Anda di halaman 1dari 86
JEMBATAN NO.: 027/T/BU1995 TATA CARA PERENCANAAN JEMBATAN PENYEBERANGAN UNTUK PEJALAN KAKI DI PERKOTAAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT BINA TEKNIK PRAKATA Dalam rangka mengembangkan jaringan jalan yang efisien dengan kualitas yang baik, perlu diterbitkan buku-buku standar mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan. : Untuk maksud tersebut Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku pembina pengembangan jalan.jalan di Indonesia telah berusaha menyusun buku-buku yang diperlukan sesuai dengan prioritas dan kemampuan yang ada. Buku “Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki Di Perkotaan” ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga yang masih memeriukan pembahasan oleh Panja dan Pantap Standardisasi untuk menjadi Rancangan SNI atau Pedoman Teknik Namun demikian, sambil menunggu proses tersebut kiranya buku ini sudah dapat diterapkan dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki guna program pembinaan jaringan jalan terutama di perkotaan, dan kami mengharapkan dari penerapan di lapangan dapat diperoleh masukan- masukan kembali berupa saran dan tanggapan guna penyempurnaan selanjutnya. Jakarta, Juni 1995 DIREKTUR BINA TEKNIK NS MOHAMAD ANAS ALY DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA BAB | DESKRIPSI 4.1, Maksud dan Tujuan 1.2. Ruang Lingkup 1.3, Pengertian KETENTUAN - KETENTUAN 2.1. Ketentuan Umum 2.1.4. Dasar Perencanaan 2.1.2. Metode Perencanaan 2.1.3. Tahap Perencanaan Ketentuan Teknis 2.2.1. Pembebanan 22.2. Dasar-dasar perencanaan elemen struktur e . 2.23. Perencanaan bahan 22.4. Perencanaan gelagar dan lantai jembatan 2.2.5. Perencanaan sandaran 2.2.6. Perencanaan tumpuan 2.2.7. Perencanaan siar muai 2.2.8. Perencanaan tanga 2.2.9. Perencanaan pilar 2.2.10. Perencanaan pondasi 2.2.11. Perencanaan sarana pembuangan air hujan eee BAB Ill CARA PERENCANAAN LAMPIRAN A : Daftar Istilah DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA. DAFTAR PUSTAKA Tata Cara Pembebanan untuk Perencanaan Jembatan Jalan Raya; nomor SNI-1725-1989-F, 1989. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan Jalan raya; nomor SNI-03-2833-1992. Tata Cara Perencanaan Pondasi Langsung untuk Jembatan; nomor SNI-03-3446- 1994, Tata Cara Perencanaan Pondasi Sumuran untuk Jembatan; nomor SNI-03-3447- 1994. Tata Cara Perencanaan Pondasi Tiang untuk Jembatan; nomor SKSNI T15-1993-03. Spesifikasi Trotoar; nomor SNI-03-2443-1991 Spesifikasi Bukaan Pemisah Jalur; nomor SNI-03-2444-1991. Metoda Pengujian dengan Alat Sondir; nomor SNI-03-2627-1992. Metoda Pengujian Triaksial A; nomor SNI-03-2445-1991. Metoda Pengujian Konsolidasi Tanah Satu Dimensi; nomor SNI-03-1812-1992. Metoda Pengujian Kuat Tekan Bebas; nomor SKSNI M-08-1993-03, Metoda Pengujian Kuat Geser Langsung Tidak Terkonsolidasi Tanpa Drainase; nomor SNI-03-2420-1994. ‘American Association of State Highway and Transportatioan Officials ASSHTO : Standard Spesifications for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing,; Part il: Test. Penetration Test and Split Barrel Sampling of Soils; T 206-87, 1990. Soils Investigation and Sampling by Auger Borings; T 203-82, 1990. ‘Thin Walled Tube Sampling of Soils; T 207-87, 1990. ‘American Association of State Highway and Transportatioan Officials ASSHTO : Standard Spesifications for Highway Bridges - 1992. 