Anda di halaman 1dari 4

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN DENGAN

MENGGUNAKAN PESTISIDA ALAMI

Try Handayani Suhendri


Teknologi Hasil Pertanian, Teknologi Pertanian,
Universitas Andalas
Email : tryhansu@gmail.com

Abstract

This article tell about how to control pests using natural pesticides. Natural
pesticides is an alternative to minimize the negative impact of chemical
pesticides. Therefore, this article was meant to know the advantages of natural
pesticides, so farmers can switch from chemical pesticides to natural pesticides.

Natural pesticide is a pesticide made from natural materials such as plants and
can also be derived from animals. The use of natural pesticides are
environmentally friendly, unlike chemical pesticides that can cause environmental
pollution indirectly.

The use of natural pesticides have many other advantages, in addition to


environmentally friendly, natural pesticides also economical Setra do not harm
other living beings.

Keyword : natural pesticides, control pests

Abstrak

Artikel ini membahas tentang cara mengendalikan hama dan penyakit menggunakan pestisida
alami. Pestisida alami merupakan suatu alternatif yang diciptakan untuk meminimalisir dampak
negatif dari pestisida kimia. Maka dari itu artikel ini dibuat untuk mengetahui kelebihan dari
pestisida alami agar petani dapat beralih dari pestisida kimia kepada pestisida alami.

Pestisida alami merupakan pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuhan dan
juga bisa berasal dari hewan. Penggunaan pestisida alami sangat ramah lingkungan, tidak seperti
pestisida kimia yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan secara tidak langsung serta
dampak buruk lain seperti kanker.

Penggunaan pestisida alami memiliki banyak keuntungan lainnya, selain ramah lingkungan,
pestisida alami juga ekonomis setra tidak membahayakan makhluk hidup lainnya.

Kata kunci : pestisida, pestisida alami, pengendalian hama

Pendahuluan

Dalam sebuah pertanian pasti ada masalah-masalah yang terjadi, salah satu
permasalahan yang terjadi adalah hama pada tumbuhan. Hama merupakan suatu
pengganggu yang dapat menyebabkan tanaman menjadi rusak sehingga dapat
merugikan petani.
Hama dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida pada tumbuhan.
Pestisida terbagi menjadi dua, yaitu pestisida alami dan kimia. Petani pada saat ini
cenderung lebih memilih menggunakan pestisida kimia, karena mudah didapat
dan cepat dalam pengendalian hama. Namun, tanpa mereka sadari pestisida kimia
juga memiliki dampak buruk baik bagi manusia maupun makhluk lain serta
lingkungan sekitar. Penggunaan pestisida kimia dapat menyebabkan kanker serta
penyakit berbahaya lainnya. Pestisida kimia juga dapat menyebabkan pencemaran
secara tidak langsung terhadap lingkungan dan makhluk sekitar. Hal ini terjadi
karena residu dari pestisida kimia itu sendiri.

Melihat dampak buruk dari pestisida kimia tersebut, diperlukan alternatif lain
sebagai pengganti pestisida kimia. Akhirnya, ditemukanlah pestisida alami yang
dapat menjadi alternatif untuk menggantikan pestisida kimia, karena pestisida
alami lebih ramah lingkungan. Pestisida alami berasal dari bahan-bahan alami.
Pestisida alami dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan. Pestisida alami
ramah lingkungan karena dapat dibuat dari limbah seperti sekam padi, sehingga
lebih bernilai ekonomis dari pada pestisida kimia.

Di Indonesia, terdapat banyak sekali tanaman yang berpotensi untuk dijadikan


pestisida alami. Maka dari itu, diharapkan penggunaan pestisida alami akan benar-
benar dapat menggantikan pestisida kimia.

Pembahasan

Pengertian Hama, Penyakit, dan Pestisida

Dalam sebuah pertanian hama dan penyakit bukanlah hal yang asing lagi. Suatu
hewan dikatakan hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan cara
memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit, merupakan
beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman, sedangkan
penyakit merupakan gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus,
bakteri, dan jamur. Penyakit tidak memakan tumbuhan, namun mereka merusak
tumbuhan dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tumbuhan sehingga
mematikan tumbuhan (Rahmawati, 2012:1).

Membasmi hama dan penyakit bukanlah hal yang mudah, banyak cara yang
dilakukan petani agar tanaman terbebas dari hama dan penyakit. Penggunaan
musuh alami menjadi cara untuk membasmi hama dan penyakit, selain itu
penggunaan pestisida juga menjadi cara untuk membasmi hama dan penyakit
tersebut.

Menurut PP No. 7 tahun 1973, yang dimaksud pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain
serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : Memberantas atau mencegah hama-hama
dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma; Mematikan daun dan mencegah
pertumbuhan yang tidak diinginkan; Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau
bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk; Memberantas atau mencegah hama-hama luar
pada hewan-hewan peliharaan dan ternak; Memberantas atau mencegah hama-hama air;
Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga,
bangunan dan alat-alat pengangkutan; Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman,tanahdan air.

