00
Hari : Selasa
Tanggal : 21 Februari 2017
CROPWAT
Kelompok : 8
Nama Anggota :
Dita Ratna Purnama (F44140020)
Lussiany Bahunta (F44140033)
Fahri Ekananda (F44140058)
Ramadhana Tirta (F44140062)
Ilham akbar (F44140077)
Faqih Nadiya U (F44140085)
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan salah satu unsur terbesar bagi tanaman. Air yang dibutuhkan
tanaman ialah air yang terdapat di dalam tanah yang ditahan oleh butir-butir tanah,
selain itu juga air hujan atau air irigasi. Air yang dibutuhkan tidak hanya banyaknya,
tetapi juga pembagiannya yang merata. Tanpa pembagian yang merata, kehidupan
tanaman tidak akan stabil (Aak 1883). Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya
yang dibutuhkan tanaman untuk membentuk jaringan tanaman, diuapkan,
perkolasi, dan pengolahan tanah. Kebutuhan air irigasi tanaman ditentukan oleh
faktor-faktor seperti pengolahan tanah, penggunaan konsumtif tanaman, perkolasi,
pergantian lapisan air, dan hujan efektif. Air irigasi sangat diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman. Di daerah tropis walaupun pada musim hujan
sering terjadi suatu periode kering sampai tiga minggu. Pada situasi tersebut
diperlukan air irigasi untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik. Perbedaan
jumlah kebutuhan air irigasi setiap musim tanam tidak terlepas dari faktor iklim dan
curah hujan. Semakin tinggi curah hujan dan jumlah evapotranspirasi kecil, maka
jumlah kebutuhan air irigasi akan semakin sedikit, begitu sebaliknya (Yanti 2015).
Kegiatan budidaya tanaman di Indonesia saat ini masih bergantung pada air
hujan. Mengenai hal tersebut, pengelolaan air harus diusahakan secara optimal,
yaitu tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran sehingga upaya peningkatan
produktivitas maupun perluasan areal tanam dan peningkatan intensitas pertanaman
dapat dilakukan secara efisien. Pengelolaan air perlu disesuaikan dengan sumber
daya fisik alam (tanah, iklim, sumber air) dan biologi dengan memanfaatkan
berbagai disiplin ilmu untuk membawa air ke perakaran tanaman sehingga mampu
meningkatkan produksi. Sasaran dari pengelolaan air, yaitu efisiensi penggunaan
air dan produksi tanaman yang tinggi, efisiensi biaya penggunaan air, pemerataan
penggunaan air atas dasar sifat keberadaan air yang selalu ada tapi terbatas dan
tidak menentu kejadian serta jumlahnya, dan tercapainya keberlanjutan sistem
penggunaan sumber daya air yang hemat lingkungan (Aqil et al. 2008).
Berdasarkan perencanaan pengairan, yang perlu mendapat perhatian ialah
kebutuhan air atau evapotranspirasi tanaman. Evapotranspirasi (ET) adalah jumlah
air air total yang dikembalikan lagi ke atmosfer dari permukaan tanah, badan air,
danvegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor iklimdan fisiologis vegetasi. ET
merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses
penguapan yaitu perubahan dari zat cair menjadi uap air atau gas dari semua bentuk
permukaa kecuali vegetasi. Transpirasi adalah perjalanan air dalam jaringan
vegetasi (proses fisiologis) dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya
menguap ke atmosfer. Besarnya laju transpirasi kurang lebih sama dengan laju
evaporasi apabila pori-pori daun (stomata) terbuka. Proses pembukaan pori-pori
daun tampaknya dikendalikan oleh besarnya pembukaan diameter pori-pori daun.
Ketika daun menutup, proses transpirasi tetap berlangsung tetapi dengan laju yang
sangat lambat (Wanielista 1990)
CropWat v.4.3 merupakan software aplikasi untuk perencanaan dan
pengelolaan irigasi yang dikembangkan oleh beberapa ilmuan. Fungsi utamanya
yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan, kebutuhan air dan irigasi tanaman,
membuat dan mengembangkan jadwal irigasi serta skema pasokan air pada kondisi
manajemen yang bervariasi, serta untuk memperkirakan produksi pada lahan kering
dan tadah hujan. CropWat merupakan metode yang perlu dipertimbangkan untuk
mendukung pembuatan keputusan terkait dengan perencanaan dan manajemen
irigasi, rencana jadwal irigasi, serta perkiraan produksi pada kondisi air irigasi yang
melimpah dan defisit (Stancalie et al. 2010).
