Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan
secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan
kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat
dari kepentingan pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat desa
merupakan usaha memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah
maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan
pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat
yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga
tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat.
Hal ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya
oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka
penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan
oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Posyandu tersebar di lebih
dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11
bulan dan 74,5% balita dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama
enam bulan terakhir.
Tujuan didirikannya Posyandu adalah dalam upanya untuk menurunkan angka
kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia
dan sejahtera, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini merupakan wadah titik temu
antara pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat
dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya
penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran. Posyandu merupakan wadah
untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga
berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader
yang telah dilatih di bidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK,
tokoh masyarakat dan pemudi. Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta
aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh
masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari
petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten
memberikannya.
Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan terpilih
yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai
pelayanan kesehatan dasar. Kader-kader ini diperoleh dari wilayah sendiri yang
terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun di luar
hari buka Posyandu. Untuk mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu
dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader Posyandu.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan posyandu?
b. Apa saja manfaat posyandu?
c. Sebutkan tujuan posyandu?
d. Apa saja jenis-jenis posyandu?
e. Apa saja kegiatan utama yang dilakukan di posyandu?
f. Siapa pengelola dan sasaran posyandu?
g. Apa dasar pelaksanaan posyandu?
h. Sebutkan apa saja kegiatan posyandu?
i. Apa alasan pembentukan dan pendirian posyandu?
j. Bagaimana cara mencapai keberhasilan posyandu?
k. Apa saja faktorfaktor yang mempengaruhi kedatangan ibu di posyandu?
l. Bagaimana sistem informasi posyandu (SIP)?
m. Siapa yang memberikan biaya posyandu?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu Posyandu, apa tujuan dilaksanakannya Posyandu,
manfaat dan kegiatan apa saja yang biasa dilakukan dalam Posyandu serta bagaimana
cara mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan Posyandu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005). Posyandu
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemmudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan
Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ). Posyandu adalah sistem pelayanan yang
dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum
komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan
kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat
(BKKBN, 1989).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis
untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu
manusia di masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga
kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina
tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap
menjadi tenaga kerja tangguh.
Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit
bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu
merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan
dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksosbud.
B. Manfaat Posyandu
a. Bagi Masyarakat :
1) Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali,
DPT 3 kali dan campak 1 kali.
Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI)
Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6
bulan (Februari dan Agustus)
2) Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
3) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
4) Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
5) Mendukung pelayanan KB.
6) Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
7) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.
b. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat
1) Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.
2) Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.
c. Bagi Puskesmas
1) Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan S1.
2) Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
3) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan secara
terpadu.
d. Bagi Sektor Lain
1) Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.
2) Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing.
C. Tujuan Posyandu
Tujuan didirikannya Posyandu Yaitu :
Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas).
Membudayakan NKKBS.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
D. Jenis Posyandu
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006, Posyandu
secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :
a. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas
yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin
bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum
siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat
adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
b. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan
mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader
dalam mengelola kegiatan Posyandu
c. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau
lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program tambahan
seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah
kerja Posyandu.
d. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih.
Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan program
tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan
dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.
E. Kegiatan Utama Posyandu
Kegiatan utama di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang
balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk mencegah penyakit,
penanggulangan diare, pelayanan KB penyuluhan dan konseling/rujukan konseling bila
diperlukan.
F. Pengelola dan Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/ keluarga, utamanya adalah bayi baru
lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.
a. Tingkat desa dan kelurahan
Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu
Posyandu ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut :
Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).
Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim Penggerak
PKK).
Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.
b. Pokjanal Posyandu
Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri dari
unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu
:
Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD (Pembinaan
Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.
Tingkat Kab/Kodya : Kantor Depkes/Kantor Dinkes, BKKBN, PMD, Bappeda
Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas
Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan), dan KPD (Kader
Pembangunan Desa)
Pokjanal Posyandu bertugas :
Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.
Menyiapkan kader.
Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
Menyusunan rencana.
Melakukan pemantauan dan bimbingan.
Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.
G. Dasar Pelaksanaan Posyandu
Surat keputusan bersama Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun
1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan
Posyandu yaitu :
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam
lingkup LKMD dan PKK.
b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta
meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program pembangunan
masyarakat desa.
c. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader
pembangunan.
d. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/ di daerah masing-masing dari
melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.
e. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan
dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.
H. Kegiatan Posyandu
Beberapa kegiatan di Posyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu
(Panca Krida Posyandu), antara lain:
a. Kesehatan Ibu dan Anak
i. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita
dan anak prasekolah.
ii. Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin
dan mineral
iii. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
iv. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program
KIA.
b. Keluarga Berencana
i. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus
kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan
golongan ibu beresiko tinggi
ii. Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
c. Immunisasi
Imunisasi Tetanus Toksoid 2 kali pada ibu hamil. Pada bayi umur 0-11 bulan
memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan
campak 1 kali. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000
SI). Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6
bulan (Februari dan Agustus).
d. Peningkatan gizi
i. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
ii. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup
kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui.
iii. Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun.
e. Penanggulangan Diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan
Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:
i. Kesehatan Ibu dan Anak
ii. Keluarga Berencana
iii. Immunisasi
iv. Peningkatan gizi
v. Penanggulangan Diare
vi. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah
yang benar, pengolahan makanan dan minuman.
vii. Penyediaan Obat essensial
Berdasarkan hal diatas adapun kegiatan pokok yang dilakukan dalam
pelaksanaan Posyandu yaitu :
1) KIA
2) KB
3) Lmunisasi
4) Gizi.
