Anda di halaman 1dari 40

BAB III

PERHITUNGAN STRUKTUR

3.1 Data Perencanaan Konstruksi


Jembatan Kali Sanjoyo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, merupakan
jembatan yang penghubung jalan toll Semarang-Solo. Berada di Desa Kauman,
Data perencanaan kerja proyek pada jembatan kali Sanjoyo ini meliputi data-data
konstruksi dan data-data tanah. Data-data tersebut adalah sebagai berikut:
Data Konstruksi
1. Data Struktur Atas :
Bentang jembatan seluruhnya : 25,6 meter
Lebar Jembatan : 25,20 meter
Tebal Plat Injak : 0.22 meter
Jarak Antar Gelagar : 1,45 meter
Lalu Lintas : 2 Jalur 2 lajur
Jenis konstruksi : Beton Prategang

2. Data Struktur Bawah :


Tinggi Abutment : 4,79 meter
Panjang Abutment : 25,2 meter
Lebar Abutment : 7 meter
Jenis Konstruksi : Beton bertulang

Data tanah
Specific Gravity (Gs) = 2,9249
Wet Density ( ) = 1,7270 gr/cm = 17,270 kN/m

Dry Density () = 1,3711 gr/cm = 13,711 kN/m

Water Content (w) = 25,96 %


Void Ratio (e) = 1,1333
Porosity (n) = 53,12 % = 0,5312

25
Cohesion (c) = 0,19 kg/cm = 19 kN/m
Sudut geser () = 29

Ketentuan Umum
1. Spesifikasi muatan beban mati
Sesuai dengan RSNI T-02-2005
Baja tuang 77,0 kN/ m3
Beton bertulang / pratekan 23,5-25,5 kN/ m
Beton biasa, tumbuk, siklop 22,0-25,0 kN/ m3
Tanah, pasir, kerikil (semua dalam keadaan padat) 17,2 kN/ m3
Air 9,8 kN/ m3
2. Spesifikasi Muatan Beban Hidup
Sesuai dengan RSNI T-02-2005
3. Spesifikasi Muatan angin
Sesuai dengan PPPJJR 1987.
4. Spesifikasi Gaya Rem dan Traksi
Sesuai dengan PPPJJR 1987.
5. Kombinasi Pembebanan.
Sesuai dengan PPPJJR 1987.

26
Perhitungan Konstruksi Atas
Beban Primer
A. Beban mati

1. Beban plat lantai kendaraan

0,22 m
25,2 m

Gambar 3.1 Plat Lantai Kendaraan


Berat jenis beton (c) = 25,0 kN/m3
Panjang jembatan = 25,6 m
Berat lantai kendaraan = Volume x c

= (0,22 x 25,2 x 25,6) x 25,0

= 3548,16 kN

Beban beton Barrier

Gambar 3.2 Barrier

27
Volume beton barrier median:

Luas 1: 50 x 770 x 0.5 x 2 = 38500 mm

Luas 2: 770 x 300 = 231000 mm

Luas 3: 0.5 x (870 + 4000 x 25.5 = 1619.25 mm

Luas 4: 820 x 75 = 61500 mm

2
Total luas = 554425 mm

2
= 0.554

Volume barrier tepi

Luas 1 = 300 x 770 = 231000

Luas 2 = 50 x 770 = 38500

Luas 3 = 0.5 x (350 + 560) x 205 = 11605

Luas 4 = 225 x 56 = 12600

Luas 5 = 0.5 x 70 x 560 = 19600

2 2
Luas total = 4177525 = 0.4177

Total berat barrier median = 0.554 x 25.6 x 25 kN = 354.56 kN

Total berat barrier tepi = 0.4117 x 2 x25.6 x 25 kN = 526.976 kN

28
Untuk berat girder dan diafragma ada di tabel lampiran dengan berat girder
panjang 25,6 seberat 23 ton dan diafragma seberat 595 kg

