UTS
NIM : 1515351168
NO. ABSEN :
PROGRAM EKSTENSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
Soal 1
Situs yang dikutip menyangkut permasalahan KSP Pandawa :
http://www.antaranews.com/berita/544001/kemenkop-temukan-indikasi-praktik-
menyimpang-ksp-pandawa
Judul : Kemenkop temukan indikasi praktik menyimpang KSP Pandawa
Kasus KSP Pandawa:
Pandawa mandiri adalah penipuan investasi berskema ponzi yang dimana dalam
menjalankan usahanya, pandawa mandiri menggunakan bentuk badan usaha koperasi yang
dikemudian hari ternyata diketahui badan usaha ini dinyatakan ilegal oleh OJK, karena KSP
itu belum dapat menunjukkan buku daftar anggota, anggaran dasar, dan notulen rapat anggota
yang menetapkan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman.
Untuk mendapatkan modal usaha, koperasi ini menghimpun dana dari masyarakat
dengan menjanjikan suku bunga 10 15% per bulan dari investasi yang ditanamkan. Untuk
membayarkan suku bunga atau profit yang dijanjikan tersebut, sesuai skema ponzi, koperasi
pandawa membayarnya melalui anggota anggota baru yang bergabung dimana hal tersebut
bertentangan dengan UU yang berlaku.
Pembagian SHU di Koperasi Pandawa juga bertentangan dengan UU yang berlaku,
karena jika sesuai UU yang berlaku seharusnya Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana
cadangan, dibagikan kepada anggota standing dengan jasa usaha yang dilakukan oleh,
masing-masing anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota
sedangkan di koperasi Pandawa yang terjadi adalah masyarakat yang menanamkan modalnya
walaupun sebagai non anggota mendapatkan suku bunga yang tidak wajar.
Dalam segi perekrutan anggota, koperasi pandawa juga menyalahi aturan karena
masyarakat yang menanamkan modalnya tidak diwajibkan menjadi anggota namun tetap
dijanjikan profit yang di luar kewajaran.
Soal 2
a. Koperasi dikatakan bekerja tidak efisien karena kunci utama efisiensi koperasi adalah
pelayanan usaha kepada anggotanya. Koperasi yang dapat menekan biaya serendah
mungkin tetapi anggota tidak memperoleh pelayanan yang baik dapat dikatakan
usahanya tidak efisien di samping tidak memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, sebab
dampak kooperatifnya tidak dirasakan anggota. Selain itu pengendalian internal di
koperasi sering tidak efektif karena adanya ketidak seimbangan pemahaman tentang
manajemen koperasi secara keseluruhan ataupun manajemen keuangan koperasi
secara khusus pada sebagian dari unsur koperasi khususnya para anggota koperasi.
Ketidak seimbangan pemahaman ini cenderung menimbulkan diskomunikasi di antara
pengurus dengan anggota dan menimbulkan tindakan-tindakan manipulatif dari pihak
pengelola koperasi.
b. Koperasi Sebagai Sokoguru Perekonomian dapat diartikan koperasi sebagai pilar atau
penyangga utama atau tulang punggung perekonomian. Dengan demikian
koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian
nasional. Ditinjau dari sisi badan yusaha atau pelaku bisnis, ada 3 kelompok pelaku
bisnis dalam sistem perekonomian nasional yaitu:
1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2) Badan Usaha Koperasi (BUK)
3) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
c. Alasan pemerintah mendorong perekonomian melalui koperasi karena koperasi sangat
berperan terhadap perekonomian Indonesia Peran koperasi dalam perekonomian
Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama
dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang
terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5)
sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran
koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian
nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa
mendatang. Pemberdayaan koperasi secara tersktuktur dan berkelanjutan diharapkan
akan mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat
pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka,
menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki
pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan koperasi juga akan meningkatkan
pencapaian sasaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan indikator kesejahteraan
masyarakat Indonesia lainnya.
