensi dan
Responden (f) (%)
1 160 mg/dl 4 19
hubungannya adalah kuat. Nilai p = 0,003 dan
(rendah) nilai r = 0,621.
2 161-239 mg/dl 9 33,4
(normal) Pembahasan
3 240 mg/dl(tinggi) 10 47,6
Total 21 100
Berdasarkan hasil penelitian yang
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa kadar dilakukan terhadap 21 responden di ruang
kolestrol responden mayoritas adalah 240 penyakit dalam RSUD Swadana Tarutung
mg/dl (tinggi) berjumlah 10 orang (47,6%). diketahui mayoritas responden memiliki kadar
kolesterol tinggi ( 240 mg/dl) berjumlah 10
3. Tekanan Darah orang (47,6%). Dari 47,6% responden yang
memiliki kadar kolesterol tinggi, 19%
Tabel 1.3 menunjukkan tekanan darah sistolik responden memiliki tekanan darah sedang,
responden RSUD Swadana Tarutung Tahun 9,5% memiliki tekanan darah berat dan 19%
2009. responden memiliki tekanan darah maligna.
Hal ini terjadi karena responden
No Tekanan Darah Frekuensi (f) Persentase
(mmHg) (%) memakan makanan yang banyak mengandung
1 140-159 /90-99 6 28.7 kolesterol tinggi. Makanan merupakan
(ringan) penyebab penting resiko terbentuknya kadar
2 160-179/100-109 7 33,3 kolesterol yang tinggi pada darah. Kolesterol
(sedang) yang tinggi di dapat dari makanan yang
3 180-209/110-119 4 19
(berat) mengandung lemak jenuh dan lemak trans.
4 210/120 4 19 Lemak jenuh adalah lemak yang banyak
(maligna) mengandung kolesterol dan jenis kolesterol ini
Total 21 100 mudah membuat plak sehingga dapat
Dari tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa tekanan mengakibatkan gangguan peredaran darah.
darah responden mayoritas adalah 160-179/100- Makanan yang mengandung lemak jenuh
109 mmHg (sedang) yang berjumlah 7 orang biasanya terdapat pada produk susu, daging
(33,3%). hewan, makanan gorengan, cake dan kue-kue
kering. Sedangkan lemak trans adalah lemak
4. Tabulasi Silang Dan Hasil Uji Statistik yang dapat meningkatkan kolesterol LDL dan
menurunkan kolesterol HDL.
Tabel 1.4 Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Tekanan Lemak ini banyak ditemukan pada
Darah Pada Pasien Hipertensi di Ruang Penyakit Dalam
RSUD Swadana Tarutung 2009.
makanan cepat saji seperti nugget, kentang
Kadar Tekanan Darah Responden Total goreng, makanan gorengan, margarine dan dll.
N
Kolestr 140-159/ 160-179/ 180-209 Oleh karena itu, membatasi mengkonsumsi
ol 210/120
o 90-99 100-10 /110-119
Respon (ringan) (sedang) (berat) (maligna) lemak jenuh dan lemak trans sangat di perlukan
den f % f % f % f % f % p r dan perlu juga untuk mengkonsumsi banyak
160
1 serat agar mengurangi kolesterol yang ada di
1 (rend 2 9,5 2 9,5 0 0 0 0 4
ah)
9 dalam darah. Kedua, faktor usia juga sangat
161- penting dalam peningkatan kadar kolesterol di
239
2
(nor
4 19 1 4,8 2 9,5 0 0 7 33,3
0,00 dalam darah.
0,621
mal) 3 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
240
3 (tingg 0 0 4 19 2 9,5 4
1
10 47,6
mayoritas responden berumur 50-59 tahun. Bisa
9
i) disimpulkan bahwa responden yang berusia
Total
6 28,6 7 33,3 4
1
9
4
1
9
21 100 lanjut memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa kolesterol yang ada di dalam darah
Berdasarkan tabel 1.4 diatas menunjukkan semakin lama akan semakin menebal. Semakin
bahwa dari 4 orang (19%) pasien yang memiliki bertambah usia, penebalan yang terjadi akan
kadar kolesterol 160 (rendah) terdapat 2 orang semakin banyak. Orang yang berusia lanjut
(9,5%) yang memiliki tekanan darah ringan dan memiliki kadar kolesterol yang berlebih
2 orang (9,5%) yang memiliki tekanan darah sehingga memungkinkan resiko terkena
sedang. kolesterol tinggipun semakin besar.