Dampak Penggunaan Pestisida

Penggunaan pestisida memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari pestisida
antara lain yaitu pestisida mudah ditemukan selain itu pestisida kimia juga bereaksi secara cepat
sehingga dapat mengehemat waktu jika dibandingkan dengan pestisida alami. Dalam jangka
waktu pendek, penggunaan pestisida memang memiliki banyak keuntungan, namun tanpa
disadari penggunaan pestisida yang berkelanjutan dapat menimbulkan dampak-dampak negatif
seperti pencemaran lingkungan, timbulnya resistensi terhadap hama dan penyakit, serta
keracunan yang disebabkan oleh residu pestisida tersebut.

Penggunaan pestisida memiliki banyak dampak negatif, baik bagi manusia itu
sendiri maupun makhluk dan lingkungan sekitar. Dibandingkan dengan dampak
positif, pestisida memiliki lebih banyak dampak negatif. Oleh karena itu
penggunaan pestisida kimia harus dikurangi dengan cara beralih pada jenis
pestisida lain, yaitu pestisida alami.

Pestisida Alami

Pestisida tidak hanya berasal dari substansi kimia saja, tetapi ada juga yag
berbahan dasar dari tanaman yang mempunyai bahan toksiksitas, jasad renik
ataupun virus untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman (Rahmawati,
2012:201). Pestisida alami terbagi menjadi dua bagian yaitu pestisida nabati dan
bio-pestisida. Pestisida nabati adalah racun yang berasal dari bahan toksin
tanaman. Contoh dari pestisida nabati adalah pestisida yang berasal dari daun
mimba, tembakau, daun sirsak, dan lainnya. Sedangkan bio-pestisida adalah racun
yang berasal dari jasad renik. Contohnya yaitu bio pestisida yang berasal dari
bakteri bacillus thuringiensis (Rahmawati, 2012: 202).

Pada artikel ini akan dibahas lebih dalam mengenai bawang putih dan jerami
sebagai pestisida alami. Bawang dan jerami digolongkan sebagai bahan
insektisida alami. Menurut Ningsih (2011:6) Insektisida adalah zat atau senyawa
kimia yang digunakan untuk mematikan atau memberantas serangga. Insektisida
merupakan bagian dari pestisida.

Bawang putih dan bawang merah

Bawang putih dan bawang merah memiliki kandungan zat aktif sehingga dapat
dijadikan sebagai insektisida, zat aktif tersebut menyebabkan timbulnya bau, bau
tersebut lah yang menyebabkan serangga tidak mau mendekat.

Pembuatan pestisida dari bawang bisa dilakukan dengan cara ekstraksi dengan
pelarut air. Setelah bawang di ekstrak dan didapatkan zat-zat yang dibutuhkan
selanjutnya, dibuat konsentrasi atau dosis yang akan digunakan. Untuk
menentukan dosis yang akan digunakan perlu dilakukan penelitian.
Jerami atau Sekam

Menurut (Champagne dalam Ningsih, 2011:4), sekam padi merupakan lapisan


keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma
dan palea yang saling bertautan. Sekam mengandung beberapa unsur kimia
penting seperti : air, protein kasar, lemak, serat kasang, abu, karbohidrat kasar,
karbon (zat arang), hidrogen, oksigen, dan silika. Insektisida dari sekam biasanya
dijadikan asap cair. Proses pembuatan asap cair dapat dilakukan melalui pirolisa
biomassa, menghasilkan pilrolisat asap cair, dan pemurnian asap cair dengan
metode destilat asap cair. Pemurnian asap cari dengan metode destilasi mampu
memisahkan senyawa yang tidak di kehendaki seperti residu tar (Gorbatov,1971
dalam Ningsih, 2011 : 11).

DAFTAR PUSTAKA

Hildayani, Okprima. 2013. Karakteristik Pengeringan Bawang Merah Dengan


Menggunakan Sinar Matahari, Alat Pengering Mekanis Tipe Rak
dan Kombinasinya. Padang : Universitas Andalas.
Ningsih, Lisa Silviana. 2011. Pembuatan Asap Cair Dari Sekam Padi Dengan
Proses Pirolisa Untuk Menghasilkan Insektisida Organik. Padang :
Universitas Andalas.
Rahmawati, Reny. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama & Penyakit Tanaman.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Rumthe, V. G. Siahaya dan R.Y. 2014. Uji Ekstrak Daun Pepaya (Carica
papaya) Terhadap Larva Plutella xylostella (Lepidoptera: Plutellidae).
Ambon : Universitas Pattimura
Wibowo, Singgih. 2008. Budidaya Bawang. Jakarta : Penebar Swadaya.
Yenie, Elvi. 2013. Pembuatan Pestisida Organik Menggunakan Metode Ekstraksi
Dari Sampah Daun Pepaya dan Umbi Bawang Putih. Pekanbaru :
Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai