Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU DAN RAB JALAN

MENUJU JEMBATAN KUTAI LAMA


Rendi Novianur
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda
Jl. Ir. H. Juanda No 1 PO. Box 1052 Samarinda
Telp. (0541) 743390, 761113 Fax. (0541) 741997, 761244, 761113
ABSTRAKSI
Peningkatan jalan akses menuju jembatan Kutai Lama Kab. Kutai kartanegara
bertujuan untuk memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi
pemakai jalan serta diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di
sekitar jalur jalan tersebut.
Pada tugas akhir ini dilakukan perhitungan perkerasan kaku terhadap beban
oprasional lalu lintas pada ruas jalan akses menuju jembatan Kutai Lama
menggunakan metode Analisa Komponen sehingga pengambilan koefisien , angka
keamanan maupun batas-batas ijin perencanaan mengacu pada metode yang di
terapkan oleh Analisa Komponen.
Dari hasil perhitungan yang telah di buat pada tugas akhir ini dapat di
hasilkan perkerasan kaku dengan komposisi dan tebal perkerasan lapisan surflace
plat beton K-250 dengan tebal 25 cm, Dowel(Ruji) : 32 mm, panjang 45 cm
dengan jarak antar dowel =30 cm, Tie Bar : 16 mm, panjang 100cm dengan
jarak antar tie bar = 60 cm, Di ketahui juga rencana anggaran biaya perkerasan
kaku untuk umur rencana 20 tahun kedepan sebesar Rp. 13.067.000.000,00.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Peningkatan jalan akses menuju jembatan kutai lama kab. Kukar
bertujuan untuk memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi
pemakai jalan serta diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di
sekitar jalur jalan tersebut.

423
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pokok utama dalam pembahasan ini, adapun
permasalahannya adalah:
1. Berapa tebal perkerasan kaku pada konstruksi jalan?...
2. Berapa Rencana Anggaran Biaya pada peningkatan jalan tersebut?...
Maksud dan Tujuan Penulisan Laporan
Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah untuk Memberikan gambaran
secara objektif dalam:
1. Merencanakan tebal perkerasan kaku yang diperlukan pada konstruksi jalan.
2. Menghitung Rencana Anggaran Biaya dalam peningkatan jalan tersebut.
Batasan Masalah
Mengingat permasalahan yang akan di bahas bisa berkembang cukup luas
terkait dengan aplikasi beberapa ilmu teknik, serta keterbatasan watku, referensi,
dan kemampuan sebagai perencana pemula, maka penulis dengan ini membatasi
permasalahan yang diangkat sebagai berikut :
Perencanaan yang di buat hanya sebatas menghitung perkerasan kaku pada
jalan.
Menghitung anggaran biaya keseluruhan yang dibutuhkan sesuai dengan
harga satuan upah dan bahan yang berlaku saat ini tetapi tidak termasuk
biaya pembebasan lahan.

Kecamatan Anggana merupakan salah satu kecamatan yang berada di


wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kecamatan
berpenduduk 626.286 jiwa (2010) ini memiliki luas wilayah sekitar 27.263,10
km2. Wilayahnya terletak di muara Sungai Mahakam dan didominasi pulau-pulau
kecil yang disebut Delta Mahakam.(Wikipedia)
Data Penelitian :
CBR (California Bearing Ratio)
Lalu lintas harian rata-rata.
Harga satuan alat dan bahan

424
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur dan jenis perkerasan beton semen
Perkerasan beton semen di bedakan ke dalam 4 jenis :
Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan
Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan
Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan
Perkerasan beton semen pra-tegang

Tanah Dasar
Daya dukung tanah dasar di tentukan dengan pengujian CBR insitu sesuai
dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR laboraturium sesuai dengan dengan SNI 03-
1744-1989, masing-masing untuk perencanaan tebal perkerasan lama dan
perkerasan jalan baru. Apabila tanah dasar mempunyai nilai CBR lebih kecil dari
2%, maka harus dipasang pondasi bawah yang terbuat dari beton kurus (Lean-Mix
Concrete) setebal 15 cm yang dianggap mempunyai nilai CBR tanah dasar efektif
5 %.(Pd T-14-2003)
Perhitungan CBR Tanah Dasar
Perhitungan CBR ini berkaitan dengan perencanaan tebal perkerasan.
Seluruh ruas jalan telah diperiksa CBR-nya setiap jarak maksimum 100 m dengan
alat DCP yang merupakan CBR titik pengamatan pada tanah asli.
CBRwakil = CBRrata-rata-(CBRmaks-CBRmin)/R...................................................(1)
Tabel 1 Koefisien Gesekan antara Pelat Beton Semen dengan Lapisan
Pondasi dibawahnya
Jenis Pondasi Faktor Gesekan
(F)
Burtu, Lapen dan Konstruksi sejenis 2,2
Aspal Beton, Lataston 1,8
Stabilisasi Kapur 1,8
Stabilisasi Semen 1,8
Koral Sungai 1,5
Batu Pecah 1,5
Sirtu 1,2
Tanah 0,9
Sumber : Alik Ansori Alamsyah, 2006