Total berat girder = 23 x 12 = 276 ton = 2760 kN

Total berat diafragma = 55 x 595 kg = 320.725 kN

Total beban mati untuk 1 abutmen :

1. Berat lantai kendaraan = 3548,16 kN


2. Berat barrier median dan tepi = 881.52 kN
3. Berat balok girder = 2760 kN
4. Berat diafragma = 320.725 kN

Beban mati untuk satu abutmen


= (W1+W2+W3+W4)/2
= 3755, 2025 kN

29
Beban Hidup (H)

1. Beban D

Panjang jembatan = 25.6 m


Lebar plat injak = 24.2 m

Berdasarkan RSNI T-02-2005 , nilai q untuk bentang L < 30m menggunakan


dan P = 49 kN/m :
q = 9,0

= 9,0 kPa

= 9,0 kN/m2

Berdasarkan data :

-Tipe jembatan : 2 lajur 2 jalur dengan median (barrier)


-Lebar jalur jembatan 25.2 m

Beban Garis (BGT)

Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,50 meter,
beban D harus ditempatkan pada jumlah jalur lalu lintas rencana (n1) yang
berdekatan, dengan (100%). Hasilnya adalah beban garis ekuivalen sebesar nl x
2,75 q kN/m dan beban terpusat ekuivalen sebesar nl x 2,75 p kN, kedua-duanya
bekerja berupa strip pada jalur selebar nl x 2,75 m. (Sumber RSNI T-02-2005).

Beban terpusat (P) = nl x 2,75 p


= 4 x 2,75 x 49 kN
= 539 kN

30
Beban garis (q) = n1 x 2,75 q
= 4 x 2,75 x 9 kN/m
= 99 kN/m

Koefisien kejut
20 20
K =1+ =1+ = 1,265
50 l 50 25,6
P = 1,265 x 269,5 = 340, 9175 kN

q= 99 kN/m
P = 340,9175 kN

RAV
Gambar 3.12 Beban Hidup RBV
L = 25,6 m D
m
RAV = RBV
RAV = P + ( x q x L)
= 340,9175 + ( x 99 x 25,6)

= 1608,1175 kN

2. Beban Air
Diperkirakan tebal air pada lantai kendaraan adalah 5 cm dengan berat jenis air
sebesar 9,8 kN/m3

Beban Air (q) = Tebal x Lebar x Bj Air

= 0,05 x 25,2 x 9,8

= 12,348 kN/m

31
q = 12,348
kN/m

RAV RBV
L = 25,6 m

Gambar 3.3 Beban Genangan Air

RAV = RBV = x 12,348 x 25,6 = 158,016 kN

3. Beban T
Sesuai dengan PPPJJR 1987 beban T dihitung dengan cara coba-coba dalam
berbagai kondisi sehingga diperoleh reaksi pada tumpuan yang paling besar
dengan kondisi paling kritis dengan jarak macet 1 meter.
275cm

1m 5m 5m 1m 50 175 50

50 kN 225 kN 225 kN

Gambar 3.4 Beban Roda Kendaraan

Arah kiri

Kemungkinan I

P total = 1000 kN

32
RBV ={(5x225)+(10x225)+(13x50)+(18x225)+(23x225)}
/25.6

= 517,578 kN

RAV = 1000 - 517,587 = 482,413 kN

Kemungkinan II

P total = 1225 kN

RBV ={(1,2x50)+(6,2x225)+(11,2x225)+(14,2x50)+

(19,2x225)+(24,5x225)+(25,6x50}/25,6

= 564,45 kN

RAV = 1225 564,453

= 660,547 kN

Kemungkinan III

33
P total = 1225 kN

RBV ={(2,6x50)+(7,6x225)+(12,6x225)+(14,6x50)+

(19,6x225)+(24.6+255)/25,6

= 599.6 kN

RAV = 1225 599.6 = 625.39

Arah kanan

Kemungkinan I

P total = 1000 kN

RBv ={(2.6x255)+(7.6x225)+(12.6x225)+(17.6x225)