Dari 7 orang (33,3%) pasien yang Menurut sebuah organisasi kolesterol
memiliki kadar kolesterol 161-239 (Normal) dikatakan bahwa pria yang berusia diatas 45
terdapat 4 orang (19%) yang memiliki tekanan tahun dan perempuan diatas 55 tahun akan
darah ringan, 1 orang (4,8%) yang memiliki semakin tinggi resikonya memiliki kolesterol
tekanan darah sedang dan 2 orang yang memiliki tinggi. Hal ini memang sangat memungkinkan,
tekanan darah berat. Sedangkan dari 10 orang karena pada usia yang semakin lanjut plak
(47,6%) pasien yang memiliki kadar kolesterol kolesterol yang menumpuk pada pembuluh
240 (tinggi), terdapat 4 orang (19%) yang darah akan semakin menebal.
Ketiga, olahraga juga merupakan faktor darah yang tinggi. Timbunan kolesterol di dalam
penting dalam menurunkan kadar kolesterol darah akan mengakibatkan arteriosklerosis,
didalam darah. Dalam penelitian ini responden arteriosklerosis merupakan penebalan dinding
juga jarang melakukan olahraga dikarenakan arteri yang di sebabkan oleh plak kolesterol.
kesibukan pekerjaan yang sangat menyita waktu Ketika dinding-dinding pada pembuluh
sehingga responden tidak sempat berolahraga. darah menjadi tebal dan kaku karena tumpukan
Kurangnya tubuh bergerak dan olahraga kolesterol, maka saluran arteri kehilangan
mengakibatkan makanan yang masuk ke dalam kelenturannya dan menjadi kaku. Akibatnya,
tubuh tidak bermanfaat dengan baik, yang pembuluh darah tidak dapat mengembang secara
akhirnya membuat timbunan lemak pada tubuh elastis saat jantung memompa darah melalui
semakin tebal. pembuluh darah dan darah didorong dengan kuat
Dengan berolahraga tubuh akan untuk dapat melalui pembuluh darah yang
menggerakkan otot-otot, hal ini akan membantu sempit tersebut, akibatnya terjadilah kenaikan
tubuh untuk membakar kalori sehingga tekanan darah.
menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk Kolesterol merupakan factor yang dapat
bekerja di dalam tubuh. Gerakan dari otot-otot diubah dari hipertensi. Tingginya kadar
tubuh yang membakar kalori akan membantu kolesterol mengakibatkan tingginya
mengurangi timbunan lemak di dalam tubuh. kemungkinan tekanan darah tinggi. Menjaga
Latihan olahraga secara teratur akan kadar kolesterol dan tekanan darah tetap pada
meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan level yang normal sangatlah di butuhkan bagi
menurunkan kolesterol jahat (LDL) di dalam setiap orang, karena kolesterol dan tekanan
darah. darah saling mempengaruhi satu sama lain.
Selain itu tekanan darah tinggi juga Tingginya kadar kolesterol dan tekanan
dapat mempengaruhi kadar kolesterol didalam darah dapat mengakibatkan berbagai penyakit
darah. Tekanan darah tinggi yang terjadi pada kronik bahkan dapat menimbulkan kematian.
tubuh akan memompa jantung untuk bekerja Untuk menjaga kadar kolesterol dan tekanan
lebih keras, aliran darah akan menjadi lebih darah perlu melakukan gaya hidup sehat seperti
cepat dari tingkat yang normal. Akibatnya diet, membatasi makanan yang mengandung
saluran darah semakin kuat menekan pembuluh kolesterol tinggi, menghindari rokok dan
darah. Tekanan yang kuat dapat merusak minuman beralkohol, mengendalikan stress, dan
jaringan pembuluh darah itu sendiri. Pembuluh olahraga yang teratur serta melakukan
darah yang rusak sangat mudah menjadi tempat pemeriksaan kolesterol dan tekanan darah secara
melekatnya kolesterol, sehingga kolesterol teratur dalam jangka waktu tertentu. Oleh
dalam pembuluh darahpun melekat dengan karena itu kolesterol yang tinggi dapat
kuat dan mudah menumpuk. mengakibatkan tekanan darah yang tinggi.
Akan tetapi, terdapat pula responden Berdasarkan hasil uji stastistik diperoleh
yang memiliki kadar kolesterol yang normal bahwa nilai p = 0,003 yang artinya ada
bahkan rendah. Dari 7 orang (33,3%) pasien hubungan kadar kolesterol dengan tekanan darah
yang memiliki kadar kolesterol 161-239 pada responden dengan kekuatan hubungan
(Normal) terdapat 4 orang (19%) yang memiliki adalah kuat dimana nilai r = 0,621. Jadi,
tekanan darah ringan, 1 orang (4,8%) yang diperoleh hasil hubungan yang kuat antara kadar
memiliki tekanan darah sedang dan 2 orang kolesterol dengan tekanan darah pada responden
yang memiliki tekanan darah berat. Dan dari 4 di ruang penyakit dalam RSUD Tarutung.
orang (19%) pasien yang memiliki kadar Pernyataan tersebut diperkuat dengan
kolesterol 160 (rendah) terdapat 2 orang (9,5%) hasil penelitian Irfan Maulana tahun 2007
yang memiliki tekanan darah ringan dan 2 orang tentang hubungan kadar kolesterol dengan
(9,5%) yang memiliki tekanan darah sedang. tekanan darah pada lansia di wilayah kerja
Banyak faktor yang mempengaruhi puskesmas sungai besar banjar baru. Diperoleh
tekanan darah tinggi (hipertensi), diantaranya hasil koefisien korelasi r= 0,420 dan nilai p =
adalah factor usia, makanan dan olahraga. Selain 0,002. Koefisien korelasi r = 0,420 menunjukkan
itu jenis kelamin, genetik, ras, obesitas, natrium, hubungan kadar kolesterol dengan tekanan darah
merokok, alcohol stress dan obat- otabatan adalah kuat . p = 0,002 < 0,05 level of significant
merupakan factor penting lainnya yang dapat () terdapat hubungan yang signifikan antara
mempengaruhi hipertensi. Berdasarkan tabel kadar kolesterol dengan tekanan darah.
1.1 dapat dlihat bahwa mayoritas responden Hasil penelitian ini juga relevan dengan
berjenis kelamin laki-laki. Laki-laki cenderung penelitian Ully Aquarilla Fathina tahun 2007 di
mengalami hipertensi dibandingkan dengan Semarang, terhadap 40 orang yang didiagnosa
perempuan. hipertensi tentang hubungan asupan sumber
Menurut data penelitian tekanan darah lemak dan indeks massa tubuh dengan tekanan
pria mulai bergerak naik ketika usianya berada darah, diperoleh hubungan yang signifikan
pada rentang 35-50 tahun. Perempuan agak antara asupan sumber lemak dengan tekanan
lambat terkena hipertensi kecuali jika darah p = 0,00 dan r = 0,85).
perempuan tersebut sudah memasuki masa Peningkatan kadar kolesterol darah
menopause, karena diakibatkan oleh penurunan banyak dialami oleh penderita hipertensi,
hormone seks seperti testosterone, progesteron pernyataan ini diperkuat dengan berbagai
dan estrogen (Ridwan, 2002). penelitian yang mendukung. Pada tahun 2006,
Tingginya kadar kolesterol dapat Physicians Health Study membandingkan kadar
meningkatkan kemungkinan terjadinya tekanan kolesterol pada pria hipertensi dengan kadar
kolesterol pada pria bertekanan darah normal. kadar kolesterol dengan tekanan darah, dan
Resiko perkembangan hipertensi pada pria sebaiknya penelitian dilakukan dengan
dengan kadar kolesterol tinggi lebih besar (23%) jumlah sampel yang lebih banyak dan lebih
daripada pria dengan kadar kolesterol yang homogen agar tidak terjadi hasil penelitian
normal. yang bias.
Hal juga didukung oleh para dokter di
Amerika Pada tahun 2006 yang meneliti data DAFTAR PUSTAKA
dari ribuan wanita dan menemukan bahwa
semakin tinggi kadar kolesterol pada wanita
paro baya, semakin rentan dirinya mengalami Amsriza, F.R. (2007). Pengaruh Obesitas
hipertensi. Sebaliknya, pada wanita dengan Terhadap Tekanan Darah dan Kadar
jumlah HDL tinggi, resiko hipertensi sedikit Glukosa Darah Pada Lansia. (Skripsi).
lebih rendah. Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian : Suatu
Di Amerika, penelitian jantung Pendekatan Praktek. Rineka Cipta :
Framingham menyatakan hubungan antara kadar Jakarta
kolesterol dengan tekanan darah. Dan pada Beevers, D.G. (2002). Tekanan Darah. Dian
beberapa penelitian di norwegia, belanda, Rakyat: Jakarta.
selandia baru dan inggris, pada kurang lebih Babba , J. (2007). Hubungan Antara Intensitas
5000 pasien hipertensi di dapatkan sekitar 91% Kebisingan Di Lingkungan Kerja Dengan
diantaranya mengalami hiperkolesterolemia. PeningkatanTekanan Darah Pada
Setelah melakukan penelitian ini, Karyawan PT Semen Tonasa di
peneliti menemukan beberapa kelemahan yaitu Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan
sebagai berikut: Penelitian ini dilaksanakan di ( Tesis).
RSU Sari Mutiara yang mana jumlah sampel Freeman, Mason L. (2008). Kolesterol Rendah
dalam penelitian ini tidak terlalu banyak, Jantung Sehat. terj. Lily endang joeliani.
sehingga keterbatasan jumlah sampel ini dapat Bhuana Ilmu Popular: Jakarta.
mengurangi keakuratan hasil penelitian yang Gunawan, L. (2001). Hipertensi Tekanan Darah
diperoleh. Sampel dalam penelitan ini juga Tinggi. Kanisius: Yogyakarta.
tidak homogen, artinya sampel dalam penelitian Kowalsky, Robert E. (2010). Terapi Hipertensi
ini tidak dibatasi karaktristiknya baik dari Program 8 Minggu. terj. Rani S. Ekawati.
keturunan, kegemukan, diet, penyakit lain yang Qanita PT Mizan Pustaka.: Bandung.
diderita serta kebiasaan minum alkohol dan Lu FH, dkk. (2000). Hypertension in elderly
merokok. persons: its prevalence and associated
cardiovascular risk factors in Tainan City,
KESIMPULAN DAN SARAN Southern Taiwan. J Gerontol.
Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi 3.jilid 2. Media
Kesimpulan Aesculaplus; Fakultas Kedokteran
Berdasarkan analisis statistik yang telah Universitas Indonesia : Jakarta.
dilakukan dan pembahasan yang telah Oceandy Delvac. (1997). Pengaruh Doxazosin
dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan Terhadap Lemak Darah. Cermin Dunia
bahwa ada hubungan kadar kolesterol dengan Kedokteran: Surabaya.
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan Oktora R. (2005). Gambaran Penderita
kekuatan hubungan adalah kuat (p = 0,003 Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian
dimana r = 0,621). Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru Periode Januari Sampai
Saran Desember.( Skripsi).
1. Bagi Pasien Hipertens Ridwan, Muhammad. (2002). Mengenal,
Bagi pasien hipertensi, hendaknya pasien Mencegah, Mengatasi Sillen Killer
mengurangi mengkonsumsi makanan yang Hipertensi. Pustaka Widyamara:
mengandung kolesterol tinggi Semarang.
mengendalikan stress, berolahraga teratur Rigaud AS, Forette B.(2001). Hypertension in
dan melakukan pemeriksaan kolesterol dan older adults. J Gerontol.
tekanan darah secara teratur dalam jangka Sani, A. (2008). Hypertension Current
waktu tertentu. Perspective. Medya Crea : Jakarta.
2. Bagi Perawat Sarwono, J. (2006). Statistik Itu Mudah
Bagi perawat, hendaknya memberikan Panduan Lengkap Untuk Belajar
informasi kepada pasien hipertensi tentang Komputerisasi Statistik Menggunakan
faktor-faktor yang mempengaruhi SPSS 13. Andi : Yogyakarta.
kolesterol tinggi, gejala-gejala kolesterol Sheerwood, L. (2001). Fisiologi Manusia Dari
tinggi, pencegahan kolesterol tinggi dan Sel Ke System terj.Brahm Pendit. Edisi 2.
pengobatan kolesterol tinggi serta Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
menghimbau pasien hipertensi agar secara
Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan Medical
rutin memeriksakan kadar kolesterol dan
Bedah Brunner & Suddarth. terj. Kuncara
tekanan darah.
dkk. Edisi 8. jilid 2. Penerbit Buku
3. Bagi penelitian selanjutnya
Kedokteran EGC: Jakarta.
Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang hubungan
WHO. (2003 ) . International Society of
Hypertension Statement on Management
of Hypertension. J Hypertens
Wigati, A.M. (2007). Pengaruh Pemberian Sari
Sedu Teh Hijau (Camellia Sinensis)
Terhadap Penebalan Tunika Aorta
Jantung Tikus (Rattus Norvegicus) Yang
Diberi Diet Tinggi Lemak. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Madang:
Malang

Anda mungkin juga menyukai