Beton Semen

425
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur(Flexural
strength) umur 28 hari, yang di dapat dari hasil pengujian balok dengan
pembebanan tiga titik (ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3-5 Mpa
(30-50 kg/cm2).
Kuat tarik lentur beton yang di perkuatdengan bahan serat penguat seperti
serat baj, aramit atu serat karbon, harus mencapai kuat tarik lentur 5 5,5(50-55
kg/cm2). Kekuatan rencana harus dinyatakan dengan kuat tarik lentur karateristik
yang dibulakan hingga 0,25 Mpa (2,5 kg/cm2) terdekat.
Hubungan antara kuat tekan karateristik dengan kuat tarik-lentur beton
dapat didapati dengan rumus berikut :
fcf= K (fc)0,50 dalam MPa atau .............................................................(2)
fcf= 3,13 K (fc)0,50 dalam kg/cm2..........................................................(3)
Dengan pengertian :
Fc : Kuat tekan beton karateristik 28 hari (kg/cm2)
fcf : Kuat tarik lentur beton 28 hari (kg/cm2)
K : Konstanta, 0,7 untuk agregat tidak pecah dan 0,75 untuk agregat
pecah.(Pd T-14-2003).
Kekuatan Beton
Mutu beton perkerasan kaku, disarankan sebagai berikut :
Tabel 2 Mutu Beton Perkerasan Kaku
Mutu Beton Kuat
No Jenis Jalan Raya Tekan 28 hari ( c)
Kg/Cm2 MPa
1. Jalan Raya dengan lalu lintas berat 400 40
dan truk berat dengan muatan
berlebihan, seperti di Terminal,
Dermaga)
2. Jalan Raya dengan truk ringan sampai 350 35
sedang, truk berat relatif sedikit.
3. Jalan Kota untuk kendaraan ringan 300 30
saja.
4. Lapangan Parkir Mobil, bukan truk. 250 300 25 30
Sumber : Alik Ansori Alamsyah, 2006
Umur rencana

426
Umur rencana perkerasan jalan ditentukan atas pertimbangan klasifikasi
fungsional jalan, pola lalu lintas serta nilai ekonomi jalan yang bersangkutan,
yang dapat ditentukan anaatara lain dengan metode Benefit Cost Ratio, kombinasi
dari metode tersebut atau cara lain yang tidak terlepas dari pola pengembangan
wilayah. Umumnya perkerasan beton semen dapat direncanakan dengan umur
rencana (UR) 20 tahun sampai 40 tahun. (Pd T-14-2003)
Lalu lintas
Lalu lintas harus dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu-
lintas dan kofigurasi sumbu, menggunakan data terakhir atau data 2 tahun
terakhir.
Kendaraan yang ditinjau untuk perencanaan perkerasan beton semen
adalah yang mempunyai berat tatol minimun 5 ton.
Pertumbuhan lalu-lintas
Volume lalu-lintas akan bertambah sesuai dengan umur rencana atau tahap
di mana kapasitas jalan dicapai dengan faktor pertumbuhan lalu-lintas yang dapat
ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut:
(1+i)UR-1
R = ------------------ ......................................................................(4)
I
Dengan pengertin :
R : Faktor pertumbuhan lalulintas
i : Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %
UR : umur rencana. (Pd T-14-2003)
Lalu-lintas rencana
Beban pada suatu jenis sumbu secara tipikal dikelompokkan dalam
interval 10 kN (1 ton) bila diambil dari survey beban. Jumlah sumbu kendaraan
niaga selama umur rencan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
JSKN = JSKNH x 365 x R x C..........................................................(5)
Dengan pengertian :
JSKN : Jumlah tatao sumbu kendaraan niaga selama umur rencana.
JSKNH : Jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari pada saat jalan di buka.