Fungsi utama CropWat yaitu untuk menghitung evapotranspirasi acuan,
kebutuhan air dan irigasi tanaman, membuat dan mengembangkan jadwal irigasi
serta skema pasokan air pada kondisi manajemen yang bervariasi, serta untuk
memperkirakan produksi pada lahan kering dan tadah hujan CropWat praktis
digunakan untuk pengembangan jadwal irigasi dan sebagai evaluasi curah hujan
dan pelaksanaan irigasi berdasarkan dari kadar kelengasan tanah tiap harinya
dengan menggunakan berbagai variasi pilihan untuk kebutuhan air dan kondisi
manajemen irigasi (Smith 2002).
METODOLOGI
Penelitian menggunakan software Cropwat dilaksanakan pada hari Selasa, 21
Februari 2017 di Ruang Timbang, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu data iklim bulanan selama satu tahun, data tanaman, dan
software CropWat. Cara kerja pada penelitian ini adalah dengan menganalisa data
iklim yang ada untuk menentukan nilai evapotranspirasi standar (Eto) untuk dapat
menentukan kebutuhan air irigasi dengan periode irigasi tertentu.
Untuk dapat memasukkan data iklim dapat memilih input data climate
enter/modify. Lalu akan muncul suatu bar data klimat bulanan. Pada bar tersebut
pilih calculate Eto untuk menghitung Eto pada bulan yang diinginkan. Untuk
melanjutkan ke bulan yang selanjutnya, dapat dipilih Next>, setelah selesai data
dapat disimpan dengan mengklik save atau dapat juga disimpan dalam bentuk file
teks dengan mengklik report. Setelah semua selesai pilih OK, untuk memasukkan
data Eto akan secara otomatis muncul bar data Eto bulanan dengan cara memilih
menu input data climate enter/modify. Retrieve berfungsi untuk mengambil file
Eto. Save berfungsi untuk menyimpan data dalam bentuk file *.pnm. Report
berfungsi menyimpan file dalam bentuk file teks, setelah itu dapat memilih OK.
Untuk memasukkan data curah hujan dengan memilih menu input data rainfall
enter/modify dan akan muncul bar data curah hujan bulanan. Untuk
memasukkan data koefisien tanaman dengan cara memilih menu input data
crops crops coefficient enter/modify maka akan muncul bar data tanaman.
Untuk memasukkan data pola tanaman dapat memilih menu input data
crops crops pattern enter/modify dan akan muncul bar perencanaan pola
tanam. Terdapat pilihan number of staggered blocks yang menyatakan jumlah petak
yang akan ditanami dan jarak antara penanaman antara 1 blok dengan blok lainnya
diisikan pada time interval between planting of blocks. Untuk mengisi data tanah
dapat dipilih menu input data soil enter/modify maka akan muncul bar data
tanah. Untuk mengambil data iklim, Eto, tanaman, dan tanah dari file dapat memilih
input data kemudian jenis data dan yang terakhir pilih retrieve. Setelah semua data
masuk, maka jika jendela data status dimaximize akan muncul bar status data.
Untuk dapat melihat tabel data dapat memilih menu tables, kemudian pilih jenis
tabel yang akan dilihat. Tabel yang dapat dilihat antara lain, tabel iklim Eto, tabel
kebutuhan air tanaman, dan tabel jadwal irigasi.
Untuk melihat grafik dapat dipilih menugraphkemudian pilih jenis grafik yang
akan ditampilkan. Jenis grafik tersebut adalah grafik iklim dan Eto, grafik curah
hujan, grafik pola penanaman, grafik kebutuhan air tanaman, dan grafik jadwal
irigasi. Untuk menentukan metode perhitungan dapat memilih menuschedule
criteria. Digunakan untuk mengubah metode perhitungan standar yang telah
digunakan dalam program ini baik dalam pembuatan tabel maupun grafik. Metode
perhitungan ini dapat diubah adalah Eto, curah hujan, curah hujan efektif, dan
penjadwalan irigasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kartasapoetra (2007) menjelaskan bahwa kebutuhan air untuk tanaman adalah
jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses pertumbuhannya, sehingga
diperoleh tambahan berat kering tanaman. Kebutuhan air tanaman dapat diukur dari
perbandingan berat air yang dibutuhkan untuk setiap pertambahan berat kering
tanaman. Dari sudut pandang irigasi, kebutuhan air untuk tanaman ditentukan oleh
dua proses kehilangan air selama pertumbuhan tanaman, yaitu evaporasi dan
transpirasi.