+(22.6x225)+(25.6x50)}/25.6

= 583.203

34
RAV = 1000-583.203= 416.797 kN

Kemungkinan II

P total = 1225 kN

RBV ={(1.3x225)+(6.3x225)+(11.3x50)+(14.3x225)

+(19.3x225)+(24.3x50)+(25.6x225)

= 657.03 kN

RAV = 1225257.03 = 567.07 kN

Kemungkinan III

P total = 1050 kN

RBV ={(1.3x50)+(2.6x225)+(7.6x225)+(12.6x50)+

(15.6x225)+(20.6x225)+(25.6x225)}/25.6

= 848.63kN

RAV = 1050-848.363 = 201.37 kN

35
Tabel 3.1 Total Kombinasi beban T Bentang 25.6 m

KIRI 517,578 564,45 599.6

KANAN
1100.781 1147.653 1182.803
583.203
1174.608 1215.48 1166.33
657.03
1366.208 1413.08 1448.23
848.63

Dari ketiga kemungkinan di atas, dipilih jumlah kombinasi muatan T yang


terbesar, untuk digunakan dalam perhitungan selanjutnya, yaitu: 1448.23 kN.

4. Total beban hidup (H)


a. Beban D = 1608,1175 kN
b. Beban Genangan Air = 158,016 kN
c. Beban T = 1448.23 kN
Jumlah = 3214.36 kN

36
Beban Sekunder
a. Beban Angin (A)
Pengaruh tekanan angin sebesar 1,5 kPa pada jembatan ditinjau berdasarkan
bekerjanya beban angin horisontal, terbagi rata pada bidang vertikal jembatan
dalam arah tegak lurus sumbu memanjang.

Tekanan angin : P = 1,5 kPa = 1,5 kN/m2

2,95
A2

4,20

1,25
1.00

A1

0,22
2,25

Y2 = 7.5
m
1,25
Y1=4.79

2,5

Gambar 3.5 Skema Pembebanan Angin

1. Keadaan tanpa beban hidup


Untuk jembatan gelagar penuh diambil 100 % luas sisi jembatan yang terkena
angin, ditambah 50 % luas bidang lainnya.
Luas bidang sisi jembatan yang langsung terkena angin:
,L1 =2.25 x 25.6 = 57,6 m

Gaya angin yang bekerja :

A1 = [100 % (L1 x P)

= [100 % (83.2 x 1,5) /2

= 43.2 kN

37
MA1 = A1 x Y1

= 62.4 x 4.79

= 206.928 kNm'

2. Keadaan dengan beban hidup


Untuk jembatan diambil sebesar 50 % terhadap luas bidang terhadap luas sisi
jembatan.
L3 = (50 % L1)

= (50 % x57,6)

= 28,8 m2

Untuk beban hidup diambil 100 % luas bidang sisi yang langsung terkena angin.

L4 = (4,20 1,25) x 25.6

= 75.52 m2

Gaya angin yang bekerja :

A2 = [50 %(L3 x P) + 100%(L4 x P)] / 2

= [50%(28,8x1,5) +100%(75.5x1,5)] / 2

= 67,425 kN

MA2 = A2 x Y2

= 67,425 x 7.5

= 505.68 kNm'

38
Tabel 3.2 Beban Angin yang Terjadi

Beban Angin Beban Z (m) Momen

A1 43,2 4.97 214,704

A2 67,425 7.5 505,68

A 110,625 720,4

720,4
Titik Berat ( Z ) =
110,625
= 6.5 m

Gaya Akibat Gempa Bumi (Gh)

Lokasi jembatan Kedung Agung, Kabupaten Purworejo menurut RSNI T-02-2005


dengan koefisien gempa sebesa 0,9

Gh =MxG

Dimana :

Gh : gaya horisontal akibat gempa (ton)