2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Maksud tata cara perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan ini adalah sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan perencanaan jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan, melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api. Tujuan Tujuan tata cara ini adalah untuk menjamin Perencanaan teknis jembatan penyeberangan yang memenuhi ketentuan kekuatan dan _—estetika, keseragaman bentuk dan tipe serta keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jalan. RUANG LINGKUP Tata cara ini memuat ketentuan-ketentuan tentang perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan, yang melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api meliputi bangunan atas, bangunan bawah, pondasi dan tangga Penghubung serta lingkungan di sekitarnya. PENGERTIAN Yang dimaksud dengan 1). jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi melewatkan lalu lintas yang terputus pada kedua ujung jalan akibat adanya hambatan berupa sungai, saluran, kanal, selat, lembah serta jalan dan jalan kereta api yang menyilang; jembatan penyeberangan pejalan kaki adalah jembatan yang hanya diperuntukan bagi lalu lintas pejalan kaki yang melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api; bangunan atas adalah bagian dari struktur jembatan yang langsung memikul beban lalu lintas serta melimpahkannya ke bangunan bawah melalui struktur perletakan; struktur perletakan adalah bagian dari struktur jembatan yang berfungsi melimpahkan gaya-gaya yang berasal dari bangunan atas ke bangunan bawah pangunan Dawah adalah bagian dari struktur jembatan yang berfungsi memikul gaya~gaya yang berasal dari bangunan atas serta melimpahkannya ke pondasi; Pilar adalah bangunan bawah yang berfungsi memikul gaya- gaya yang bekerja pada ujung-ujung bentang tengah atau ujung-ujung bentang tengah dan bentang tepi bangunan atas; kepala jembatan adalah bangunan bawah yang berfungsi memikul gaya-gaya yang bekerja pada ujung-ujung bentang tepi bangunan atas; Pondasi jembatan adalah bagian dari struktur jembatan yang berfungsi memikul gaya-gaya yang bekerja pada bangunan bawah serta melimpahkannya ke lapisan tanah Ppendukun, japisan tanah pendukung adalah satu atau lebih lapisan tanah yang berfungsi sebagai pemikul seluruh gaya-gaya yang bekerja pada pondasi; bentang jembatan adalah jarak antara 2 perletakan dari suatu gelagar; panjang jembatan adalah jarak antara kedua ujung tepi bentang tepi; pondasi tiang adalah tipe pondasi daiam yang untuk melimpahkan gaya~gaya ke lapisan tanah pendukung melalui struktur tiang; Pondasi dalam adalah tipe pondasi yang lapisan tanah pendukungnya terletak pada kedalaman lebih dari 10,00 m dari permukaan tanah setempat; Eiang adalah elemen struktur berbentuk bundar, persegi Smpat atau bentuk lainnya yang rasio panjang terhadap lebar lebih dari 10; Pondasi sumuran adalah tipe pondasi dangkal yang untuk melimpahkan gaya-gaya ke lapisan tanah pendukung melalui struktur sumuran; pondas) dangkal adalah tipe pondasi yang lapisan tanah pendukungnya terletak pada kedalaman maksimum 10,00 m dari permukaan tanah setempat; pymuran atau caisson terbuka adalah elemen struktur Dingkai beton bertulang berbentuk bundar, persegi atau ellip yang dalamnya diisi beton siklop’ dan dasarnya langsung menumpu pada tanah pendukung berupa lapisan tanah keras; Japisan tanah keras adalah lapisan tanah tidak mampat yang mempunyai nilai sondir lebih dari 15 MPa atau nilai SPT lebih dari 40; pondasi langsung adalah tipe pondasi dangkal yang dasarnya menumpu pada lapisan tanah keras yang terletak pada kedalaman maksimum 5,00 m dari