Anda di halaman 1dari 9

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ANGKUTAN SEDIMEN PADA MUARA SUNGAI PALU


Triyanti Anasiru *

Abstract
This Research is aim how amount sediment transport has happened effect of changing velocity
has influenced tide at estuary Palu river.The taking sample at 10 sections in each section teke 6
points vertical. As for result in this research, by calculating sediment transport. At withdraw
condition, water level is low, high velocity and diameter of sediment is big that result sediment
transport is high. At install condition, water level is high, low velocity and diameter of sediment is
small that result sediment transpor is low.
Keywords: Estuary, velocity/ low tide, sediment transport

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar angkutan sedimen yang terjadi akibat
perubahan kecepatan yang dipengaruhi oleh pasang surut di muara Sungai Palu. Pengambilan
sampel dilakukan pada muara Sungai Palu dengan mengambil sampel 10 penampang, untuk
tiap penampang diambil 6 titik vertical. Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi surut
ketinggian muka air kecil, kecepatan besar dan diameter butiran sedimen besar mengakibatkan
angkutan sedimen menjadi besar sedangkan pada kondisi pasang ketinggian muka air besar,
kecepatan kecil dan diameter butiran sedimen kecil, mengakibatkan angkutan sedimen menjadi
kecil.
Kata kunci: muara, kecepatan/pasang surut, angkutan sedimen

1. Pendahuluan angkutan sedimen tergantung dari


Sungai Palu dan sungai-sungai perubahan musim penghujan dan
lain dikota Palu hampir memiliki karakter kemarau serta dipengaruhi oleh aktivitas
sungai yang sama ditinjau dari keadaan manusia. Permasalahan yang terjadi
topografinya. Pada sungai Palu adalah banyaknya endapan sedimen di
terdapat adanya gejala terbentuknya muara sungai sehingga tampang
sedimentasi pada alur sungai yaitu alirannya kecil, dapat mengganggu
disebabkan suatu kondisi dan aliran debit sungai ke laut. Ketidak-
karakteristik sungai (tanah berpasir) lancaran aliran tersebut dapat
perbedaan elevasi yang cukup besar mengakibatkan banjir di daerah hulu
antara bagian hulu dan bagian hilirnya. sungai. Penelitian ini bertujuan untuk
Perbedaan elevasi tersebut mengetahui berapa besar angkutan
mengakibatkan sedimen dibagian hulu sedimen yang terjadi akibat perubahan
hanyut ke daerah hilir dan mengendap. kecepatan yang dipengaruhi oleh
Karena letaknya yang berada di pasang surut di muara Sungai Palu
hilir, maka debit aliran di muara lebih
besar dibanding pada tampang 2. Tinjauan Pustaka
disebelah hulu, mengakibatkan 2.1 Muara Sungai
kecepatan aliran menjadi besar A. Umum
sehingga angkutan sedimen yang Muara sungai adalah bagian hilir
terbawa oleh aliran sungai dan material dari sungai yang berhubungan dengan
pun menjadi besar. Besarnya volume laut. Permasalahan di muara sungai