M : muatan mati dari konstruksi (ton)

G : koefisien gempa

Gaya gempa pada beban mati jembatan:

Gh1 = 0,9 x jumlah beban mati

= 0,9 x 3755,2025

= 3379,6822 kN

39
Gaya gempa pada abutmen:

Gh2 = 0,15 x (volume abutmen x beton)

= 0,15 x 459,5937 x 25,0 kN/m

= 1723,4763 kN/m

Letak titik kerja gempa tersebut adalah sebagai berikut:

Gh1

Gh2
14,5
Y1
Y2
6,519

Gambar 3.6 Gaya Gempa dan Letaknya

Y1 = jarak antara elastomer (bearing pad) dengan dasar


abutmen

Y2 = jarak antara titik berat abutmen dengan dasar


abutmen

Momen dan gaya akibat gempa terhadap titik A:

Tabel 3.3 Gaya dan Momen Akibat Gempa

40
No. Gh (ton) Yi (m) Gh.Yi (tm')

1 Gh1 =3379,6822 3 10139,0466

2 Gh2 = 1723,476 1,68 2843,7360

Gh = 5103,158 Gh.Yi = 11932,656

Jarak resultan gaya gempa ditinjau dari dasar abutmen :

Y =
Gh . Y = 11932,656
= 2,338 meter
Gh 5103,1582

Gaya Akibat Gesekan pada Tumpuan Bergerak (Gg)

Gaya yang timbul akibat gesekan pada tumpuan bergerak, terjadi karena adanya
pemuaian dan penyusutan dari jembatan akibat perbedaan suhu. Gaya gesekan
yang timbul ditentukan berdasarkan koefisien gerak pada tumpuan karet dan beton
sebesar (0,15-0,18) diambil 0,18.

Beban mati (M) =37555, 2025kN

Gaya gesek (Gg) = 0,18 x M

= 0,18 x 3755, 2025 =675, 936 kN

Lengan momen (Y) = 2,15m

Momen gesek (MGg) = Gg x Y

= 657,936 x 2.15= 1414,562 kNm

41
a. Beban Plat Injak (Pi)
Panjang plat injak (l) = 6,00 m

Lebar plat injak (t) =25.6 m

q1 0,6
0
q2 0,05
q3 50,5

q4 0,3
q5 0,2
6,00

Gambar 3.7 Beban pada Plat Injak

q1 = berat kendaraan yang diasumsikan senilai tanah


setebal 60 cm

( = 20,0 kN/m3)

q2 = sirtu ( = 20,0 kN/m3)

q3 = plat injak ( = 25,0 kN/m3)

q4 = plat injak ( = 25,0 kN/m3)

Berat pada plat injak per meter persegi :

q1 = 0,60 x 20,0 x 9 = 108 kN/m

q3 = 0,60 x 20,0 x 9 = 108 kN/m

q4 = 0,30 x 25,0 x 9 = 67,5 kN/m

Beban merata pada plat injak :

q = q1 + q2 + q3

= 108 + 108 + 67,5 = 283,5 kN/m

42
q = 283,5

RAV RBV
25,6 m

Gambar 3.8 Reaksi Akibat Beban pada Plat Injak

Beban plat injak (Pi):

RAV = Pi =xqxL

= x 283,5 x 25,6

= 3628,8 kN

Beban rem dan traksi


Pengaruh gaya rem yang diperhitungkan senilai atau sebesar 5% dari muatan D
tanpa koefisien kejut yang memenuhi semua jalur lalu lintas yang ada dan dalam
satu jurusan,
(Sumber PPPJJR tahun 1987 Bab III pasal 2 Beban Sekunder hal 15)

= 5% x ( P + x q x l )

= 5% x (340,9175 + x 99 x 25,6)

= 5% x 1608.1175

= 80,4 kN

43
Perhitungan Struktur Bawah

Perhitungan Abutmen Jembatan


Beban Akibat Tekanan Tanah (Ta)
q = 305,04 kN/m

Gambar 3.9 Tekanan Tanah pada Abutmen

Panjang abutmen (L) = 10 m

q adalah beban merata yang diasumsikan q plat injak + (0,6xtanah)

Menurut Terzaghi, koefisien tekanan tanah :

Jenis tanah pengisian jenis 3 yaitu tanah berpasir termasuk banyak berlempung.
Koefisien tekanan tanah dimana permukaan tanah di belakang dinding penahan
tanah yang mempunyai kemiringan digambarkan dengan garis penuh.

