Anda di halaman 1dari 9

PERAWATAN ENDODONTIK PADA GIGI PREMOLAR PERTAMA

MANDIBULA BERAKAR TIGA YANG TERJADI SECARA BILATERAL:


LAPORAN KASUS

Disadur dari :
Sachdeva GS, Sacheva LT, Goel M, Ballal S, Kandaswarny D. Endodontic management of
bilaterally occuring three-rooted mandibular first premolars: a case report. Indian
Journal of Dental Sciences 2013; 5: 78-81.

PENYAJI
Adicakra Satyanugraha Sutan

PEMBIMBING
1. Bakrie Soeyono, drg
2. Dennis, drg.,MDsc, Sp.KG

DEPARTEMEN KONSERVASI GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PERAWATAN ENDODONTIK PADA GIGI PREMOLAR PERTAMA
MANDIBULA BERAKAR TIGA YANG TERJADI SECARA BILATERAL :
LAPORAN KASUS

ABSTRAK
Diagnosis morfologi keseluruhan sistem saluran akar yang dilakukan secara tepat
merupakan hal yang penting untuk keberhasilan perawatan endodontik. Menurut buku teks, gigi
premolar pertama mandibula secara khas merupakan gigi berakar tunggal. Insiden yang
menyatakan bahwa gigi premolar pertama mandibulan memiliki dua buah akar cukup tinggi.
Insiden gigi yang memiliki tiga buah maupun empat buah akar juga telah dilaporkan, tetapi
sangat jarang. Alat bantu diagnostik seperti pengambilan radiografi sebelum perawatan yang
diikuti dengan pemeriksaan yang teliti pada dasar kamar pulpa dapat membantu menentukan
lokasi orifisi saluran akar. Laporan kasus ini menggambarkan keberhasilan perawatan
endodontik non bedah pada gigi premolar pertama mandibula yang memiliki tiga buah akar dan
tiga buah saluran akar yang terpisah yang terjadi secara bilateral.

Kata kunci: variasi anatomi, bilateral, perawatan endodonti, gigi premolar pertama mandibula
berakar tiga.

PENDAHULUAN
Saat ini, tingkat keberhasilan perawatan endodontik diperkirakan sebesar 95%. Untuk
mencapai keberhasilan dalam perawatan endodontik, sangat penting untuk diperhatikan bahwa
keseluruhan sistem saluran akar harus didebridement, didisinfeksi, dan diobturasi.1
Pencarian pada berbagai literatur menyatakan bahwa gigi premolar mandibula memiliki
insiden tertinggi dalam variasi anatomi saluran akar.1 Oleh karena itu, saluran akar tambahan
harus dapat dideteksi pada seluruh kasus, jika tidak, kegagalan perawatan akan sangat mungkin
terjadi.2-4
Variasi morfologi saluran akar dilaporkan terjadi lebih sering pada gigi premolar pertama
mandibula dibandingkan dengan gigi premolar kedua.5-7 Perbedaan morfologi saluran akar gigi
ini pada ras yang berbeda juga telah diketahui.6,8

1
Sebuah studi yang dilakukan oleh Cleghorn dkk.9, melaporkan bahwa sekitar 98% gigi
premolar pertama mandibula memiliki akar tunggal, 1,8% memiliki dua buah akar, dan 0,2%
memiliki tiga buah akar. Gigi yang memiliki empat buah akar sangat jarang, dan hanya
ditemukan kurang dari 0,1% dari keseluruhan gigi yang dipelajari. Fisher dkk.10, dan Chang
dkk., juga melaporkan beberapa kasus gigi premolar pertama mandibula yang memiliki tiga buah
akar dan tiga saluran akar. Namun, perawatan endodontik pada gigi premolar pertama mandibula
dengan tiga buah akar dan tiga saluran akar yang berbeda dan terpisah yang terjadi secara
bilateral, belum pernah dilaporkan dalam literatur sampai saat ini.
Laporan kasus ini menyajikan suatu keberhasilan perawatan endodontik non-bedah pada
gigi premolar pertama mandibula dengan tiga buah akar yang terjadi secara bilateral.