Evaporasi adalah kehilangan air karena penguapan dari permukaan tanah dan
badan air atau permukaan tanaman tanpa memasuki sistem tanaman. Air yang
berasal dari embun, hujan atau irigasi siraman yang kemudian menguap tanpa
memasuki tubuh tanaman termasuk dalam air yang hilang karena evaporasi ini.
Transpirasi adalah kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam
tubuh tanaman, yaitu air yang diserap oleh akar-akar tanaman, dipergunakan
untuk membentuk jaringan tanam-an dan kemudian dilepaskan melalui daun
ke atmosfir. Kedua proses kehilangan air tersebut kemudian sering disebut
sebagai evapotranspirasi (Kartasapoetra 2007).
Kebutuhan air tanaman perlu diketahui agar air irigasi dapat diberikan sesuai
dengan kebutuhannya. Jumlah air yang diberikan secara tepat, di samping akan
merangsang pertumbuhan tanaman, juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan
air sehingga dapat meningkatkan luas areal tanaman yang bisa diairi. Kebutuhan air
untuk tanaman merupakan salah satu komponen kebutuhan air yang diperhitungkan
dalam perancangan sistem irigasi. Berbagai metode telah dikembangkan guna
mengukur kebutuhan air untuk tanaman (Kartasapoetra 2007).
Evaluasi irigasi yang dilakukan dengan software cropwat pertama dengan
memasukkan data ET0 sepuluh tahun terakhir. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
pendekatan yang sebenarnya. Data ET0 yang diinputkan meliputi temperatur
maksimum, minimum, kelembaban, kecepatan angin penyinaran matahari. Data
yang diinput ini bertujuan sebagai dasar perhitungan seberapa ET0 yang mungkin
terjadi saat kita mulai penanaman tanaman kita pada suatu bulan, adanya data ini
berarti kapanpun kita tanam tanaman yang kita akan budidayakan maka kita akan
memperoleh besarnya air yang akan digunakan oleh tanaman dalam satu kali siklus
hidupnya.
Berikut merupakan hasil perhitungan menggunakan aplikasi CropWat
Untuk data hujan bulanan, diperoleh data nilai hujan tertinggi terjadi pada bulan
Desember sebesar 450 mm dengan hujan efektif sebesar 170 mm. Nilai hujan
terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 112,7 mm dengan hujan efektif sebesar
92,4 mm. Pada pengolahan data ini menggunakan metode USDA S.C. Method.
Dari Gambar 4, diperoleh informasi bahwa tanah yang digunakan adalah tanah
liat hitam. Data diperoleh melalui data given yang tersedia pada aplikasi CropWat.
Data tanah tersebut antara lain adalah kedalaman air maksimum, perkolasi
maksimum, infiltrasi maksimum, kedalaman akar, serta kelembaban dari tanah
tersebut.
SIMPULAN
Pengeanalan software atau aplikasi untuk penentuan irigasi yang tepat dan
efisian memang penting, sehingga air yang ada dapat kita manfaatkan secara
optimum. Teknik perhitungan memang panjang dan cukup rumit sehingga perlu
ketelitian dan kesabaran dalam latihan memasukkan data. Hasil akhir dari
praktikum ini tentu mahasiswa paham akan teknik-teknik perhitungan irigasi
beserta karakteristik setiap model irigasi dengan berbagai efisiensinya. Dengan
demikian mahasiswa mendapatkan gambaran air irigasi yang perlu disediakan
dalam satu kali siklus tanam. Jadi berdasarkan perhitungan dengan CropWat
didapatkan kebutuhan air tanaman padi yaitu 246.7 mm/dec.
SARAN
Praktikan diharapkan lebih teliti dan cermat dalam melakukan segala bentuk
praktikum terutama dalam input data. Selain itu praktikan diharapkan untuk belajar
seputar praktikum sebelum melakukan praktikum ini, yang terakhir Praktikan
diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitankesulitan yang ada
saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta.
Asdak,C.1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Aqil, M., I. U. Firmansyah, M. Akil. 2008. Pengelolaan Air Tanaman Jagung.
<http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id> Diakses pada tanggal 28 Februari
2017.
Smith, M. 1992. CropWat: a Computer Program for Irrigation Planning and
Management. Food and Agricultural Organization of The United Nations.
Yanti, D. Dan F. N. Pratama. 2015. Pendayagunaan irigasi air tanah menunjang
budidaya pertanian secara produktif pada lahan tadah hujan. Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas 19(2): 10-17.