Kh = 7 kN/m3

(sumber buku Mekanika Tanah dan Teknik pondasi)

44
Tabel 3.4 Tekanan Tanah pada Abutmen

No Tai (kN) Yi (m) Tai x Yi Arah

Ta1 = (q . Kh . H)

1 = (305,4 x0,7x5,04) 2,52 2715,177

= 1077,45

Ta2 = ( . Kh . H2) . L

2 = (x0,7x5,042)x25,6 1,68 382,65

= 227,6

TaixY=
Ta = 1305,05
3097,54

Y=
Ta . Y = 3097,54 = 2,3 meter
Ta 1305,05

45
Beban Akibat Tanah Isian (Gt)

Gambar 3.10 Gaya Akibat Tekanan Tanah Isian

Data tanah, dengan Lebar Abutment = 7 m

Jenis tanah pasir berlempung, campuran pasir dan lempung, berat volume kering
= 1,68-2,00t/m3 diambil 20,0 kN/m3

Momen dan gaya akibat tanah isian terhadap titik A.

46
Tabel 3.5 Gaya Akibat Tanah Isian

Gt x X Gt x Y
No Gt (kN) X (m) Y (m)
(kNm) (kNm)

Gt1 = V1 .

1 = (2,47x2,55x25,6)x20 7 4,47 22573,824 14414,99

= 3224,832

Gt = 3224,832 22573,824 14414,99

X=
Gt . X = 13800,444 =7m
Gt 4161,6

Y=
Gt .Y = 34480,944 = 4,47 m
Gt 4161,6

47
Beban Akibat Berat Sendiri Abutmen dan Sayap (Gc)

Gambar 3.11 Berat Sendiri Abutmen dan Sayap

Data abutmen :

Jumlah sayap = 2 buah


Tebal sayap = 0,50 m
Lebar abutmen = 10 m
Berat jenis beton (c ) = 25,0 kN/m

48
Tabel 3.6 Gaya Akibat Berat Sendiri Abutmen dan Sayap

Gc . X Gc . Y
Gc (kN) noNo. X (m) Y (m)
(kNm) (kNm')

G1 = V1 . c
1 4,3 4,505 18,25 19,25
= 30x0,57x0,5x25,0x2

= 4,275
G2 = V2 . c
2 5,25 3,52 850,36 570,152
= 2,55x2,54 x0,5x25,0x2

= 161,975
G3 = V3 . c
3 7.575 4,095 411,606 222,512
= 1,89x1,15x0,5x25,0x2

= 54,3375
G4 = V4 . c
4 7,383 2,838 121,8933 46,8058
= (1,15x1,15)/2x0,5x25,0x2

= 16,51
B5 = V5 . c
5 4 4,755 437,76 520,0588
= 0,3x0,57x25,6x25,0

= 109,44
B6 = V6 . c
6 3,8 3,81 231,344 193,121
= 1,32x0,6x25,6x25,0

= 50,688
B7 = V7 . c
7 3,7 2,575 4218 2935,5
= 1,5x1,15x25,6x25,0

= 1140

49
B1 = V8 . c
8 3,5 1 31360 8960
= 2x7x25,6x25,0

= 8960
Gc = 10497,225 Gc.X= Gc.Y=
37649,213 13470,399
6

X=
Gc. X = 37649,213 = 3,586 m
Gc 10497,225
Y=
Gc.Y = 13470,3996 = 1,283 m
Gc 10497,225

Beban Khusus

a. Gaya Sentrifugal (S)

Jembatan Kedung Agung direncanakan merupakan jembatan lurus


sehingga untuk gaya sentrifugal pada jembatan dianggap tidak ada karena jari-
jari tikungan pada jembatan dianggap nol.