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Pebruari 2006: 25 - 33

dapat ditinjau di bagian mulut sungai suspensi dari laut masuk kembali ke
(river mouth) dan estuari. Mulut sungai sungai bertemu dengan sedimen
adalah bagian paling hilir dari muara yang berasal dari hulu. Selama
sungai yang langsung bertemu dengan periode dari titik balik ke air pasang
laut. Sedangkan estuari adalah bagian maupun air surut kecepatan aliran
dari sungai yang dipengaruhi oleh bertambah sampai mencapai
pasang surut. maksimum dan kemudian
Muara sungai berfungsi sebagai berkurang lagi. Dengan demikian
pengeluaran/aliran debit sungai, dalam satu siklus pasang surut
terutama pada waktu banjir, ke laut. jumlah sedimen yang mengendap
Selain itu muara sungai juga harus lebih banyak daripada yang
melewatkan debit yang ditimbulkan tererosi, sehingga terjadi
oleh pasang surut, yang bisa lebih besar pengendapan di depan mulut
dari debit sungai. sehingga muara sungai.
sungai harus cukup lebar dan dalam. c. Muara yang didominasi pasang
surut
B. Morfologi muara sungai Apabila tinggi pasang surut cukup
Muara sungai dapat dibedakan besar, volume air pasang yang
dalam tiga kelompok, yang tergantung masuk ke sungai sangat besar. Air
pada faktor dominan yang tersebut akan berakumulasi dengan
mempengaruhinya. Ketiga faktor air dari hulu sungai. Pada waktu air
dominan tersebut adalah gelombang, surut, volume air yang sangat besar
debit sungai dan pasang surut (Nur tersebut mengalir keluar dalam
Yuwono, 1994). periode waktu tertentu yang
a. Muara yang didominasi gelombang tergantung pada tipe pasang surut.
laut Dengan demikian kecepatan arus
Gelombang besar yang terjadi selama air surut tersebut besar, yang
pada pantai berpasir dapat cukup potensial untuk membentuk
menimbulkan angkutan (transpor) muara sungai. Muara sungai tipe ini
sedimen, baik dalam arah tegak berbentuk corong atau lonceng.
lurus maupun sejajar/sepanjang
pantai. Angkutan sedimen tersebut 2.2 Pasang surut
dapat bergerak masuk ke muara Pasang surut adalah fluktuasi
sungai dan karena di daerah muka air karena adanya gaya tarik
tersebut kondisi gelombang sudah benda-benda dilangit terutama
tenang maka sedimen akan matahari dan bulan terhadap massa air
mengendap. Semakin besar laut dibumi. Periode pasang surut biasa
gelombang semakin besar 12 jam 25 menit atau 24 jam 50 menit
angkutan sedimen dan semakin yang tergantung pada tipe pasang
banyak sedimen yang mengendap surut.
di muara. Arus pasang surut mempengaruhi
b. Muara yang didominasi debit sungai evolusi sepanjang estuari dari salinitas
Muara ini terjadi pada sungai dan kekeruhan (sedimen suspensi), yaitu
dengan debit sepanjang tahun bergerak kehulu pada waktu air pasang
cukup besar yang bermuara di laut dan kehilir pada waktu air surut.disekitar
dengan gelombang relatif kecil air pasang tertinggi dan air surut
Pada waktu air surut sedimen akan terendah, dimana arus lemah, sebagian
terdorong ke muara dan menyebar besar sedimen mengendap. Sebaliknya
di laut. Selama periode sekitar titik pada saat air surut dan air pasang,
balik di mana kecepatan aliran sedimen yang tadinya mengendap
kecil, sebagian suspensi akan tererosi lagi. Konsentrasi dan posisi
mengendap. Pada saat dimana air sedimen suspensi sangat tergantung
mulai pasang, kecepatan aliran pada variasi tinggi pasang surut dan
bertambah besar dan sebagian debit sungai.

26
Angkutan Sedimen pada Muara Sungai Palu
(Triyanti Anasiru)

2.3 Sedimen konsep unit stream power, dimana


Sedimen adalah pecahan- parameter aliran dinyatakan dalam
pecahan material umumnya terdiri atas bentuk mobilitas sedimen yang
uraian batu-batuan secara fisis dan merupakan perbandingan tegangan
secara kimia. Partikel seperti ini geser efektif dan berat satuan satu lapis
mempunyai ukuran dari yang besar sedimen dalam air. Secara umum
(boulder) sampai yang sangat halus didefenisikan sebagai fungsi mobilitas
(koloid), dan beragam bentuk dari partikel sedimen (Fggr) dan diamater
bulat, lonjong sampai persegi. Pada butiran sedimen tak berdimensi (Dgr),
umumnya partikel yang bergerak yang dituliskan sebagai berikut :
dengan cara bergulung, meluncur dan
Ggr = f ( Fgr, Dgr),
meloncat disebut angkutan muatan
dasar (bed-load transport), sedangkan n
atau Ggr= X H U * ......(1)
partikel yang melayang disebut
D V
angkutan muatan layang (suspended
load transport). Material sedimen n
adalah kuarsa, begitu partikel sedimen
terlepas mereka akan terangkut oleh Fgr


