Anda di halaman 1dari 22

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medik

1. Definisi

Gastroenteritis adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau

setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya atau lebih dari

200 gr atau 200 ml per 24 jam. atau dengan kriteria frekuensi yaitu : Buang air

besar encer lebih dari 3 kali perhari ( W. Sudoyo, 2006 : 24 ).

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung,usus kecil dan

besardengan berbagai kondisi patologis dari saluran pencernaan dengan

manisfestasi diare disertai muntah. (Munttagi Arif Sari, 2011).

GE adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala

diare dangan atau tanpa disertai muntah dan disertai peningkatan suhu tubuh.

(Suratun, SKM, M.kep dan Lusianah, Skp, M.Kep, 2010).

2. Anatomi fisiologi

Pada kasus diare yang terserang adalah pada saluran pencernaan, maka

akan dijelaskan anatomi dan fisiologi dari saluran pencernaan.


7

Sumber : Kamus Saku Kedokteran Dorlan Edisi 25, halaman 610

Sumber : Kamus Saku Kedokteran Dorlan Edisi 25, halaman 611.


8

a. Mulut

Batas-batas mulut adalah :

Atas palatum durum dan palatum mole, bawah: mendibulat, lidah dan

struktur yang lain. Pada dasar mulut, lateral : pipi, depan bibir, belakang:

ostium ke dalam faring.

Bagian dasar mulut dibentuk oleh :

Lidah cekungan pada bagian depan dan samping lidah tempat membran

mukosa direfleksikan dari lidah ke gusi.

Di bawah cekungan ini terdapat kelenjar submandibula dan saliva serta

beberapa otot-otot kecil yang beraksi pada lidah.

Palatum durum dibentuk oleh sebagian tulang mandibula di sebelah depan

dan tulang. Palatin disebelah belakang. Tulang-tulang tersebut ditutupi oleh

membran mukosa, dan dilanjutkan dengan palatum durum di sebelah depan.

Usula merupakan suatu proses kerucut kecil yang lunak yang menggantung

di bawah pada garis tengah mulut. Pada salah satu sisinya terdapat arkus

membran mukosa dimana diantaranya terdapat tonsil.

Di dalam rongga mulut terdapat:

1) Gigi, ada 2 macam

a) Gigi sulung (gigi susu)

b) Gigi tetap (gigi permanen)


9

Fungsi gigi terdiri dari: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring

untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, gigi geraham untuk

mengunyah makanan.

2) Lidah, terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir.

Lidah dibagi atas 3 bagian :

a) Radiks lingua: pangkal lidah

b) Dorsum lingua: punggung lidah

c) Apeks lingua: ujung lidah

Fungsi lidah yaitu: mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat

pengecap, dan menelan, serta merasakan makanan.

b. Kelenjar ludah

Merupakan kelenjar yang mempunyai saluran yang disebut duktus

stensoni. Kelenjar ludah (saliva dihasilkan di dalam rongga mulut, di

sekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu:

1) Kelenjar parotis

2) Kelenjar submoksilaris

3) Kelenjar sublingualis

Otot lidah

Otot-otot ekstremitas lidah berasal dari rahang bawah (muskulus

mandibularis, OS hioid, dan prosesus stiloidous) menyebar ke dalam


10

lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot intrinsik yang terdapat

pada lidah.

c. Faring

Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan

(esofagus) di dalam lengkung faring terdapat tonsil yaitu sekumpulan

kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan

terhadap infeksi.

Faring dibagi menjadi 3 yaitu:

1) Nasofaring

2) Orofaring

3) Laring

Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara

masuk ke bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari

jalan napas dan di depan dari ruas tulang belakang.

Makanan melewati epiglotis piriformis masuk ke esofagus tanpa

membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan

ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara ditutup sementara.

Permulaan menelan, otot mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.

d. Esofagus

Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjang +

25 cm.
11

Letaknya di belakang trakea di depan tulang punggung, setelah melalui

thorax menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan

lambung.

e. Gaster (lambung)

Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak

terutama di daerah epigaster.