S=0

b. Gaya Akibat Aliran Air dan Tumbukan Benda-benda Hanyutan (Ah)

Tidak terjadi gaya aliran karena abutmen jembatan Kedung Agung ini
tidak mengalami gaya-gaya aliran air dan tumbukan benda-benda hanyutan..

Ah = 0

50
Kombinasi Pembebanan Abutment Ditinjau dari Titik B

Gambar 3.12 Kombinasi Pembebanan ditinjau dari titik B

51
Tabel 3.9 Pembebanan Abutmen Ditinjau dari Titik B

Gaya Jarak Momen


No Jenis Pembebanan
(ton) X (m) Y (m) Gaya x X Gaya x Y

1 Beban Mati (M) 3755,2025 0,1 375,52

2 Beban Hidup (H+K) 3214.36 0,1 321,4

3 Beban Plat injak (Pi) 3628,8 0,65 2358,72

4 Beban Abutmen (Gc) 10497,225 0,2 2099,45

5 Beban Tanah (Gt) 3224,832 0,07 225,73

6 Gaya Gesek (Gg) 1414,562 2 2829,124

7 Gaya Gempa (Gh) 5103,158 2,338 11931,183

8 Gaya Rem (Rm) 80,4 5,04 405,216

9 Tekanan Tanah (Ta) 1305,05 1,68 2192,736

Momen= Gaya x Z =
10 Beban Angin (A) 110,625 Jarak Z = 6,5m
719,062

52
Kombinasi pembebanan dan gaya :

1. Kombinasi I {(M + (H + K) + Ta)}

V1 = {(M + (H + K) + Pi + Gc + Gt)}x100 %

= {3755,2025+3214,36+3628,8+ 10497,22+3224,8}x100%

= 15809,1825 kN

My1= (MM + MH+K + MPi + MGc + MGt + MTa) x 100 %

=(-375,52-321,4-2358,72-2099,45-29,162+
2192,736)x100%

= -2991,516 kNm

Mx1= 0

Hx1 = Ta x 100 %

= 2192,736 x 100 %

Hx1 = 2192,736 kN

Hz1 = 0

2. Kombinasi II (M + Pp + Ta + Gg + A )

V2 = (M + Pi + Gc + Gt) x 125 %

= (3755,2025+3628,8+10497,225+4161,6) x 125 %

= 27553,53438 kN

My2 = (MM + MPi + MGc + MGt + MTa) x 125 %

=(-375,52-3628,8-2099,45-29,162+2192,736)x125 %

53
= -4925,245 kNm

Mx2= MA x 125 %

= 719,062x 125 %

= 898,82 kNm

Hx2 = (Ta + Gg) x 125 %

= (1305,05+ 1414,562) x 125 %

= 3400,0775 kN

Hz2 = (A) x 125 %

= 110,625x 125 %

= 138,28125 kN

3. Kombinasi III (Kombinasi I + Gg + Rm + A)

V3 = V1 x 140 %

= 15809,1825 x 140 %

= 22132,8555 kN

My3 = (My1 + MRm + MGg) x 140 %

My3 = (-2991,516 + 405,216+ 2829,124) x 140 %

= 339,9536 kNm

Mx3 = MA x 140 %

= 719,062x 140 %

= 1002,4868 kNm

54
Hx3 = (Hx1 + Rm + Gg) x 140 %

= (2192,736 + 80,4+1414,562) x 140 %

= 5162,7772 kN

Hz3 = A x 140 %

= 110,625 x 140 %

= 154,875 kN

4. Kombinasi IV (M + Pi + Ta + Gh)

V4 = (M + Pi + Gc + Gt) : 150 %

= (3755,2025+3628,8+ 10497,225+4161) x 150 %

= 33064,24125 kN

My4 = (MM + MGc + MGt + MTa + MGh) x 150 %

=(-375,52-2099,45-29,162+2192,736+11931,183)

x150 %

= 17429,6805 kNm

Mx =0

Hx4 = (Ta + Gg) x 150 %

= (1305,05+ 1414.562) x 150 %

= 4079,418 kN

Hz4 = 0

55
Tabel 3.10 Kombinasi Pembebanan Ditinjau dari Titik B

Kombinasi I II III IV

V 15809,1825 27553,736 22132,855 33064,241

My -2991,516 -4925,245 339,9536 17429,680

Mx 0 898,82 1002,4868 0

Hx 2192,736 3400,0775 5162,77 4079,418

Hz 0 138,28125 154,875 0

Pemeriksaan Kestabilan Abutmen

Kontrol Daya Dukung Tanah


Dari hasil perhitungan kombinasi pembebanan ditinjau dari titik A dan B dipakai
di titik B yang mempunyai gaya dan momen yang hasil terbesar yaitu :
V = 33064,241 kN

My = 17429,680 kNm

Mx = 1002,4868 kNm

My 17429,680
ex 0,05 m
V 33064,24

Mx 1002,4868
ey 0,03m
V 33064,241

B = B 2ex

= 7 (2 x 0,05) = 6,8 m

L = L 2ey

L = 25,6 (2 x 0,03) = 25,54 m

56
Aeff = B x L

= 6,8 x 25,54

= 173,04 m2

Luas efektif dari tegangan yang ada

Hx

B
Gambar 3.13 Eksentrisitas dan luas efektif daerah penerimaan beban

57
Kontrol daya dukung tanah menggunakan rumus Terzaghi :

Qult = ( x c x Nc) + ( x B x x N) + ( x Df x Nq)

Data tanah

Sudut geser () = 29

Kohesi (c) = 19 kN/m2

Lebar pondasi (B) = 7 m

Panjang pondasi (L) = 25,6 m

Kedalaman (Df) = 20 m

Berat isi tanah () = 20 kN/m3

Dengan jenis tanah lempung dan = 29 , dari tabel Terzaghi diperoleh:

29 25
Nc = x(37,2 25,1) 25,1 34,78
30 25

29 25
Nq = x(22,5 12,7) 12,7 20,54
30 25

29 25
N = x(20 9,2) 9,2 17,84
30 25

B 7
= 1 0,3 = 1 0,3 = 1,082
L 25,6

B 7
= 0,5 0,1 = 0,5 0,1 = 0,472
L 25,6

sehingga besarnya daya dukung batas adalah:

58
Qult = ( x c x Nc) + ( x B x x N) + ( x Df x Nq)

=(1,082x1,9x34,78)+(0,47x7x2,0x17,84)+(2,0x20x20,54)

= 1010,48 t/m2 = 10104,8 kN/m2

Qult
q ijin =
Sf

10104,8
= = 3368,226 kN/m2
3

qall = q ijin x Aeff

= 3368,226 x 173,04

= 579536,96 kN > V = 33064,241kN (daya dukung memenuhi)

daya dukung yang terjadi:

V 6.Mx 6.My
q maks =
BxL BxL2 B2 xL

33064,241 6 x1168,545 6 x17429,680


=
7 x 25,6 7 x 25,6 2 7 2 x 25,6

= 184,510 1,52 83,369

q maks = 184,510 + 1,52 + 83,369 = 269,399 kN/m2

q min = 184,510 - 1,52 - 83,369 = 99,621 kN/m2

kesimpulan

qijin 3368,226 > q maks = 269,399. . . ( Aman)