U
* n
U

(2)
g Ds
gaya grafitasi, angin dan atau air. H
32 log
Ds

Angkutan sedimen di sungai yang

bergerak oleh aliran air, sangat erat


berhubungan dengan erosi tanah g
1/ 3

Dgr D 2 ..(3)
permukaan karena hujan. Air yang
meresap ke tanah dapat v
mengakibatkan longsoran tanah yang
kemudian masuk ke sungai mempunyai Dimana
andil yang sangat besar pada jumlah Ggr = tingkat angkutan sedimen tak
angkutan sedimen di sungai. Seluruh berdimensi
proses merupakan siklus yang saling Fgr = angka mobilitas
terkait antara erosi tanah angkutan Dgr = diameter butiran tak berdimensi
sedimen pengendapan. X = tingkat angkutan sedimen
Karena muatan dasar senantiasa D = diameter sedimen (m)
bergerak, maka permukaan dasar n = eksponen yang besarnya
sungai kadang-kadang naik (agradasi) tergantung ukuran butiran
tetapi kadang-kadang turun s v
(degradasi) dan naik turunnya dasar =
sungai disebut alterasi dasar sungai (river
v
bed alteration). muatan melayang Metode angkutan sedimen
tidak berpengaruh pada alterasi dasar menurut Ackers dan White yang telah
sungai, tetapi dapat mengendap di dimodifikasi, merupakan metode analisis
dasar waduk atau muara sungai, yang yang dipakai dalam analisis pada
menimbulkan pendangkalan- penelitian ini persamaan tersebut
pendangkalan waduk atau muara menjadi :
sungai tersebut yang menyebabkan
1 n
timbulnya berbagai masalah.



U
* n
U
2.4 Persamaan angkutan sedimen Fgr
gD35 H
....(4)

a. Persamaan Ackers-White 32 log D
35
Dari sekian banyak formulasi
g
1/ 3
angkutan sedimen yang telah
dikembangkan, teori angkutan sedimen
Dgr 2 D35 ..(5)
v
dari Ackers dan White (1970), memilki
ketelitian yang cukup baik. Formulasi ini n = 1 (0,56 log Dgr) ...(6)
dikembangkan berdasarkan pada

27
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Pebruari 2006: 25 - 33

2,86 log D

gr
log Dgr 2 -3.53

parameter
berikut :
T didiskripsikan sebagai
C = 10 (7)

T

' 2
- cr
2
.(11)
cr
0.14
2

A = 0.23 ...(8)


D gr
g 0.5 C ' (12)

m=
9,66
1,34 .(9) cr = kecepatan geser kritis menurut
D gr Shield (m/det)
= kecepatan aliran rata-rata
Fgr
m
(m/det)
G grt C - 1 ....(10) g = percepatan gravitasi (m/det2)
A C = koefisien Chezy
Ggr = tingkat angkutan sedimen,
= 18 log 12 Rb
A = angka mobilitas minimum yang
merupakan fungsi dari Dgr 3 D90
m = faktor eksponensial merupakan
fungsi Dgr Adapun besarnya angkutan
C = koefisien yang merupakan sedimen dasar didefinisikan sebagai
fungsi Dgr hasil kali dari tinggi lapisan bed-load,
D35 = diameter butir efektif sedimen kecepatan partikel dan konsentrasi
(m) angkutan dasar yang semuanya
Fgr = angka mobilitas merupakan fungsi dari D* dan T.
Selanjutnya parameter ini dipergunakan
b. Persamaan Van Rijn untuk menentukan tinggi saltasi dengan
Aliran air dan partikel sedimen persamaan sebagai berikut :
dipengaruhi oleh tujuh parameter dasar, b
0.3 D T 0.5 .(13)
0.7
yaitu : massa jenis air (w), massa jenis D
partikel sedimen (s), kekentalan
1.5 T 0.6 ......(14)
Ub
kinematik air (), diameter butiran
sedimen (D), kedalaman air (h), g D
0.5

kemiringan garis energi (I), dan


percepatan gravitasi (g). Ketujuh Cb
qb ....(15)
parameter tersebut dapat direduksi U b b
menjadi empat parameter tak
berdimensi sebagai berikut : Mobilitas Cb T . (16)
0.8
parameter
n

g D , angka C0 D
Reynold partikel D , depth-
b = tinggi lapisan bed-load
particle size ration (h/D), dan specific D = diameter butiran (m)
(
density s w . ) Ub = kecepatan partikel sedimen
Analisis selanjutnya didapat (m/det)
bahwa tingkat angkutan sedimen Cb = konsentrasi bed-load
bahan dasar dapat didefinisikan C0 = konsentrasi bed-load maksimum
dengan dua parameter pokok tak (=0,65)
berdimensi yang oleh Rijn disebut Qb = jumlah angkutan sediment
sebagai transport stage parameter (T) Dengan anggapan dasar bahwa
dan parameter butiran (D*). Parameter angkutan bed-load didefinisikan
butiran (D*) diperoleh dengan cara sebagai hasil kali dari kecepatan
seperti parameter Dgr pada partikel, ketebalan lapis bed-load dan
pendekatan Ackers-White, sedangkan konsentrasi bed-load maka jumlah

28
Angkutan Sedimen pada Muara Sungai Palu
(Triyanti Anasiru)

angkutan sedimen dapat dihitung wD . (21)


N1 1.799 0.409 log 0.314 log
dengan persamaan : w

q b = Cb U b b .(17) Vcr

2.5
0.66
w D ..(22)
2.1
(18) log - 0.06
0.053
T
0.3
g D501.5
D
D
untuk 1.2 70
c. Persamaan Chih Ted Yang
Chih Ted Yang mendasarka Vcr
rumusnya pada konsep bahwa jumlah 2.05 ..(23)
w
angkutan sedimen berbanding
D
langsung dengan jumlah energi aliran. untuk 70

Untuk steady uniform flow besarnya
energi per satuan berat air dapat
Modifikasi parameter tenaga aliran
dinyatakan dengan hasil kali kemiringan
menghasilkan persamaan angkutan
dasar dan kecepatan aliran. Energi per
sedimen:
satuan besar air tersebut oleh Yang
V I Vcr I (24)
disebut sebagai unit stream power dan log Ct M 1 N log
w
1
dianggap sebagai parameter penting w
dalam menentukan jumlah angkutan
sedimen. Dari hasil analisa dan 3. Metode Penelitian
interpretasi data, baik data lapangan Penelitian ini dilakukan dengan
maupun data hasil percobaan, pengambilan data sebagai berikut:
didapatkan korelasi antara konsentrasi
angkutan sedimen dan unit stream 3.1 Data primer adalah data yang
power dengan persamaan : diperoleh langsung dari lokasi
penelitian :
log Ct = M1 + N1 log [V1 ] . ..(19) A. Kecepatan aliran
Kecepatan aliran rata-rata pada
Ct = konsentrasi angkutan sedimen suatu penampang melintang dapat
total diperoleh dengan cara mengukur
M1, N1 = koefisien kecepatan aliran pada beberapa titik
V = kecepatan aliran (m/det) dari beberapa titik vertical yang
I = kemiringan dasar ditentukan dengan menggunakan alat
Yang, melakukan analisis dan ukur arus (current meter).
percobaan untuk mengubah unit B. Kedalaman aliran
stream power menjadi parameter Parameter kedalaman aliran
tenaga aliran tak berdimensi dengan pada penampang diperoleh melalui
memasukkan parameter kecepatan pengukuran langsung di lapangan
endap, disamping itu diperhitungkan dengan menggunakan mistar ukur.
pula adanya suatu harga kritis dari
tenaga aliran tersebut. konstanta M1 C. Penampang melintang (Cross
dan Koefisien N1 merupakan fungsi dari section)
kecepatan endap, kekentalan Gambar penampang melintang
kinematik air, diameter butiran dan sungai diperoleh dengan
kecepatan geser. Dari hasil analisis dan menghubungkan titik-tik pengukuran
regresi didapatkan persamaan- kedalaman yang diperoleh dari
persamaan : pengukuran di lapangan secara
berurutan (1, 2, 3, n). Pada penelitian
wD ini, 10 penampang yang ditinjau yaitu
M 1 5.435 0.286 log 0.475 log w
A s/d J dengan jarak antara
(20) penampang 50 m.