427
R : Faktor pertumbuhan Komulatif.
C : Koefisien distribusi kendaraan.(Pd T-14-2003)
Tabel 3 Faktor keamanan beban (FKB)
No Penggunaan Nilai
FKB
1 Jalan bebas hambatan utama (major freeway) dan jalan 1,2
berlajur banyak, yang aliran lalu lintasnya tidak terhambat
serta volume kendaraan niaga yang tinggi.
Bila menggunakan data lalu lintasnya dari hasil survai beban
dan adanya kemungkinana route alternatif, maka nilai faktor
keamanan beban dapat dikurangi menjadi 1,15.
2 Jalan bebas hambatan dan jalan arteri dengan volume 1,1
kendaraan niaga menengah.
3 Jalan dengan volume kendaraan niaga rendah. 1,0

Dowel dan Tie Bar


Dowel berupa batang baja tulangan polos maupun profil, yang digunakan
sebagai sarana penyambung pada beberapa jenis sambungan pelat beton
perkerasan jalan. Dowel juga bisa disebut sambungan melintang. (Alamsyah
2001)
Tie Bar atau Batang pengikat adalah potongan baja yang diprofilkan yang
dipasang pada sambungan lidah-alur dengan maksud untuk mengikat pelat agar
tidak bergerak horizontal. Batang pengikat dipasang pada sambungan memanjang.
Tie Bar juga bisa disebut sambungan memanjang. (Alamsyah, 2001)

Dowel (Ruji)
Dowel berupa batang baja tulangan polos maupun profil, yang
digunakan sebagai sarana penyambung/pengikat pada beberapa jenis
sambungan pelat beton perkerasan jalan.
Dowel berfungsi sebagai penyalur beban pada sambungan yang
dipasang dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi atau
dicat untuk memberikan kebebasan bergeser.

428
Tabel 4. Ukuran dan Jarak Batang Dowel (Ruji) yang Disarankan
Tebal Pelat Dowel
Perkerasan Diameter Panjang Jarak
Inch M Inch M Inch m Inch m
i m i m i m i m
6 150 19 18 450 12 300
7 175 1 25 18 450 12 300
8 200 1 25 18 450 12 300
9 225 1 32 18 450 12 300
10 250 1 32 18 450 12 300
11 275 1 32 18 450 12 300
12 300 1 38 18 450 12 300
13 325 1 38 18 450 12 300
14 350 1 38 18 450 12 300
Sumber : Ari Suryawan, 2005
Batang Pengikat (Tie Bar)
Tie Bar dirancang untuk memegang pelat sehingga teguh, dan
dirancang untuk menahan gaya-gaya tarik maksimum. Tie Bar tidak
dirancang untuk memindah beban. Jarak Tie Bar dapat mengacu pada Tabel
5.
Tabel 5 Tie Bar
Diameter Batang in Diameter Batang 5/8 in
Jarak Maksimum Jarak Maksimum
Jenis Tegang Tebal (in) (in)
dan an Perkeras Pan- Leb Leb Leb Pan- Leb Leb Leb
Mutu Kerja an jang ar ar ar jang ar ar ar
Baja (psi) (in) (in) Laju Laju Laju (in) Laju Laju Laju
r r r r r r
10 ft 11 ft 12 ft 10 ft 11 ft 12 ft
Grade 30.000 6 25 48 48 48 30 48 48 48
40 7 25 48 48 48 30 48 48 48
8 25 48 44 40 30 48 48 48
9 25 48 40 38 30 48 48 48
10 25 48 38 32 30 48 48 48
11 25 35 32 29 30 48 48 48
12 25 32 29 26 30 48 48 48
Sumber : Ari Suryawan, 2005
Prosedur perencanaan

429
Prosedur perencanaan perkerasan beton semen didasarkan atas dua model
kerusakan yaitu :
1) Retak fatik (lelah) tarik lentur pada pelat.
2) Erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang diakibatkan oleh lendutan
berulang pada sambungan dan tempat retak yang direncanakan.

Perencanaan tebal pelat


Tebal pelat taksiran dipilih dan total fatik serta kerusakan erosi dihitung
berdasarkan komposisi lalu-lintas selama umur rencana. Jika kerukana fatik atau
erosi lebih dari 100%, tebal taksiran dinaikkan dan proses perencanaan.
Tebal rencana adalah tebal taksiran yang paling kecil yang mempunyai
total fatik dan atau total kerusakan erosi lebih kecil ata sama dengan 100%.(Pd T-
14-2003)
Komposisi Lalu-lintas
Sepeda motor (MC) :
Kendaraan berat menengah (MHV) :
Truk besar (LT) :
Bis besar (LB) :
Kapasitas jalan
Kapasitas juga telah di perkirakan secara teoritis dengan menganggap
suatu hubungan matematik antara kerapatan, kecepatan dan arus. Persamaan dasar
untuk penetuan kapasitas adalah sebagai berikut:
C = Co x FCw x FCsp x FCSF...................................................................................(6)
Dimana :
C = Kapasita (Smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (Smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan.(MKJI-3,1997)