LAPORAN KASUS
Seorang pasien perempuan berusia 38 tahun dirujuk ke departemen penulis untuk
dilakukan perawatan endodontik darurat pada gigi #21 (premolar pertama kiri mandibula) dan
gigi #28 (premolar pertama kanan mandibula) yang disertai dengan terpaparnya pulpa secara
iatrogenik saat preparasi mahkota. Riwayat kesehatan umum pasien tidak disertakan. Riwayat
kesehatan gigi menunjukkan bahwa pasien pernah menjalani pencabutan keenam gigi anterior
mandibulanya dua tahun lalu akibat adanya lesi yang tidak dapat direstorasi dan sedang
dilakukan perawatan pembuatan gigi tiruan cekat berhubungan dengan riwayat tersebut. Dokter
gigi yang merujuk berencana menggunakan gigi #20, #21, #28, #29 sebagai gigi penyangga gigi
tiruan cekat dan preparasi mahkota telah dilakukan berhubungan dengan perawatan tersebut.
Foto klinis (gambar 1) dan foto radiografi (gambar 2A-D) sebelum perawatan yang
disertakan oleh dokter gigi yang merujuk menunjukkan morfologi koronal gigi #21 dan gigi #28
normal, tetapi anatomi saluran akar gigi-gigi tersebut terlihat berbeda.

Gambar 1. Foto klinis pre-operatif

2
Pada pemeriksaan klinis, kebersihan mulut pasien sedang, dan keenam gigi anterior rahang
bawah pasien telah dicabut. Preparasi mahkota terlihat pada gigi #20, #21, dan gigi #28, #29,
terpaparnya pulpa terlihat secara jelas pada bagian mesiooklusal gigi #21 dan #28.
Gigi-gigi tersebut terasa sakit saat diperkusi. Tidak ditemukan poket periodontal pada
masing-masing gigi dan tes vitalitas pulpa dengan tes thermal dan tes elektrik menunjukkan
respon yang positif.

Gambar 2A-D. Radiografi sebelum perawatan

Berdasarkan penilaian radiografi memperlihatkan gambaran yang tidak umum, yaitu


anatomi saluran akar kompleks yang bilateral pada gigi #21 dan gigi #28. Batas akar yang samar
juga terlihat melalui radiografi. Radiografi tambahan yang diambil dengan angulasi yang berbeda
menunjukkan keberadaan akar tambahan. Preparasi mahkota yang berhubungan dengan gigi #20,
gigi #21 dan gigi #28, gigi #29 diobservasi dan ditemukan ketebalan dentin yang tersisa sangat
sedikit pada bagian mesiooklusal gigi #21,#28, yang membuktikan pulpa telah terpapar.
Berdasarkan hasil temuan klinis dan radiografi, diagnosis terpaparnya pulpa secara
iatrogenik pada gigi #21 dan gigi #28 dapat ditegakkan. Setelah diagnosis dapat dipastikan,
kemudian direncanakan perawatan endodontik pada gigi tersebut.
Setelah pemberian anestesi lokal, kemudian dilakukan build-up pada mahkota gigi-gigi
tersebut dengan bantuan rubber dam. Bahan restorasi resin komposit universal (3E ESPE Dental
Product) digunakan untuk pemasangan penjepit rubber dam. Gigi diisolasi dengan rubber dam

3
dan dilakukan pembukaan akses dengan mengingat kemungkinan lokasi orifisi dari ketiga
saluran akar. (Gambar 3A dan 4A).
Melalui pengamatan yang lebih teliti menggunakan mikroskop bedah pada dasar kamar
pulpa, terlihat tiga orifisi saluran akar yang terpisah (satu di mesial, satu di distobukal, dan satu
di distolingual) pada masing-masing gigi #21 dan gigi #28. Bagian koronal dari ketiga saluran
akar di perbesar denga Gates Glidden drills dan panjang kerja ditentukan dengan bantuan apex
locator (Root ZX), yang kemudian dikonfirmasi dengan radiografi (Gambar 3B dan 4B).

Gambar 3A-4A. Lokasi orifisi saluran akar

Gambar 3B-4B. Penentuan panjang kerja

Gambar 3C-4C. Paska perawatan

4
Saluran akar dipreparasi dengan Protaper rotary instrument (Dentsply) dan diirigasi yang
banyak menggunakan 2,5% Sodium hipoklorit dan 17% ethylenediaminetetraacetic acid
(EDTA). Preparasi saluran akar terus dilakukan sampai Protaper F2 mencapai panjang kerja
keseluruhan. Saluran akar dikeringkan dengan paper point steril (Densply). Pasta kalsium
hidoksida (Calciur) diaplikasikan pada saluran akar dan akses ditutup sementara dengan Cavit
(3M ESPE AG). Setelah satu minggu pasien datang kembali. Kedua gigi sudah tidak dirasakan
sakit. Kemudian pasta kalsium hidroksida dikeluarkan dan saluran akar kemudian diobturasi
dengan gutta percha tehnik cold lateral compaction disertai dengan sealer zinc oxide eugenol
(ZOE) (Kemdent). Radiografi paska obturasi diambil dan akses direstorasi secara permanen
dengan bahan restorasi resin komposit universal (3M ESPE). Setelah satu tahun paska
perawatan, gambaran radiografi dari kedua gigi menunjukkan tulang yang sehat pada bagian
periapikal. (gambar 3D dan 4D).