permukaan tanah setempat; jalan’ pendekat adalah bagian dari ruas jalan yang menghubungkan ujung-ujung jembatan; tangga penghubung adalah struktur tangga yang berfungsi untuk lewatnya pejalan = kaki = menuju— Jembatan penyeberangan; sandaran jembatan adalah struktur pagar yang berfungsi sebagai pengaman pejalan kaki yang melewati jembatan tersebut; ruang bebas adalah ruang di bawah jembatan yang tinggi dan lebarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; kondisi batas ultimit adalah beban dan gaya-gaya yang menyebabkan seluruh struktur jembatan dalam kondisi kritis sebagai akibat tegangan yang bekerja pada elemen- elemen struktur telah mencapai batas ultimitnya; kondisi batas layan adalah beban dan gaya-gaya yang menyebabkan seluruh struktur jembatan dalam kondisi tidak jJayak pakai sebagai akibat tegangan yang bekerja pada elemen-elemen struktur telah melampaui daya layannya; kondisi batas tegangan kerja adalah beban dan gaya-gaya menyebabkan struktur jembatan cukup aman dan layak pakai sebagai akibat tegangan yang bekerja pada elemen-elemen strukturnya tidak melampaui tegangan yang diijinkan; pembebanan adalah suatu sistem beban-beban yang harus digunakan dalam perencanaan teknik elemen struktur, sehingga jembatan dapat berfungsi dan memenuhi ketentuan kekuatan, keamanan dan kemantapan selama masa pelayanan yang direncanakan; beban tetap adalah beban-beban yang mempunyai nilai dan Pengaruh tetap selama umur rencana; beban sementara adalah beban-beban yang bekerja bersifat sementara serta mempunyai nilai dan pengaruh tidak tetap selama umur rencana; beban mati adalah beban yang berasal dari berat sendiri jembatan atau elemen struktur jembatan yang ditinjau, termasuk segala komponen tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya; 3 Beban mati tambahan adalah beban yang berasa} dari elemen non struktur, yang mmenjadi beban tambahan pada Jembatan, Eekanan tanah adalah gaya lateral yang bokerja pada Pagian vangunan bawah yang torlauak di bawal pecmupeee tanan; peban angin adalah gaya lateral akibat sekanan angin, bekerja tegak Turus sumbu jembatan yang mempunyai nilai tertentu per satuan luas bidang vertikat sepanjang Jembatan; peccoan bat Perbedaan sunu adalah gaya yang timbul akibat song pahan Pentuk yang terjadi karana adanyn porbodyon sonee gee? elemen yang menggunakan bahan yang sama een berbeda; S4ya rangkak dan susut adalah gaya yang timbul akibat sifat rangkak dan susut pada beto gage Some adalah gaya-gaya yang harus dipikul jembatan Pada saat terjadi gempa: Saya hidrostatis adalah gaya lateral akibat tekanan air; Saya apung adalah gaya vertikal akibat tekanan air; combunemoukan adalah gaya lateral yang téerjadi karena tumbukan kendaraan pada bangunan bawan; beban pejalan kaki adalah beban akibat alu lintas pejalan kaki; Beban nominal adalah beban-beban tetap, beban semontara gan beban-beban Tainnya yang sesuai dengan ketontuan yang e eho rsanaan yang nilainya sama dengan bebansbebar nominal Gikalikan dengan faktor beban yang terkait; faktor beban adalah suatu bi langan numerik yang digunakan untuk menghitung beban rencan. ae if BAB II KETENTUAN - KETENTUAN KETENTUAN UMUM 2 Vt. Dasar_ perencanaan Perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk. pejalan kaki di perkotaan harus di lakukan berdasarkan ketentuan | yang_—sberlaku _—serta mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut : , 1). jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki yang Gibangun melintas di atas jalan raya atau jalan kereta