59
Alasan Pemilihan PondasiBored pile
Beberapa sebab penggunaan pondasi bor diantaranya sebagai berikut :
1. Tidak menimbulkan getaran saat pengeboran
2. Tanah tidak terdesak dengan adanya penambahan volume
3. Bisa dilakukan pada tanah berbatu
4. Diameter pondasi bisa lebih besar
5. Keadaan tanah bisa terlihat
Perhitungan Pondasi
Rencana Dimensi Pondasi Bor
Pondasi Bor yang direncanakan adalah pondasi bor dengan spesifikasi
sebagai berikut :
Diameter pondasi bor : 1,20 m
Mutu : K-250 (fc= 20 Mpa)
tulangan ulir :13 25 mm
Kedalaman Pondasi Bor : 20 m
Luas PerBored pile :
Ap = (1/4 x x D)
= (1/4 x x 1,20)
= 1,131 m2

Berat PerBored pile :


Gs = Ap x Df x c
= 1,131 x 13 x 25
= 367,575 kN

60
Luas Selimut PerBored pile :
As = ( x D x Df)
= ( x 1,20 x 13)
= 48,98 m2

Gambar 3.14 Rencana Tata Letak Bored Pile

1.5.1.1 Efisiensi Kelompok Bored pile


Efisiensi pile group dihitung dengan rumus Uniform Bilding Code
(AASHTO) yaitu :
( 1) . + ( 1) .
E=1
90[ . ]
Rumus ini dapat digunakan jika :
1,20
= .tan 4,5
= 14,931
14,931 (5 1) . 2 + (2 1) . 4
E=1
90 [ 52 ]=0,793

Rumus ini digunakan jika :

61
1,66 . . .
S<
+ 2
1,66 . 1,20 . 2 . 5
S<
2+5 2
3,6 < 4 . (OK)

Beban Maksimum yang Dapat Diterima Bored pile

Gambar 3.15 Ukuran Detail Ordinat dan Absis

Beban maksimum yang dapat diterima bored pile dihitung dari beban
maksimum yang diterima. Tinjauan maksimum terhadap bored pile
dimana harga :
Absis (X maks) = 10,2 m
Ordinat (Ymaks) = 1,8 m
x = (2x2x10,22) + (2x2x1,22) = 416,16 m

62
y = (4x2x1,8) = 21,6 m
. .
Pmax =

33064,241 17429,680 .10,2 1168,545 . 1,8
Pmax = 52
416,16
21,6

= 3306,1241 + 427,2 + 97,38


= 3830,70 kN
1.5.2 Kontrol Daya Dukung Bored pile
a. Daya Dukung Bored pile Berdasarkan Data SPT
Untuk menghitung daya dukung bored pile pada tanah pondasi
berdasarkan data SPT digunakan rumus seperti di bawah ini :
4D = 4 x 1200 = 4800 = 4,8 m
8D = 8 x 1200 = 9600 = 9,6 m
N1 = >60
N2 = (54+60+60+60+60)/5 = 58,8
Nb = (N1+N2)/2 = (60 + 58,8)/2 = 59,4
Ns = (50+50+60+60+60)/5 = 56
Ap = r2 = x 0,62 = 1,131 m2
As = d L = x 1,2 x 13 = 49 m2
Qult = (40 x Nb x Ap) + (0,2 x Ns x As)
= (40 x 59,4 x 1,131) + (0,2 x 56 x 49)
= 3236,056 ton = 32360,56 kN

32360,56
= = = 10786,85
3 3

b. Kontrol Pmax Terhadap Daya Dukung Bored pile


Pmaks = 3830,70 kN
Qijin = 11772,38 kN
Qijin > Pmaks ............................................................. (Konstruksi Aman)

63
c. Kontrol Daya Dukung Bored pile Terhadap Vmaks
Qg = E x mn x Qijin
= 0,793 x 10 x 11772,38
= 74683,979 kN
Qg = 93354,97 kN> V maks = 33064,241kN ... (Konstruksi Aman)

64

Anda mungkin juga menyukai