Lambung terdiri dari :

1) Bagian fundus ventrikuli

2) Korpus ventrikuli

3) Antrum pilorus

4) Kurvatura minor

5) Kurvatura mayor

6) Osteum kardikum

Lapisan lambung terdiri atas:

1) Lapisan selaput lendir

2) Lapisan otot melingkar (muskulus arvikularis)

3) Lapisan otot miring (muskulus obliqus)

4) Lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)

5) Lapisan jaringan ikat/serosa (peritoneum)

Hubungan antara pilorus terdapat spingter pilorus

Fungsi lambung:
12

1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan

oleh peristaltik lambung dan getah lambung.

2) Getah cerna lambung yang dihasilkan

a) Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino

(albumin dan pepton)

b) HCL, fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan

desinfektan dan merubah pepsinogen menjadi pepsin.

c) Renin, fungsinya membekukan susu dan membentuk kasein dari

karsonogen.

d) Lapisan lambung, fungsinya memerah lemak menjadi asam lemak

yang merangsang sekresi getah lambung.

f. Usus Halus

Adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus

dan terakhir pada sekum, panjangnya + 6 m.

Lapisan usus halus: lapisan mukosa, lapisan otot melingkar, lapisan otot

memanjang dan lapisan serosa.

Duodenum

Disebut juga usus 12 jari panjangnya + 25 cm

Empedu dibuat di hati untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus

koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak dengan bantuan lipase.

Pankreas menghasilkan amilase berfungsi mencerna protein menjadi asam

amino dan polipeptida.


13

Yeyunum dan Ileum

Mempunyai panjang + 6 meter, dua perlima bagian atas adalah yeyunum

dengan panjang + 2-3 meter dan ileum dengan panjang 4-5 cm

Fungsi usus halus

1) Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui

kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

2) Menyerap protein dalam bentuk asam amino

3) Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida

g. Usus Besar

Panjang + 1 m, lebar 5-6 cm. Lapisan usus besar terdiri dari:

1) Selaput lendir

2) Lapisan otot melingkar

3) Lapisan otot memanjang

4) Jarinya ikat

Fungsi usus besar, terdiri atas:

1) Menyerap air dari makanan

2) Tempat tinggal bakteri coli

3) Tempat faeces

h. Rectum

Rectum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum

mayor dengan anus.


14

i. Anus

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum

dengan dunia luar.

Ada 3 spincter:

1) Spincter ani internus

2) Spincter lavator ani

3) Spincter ani ekstermus

3. Etiologi

a. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan

penyebab utama diare pada anak, meliputi:

1) Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera

2) Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus

3) Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca

b. Infeksi parenteral, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat

pencernaan, seperti OMA, Broncopneumonia, Tonsilofaringitais.

b. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat

b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein

c. Faktor Makanan
15

Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,

beracun, terlalu banyak lemak, mentah, dan kurang matang.

d. Faktor Psikologi
Rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak dapat menyebabkan

diare kronis.

4. Patofisiologi

a. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal

merupakan akibat dari gangguan absorbs dan ekskresi cairan dan elektrolit

yang berlebihan.
b. Cairan, sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga

ektraseluler keadaan tinja sehingga mengakibatkan dehidrasi kekuangan

elektrolit dan terjadi asidosis metabolik.


Diare yang terjadi merupakan proses dari :
Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit

kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan

meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk

akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan

intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbs

cairan dan elektrolit.


Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi

cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindro

malabsorbsi. Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan

gangguan absorbs intestinal.


16

5. Tanda dan gejala

a. Bayi dan anak menjadi cengeng dan gelisah

b. Suhu badan meningkat

c. Tinja bayi encer, belendir, atau bedarah

d. Warna tinja kehijauan akibat berampur dengan cairan empedu

e. Mata dan ubun-ubun cekung

f. Tugor kulit, lidah dan bibir kering

g. Saliva kental

h. Anorexia dan berat badan menurun

i. Badan lemah

j. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba

k. Pernafasan dalam dan cepat

l. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah

m. Jari-jari cyanosis

Adapun tanda dan gejala dehidrasi yang lebih spesifik dibagi menjadi 3 bagian

Yaitu :