api; (1). pelaksanaannya cepat dan lebih mudah; tidak mengganggu kelancaran lalu lintas; memenuhi kriteria _keselamatan dan kenyamanan para pemakai jembatan serta keamanan bagi pemakai jalan yang melintas di bawahnya; (4). pemeliharaan cepat dan mudah tidak perlu dilakukan secara intensif; memenuhi tuntutan estetika dan keserasian dengan lingkungan sekitarnya; Metoda perencanaan Dalam perencanaan jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki di perkotaan harus memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut 1). perencanaan struktur jembatan harus dilakukan dengan salah satu metoda (1). kondisi batas ultimit dengan mengambil faktor keamanan > 1,10; (2). kondisi > batas layan dengan mengambil faktor keamanan > 1,10; (3). kondisi batas beban kerja dengan mengambil faktor keamanan » 2,0 analisis perencanaan harus dilakukan dengan cara-cara mekanika yang baku; 3). anal isis dengan komputer, harus member itahukan so lne ea erosram gan harus dtunjukan dengan 1 ata masukan serta data keluaran; D118 metoda perencanaan menyimpang dari tata cara ini, harus mengikuti ketentuan sebagai berikut : Siruktur yang dihasilkan dapat dibuktikan gengan perhitungan dan/atau percobaan cukup aman; fanggung jawab atas penyimpangan dipikul olen perencana dan pelaksana yang bersangkutar dokumen perencanaan harus dilengkapi dengan tanggal, nama dan tanda tangan Penanggung anab perencanaan sertaydisetujui oleh pejabar instansi yang berwenang. Tahap perencanan perencanaan jembatan penyeberangan untuk Pejalan kaki harus dilakukan melalui tahap kegiatan sebagai berikut, De Pemilihan lokasi yokasi jembatan penyeberangan untuk lalu Tintas pejalan kaki yang melintas i atas Jalan raya harus memenuhi ketentuan : (1), mudah dilihat serta gapat dijangkau dengan mudah dan aman; gatak maksimum dari pusat-pusat kegiatan gan keramaian serta pemberhentian bic adalah 50 m; (3). jarak minimum dari Persimpangan jalan adalah 50 m. Pemetaan situasi Pada lokasi jembatan Penyeberangan yang direncanakan harus dilakukam Pengukuran STtuasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (1). hasil pengukuran disajikan dalam bentuk Peta situasi dan potongan melintang dengan skala 1 : 100; pene Situasi potongan melintang harus menyajikan data ; 6 lebar dan elevasi permukaan bagian- bagian jalan (jalur alu Vintas, trotoir, median; dan sarana drainase jalan; dimensi, jenis dan konfigurasi sarana utilitas (pipa air bersin, kabel tilpon, kabel listrik) baik yang ada di atas maupun di bawah permukaan tanah; jebar dan profil melintang daerah milik jalan kereta api; Membuat gambar pra rencana Gambar pra rencana dibuat dengan skala 1 : 50, meliputi denah, potongan melintang dan potongan memanjang dengan ketentuan (1). tinggi ruang bebas ditetapkan sesuai ketentuan yang tercantum pada tabel 1. Tabel 1. TINGGI RUANG BEBAS TINGGI MIN TERHITUNG DART JENIS LINTASAN RUANG BEBAS | TEPI BAWAH GELEGAR DI BAWAH (nm) SAMPAI DENGAN Permukaan perkeras- an. Jalan raya 0 dilalui bis susun 0 tidak dilalui bis susun tepi atas kepala Jalan kereta apt rel. jembatan penyeberangan yang melintas di atas jalan raya tangga dan kepala jembatan diletakkan di luar = jalur trotoir; pilar tengan = diletakkan ditengah media jembatan penyeberangan yang melintas ai atas jalan kereta api, tangga dan kepala jembatan diletakkan di luar daerah milik Jalan kereta api; pilar tengah — diletakkan berdasarkan ketentuan instansi yang terkait: lebar jembatan — ditetapkan sebagay berikut| lebar minimum jalur pejalan kak) dan tangga adalah 