Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO


RSUD UNDATA PALU

REFLEKSI KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 10-08-2017


Jam : 20.00 WITA
Ruangan : IGD KB RSU Anutapura Palu

I. DENTITAS
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn. AJ
Umur : 60 tahun Umur : 43 tahun
Alamat : Desa Tinombala, Parimo
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Tani
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD (tidak tamat) Pendidikan : SMA

II. ANAMNESIS
P3A0 Usia Kehamilan : -
HPHT :- Menarche : 13 tahun
TP :- Perkawinan : 19 tahun

Keluhan Utama : Pelepasan darah jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien masuk ke IGD Kebidanan RSU Anutapura rujukan dengan keluhn utama
pelepasan darah dari jalan lahir. Keluhan pelepasan darah pada jalan lahir dialami
sejak tadi siang, Os juga mengeluhkan sering nyeri dibagian perut sejak + 2 bulan
terkahir, dengan sifat hilang timbul.Os tidak haid sejak 5 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Sebelum masuk ke rumah sakit, pasien ke dr. Wulan Sp.OG, dan dianjurkan untuk
aff IUD

32
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

Riwayat alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan
makanan.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama
dengan pasien. Riwayat penyakit kanker payudara dalam keluarga tidak ada.

Riwayat Menstruasi :
Menarche pada usia 13 tahun, tidak haid sejak 5 tahun terakhir.
Riwayat Obstetri :
P1 :laki-laki, partus tahun 1977, aterm, normal, ditolong dukun di rumah, BBL : ?,
meninggal pada usia 5 tahun

P2 :perempuan, partus pada tahun 1979, aterm, normal, ditolong dukun di rumah,
BBL : ?

P2 :perempuan, partus pada tahun 1983, aterm, normal, ditolong dukun di rumah,
BBL : ?

III. PEMERIKSAAN FISIK


KU : Baik Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 82 kali/menit
BB : 50 Kg Respirasi : 16 kali/menit
TB : 156 cm Suhu : 36,6 C

Kepala Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema wajah (-), cloasma
gravidarum (-), perbesaran KGB (-), perbesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax :

33
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

I : simetris bilateral
P: Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
P: sonor kedua lapang paru
A: vesicular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen :
I: tampak cembung
A: bising usus (+), kesan normal
P: tymphani
P: nyeri tekan (-), organomegali (-)
Pemeriksaan Obstetri
Situs : tidak dilakukan
Leopold I : tidak dilakukan
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
DJJ : tidak dilakukan
HIS : tidak dilakukan
Pergerakan Janin : tidak dilakukan
Janin Tunggal : tidak dilakukan
TBJ : tidak dilakukan
Genitalia :
Tidak dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
Pengeluaran pervaginum berupa darah (+).

Ekstremitas
Edema (-/-), turgor kulit normal, akral hangat

IV. PERMASALAHAN
1. Perdarahan pervaginam dikeluhkan sejak tadi siang
2. Tidak haid +- 5 tahun terakhir
V. MENENTUKAN DIAGNOSIS

34
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

Cervisitis
PUD
Endometriosis
Keganasan : carsinoma serviks

VI. INTERVENSI PEMERIKSAAN


Pemeriksaan Dalam (VT) :
Tidak dilakukan
Inspeksi Inspekulo :
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
No. Pemeriksaan Nilai Nilai Rujukan
1. WBC 10,5 x 103/mm3 4,8 10,8

2. RBC 4,7 x 106/mm3 4,7 6,1

3. PLT 279 x 103/mm3 150 450

4. HGB 13,9 g/dl 14 16

5. HCT 39,2 % 42 52

6. HbsAg Non-Reaktif

7. Anti HIV Non-reaktif

8. Glukosa sewaktu 132 170 mg/dl

USG Abdomen:

35
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

USG
Uterus: antefleksi, ukuran dan echo texture dalam batas normal,
endometrial line intak, tampak metal density (IUD)
Adnexa: Echo parenkim dalam batas normal, tidak tampak echo mass/cyst
Tidak tampak echo cairan bebas dalam cavum douglas
Kesan :
Tidak tampak kelainan radiologic pada USG ginekologi