Tabel 6 : Kelas Jalan menurut Tekanan Standar


Kelas Jalan Tekanan Standar

430
I 7 ton
II 5 ton
IIIA 3,50 ton
IIIB 2,75 ton
IV 1,50 ton
Sumber: (susanto, 2008)
Tabel 7 Faktor Keamanan
Peran Jalan Faktor Keamanan
Jalan Tol 1,2
Jalan Arteri 1,1
Jalan Kolektor/Lokal 1,0
Sumber : Alik Ansori Alamsyah, 2006
Analisa Harga Satuan
Analisa Harga Satuan Bahan
Kebutuhan bahan/material ialah besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan (Bachtiar
Ibrahim, 1994 dalam Dani Kurniawan, 2004).
Kebutuhan bahan dapat dicari dengan rumus umum sebagai berikut :
Bahan = Volume pekerjaan x Koefisien analisa bahan
Analisa Harga Satuan Upah
Analisa upah suatu pekerjaan ialah, menghitung banyaknya tenaga yang
diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
(Bachtiar Ibrahim, 1993)
Secara umum jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk suatu volume
pekerjaan tertentu dapat dicari dengan rumus :
Tenaga Kerja = Volume Pekerjaan x Koefisien analisa tenaga kerja
Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing-masing metoda
Analisa Harga Satuan Alat
Harga satuan dasar alat terdiri dari :
- Biaya pasti (initial cost atau capital cost)
- Biaya operasional dan pemeliharaan (direct operational and
maintenance cost).
1) Biaya Pasti

431
Biaya pasti (pengembalian modal dan bunga) setiap bulan dihitung sebagai
berikut :
G = (B C) x D + F / (W)
Dimana;
G = biaya pasti
B = harga alat setempat
C = Nilai sisa (salvage value) yaitu nilai/harga dari peralatan yang bersangkutan
setelah umur ekonomisnya berakhir.
D = Faktor angsuran / pengembalian modal.
= i x (1 + i)^ / / ( (1 + i) A ) 1
A = Umur ekonomis peralatan (economics life years) dalam tahun yang
lamanya tergantung dari tingkat penggunaan dan standar dari pabrik
pembuatnya.
F = Biaya asuransi pajak dan lain-lain per tahun
Besarnya nilai ini biasanya diambil sebesar 2 per mil dari initial cost atau 2%
dari nilai sisa alat.
= 0,002 x B
= 0,003 x c
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
- Bagi peralatan yang bertugas berat (memungkinkan bekerja secara terus
menerus sepanjang tahun) dianggap bekerja 8 jam hari dan 250 hari/tahun,
maka ;
W = 8 x 250 x 1 = 2000 jam/tahun.
- Bagi peralatan yang bertugas sedang, dianggap bekerja 8 jam/hari dan 200
hari/tahun, maka ;
W = 8 x 200 x 1 = 1600 jam/tahun
2) Biaya Operasi dan Pemeliharaan Cara Teoritis
Besarnya biaya operasi dan pemeliharaan tiap-tiap unit peralatan yang
dipergunakan dihitung sebagai berikut :
a. Biaya bahan bakar (H)
b. Pelumas (I)

432
c. Biaya perawatan
d. Biaya perbaikan / Spareparts (K)
e. Biaya Operator (M)
Pembahasan
Data Teknis Perencanaan Perkerasan
Data teknis adalah sebagai berikut :
1. Status Fungsi Jalan : Jalan Kolektor
2. Tipe Jalan : 2 lajur 2 arah
3. Usia rencana : 20 tahun
4. Rencana jenis Perkerasan : Perkerasan kaku bersambung tanpa
tulangan.
Data Analisa Lalu Lintas
Pertumbuhan lalu lintas pertahun adalah :
131.1 : 9 = 14.5 % ~ 15 %
(1+i)UR-1
R =
i
(1+15%)20-1
R =
15%
= 102.44
Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) selama umur rencana 20 tahun :
Lalu lintas rencana :
JSKN = 365 x JSKNH x R
= 365 x 122 x 102.44
= 4561653 unit
JSKN rencana = Cd x JSKN
= 0.45 x 4561653
= 2052744 unit
Keterangan :
JSKNH = Jumlah sumbu kendaraan niaga harian
Kapasitas Jalan
Diketahui data untuk menghitung kapasitas jalan sebagai berikut:
1. Kapasitas dasar (Co) = 3100 smp/jam
2. Faktor penyesuaian lebar jalan(FCw) = 1,00

433
3. Faktor penyesuaian pemisah arah(FCsp) = 1,00
4. Faktor penyesuaian hambatan samping(FCsf) = 0,99
C = Co x FCw x FCsp x FCsf
= (3100 x 2) x 1 x 1 x 0,99
= 6188 smp/jam
Jadi, kapasitas jalan di jalan menuju jembatan anggana kab. Kukar adalah
6188 smp/jam, maka di gunakan tipe jalan 2/2 UD.