a. Dehidrasi ringan

1) Diare: Bab kurang dari 4 kali sehari

2) Muntah sedikit, rasa haus normal

3) Denyut nadi normal, atau meningkat

4) Membran mukosa kering

5) Berat badan turun : anak 3% dan bayi 5%


17

6) Tekanan darah dalam batas normal

7) Turgor kulit kurang baik

b. Dehidrasi sedang

1) Kehilangan berat badan : anak 6% dan bayi 10%

2) Mengantuk dan lesu

3) Pucat

4) Diare 4-10 kali sehari

5) Muntah beberapa kali

6) Exremitas dingin

7) Mata cekung, mulut/lidah kering

8) Turgor kulit tidak kenyal

9) Nafas dan denyut nadi agak cepat

10) Ubun-ubun cekung

c. Dehidrasi berat

1) Sangat mengantuk, lemah

2) Diare lebih dari 10 kali sehari

3) Sering muntah

4) Air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering

5) Kulit dicubit kembali sangat lambat

6) Nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung

7) Berat badan turun: anak 9% dan bayi 15%


18

6. Test Diagnostik

a) Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

b) Pemeriksaan elektrolit, creatinin dan glukosa

c) Pemeriksaan tinja: pH, leukosit, glukosa dan adanya darah

d) Pemeriksaan feses makroskopis, bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan

dan resistensi

e) Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3

f) Serum elektrolit: terjadi penurunan natrium

7. Therapi

Dasar pengobatan diare adalah:

a. Pemberian cairan peroral

1) Formula lengkap: oralit

2) Formula sederhana: larutan gula garam, larutan tajin garam, larutan

tepung beras garam

b. Pemberian cairan parenteral

Untuk mengganti cairan elektrolit yang hilang

c. Obat-obatan

1) Obat anti diare

2) Obat anti spasmolitik

3) Antibiotika
19

4) Obat anti piretik

8. Komplikasi

a. Dehidrasi
b. Renjatan
c. Hipokalemia
d. Hipoglikemia
e. Malnutrisi
f. Kejang
g. Syok Hipovekmik

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

1) Kaji apakah klien sering makan-makanan yang mentah

2) Kaji kemungkinan adanya makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh

lalat, debu

3) Bagaimana kondisi lingkungan rumah klien


20

4) Bagaimana cara penyajian makanan

5) Bagaiman kebersihan alat-alat makan

6) Kaji kebersihan diri pasien

b. Pola nutrisi dan metabolik

1) Keluhan mual dan muntah

2) Apakah anoreksia

3) Apakah ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit dehidrasi, selaput mukosa

kering)

4) Asupan makanan

5) Keluhan nyeri abdomen

6) Suhu tubuh meningkat

7) Berat badan turun drastis

8) Tampak kelemahan

c. Pola eliminasi

1) B.A.B : perubahan konsistensi, frekuensi, berlendir, cair, kehijau-hijauan

ada darah

2) B.A.K: apakah anuria, oliguria, apakah ada lecet di sekitar anus

d. Pola aktivitas dan latihan

1) Apakah ada kelemahan fisik, letih/lemas

2) Apakah nafas, nadi cepat atau tak teraba


21

3) Kemampuan anak untuk bermain dan meraih mainan

e. Pola tidur dan istirahat

1) Adakah perubahan pola tidur

2) Apakah sering terbangun karena diare atau nyeri

f. Pola kognitif dan persepsi sensori

1) Bagaimana cara mengatasi keluhan nyeri

2) Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit diare

g. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi : Mata cekung, turgor kulit kering, mukosa membran kering,

oliguria anuria

2) Palpasi : Nyeri tekan pada daerah abdomen

3) Aukultasi : Hyperperistaltik usus

4) Perkusi : Kembung

2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

pemasukan nutrisi yang tidak adekuat.


b. Resiko tinggi kekurangan volume ciran tubuh yang berhubungan dengan

seringnya defekasi encer atau cair.


c. Resiko tinggi terhadap gangguan intergritas kulit yang berhubungan dengan

iritasi kulit didaerah anus akibat pengeluaran feces yang sering.


d. Resiko tinggi infeksi pada orang lain berhubungan infeksi kuman diare atau

kurangnya pengetahuan pada diare.