VII. DIAGNOSIS DEVENITIF


P3A0 + Akseptor IUD

VIII. PENATALAKSANAAN
Intervensi Perawatan

36
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

Rawat inap
Tirah baring
Pemantauan Tanda-tanda Vital
Pemantauan Perdarahan
Conseling
Intervensi Pengobatan
Terapi UGD
IVFD RL 24 tpm
Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
R/ aff IUD

Terapi Bangsal
IVFD RL 24 tpm
Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
Inj. Transamin
Konsul dokter anastesi
Tindakan operatif berupa aff IUD dengan metode mini
laparotomi.

IX. ANJURAN PEMERIKSAAN


- -
X. PROGNOSIS

- Dubia et Bonam

FOLLOW UP
Perawatan hari ke-1, 10/8/2017
S : Nyeri perut (-), pusing (-), Mual (-), Muntah (-), sakit kepala (-),
pelepasan darah (-) lender (-), BAB biasa, BAJ lancer, nyeri pinggang tembus
belakang (+).
O : Keadaan umum : Sakit Sedang
TD : 110/80 mmHg P : 20x/ menit

37
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

N : 84 x/menit S : 36,7C
Konjungtiva anemis -/-
Bp. Vesikuler, Rh -/- Basah halus, Wh-/-
BJ I dan II regular, Bising (-), Gallop (-)
Bising usus (+) kesan normal
A : P3A0 + akseptor IUD
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV
Aff IUD

Perawatan hari ke-2, 11/8/2017


S : Nyeri perut (+), pusing (+), Mual (-), Muntah (-), sakit kepala (-),
pelepasan darah (-) lender (-), BAB biasa, BAJ lancer, nyeri pinggang tembus
belakang (+).
O : Keadaan umum : Sakit Sedang
TD : 140/90 mmHg P : 24x/ menit
N : 84 x/menit S : 36,5C
Konjungtiva anemis -/-
Bp. Vesikuler, Rh -/- Basah halus, Wh-/-
BJ I dan II regular, Bising (-), Gallop (-)
Bising usus (+) kesan normal
A : P3A0 + akseptor IUD
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV
Aff IUD

Perawatan hari ke-3, 12/8/2017


S : Nyeri perut (+), pusing (+), Mual (+), Muntah (-), sakit kepala (+),nyeri
pinggang tembus belakang (+), nyeri payudara (+/+), BAB dan BAK baik

38
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

O : Keadaan umum : Sakit Sedang


TD : 140/90 mmHg P : 24x/ menit
N : 84 x/menit S : 36,5C
Konjungtiva anemis -/-
Bp. Vesikuler, Rh -/- Basah halus, Wh-/-
BJ I dan II regular, Bising (-), Gallop (-)
Bising usus (+) kesan normal
A : P3A0 + akseptor IUD
P : Pengambilan sampel darah
Tindakan operatif berupa laparatomi mini,

IUD yang telah terangkat

Perawatan hari ke-4, 13/8/2017


S : Nyeri luka operasi (+), PPV (+), pusing (+), sakit kepala (+), flatus (+),
nyeri pinggang tembus belakang (+), BAB biasa, BAK lancer.
O : Keadaan umum : Sakit Sedang

39
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

TD : 120/80 mmHg P : 20x/ menit


N : 84 x/menit S : 36,7C
Konjungtiva anemis -/-
Bp. Vesikuler, Rh -/- Basah halus, Wh-/-
BJ I dan II regular, Bising (-), Gallop (-)
Bising usus (+) kesan normal
A : P3A0 + post laparatomi H1 a/I dislokasi IUD
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV
Meloxicam 2 x 20 mg
Vitamin C 5 x 1

DISKUSI

Pasien didiagnosis dengan kanker serviks berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan keluhan berupa
keluarnya darah dari kemaluan, keputihan yang dirasakan sejak lama dan tidak
sembuh, nyeri perut bagian bawah, pusing, sakit kepala, penurunan berat badan,
mual dan muntah.
Dari anamnesis juga didapatkan riwayat pemeriksaan patologi anatomi dimana
hasilnya merupakan kanker serviks. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
konjunctiva anemis, palpasi abdomen nyeri tekan di regio suprapubik, inguinal
kiri dan inguinal kanan, Inspeksi visual tampak massa serviks berbenjol benjol
disertai perdarahan, pemeriksaan dalam (VT) pada vagina teraba massa berbenjol
benjol di dinding vagina sebelah kanan konsistensi keras, pada portio teraba portio
berbenjol-benjol, konsistensi keras, nyeri tekan, disertai pelepasan darah.Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan anemia dan leukositosis. Dari USG
abdomen ditemukan massa serviks.
Faktor resiko yang dimiliki oleh pasien ini adalah berhubungan seksual di usia
dini (17 tahun). Karena sel kolumner serviks lebih peka terhadap metaplasia
selama usia dewasa, maka wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 18

40
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

tahun akan berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat. Selain itu faktor resiko
lain yang dimiliki oleh pasien ini adalah faktor sosioekonomi rendah hal ini sesuai
kepustakaan bahwa pada studi secara deskrptif maupun analitik menunjukkan
hubungan yang kuat antara kejadian kanker serviks dengan tingkat social ekonomi
yang rendah. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa
infeksi HPV lebih prevalen pada wanita dengan tingkat pendidkan dan pendapatan
rendah.
Kemungkinan stadium klinis dari pasien ini adalah stadium IIIA (T3aNxM0)
karena dari pemeriksaan fisik palpasi massa berbenjol-benjol di vagina dan dari
pemeriksaan USG abdomen/Foto polos thorax tidak ditemukan metastasis jauh.
Pasien ini diterapi simtopmatik dengan obat-obatan yaitu ceftriaxone,
metronidazole, ondansetron, ranitidin, asam traneksamat dan ketorolac.
Ceftriaxone merupakan antibiotik spektrum luas golongan cephalosporin generasi
ke-3 yang efektif pada bakteri gram negatif dan gram postif. Obat ini bekerja
menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara mengikat penicillin-binding
protein sehingga mengganggu sintesis dari proteoglikan. Metronidazole
merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob, amoeba dan
trikomoniasis yang bekerja menghambat sintesis asam nukleat dengan cara
menganggu DNA dari bakteri. Ceftriaxone dan metronidazole diberikan karena
hasil lab menunjukkan tanda-tanda infeksi yaitu leukositosis.
Ondansetron adalah merupakan obat antiemetik golongan 5-HT3 reseptor
antagonis selektif yang bekerja dengan cara berikatan dengan 5-HT3 reseptor
pada sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi dengan efek primer di saluran cerna.
Ranitidin merupakan golongan H2 reseptor antagonis yang bekerja dengan cara
memblok reseptor H2 di sel parietal gaster sehingga menghambat sekresi asam
lambung. Asam traneksamat merupakan agent antifibrinolitik yang bekerja dengan
cara menghambat fibrinolisis dengan cara mengubah plasminogen menjadi fibrin
dan mengurangi aktivasi plasmin sehingga menurunkan aktivitas complement dan
inflamasi.
Manajemen nyeri pada pasien kanker harus berdasarkan berat tidaknya nyeri
dan kekuatan obat anti nyeri. Pada pasien ini nyeri yang dialami diterapi dengan