3,5 M 3,5 M

Gambar 4.2.3Kondisi Jalan Menuju Jembatan Anggana kab. Kukar.


Analaisa Struktur Rigid Pavement
Data CBR Tanah
Rumus Perhitungan CBR Segmen Secara Analistis:
(CBR maks CBR min)
CBR (Segmen) = CBR rata-rata - ------------------------------
R
Dimana nilai R tergangtung dari jumlah n / data yang terdapat dalam segmen atau
ruas jalan. Besarnya R dapat dilihat dari tabel.
Dari perhitungan CBR titik di dapat sebagai berikut:
CBR rata-rata : 5.70 % jumlah n / data = 10
CBR maksimum : 7.48 % Maka R = 3.18
CBR minimum : 4.84 %
( 7.48 - 4.84)
Maka CBR (Rekap segmen) = 5.70 - ----------------------
3.18
= 4.87
Catatan : CBR tanah dasar yang mewakili STA. 0+000 S/D 0+900 Adalah 4.87 %
Perhitungan Tebal Perkerasan Kaku
Perhitungan dengan menggunakan SNI Pd-T-14-2003
Diketahui data parameter perencanaan sebagai berikut :
1. CBR Tanah Dasar : 4,87 %
2. Kuat tarik lentur (Fcr) : 3,75 Mpa

434
(fc) : 250 Kg/cm2, Silinder
3. Bahan Pondasi Bawah : CBR 120 mm BP
4. Rencana jenis Perkerasan : Perkerasan bersambung tanpa tulangan.
5. Koefisien Distribusi : 0,45
6. Faktor keamanan : 1,0
7. Bahu Jalan : Ya
8. Ruji/Dowel : Ya
9. Data lalu lintas harian rata-rata (LHR) :
- Mobil Penumpang : 63
- Bus : 17
- Truk 2 as kecil : 26
- Truk 2 as besar : 12
- Truk 3 as : 6
Penentuan Dowel
Dari hasil data perhitungan diatas, dengan tebal pelat 25 cm diperoleh :
- Diameter = 32 mm
- Panjang = 45 cm
- Jarak antar dowel = 30 cm
Penentuan Tie Bar
Dari hasil data perhitungan di atas, dengan tebal pelat 25 cm diperoleh :
- Diameter = 16 mm
- Panjang = 100 cm
- Jarak antar Tie Bar = 60 cm
Gambar Penempatan Dowel dan Tie Bar
Adapun gambar penempatan Dowel dan Tie Bar, seperti disajikan pada gambar
berikut ini.

Batang Polos
diminyaki
32 - 300 mm

125
250 32 mm
125

435
Gambar 4.2. Tipikal Sambungan Susut Melintang Dengan Dowel

500 mm 500 mm
125
250
125

1000 mm

Gambar 4.3. Tipikal Sambungan Pelaksanaan Memanjang Dengan Lidah


Alur dan Tie Bar

Rekapitulasi harga

436
REKAPITULASI HARGA

kesimpulan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tebal perkerasan beton (Rigid Pavement) = 25 cm dengan mutu beton K-
250 (250 Kg/cm2)
Dowel(Ruji) : 32 mm, panjang 45 cm dengan jarak antar
dowel =30 cm
Tie Bar : 16 mm, panjang 100cm dengan jarak antar tie bar = 60
cm
2. Dari perhitungan biaya perkerasan untuk perkerasan kaku di peroleh total
biaya biaya sebesar Rp.13.067.000.000,00
Saran-saran
Untuk menentukan tebal perkerasan kaku agar memperoleh perencanaan
yang memenuhi syarat di wajibkan selalu berpedoman kepada buku-buku
yang telah diakui.
Dalam menghitung Rencana Anggaran Biaya khususnya pada proyek jalan
raya banyak hal yang harus dipertimbangkan antara lain:

437
Alat :
Untuk mempermudah perhitungan biaya terlebih dahulu di buat daftar
jenis alat yang kapasitasnya yang akan digunakan untuk kemudian dianalisa untuk
mendapatkan produktivitas alat sema jam rencana kerja dan sewa alat per jam.
Tenaga :
Tenaga kerja yang dibutuhkan sebaiknya tenaga kerja yang profesional
dalam bidangnya.

438

Anda mungkin juga menyukai