Soal 3
c. Permodalan Koperasi
Sumber Sumber Modal Koperasi
Modal Dasar
Modal Sendiri
a) Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi
oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
b) Simpanan Wajib
Konsekwensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota koperasi
yang dapat disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi dan kebutuhan
dana yang hendak dikumpulkan
c) Dana Cadangan
Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil usaha yang
tidak dibagikan kepad anggoya.
d) Hibah
Hibah adalah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tida
mengharapkan pengembalian atau pembalasan dalam bentuk apapun.
Modal Pinjaman
a) Pinjaman dari Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan
sukarela anggota.
b) Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan
usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal.
c) Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat
prioritas dalam persyaratan.
d) Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada
masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar anggota
koperasi.
e) Sumber Keuangan Lain
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak
sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
Kemenkop temukan indikasi praktik menyimpang KSP Pandawa
Sabtu, 6 Februari 2016 09:53 WIB | 52.273 Views
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koperasi dan UKM menemukan adanya
indikasi praktik menyimpang dari prinsip-prinsip koperasi sesuai peraturan yang berlaku pada
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pandawa Mandiri Grup di Kecamatan Limo, Kota Depok,
Jawa Barat.
Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring di Jakarta,
Sabtu, mengatakan pihaknya telah membentuk dan menurunkan Tim dari Deputi Pengawasan
KUKM ke KSP Pandawa Mandiri Grup di Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat, untuk
menginvestigasi koperasi yang menjadi bahan perbincangan dalam beberapa waktu terakhir
karena diduga menawarkan investasi kepada publik secara luas itu.
"Tujuannya untuk mengklarifikasi terhadap isu-isu negatif yang berkembang terhadap
koperasi tersebut, antara lain penetapan bunga tabungan dan pinjaman yang tinggi," katanya.
Ia menambahkan, hasil klarifikasi yang dilakukan oleh timnya, menunjukkan KSP itu belum
dapat menunjukkan Buku Daftar Anggota, Anggaran Dasar, dan Notulen Rapat Anggota
yang menetapkan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman.
Selain itu, KSP itu juga lebih banyak melayani non anggota daripada anggota dengan rincian
jumlah anggota sebanyak 231 orang dan jumlah nasabah non anggota lebih dari 1.000 orang.
Hal itu dianggap menyimpang karena koperasi sesuai peraturan perundangan di
Indonesia yakni UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian maka koperasi hanya
melayani anggota.
"Penerapan suku bunga juga lebih berpihak kepada non anggota. Suku bunga tabungan
dan modal penyertaan untuk non anggota 2 persen per bulan sedangkan untuk anggota hanya
1,2 persen. Suku bunga pinjaman untuk non anggota 12,5 persen per tiga bulan sedangkan
untuk anggota 15 persen per tiga bulan," katanya.
Pihaknya juga mencatat informasi yang diperoleh di website https://
koperasipandawamandirigroup.wordpress.com/ terkait dengan tingkat suku bunga investasi
yang tidak wajar yaitu sebesar 10 persen sampai dengan 15 persen per bulan hingga saat ini
masih dapat diakses oleh masyarakat.
"Berdasarkan hasil klarifikasi sebagaimana tersebut di atas, kami telah menyampaikan
upaya tindaklanjut yang harus dilakukan oleh Koperasi Pandawa Mandiri Grup," katanya.
Pihaknya meminta agar pengelola koperasi menyampaikan Buku Daftar Anggota, Anggaran
Dasar, dan Notulen Rapat Anggota yang menetapkan tingkat suku bunga tabungan dan
pinjaman secara lengkap.
Selain itu juga mendorong nasabah non anggota menjadi anggota sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
"Kami minta agar kebijakan mengenai suku bunga harus lebih memihak kepada
anggota. Dan walaupun sudah memberikan pengakuan tidak membuat informasi yang dimuat
di dalam website tersebut, kami tetap meminta klarifikasi secara tertulis terhadap keberadaan
informasi dan besarnya tingkat suku bunga yang terdapat di website tersebut," katanya.
Pihaknya menegaskan telah menindaklanjuti hasil klarifikasi yang dilakukan pada 3
Februari 2016 yaitu dengan mengirimkan surat hasil klarifikasi kepada KSP Pandawa
Mandiri Group sesuai surat nomor 03/Dep.6.1/II/2016, tanggal 3 Februari 2016.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT ANTARA 2016