Gambar 3D-4D. Evaluasi perawatan setelah 1 tahun

PEMBAHASAN
Variasi anatomi saluran akar gigi premolar mandibula terjadi jauh lebih sering dari yang
telah diperkirakan. Hess12, Mueller13, Amos14, Ring15, dan Green16 melaporkan keberadaan dua
saluran akar pada 2-17,9% gigi yang diteliti, tanpa adanya laporan mengenai keberadaan tiga
saluran akar dari gigi yang diteliti. Pineda dan Kuttler17, melaporkan 0,9% dari gigi premolar
mandibula memiliki tiga saluran akar, sedangkan berdasarkan studi yang dilakukan oleh Zillich
dan Dowson5 melaporkan tiga saluran akar pada 0,4%-0,5% dari gigi yang diteliti.
Seperti halnya jumlah saluran akar, jumlah akar juga bervariasi pada gigi ini. Berdasarkan
studi anatomis yang dilakukan oleh Cleghorn dkk.9, pada 4.462 gigi menyatakan bahwa 97% dari
gigi premolar pertama mandibula hanya memiliki satu akar. Dua akar ditemukan pada 1,8% gigi

5
yang diteliti. Insiden gigi premolar mandibula yang memiliki tiga buah akar adalah 0,2% dan
yang memiliki empat buah akar adalah kurang dari 0,1% dari gigi yang diteliti. Iyer dkk. 18, telah
melaporkan insiden tiga akar sebesar 0,2% dan Geider dkk.19, melaporkan sebesar 2,4%. Gigi
berakar empat juga telah dilaporkan, namun lebih kecil dari 0,1%.9
Adanya pengaruh perbedaan ras dalam morfologi saluran akar juga telah dilaporkan.
Frekuensi gigi premolar dengan dua dan tiga saluran akar muncul lebih besar pada populasi Asia.
Dengan melihat fakta bahwa terdapat banyak kelainan yang sering terjadi pada gigi ini,
merupakan suatu kewajiban bagi klinisi untuk selalu mencari saluran akar tambahan selama
perawatan endodontik.
Hoen dan pink4, melaporkan sekitar 42% insiden akar atau saluran akar yang terlewatkan
sehingga memerlukan perawatan ulang. Suatu studi di Univesitas Washington yang
mengevaluasi tingkat kegagalan perawatan endodontik melaporkan bahwa gigi premolar pertama
mandibula memiliki tingkat kegagalan tetinggi yaitu 11,45%.1 Banyak insiden kegagalan lain
dan flare up yang telah dilaporkan selama perawatan endodontik pada gigi ini. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh tingginya variasi saluran akar dan anatomi saluran akar yang
sangat kompleks dari gigi ini.
Foto radiografi hanya menghasilkan gambar dua dimensi dari objek tiga dimensi sehingga
terjadi gambar yang tumpang tindih. Oleh karena itu, terdapat keterbatasan terutama pada kasus-
kasus dengan anatomi saluran akar yang kompleks. Interpretasi berdasarkan pada radiografi dua
dimensi, memungkinkan klinisi untuk mewaspadai adanya kelainan anatomi tetapi tidak dapat
secara pasti mendiagnosis struktur morfologi saluran akar dan interrelasinya.
Pada kasus-kasus tersebut, penggunaan mikroskop bedah mungkin sangat menguntungkan
untuk memastikan adanya saluran akar tambahan. Berdasarkan Carr, mikroskop bedah telah
diperkenalkan sebagai revolusi dari praktek endodontik. Berdasarkan Saunders dan Saunders23,
dengan menggunakan mikroskop bedah untuk endodontik konvensional, memungkinkan
peningkatan penglihatan pada saluran akar. Hal ini dapat membantu klinisi untuk mendiagnosa
dan mempreparasi keseluruhan sistem saluran akar dengan lebih efektif.
Sangat banyak pendapat yang dilaporkan oleh literatur mengenai jumlah saluran akar9,
tetapi hanya sedikit laporan mengenai variasi dari jumlah akar yang terjadi pada gigi premolar
pertama mandibula.11,18 Perawatan endodontik pada gigi premolar pertama mandibula dengan
tiga akar yang terjadi secara bilateral sejauh ini belum pernah dilaporkan.