29
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Pebruari 2006: 25 - 33

D. Elevasi muka air pasang surut sepanjang siang dan malam.


Pencatatan elevasi muka air Pengamatan ini dilakukan selama 15
pasang surut di muara sungai palu hari yang telah mencakupi satu siklus
dilakukan secara manual, serta pasang surut, meliputi pasang purnama
merupakan pengamatan langsung dan perbani. Selanjutnya pengamatan
dengan menggunakan alat ukur yang dilakukan dengan interval waktu 6 jam
ditempatkan di muara sungai dengan sampai mencakupi 30 hari.
interval waktu pengamatan setiap jam

STUDI PENDAHULUAN DAN


IDENTIFIKASI MASALAH

STUDI KEPUSTAKAAN

PENGUMPULAN DATA

Data primer
- Kecepatan aliran Data sekunder:
- Elevasi Muka air Pasut - Peta topografi
- Penampang estuari Muara Sungai Palu
- Kedalaman Aliran
- Cross Section
- Kemiringan dasar Sunga

PENGOLAHAN DATA

Cara Ackers White Cara Van Rijn Cara Ted Yang

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Gambar 1. Bagan alir penelitian

30
Angkutan Sedimen pada Muara Sungai Palu
(Triyanti Anasiru)

E. Kemiringan dasar sungai merupakan 2). Berat jenis sedimen


parameter penting pada setiap
metode hitung yang akan digunakan 3. 2. Data Sekunder
dalam perhitungan besarnya Data sekunder dalam penelitian
angkutan sedimen. Kemiringan dasar ini adalah peta topografi muara Sungai
muara sungai palu yang dinotasikan Palu.
I, diperoleh dari pengukuran secara
manual pula dengan menggunakan
alat ukur waterpass. 4. Hasil dan Pembahasan
4. 1. Hasil analisis
F. Sedimen Kecepatan aliran sepanjang alur
Pengambilan sampel sedimen dasar penelitian dibagi dalam 10 segmen
pada Muara Sungai Palu dilakukan (gambar 2). Hasil perhitungan analisis
dengan tujuan untuk mengetahui : angkutan sedimen pada Muara sungai
1). Diameter butiran Palu ditabelkan pada Tabel 1.

Pengukuran Hari Keempat


Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Juli 2004
Pengukuran Hari Ketiga
Hari/Tanggal : Jum'at, 28 Juli 2004
Pengukuran Hari Kedua
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Juli 2004
Pengukuran Hari Pertama
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juli 2004

A B C D E F G H I J

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180

Skala Horizontal 1 : 2000


Skala Vertikal 1 : 40

A B GambarC
2.c Potongan
D Memanjang
E KecepatanFAliran Muara
G Sungai Palu
H I J
Pada Jam 15:00

Gambar 2. Penampang memanjang Sungai Palu (A-J)

Tabel 1. Total Hasil Perhitungan Angkutan Sedimen dari Tiga


Persamaan (Kondisi Surut)
Van- Rijn Ted Yang
Nomor Ackers-White
Patok Qs (m3/dt) Qs (kg/dt)
Qs (m3/dt)
A 0,34882 0,01001 1,81075E-10
B 0,10034 0,00400 6,49498E-11
C 0,02560 0,00019 2,19095E-11
D 0,18275 0,00099 5,86856E-12
E 0,25601 0,00195 2,16625E-10
F 0,19664 0,00398 1,24831E-09
G 1,23310 0,04483 2,61817E-08
H 0,08248 0,00341 1,57308E-10
I 0,31955 0,00737 1,71115E-10
J 0,02367 0,00133 8,16154E-12
Sumber: hasil analisis

31
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 1, Pebruari 2006: 25 - 33

Tabel 2. Total Hasil Perhitungan Angkutan Sedimen dari Tiga


Persamaan (Kondisi Pasang)
Nomor Ackers-White Van-Rijn Ted Yang
Patok Qs (m3/dt) Qs (m3/dt) Qs (kg/dt)
A 0,00065 0,00007 1,64418E-11
B 0,00029 0,00006 1,00784E-10
C 0,00000 0,00005 1,34187E-10
D 0,00001 0,00005 1,70164E-14
E 0,00004 0,00005 2,97908E-14
F 0,00016 0,00006 7,44276E-14
G 0,00015 0,00005 8,29977E-14
H 0,00032 0,00005 2,7267E-13
I 0,00018 0,00005 8,61291E-11
J 0,00029 0,00006 2,13285E-13
Sumber: hasil analisis