41
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

Ketorolac merupakan obat NSAID yang bekerja menghambat sinstesis


prostaglandin di jaringan tubuh dengan cara menghambat sintesis dari 2 siklo-
oksigenase (COX) isoenzim.
Manajemen Nyeri Kanker berdasarkan kekuatan obat anti nyeri kanker, dikenal 3
tingkatan obat, yaitu :
1. Nyeri ringan (VAS 1-4): obat yang dianjurkan antara lain Asetaminofen,
OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid).
2. Nyeri sedang (VAS 5-6): obat kelompok pertama ditambah kelompok opioid
ringan seperti kodein dan tramadol.
3. Nyeri berat (VAS 7-10): obat yang dianjurkan adalah kelompok opioid kuat
seperti morfin dan fentanil.
Prognosis dari pasien ini adalah Bonam ad malam dikarenakan penyakit yang
dialami merupakan suatu tumor ganas/kanker. Untuk menentukan angka harapan
hidup pasien untuk 5 tahun kedepan harus dilakukan pemeriksaan CT-Scan/MRI
terlebih dahulu untuk mengevaluasi penyebaran dan stadium kanker serviks ini.

42
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

KESIMPULAN

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada
serviks (leher rahim) yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol
ke puncak liang senggama atau vagina. Penyebab dari kanker serviks adalah
Human Papiloma Virus.
Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,
kontrasepsi, atau merokok merupakan faktor resiko terjadinya kanker serviks.
Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks
dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi
dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa terapi ini.

43
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

DAFTAR PUSTAKA

1. Barakat RR, Berchuck A, Markman M, Randall ME. Principles and Practice


of Gynecologic Oncology, 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and
Wilkins; 2013. (598)
2. Sarwono S. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014.
3. Callahan T, Caughey AB. Blueprints Obstetrics & Gynecology, 6th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2013. (369)
4. Creasman, DiSaia. Clinical Gynecologic Oncology, 7th ed. Philadephia:
Saunders Elsevier; 2007. (8)
5. De Vita VT, Lawrence TS, Rosenberg SA. Cancer Principles & Practice of
Oncology Primer of The Molecular Biology of Cancer. Philadephia:
Lippincott Williams and Wilkins; 2011. (385)
6. Dutta DC, Konar H. DC Duttas Textbook of Gynecology Including
Contraception. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2013. (336)
7. Edmons DK. Dewhursts Textbook of Obstetrics & Gynecology, 8th ed.
Oxford: Wiley-Blackwell; 2012. (747)
8. Lentz GM, Lobo RA, Gershenson DM, Katz VL. Comprehensive
Gynecology, 6th ed. Philadephia: Saunders Elsevier; 2012. (649)
9. Neal AJ, Hoskin PJ. Clinical Oncology Basic Principles and Practice, 4th ed.
Boca Raton: Hodder Arnold; 2009. (200)
10. Schorge JO, Schaffer JI, Malvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. Williams Gynecology. China: McGraw-Hill; 2008. (1285)
11. Setchell ME, Shepherd JH. Shaws Textbook of Operative Gynaecology, 7th
ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2013. (293)
12. Smith RP. Netters Obstetrics and Gynecology, 2nd ed. Philadephia: Saunders
Elsevier; 2008. (247)
13. American Cancer Society. Cervical Cancer. Atlanta; 2014.

44
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU

14. Colombo N, Carinelli S, Colombo A, Marini C, Rollo D, Sessa C. Cervical


Cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines For Diagnosis, Treatment and
Follow Up. Annals of Oncology. Oxford: Oxford University Press; 2012.
15. Janicek MF, Hervy, EA. Cervical Cancer: Prevention, Diagnosis, and
Therapeutics. New York: A Cancer Journal of Clinicians; 2010.
16. Massad LS, Mark HE, Warner KH, Hormuzd AK,Walter KK, Mark S,
Solomon D, Wentzensen N, Herschel WL. Updated Consensus Guidelines for
The Management of Abnormal Cervical Cancer Screening Tests and Cancer
Precursors. American Society for Colposcopy and Cervical Pathology.
Journal of Lower Genital Tract Disease. Vol 17. No. 5; 2013.
17. WHO. Guidelines for Screening and Treatment of Precancerous Lesions for
Cervical Cancer Prevention. Switzerland: WHO Press; 2013.

45

Anda mungkin juga menyukai