22

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan yang berhubungan dengan tidak mengenal sumber-sumber

informasi.

3. Rencana Keperawatan
DP I. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

pemasukan nutrisi yang tidak adekuat.


Tujuan : Pemenuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Sasaran :
1) Klien mampu mempertahankan masukan nurisi yang adekuat.
2) Menunjukan peningkatan BB kearah normal.
Intervesi :
a) Kaji pola makan pasien.
Rasional : Mengetahui pola makan pasien dan penyebab tururnnya berat badan

pasien.
b) Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian.
Rasional : Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan

depresi agitasi dan mempengaruhi fungsi kognitif/ pengambilan

keputusan. Perbaikan status nutrisi, meningkatkan kemampuan

berpikir dn kerja psikologis.


c) Berikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
Rasional : Mencegah terjadinya muntah.
d) Timbang berat badan secara teratur dengan timbangan yang sama.
Rasioanal : Memberikan catatan lanjut penurunan dan atau peningkatan berat

badan yang akurat.


e) Menganjurkan pasien untuk makan makanan dalam keadaan hangat.
Rasional : Meningkatkan selera makan pasien.
f) Berikan therapy nutrisi dalam program pengobatan di Rumah Sakit.
Rasional : Pengobatan masalah diare tidak terjadi tanpa diperbaiki status nutrisi

pasien. Perawatan di Rumah Sakit memberikan control lingkungan

dimana masukan makanan, muntah/ eliminasi, obat dan aktivitas

dapat dipantau.
23

g) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dan vitamin perangsang nafsu

makan pasien.
Rasional: Meningkatkan nafsu makan pasien.
DP II : Resiko tinggi kekurangan volume ciran tubuh yang berhubungan dengan

seringnya defekasi encer atau cair.


Tujuan : Kekurangan volume cairan tubuh tidak terjadi.
Sasaran :
1) Mempertahankan keseimbangan cairan yang dibuktikan dengan haluaran urine

adekuat. TTV stabil, membrane mukosa lembab, tugor kulit baik, ubun-ubun

dan mata normal / tidak cekung.


2) Mempertahankan BB normal.
Intervensi :
a) Awasi TTV, pengisisan kapiler, status membrane mukosa, ubun-ubun dan mata,

serta tugor kulit.


Rasional : Indikator keadekuatan volume sirkulasi.
b) Awasi jumlah dan tipe cairan, ukur haluaran urine dengan akurat.
Rasional : Pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan

dehidrasi atau menggati cairan untuk masukan kalori yang

berdampak pada keseimbanan elektrolit.


c) Observasi frekuensi defekasi, konsistensi defekasi dan muntah.
Rasional : Mengetahui seberapa banyak output cairan yang keluar lewat defeksi

dan muntah.
d) Evaluasi kekuatan / tonus otot.
Rasional : Kehilangan gastre usus mengakibatkan penurunan magnesium dan

kalsium mengakibatkan kelemahan / tetani neuromaskuler.


e) Dorong untuk meningkatkan masukan oral bila mampu.
Rasional : Memungkinkan penghentian tindakn dukungan cairan invasive dan

mempengaruhi kembalinya fungsi usus normal.


f) Berikan cairan tambahan secara intravena sesuai indikasi.
Rasional : Menggantikan kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan

cairan.
g) Awasi elektrolit dan gantikan sesuai indikasi.
24

Rasional : Seringnya defekasi encer dan cair, muntah dapat menurunkan

elektrolit dalam tubuh serta mempengaruhi fungsi organ.