5) Penanggulangan Diare
M. Pembiayaan Posyandu
Adapun beberapa pembiayaan yang didapatkan untuk melakukan posyandu
didapatkan dari:
a. Sumber Daya Masyarakat
i. Iuran Pengguna Posyandu
ii. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
iii. Sumbangan dari perorangan atau kelompok masyarakat
iv. Dana social keagamaa, misalnya zakat, infak dsb
b. Swasta/ Dunia Usaha
Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan dan
bantuannya dapat berupa dana, prasarana atau tenaga sukarelawan.
c. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha dimana hasilnya dapat
disumbangkab untuk pengelolaan Posyandu, contohnya Kelompok Usaha Bersama
(KUB) dan Taman Obat Keluarga (TOGA).
d. Pemerintah
Bantuannya berupa dana stimulant atau dalam bentuk sarana dan prasarana
Posyandu.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga
tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat.
Hal ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya
oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka
penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan
oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Posyandu tersebar di lebih
dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11
bulan dan 74,5% balita dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama
enam bulan terakhir.
Contoh pengorganisasian masyarakat tentang Posyandu bayi dan balita. Di desa
Sukoharjo terdapat beberapa anak-anak bayi dan balita, mereka sering berkunjung di
kegiatan Posyandu setiap 1 bulan sekali untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangannya. Kegiatan Posyandu di desa ini sangat aktif, namun Posyandu ini
memiliki kendala dalam pembuatan PMT (pemberian makanan tambahan) untuk bayi
dan anak balita di Posyandu. Lalu bidan dan kader memiliki inisiatif untuk
mengadakan kegiatan Tazi (Tabungan Gizi). Untuk pembuatan PMT (pemberian
makanan tambahan). Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara menyisihkan uang
sebesar dua ribu rupiah yang dibawa oleh ibu-ibu setiap mengikuti kegiatan Posyandu.
Dengan memasukkan uang sisihan tersebut ke dalam Tazi (Tabungan Gizi) yang
terdapat di Posyandu. Dengan adanya Tazi, diharapkan dapat membantu dana dalam
pembuatan PMT (pemberian makanan tambahan).
BAB IV
PENUTUP
an
Melihat efesiensi pelayanan serta manfaat dari Posyandu, tentunya upaya-upaya
yang sudah berjalan harus ditingkatkan agar anggota masyarakat dapat menolong diri
dan keluarganya dalam bidang kesehatan juga yang lebih penting dengan mengikuti
kegiatan Posyandu secara teratur bagi yang mempunyai balita. Dapatlah tercapai apa
yang kita harapkan yaitu sumber daya manusia yang berkemampuan dalam
menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang. Namun kita tidak boleh menutup
mata untuk memperhatikan para kader yang sangat banyak pengorbanannya dalam
mangelola Posyandu, baginya tidak lupa perhatian kita padanya.
B. Saran
Sebagai seorang bidan agar lebih memberikan pelatihan yang berkualitas bagi
kader kadernya dengan tujuan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya dalam hal kesehatan. Bagi para calon kader atau yang telah menjadi kader
agar selalu mengikuti pelatihan kader yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas.
Membudayakan NKBS
Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta
kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan
gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)
KIA
KB
Imunisasi
Gizi
Penanggulangan diare
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
Imunisasi
Pemberian vitamin A dosis tinggi.
Pembagian pil KB atau kondom.
Pengobatan ringan.
Konsultasi KB.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja
pelayanan medis.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)
Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik
Keberhasilan Posyandu berdasarkan:
Kegiatan Posyandu
1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan khusus terhadap anak
yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai
umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.
Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/ bulan) dan
anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila perlu.
Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, penanggulangan diare.
Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006:
95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin
penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat
diketahui status pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu baik
maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan melihat garis
pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui status pertumbuhan
anaknya.
Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertamabah ke pita warna
diatasnya.
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau naik tapi pindah ke
pita warna di bawahnya.
2 Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB, dan suntik KB.
3 Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi.
4 Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat untuk meningkatkan
gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan
oleh kader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MPASI, Imunisasi,
Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).
5 Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan rujukan pada penderita
diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 129).
Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu. (Departemen Kesehatan RI.
2006: 132)
FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu:
Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.
Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu
Pekerjaan iu
Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat
Sarana dan prasarana di posyandu
Jarak dari posyandu tersebut
(Widiastuti. 2006)
Daftar Pustaka - Pengertian Posyandu, Kegiatan, Definisi, Tujuan, Fungsi, Manfaat dan Pelaksanaan
Posyandu. KMS
Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com. 15.15 wib. 2 Maret 2008
Departemen kesehatan RI. 2006 Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga.
Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam UPKM.
http://www.library.usu.ac.id. 19.25 wib. 5 April 2008
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi kader posyandu.
b. Untuk mengetahui tugas kader posyandu.
c. Untuk mengetahui hal-hal yang boleh dilakukan kader.
d. Untuk mengetahui peran kader posyandu.
e. Untuk mengetahui definisi posyandu.
f. Untuk mengetahui tujuan dan sasaran posyandu.
g. Untuk mengetahui kegiatan posyandu.
h.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah
tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan
masyarakat.
Kader kesehatan adalah adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat
dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga
sebagai penggerak atau promoter kesehatan. (Yulifah, R. dan Yuswanto, TJA.
2005).
Kader adalah istilah umum yang dipergunakan untuk tenaga-tenaga yang
berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama masyarakat
dan untuk masyarakat secara sukarela (Zulkifli, 2003).
Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin pengembangan
posyandu disuatu tempat atau desa (Depkes, 2008).
Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya dan tidak boleh dilakukan kader,
antara lain :
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui / menemukan
status gizi kurang atau buruk dan mikrosefali.
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
c. Deteksidini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.