6
KESIMPULAN
Keberhasilan perawatan endodontik non bedah pada gigi premolar pertama mandibula
dengan tiga akar dan tiga saluran akar yang terpisah yang terjadi secara bilateral telah
dipresentasikan dalam makalah ini. Untuk mencapai hasil yang diharapakan, perlu dilakukan
dibridement pada seluruh sistem saluran akar secara tuntas. Selama perawatan endodontik,
adanya kemungkinan akar dan saluran akar tambahan perlu dipertimbangkan khususnya pada
gigi premolar mandibula. Endodontis sebaiknya selalu mencari saluran akar kedua, ketiga,
bahkan saluran akar keempat sehingga keseluruhan sistem saluran akar dapat didibridement dan
kesuksesan perawatan dapat dipastikan. Peningkatan penglihatan dengan menggunakan
mikroskop bedah harus juga dipertimbangkan dalam diagnosis dan perawatan pada gigi dengan
anatomi saluran akar yang sangat komplek dan sangat bervariasi ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ingle JL, Bakland LK. Endodontics (2003). 5th ed, BC Decker, Inc. Elsevier.
2. Slowey RR (1979); Root canal anatomy: road map to successful endodontics. Dental Clinics
of Norht America 23, 555-73.
3. Weine FS (1995); Non surgical retreatment of endodontic failures. Compend Cont Educ
Dent 16, 326-35.
4. Hoen MM, Pink FE (2002); Contemporary endodontic retreatments: an analysis based on
clinical treatment findings. Journal of Endodontics 28, 834-6
5. Zillich R, Dowson J (1973); Root canal morphology of mandibular first and second
premolars. Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology 36, 738-44.
6. Trope M, Elfenbein L, Tronstad L (1986); Mandibular premolars with more than one root
canal in diffrent race groups. Journal of Endodontics 12, 343-5.
7. Vertucci FJ (1978); Root canal morphology of mandibular premolars. Journal of American
Dental Association 97, 47-50.
8. Walker RT (1988); Root canal anatomy of mandibular first premolars in a southersn Chinese
population. Endodontics and Dental Traumatology 4, 226-8.
9. Cleghorn BM, Christie WH, Dong CC (2007); The root and root canal morphology of the
human mandibular first premolar: A literature review. Journal of Endodontics 33, 509-16.

7
10. Fischer GM, Evans CE (1972); A three-rooted mandibular second premolar. General
Dentistry 40, 139-40.
11. Chan K, Yew SC, Chao SY (1992); Mandibular premolars with three root canals-two case
reports. International Endodontic Journal 25, 261-4.
12. Hess W (1925); The anatomy of the root-canals of the teeth of the permanent dentition, Part
1. New York: William Wood and Co.,
13. Mueller AH (1933); Anatomy of the root canals of the incisors, cuspids, and bicuspids of the
permanent teeth. Journal of American Dental Association 20, 1361-8.
14. Amos ER (1955); Incidence of bifurcated root canals in mandibular bicuspids. Journal of
American Dental Association 50, 70-1.
15. Ring AL (1969); Rontgenologisch anatomische Untersuchungen zur Mehr-eurzeligkeit von
Eckzahnen und Pramolaren. Zahnarztliche Praxis 20, 169-73.
16. Green D (1973); Double canals in single roots. Oral Surgery, Oral Medicine Oral Pathology
35, 689-96.
17. Pinda F, Kuttler Y (1972); Mesiodistal and buccolingual roentgenographic investigation of
7.275 root canals. Oral Surgery, Oral Medicine Oral Pathology 33, 101-10.
18. Iyer VH, Indira R, Ramachandran S, Srinivasan MR (2006); Anatomic variations in
mandibular premolars in Chennai population. Indian Journal of Dental Research 17, 7-10.
19. Geider P, Perrin C, Fontaine M (1989); Endodontic anatomy of lower premolars apropos
of 669 cases. J Odontol Conserv 11-5.
20. De Moor RJ, Calberson FL (2005). Root canal treatment in a mandibular second premolar
with three root canals. Journal of Endodontics 31, 310-3.
21. Holtzman L (1998); Root canal treatment of mandibular second premolar with four canals: a
case report. International Endodontic Journal 31, 364-6.
22. Carr GB (1992); Microscopes in Endodontics. Journal of California Dental Association 20,
55-61.
23. Saunders W, Saunders E (1997); Conventional endodontics and the operating microscope.

Anda mungkin juga menyukai