DP III : Resiko tinggi terhadap gangguan integritas kulit yang berhubungan

dengan iritasi kulit didaerah anus akibat pengeluaran feses yang sering.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan intregitas kulit didaerah anus.
Sasaran :
1) Menunjukan tidak adanya gangguan integritas kulit disekitar anus.
2) Menunjukan perilaku mencegah terjadinya iritasi sekitar anus.
Intervensi :
a) Observasi kemerahan kulit disekitar anus.
Rasional : Menilai kerusakan yang memerlukan pencegahan agar tidak terjadi

kerusakan integritas kulit.


b) Bersihkan sekitar anus setiap habis buang air besar dan keringkan.
Rasional : Menjaga kesehatan penekanan pada anus yang dapat menyebabkan

anus lecet.
c) Anjurkan pasien untuk memakai celana yang longgar
Rasional : Mencegah terjadinya penekanan pada anus yang dapat menyebabkan

anus lecet.
d) Berikan makanan yang mengandung serat dan berikan air putih secukupnya.
Rasional : Serat makanan membantu dalam pembentukan feses dan air

mencegah terjadinya dehidrasi.

DP IV : Resiko tinggi infeksi pda orang lain yang berhubungan dengan infeksi

kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang diare.


Tujuan : Infeksi pada orang lain tidak terjadi.
Sasaran : Pasien menunjukan perilaku mencegah terjadinya penularan infeksi

kuman diare.
Intervensi ;
a) Menganjurkan pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta

setelah buang air besar dengan menggunakan sabun.


Rasional : Mencegah terjadinya infeksi silang..
25

b) Menganjurkan pasien untuk membersihkan sekitar anus setiap buang air besar

dengan menggunakan sabun.


Rasional : Mencegah penyebaran infeksi pada orang lain.
c) Menganjurkan pasien untuk makan makanan yang sudah dicuci dan dimasak.
Rasional : Indikator penularan secara tidak langsung.
d) Menganjurkan kepada pasien untuk makan makanan yang bergizi.
Rasional : Untuk meningkatkan daya tahan tubuh
e) Menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan rumah dan sekitarnya serta

peralatan makan.
Rasional ; Kebersihan rumah, peralatan makan dapat menurunkan terjadinya

penularan secara tidak langsung.

DP V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, prognosis dan

kebutuhan pengobatan yang berhubungan dengan tidak mengenal sumber-

sumber informasi.
Tujuan : Keluarga dan pasien akan memahami tentang kondisi dan aturan

pengobatan.
Sasaran :
1) Keluarga / pasien akan mengungkapkan pemahaman tentang diare dan

pencegahannya.
2) Keluarga / pasien akan merencanakan perubahan gaya hidup.
3) Keluarga / pasien akan menaati aturan pengobatan.
Intervensi :
a) Jelaskan kembali mengenai patofisiologi penyakit dan perluya pengobatan.
Rasional : Memberi kesempatan untuk mengklarifikasikan kesalahan persepsi

dan keadaan penyakit yang ada sebagai sesuatu yang tidak dapat

ditangani dalam cara hidup yang normal.


b) Tinjau kembali obat-obat yang didapat. Penting sekali memakan obat sesuai

petunjuk dan tidak menghentikan obat tanpa instruksi dari dokter.


Rasional : Dengan mengetahui obat yang didapat akan menurunkan tingkat

kecemasan keluarga.
26

c) Jelaskan kepada kelurga tentang perilaku pencegahan terjadinya diare dan

penularnya.
Rasional : Membantu perencanaan keluarga dalam merubah pola hidup kearah

yang lebih baik

4. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatam yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan, dan pelaksanan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi

memungkinkan perawat untuk memonitor "kealpaan" yang terjadi selama

tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan

Evaluasi yang digunakan mencakup dua bagian yaitu evalusi proses

(formating) dan evaluasi hasil (sumatif). Evalusi proses adalah yang

dilaksanakan secara terus menerus terhadap tindakan yang telah dilakukan.

Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi hasil tindakan secara keseluruhan

untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan dan mengambarkan

perkembangan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Adapun tujuan dari pemulangan pasien setelah diberikan Asuhan

Keperawatan adalah masukan cairan, nutrisi adekuat dan peningakatn tubuh

terpenuhi, tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi dengan dibuktikannya tugor

kulit baik, mukosa lembab, mata dan ubun-ubun normal, TTV normal.

Intregitas kulit sekitar anus mampu dipertahankan, penyebaran infeksi kuman


27

diare pada orang lain tidak terjadi, serta pemahaman klien terhadap proses

penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai