PENDAHULUAN
1
1.4. MANFAAT RAWAT GABUNG
A. Mempercepat Mantapnya dan Terus Terlaksananya Proses Menyusui
Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah memberikan
ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu segera mengenali
tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat menyusui/menyusui on demand. Ibu
yang melakukan rawat gabung menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih
lama, dan lebih besar kemungkinannya menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang tidak
melakukan rawat gabung.
C. Peralatan Minimal
Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan ibu), akan mengurangi
pembelian boks bayi. Pada bedding-in, bimbingan posisi menyusui dengan posisi ibu tidur
sebaiknya dilakukan sejak di Rumah sakit yang masih mengenal kan botol untuk memberikan
minum bayi (walau isinya ASI perah) akan mempersulit bayi melekatkan mulutnya pada
payudara ibu.
D. Menurunkan Infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu memungkinkan bayi terpapar pada
bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap kuman-kuman
berbahaya. Kolostrum (ASI berwarna bening yang keluar di awal kelahiran dan jumlahnya
sangat sedikit) mengandung banyak antibodi, yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi
terhadap penyakit. Dahulu, pelayanan kesehatan sering mendorong bayi ke kamar bayi bila jam
2
besuk tiba. Kekhawatiran bayi tertular penyakit dari pengunjung merupakan alasan utama. Ibu
yang sakit flu cukup memakai masker saja. Menyusui di kala ibu sakit memberikan paparan
antibodi yang dihasilkan pada ibu yang sakit. Antibodi terhadap penyakit tertentu tidak akan
terjadi saat ibu sehat.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
Tersedia poster, leaflet, buku-buku, model tentang manajemen laktasi.
5
4) Menyiapkan SDM yang terampil.
5) Melakukan monitoring dan evaluasi.
6) Memberikan Reward dan Punishment secara internal.
C. Peran Ibu
1) Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan, misalnya : merawat payudara,
kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi.
2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada petugas
6
BAB. III
TATA LAKSANA
7
11) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola sekitarnya serta
biarkan kering oleh udara.
12) Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat bersendawa.
13) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah atau terbendung.
14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-ubah.
15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik BH, di luar waktu menyusui.
6). Saat memakaikan popok bayi, usahakan tali pusat tidak tertutup popok agar tidak terkena atau tercemar
air seni dan tinja untuk menghindari terjadinya infeksi tali pusat.
8
1) Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan dukungan dari
keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami pengertian rawat gabung.
2) Suami dan keluarga perlu juga mendapatkan informasi tentang rawat gabung ibu dan bayi
sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan Antenatal Care (ANC).
3) Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi minimal 2
kali pertama pada ANC (trisemester 1 dan 2), dimulai secara kelompok, dilanjutkan dengan
konseling kepada ibu, suami dan keluarga.
C. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai berikut :
1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan.
5) Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik.
6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui bayinya,
misalnya : puting ibu lecet, payudara bengkak, dll.
7) Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus berpisah dari
ibunya.
8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.
9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat gabung.
9
1) Menyusui On Cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui).
2) Menyusui eksklusif.
3) Asuhan bayi baru lahir, antara lain :
Mencegah hypotermi.
Pemeriksaan klinis bayi.
Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan bayi, menjaga
hygiene bayi).
Deteksi dini bayi baru lahir.
4) Asuhan ibu nifas, antara lain :
Puerperium.
Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI.
Perdampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi menyusui yang benar,
mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah puas dalam menyusu.
Mengenali hambatan nifas.
Asuhan ibu nifas pasca tindakan.
Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan puting,
pembengkakan mamae, engorgement, dll).
Senam nifas.
5) Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk mendukung
keberhasilan menyusui, ibu perlu mendapatkan informasi tentang :
Nutrisi ibu menyusui.
Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusif.
Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI.
Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala dalam menyusui bayi.
Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi.
Perawatan payudara, cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI dengan sendok.
KB terutama Metode Amenorrhoe Laktasi (MAL).
10
BAB IV
DOKUMENTASI
Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan / asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi,
hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah :
1. Cakupan Rawat Gabung
A. Jumlah rawat gabung
1) Rawat gabung penuh
2) Rawat gabung parsial
B. Inisiasi menyusu dini
C. Menyusui On Cue
Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :
a. Formulir Follow Up Bayi
b. Informasi dan Persetujuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung
c. Formulir Rawat Gabung dan ASI Eksklusif
2. Jumlah Persalinan
A. Persalinan normal.
B. Persalinan dengan tindakan.
11
BAB V
PENUTUP
Panduan rawat gabung ibu dan bayi dalam rangka melaksanakan pelayanan
yang bertujuan memenuhi hak ibu dan bayi untuk tinggal bersama. Bayi segera
memperoleh kolostrum maupun air susu ibu, bayi memperoleh strimulasi mental dini
demi tumbuh kembang anak, bayi bisa memperoleh ASI setiap saat ia inginka, ibu
memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam pemberian ASI,
ibu memperoleh pengalaman dalam hal merawat payudara dan cara menyusui yang
benar.
Ibu dan keluarganya memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir.
Pelayanan rawat gabung di rumah sakit merupakan salah satu upaya untuk
menurungkan angka kematian bayi, dengan digunakannya panduan rawat gabung ibu
dan bayi di rumah sakit diharapkan cakupan menyusui eksklusif meningkat, dan angka
kematian bayi menurun.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik dan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat,2007,Panduan Teknik audit maternal-perinataditingkatKabupaten/kota,Depkes
R.I.
2. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan departemen Kesehatan R.I,2007, Panduan
Pelaksanaan peran ASI sedunia, WorldAlliances For Breasfeeding Action (WABA).
3. Kerjasama IDAI (UKK Perinatologi),MNH-JHPIEGO dan Depkes R.I, 2003, Buku
Panduan Manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter,bidan dan perawat di rumah sakit.
4. Kerjasama POGI,IDAI, Perinasia, IBI,MNH-JHPIEO dan Depkes R.I, 2002, Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
13