2,00 m; pada kedua sisi jalur pejalan kaki dan tangga harus dipasang sandaran yang = mempunyai —ukuran — sesuai ketentuan yang berlaku; Pada jembatan penyeberangan pejalan kaki yang melintas di atas jalan, sepanjang bagian bawah sisi luar sandaran dapat dipasang elemen yang berfungsi untuk menanam tanaman hias yang bentwk dan dimensinya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 4). melakukan penyelidikan geoteknik pada lokasi jembatan dengan ketentuan sebagai ber ikut (1). penyelidikan di lapangan harus di lakukan dengan salah satu atau__kombinasi metoda a. satu titik sondir pada setiap lokasi bangunan bawah = yang di Jakukan berdasarkan metoda SNI-03-2827-1992 satu titik pemboran teknik pada setiap lokasi — bangunan —bawah disertai dengan uji baling dan/atau Penetrasi standard berdasarkan-SNI- 03-2487-1991, SNI-03-2436-1991, dan AASHTO T 206-87. Pengujian contoh-contoh tanah asli dilakukan dengan mengacu pada metoda- metoda a. kuat tekan bebas : SKSNI M-08-1993-03 b. konsolidasi SNI_ 03-1812-1992 ©. geser langsung SNI 03-3420-1994 2.2. KETENTUAN eae (3). nasil penyelidikan geoteknik — harus disajikan dalam bentuk a. penampang stratigrafi b. parameter yang mewakili setiap Japisan tanah; 5). membuat perencanaan detail bangunan atas, bangunan bawah, pondasi, tangga dan sandaran serta elemen lainnya mengacu pada (1). ketentuan pembebanan yang berlaku; (2). spesifikasi elemen jembatan yang berlaku; (3). tata cara perencanaan pondasi jembatan yang berlaku; 6). menyusun spesifikasi untuk pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; TEKNIS Pembebanan Perencanaan teknik jembatan penyeberangan untuk Valu lintas pejalan kaki dilakukan berdasarkan ketentuan pembebanan sebagai ber ikut 1). perencanaan struktur harus dilakukan terhadap kombinasi beban rencana, beban sementara rencana dan beban rencana lainnya yang direncanakan bekerja bersamaan selama periode umur rencana; 2). klasifikasi beban tetap, beban sementara dan beban lainnya untuk perencanaan jembatan pejalan kaki tercantum pada tabel 2; 3). besarnya beban tetap rencana, beban sementara rencana dan beban rencana lainnya dihitung berdasarkan nilai nominal setiap klasifikasi beban yang tercantum pada tabel 2 dikalikan dengan faktor beban yang terkait; 4). selama periode umur rencana, kombinasi beban tetap direncanakan bekerja bersamaan; KLASIFIKASI — UNTUK PERENCANAN Tabel JEMBATAN PEJALAN KAKI. | bepan rerap SEDAN SEMENTARA | — BEBAN KHUSUS _ | | 0 beban mati | © beban pejalan ka-| o gaya prategang os | eyostentnet ) ceausn|fetbcventarern mtmal| EA eat ane a | © beban gempa | © gaya akibat susut dan rangkak. © gaya akibat suhu o tekanan tana | 0 gaya gesok pada | perletakan. | | © beban petaksanean (1). bila ada diantara beban tetap dapat mengurangi pengaruh total, maka beban tetap tersebut tidak perlu diperhitungkan; bila diantara beban tetap nilainya berubah secara bertahap, maka harus diambi1 kombinasi beban’ yang paling berbahaya 5). kombinasi beban = yang digunakan dalam perencanaan dengan metoda kondisi batas layan Gitetapkan sebagai berikut (1). kombinasi beban dipilih salah satu alternatif yang paling berbahaya akibat beban tetap dan satu beban sementara (2). alternataf kombinasi beban tersebut tercantum pada tabel 3 6}. kombinasi beban yang digunakan dalam Perencanaan dengan metoda kondisi batas ultimit ditetapkan sebagai berikut (1). kombinasi beban dipilin salah satu alternatif yang paling berbahaya akibat beban tetap dan satu beban sementara

Anda mungkin juga menyukai