Anda di halaman 1dari 3

https://noken25.wordpress.

com/2014/10/01/cara-membuat-bahan-bakar-bensin-atau-
bioetanol-dari-beras/

CARA MEMBUAT BAHAN BAKAR BENSIN ATAU BIOETANOL DARI BERAS


Cara Membuat Bahan Bakar Bensin atau Bioetanol Dari Beras 1

1. Beras 25 kilogram. Semua jenis beras dapat dijadikan sebagai bahan bakunya.
2. Cuci beras sampai bersih.
3. Masukkan beras ke dalam tangki/dandang besar berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan
air hingga mencapai volume 100 liter.
4. Panaskan beras hingga suhu 100C atau sampai mendidih sambil terus diaduk, hingga
hancur menjadi bubur. Tambahkan air jika kurang, masak beras sampai benar-benar
menjadi bubur.
5. Masukkan bubur ke dalam tangki/dandang, lalu dinginkan. Setelah dingin taburkan
cendawan Aspergilus sp. atau ragi ke dalam bubur. (Untuk kebutuhan menguraikan 100
liter bubur pati beras diperlukan sedikitnya 10-12 liter larutan cendawan Aspergillus
atau 10% dari total bubur). Perlu diketahui bahwa tingkat konsentrasi cendawan
mencapai 100 juta sel/ ml. Sebelum cendawan digunakan, sebaiknya dibenamkan
terlebih dahulu ke dalam bubur yang telah dimasak, tujuannya agar adaptif dengan sifat
kimia bubur. Pada tahap ini, cendawan akan berkembang biak dan bekerja mengurai
pati.
6. Setelah 2 jam, bubur akan berubah menjadi 2 lapisan, yaitu lapisan air dan endapan gula.
7. Pastikan bahwa bubur sudah mengalami perubahan, kemudian aduk-aduk pati yang
sudah berubah menjadi gula tersebut.
8. Setelah itu masukkanke dalam tangki fermentasi. (Sebelum difermentasi, larutan pati
mengandung kadar gula 17-18%. Kondisi ini sangat cocok untuk hidup dan
berkembangnya bakteri Saccaromyces, dimana bakteri Saccaromyces akan bekerja
menguraikan gula menjadi alkohol. Perlu diperhatikan: Jika kadar gulanya terlalu tinggi,
perlu ditambahkan air. Sebaliknya, jika kadar gulanya terlalu rendah, perlu ditambahkan
gula. Tutup tangki rapat-rapat agar tidak terjadi kontaminasi dengan mokroorganisme
lain yang tidak diharapkan, disamping itu juga untuk menjaga bakteri Saccaromyces agar
bekerja lebih baik. karena, proses fermentasi berlangsung secara anaerob yaitu tidak
memerlukan oksigen pada suhu 28-32C.
9. Diamkan selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari, akan terjadi perubahan pada larutan pati tadi
dengan membentuk 3 lapisan, yitu endapan protein pada lapisan terbawah, lapisan air
pada bagian tengah, dan lapisan etanolnya di bagian teratas. Hasil fermentasi ini disebut
juga bir (sake), karena telah mengandung etanol (alkohol) sebanyak 6-12%.
10. Pisahkan etanol dengan cara penyedotan menggunakan selang plastik. Gunakan
kertas/kain penyaring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
11. Setelah seluruh etanol dipisahkan, proses selanjutnya dilakukan destilasi atau
penyulingan, yaitu dengan menggunakan tangki/dandang yang sudah dipasangi pipa,
dimana pipa itu dialirkan ke tangki/dandang lainnya dalam keadaan selalu basah atau
terendam dalam air. Panaskan pada suhu 78C atau sampai etanol mendidih. Tujuan
dari penyulingan ini adalah untuk memisahkan etanol dari air sehingga akan terjadi
penguapan pada etanol, dan mengalirkannya melalui pipa yang terendam air sehingga
terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
12. Hasil penyulingan ini menghasilkan etanol dengan kadar 95%, Etanol berkadar 95% ini
belum larut dalam bensin, tetapi sudah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pengganti minyak tanah. Agar bisa larut dalam bensih, perlu dilakukan penyulingan
kedua untuk meningkatkan kadar etanolnya hingga mencapai 99%.
13. Larutan etanol yang dibutuhkan berkadar 99% (etanol kering), memerlukan destilasi
absorbent, yaitu dengan cara memanaskan etanol 95% hingga suhu 100C, agar etanol
dan air menguap. Uap tersebut masuk melalui pipa yang dindingnya sudah dilapisi zeolit
atau pati. Zeolit tersebut berfungsi untuk menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh
etanol berkadar 99%.

Etanol berkadar 99% ini sudah cukup larut dalam bensin sehingga sudah bisa digunakan sebagai
campuran bensin untuk kendaraan bermotor.

Cara Membuat Bahan Bakar Bensin atau Bioetanol Dari Beras 2

1. Pencucian
2. Cuci sampai bersih beras yang akan dijadikan etanol, kemudian dilakukan pemasakan
hingga beras berubah menjadi bubur. Selanjutnya dipanaskan dengan malat. Malat
adalah beras berkecambah yang mengandung enzim pengurai pati menjadi karbohidrat
yang lebih sederhana, yang disebut maltosa. Maltosa memiliki rumus molekul yang
sama seperti sukrosa tetapi mengandung dua unit glukosa yang saling mengikat,
sedangkan sukrosa mengandung satu unit glukosa dan satu unit fruktosa.
3. Setelah itu masukkan ragi ke dalam bubur, biarkan hangat pada suhu sekitar 35C
selama beberapa hari sampai proses fermentasi berlangsung sempurna. Tutup sampai
rapat dan jangan biarkan udara masuk ke dalam campuran, tujuannya untuk mencegah
terjadinya oksidasi etanol menjadi asam ethanoat (asam cuka). Tunggu sampai kira-kira
4-5 hari, maka akan dihasilkan dengan kadar etanol berkisar 90%, kadar etanol 90% ini
sering juga disebut dengan minyak tanah BE.40.
4. Pada etanol berkadar 90% ini masih mengandung Pb sehingga perlu ditingkatkan lagi
menjadi etanol berkadar 95% dengan cara menambahkan batu kapur (gamping). Karena
kadar etanol 90% ini belum cukup berfungsi sebagaimana layaknya minyak tanah.

Anda mungkin juga menyukai