1,400
Debit Sedimen (Q m3/det)

1,200

1,000

0,800

0,600

0,400

0,200

0,000
A B C D E F G H I J
Penampang A-J
Ackers-White Van Rijn Ted Yang

Gambar 3. Grafik Hasil Total Perhitungan Angkutan Sedimen


Tiga Persamaan (Kondisi Surut)

0,00070

0,00060
Debit Sedimen (Q m3/det)

0,00050

0,00040

0,00030

0,00020

0,00010

0,00000
A B C D E F G H I J
Pe nampang A-J

Ackers-White Van Rijn Ted Yang

Gambar 4. Grafik Hasil Total Perhitungan Angkutan Sedimen


dari Tiga Persamaan (Kondisi Pasang)

32
Angkutan Sedimen pada Muara Sungai Palu
(Triyanti Anasiru)

4.2 Pembahasan Sungai. Gadjah Mada University


Pada gambar 3, kondisi surut, Press.
debit sedimen yang menggunakan
Graf, W.H. 1971. Hidrolics of Sediment
persamaan Ackers-White pada setiap
Transport. Mc Graw-Hill Book
penampang memberikan nilai rata-rata
Company. New York.
tinggi yaitu sebesar 0,276295 m3/det, jika
dibandingkan dengan persamaan lain. Hadiati, Afiatun T. 2004. Pola Sebaran
Pada penampang G menunjukkan nilai Sedimen Dasar Pada Belokan
yang paling tinggi sebesar 1.23310 Sungai Palu. Tricon Jaya
m3/det, ini dipengaruhi oleh kecepatan Bandung.
pada penampang G paling besar
diantara penampang yang lain. JR, Ray K. Linsley. 1996. Hidrologi untuk
Sedangkan persamaan Ted Yang Insinyur. Erlangga Jakarta.
memberikan nilai rata-rata lebih kecil. Kirnoto, Bambang A. 1994. Hidrolies of
Pada kondisi surut ketinggian muka air Sediment Transport. Universitas
kecil, kecepatan besar dan diameter Gajah Mada, Yogyakarta.
butiran sedimen besar, mengakibatkan
angkutan sedimen menjadi besar. Nur Yuwono. 1994. Perancangan
Pada gambar 4 , kondisi pasang, Bangunan Jetti, Laboratorium
debit sedimen yang menggunakan Hidrulika dan Hidrologi. PAU-IT-
persamaan Ackers-White memberikan UGM, Yogyakarta.
nilai besar dengan nilai rata-rata 0,00021 Soewarno 1991. Hidrologi Pengukuran
m3/det, jika dibandingkan dengan dan Pengolahan Data Aliran
persamaan lain. Sedangkan persamaan Sungai (Hidrometri). Nova
Ted Yang memberikan nilai rata-rata Bandung.
paling kecil. Pada kondisi pasang
ketinggian muka air besar, kecepatan Syarifudin, K. 2004. Analisis Gerusan dan
kecil dan diameter butiran sedimen Endapan Sedimen pada Sungai
kecil, mengakibatkan angkutan Palu.
sedimen menjadi kecil.
Triatmojo, Bambang 1999. Teknik Pantai.
Beta Offset. Yokyakarta.
5. Kesimpulan
Pada kondisi surut, debit sedimen yang
menggunakan persamaan Ackers-White
pada setiap penampang memberikan
nilai rata-rata tinggi yaitu sebesar
0,276295 m3/det, jika dibandingkan
dengan persamaan lain. Pada kondisi ini
ketinggian muka air kecil, kecepatan
besar, dan diameter butiran sedimen
besar, mengakibatkan angkutan
sedimen menjadi besar. Sedangkan
pada kondisi pasang, debit sedimen
yang menggunakan persamaan Ted
Yang memberikan nilai besar dengan
nilai rata-rata 0,00021 m3/det, pada
kondisi ini ketinggian muka air besar,
kecepatan kecil, dan diameter butiran
sedimen kecil, mengakibatkan
angkutan sedimen menjadi kecil.

6. Daftar Pustaka
Asdak, Chay. 2001. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran

33

Anda mungkin juga menyukai