REFLEKSI KASUS
I. DENTITAS
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn. AJ
Umur : 60 tahun Umur : 43 tahun
Alamat : Desa Tinombala, Parimo
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Tani
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD (tidak tamat) Pendidikan : SMA
II. ANAMNESIS
P3A0 Usia Kehamilan : -
HPHT :- Menarche : 13 tahun
TP :- Perkawinan : 19 tahun
32
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Riwayat alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan
makanan.
Riwayat Menstruasi :
Menarche pada usia 13 tahun, tidak haid sejak 5 tahun terakhir.
Riwayat Obstetri :
P1 :laki-laki, partus tahun 1977, aterm, normal, ditolong dukun di rumah, BBL : ?,
meninggal pada usia 5 tahun
P2 :perempuan, partus pada tahun 1979, aterm, normal, ditolong dukun di rumah,
BBL : ?
P2 :perempuan, partus pada tahun 1983, aterm, normal, ditolong dukun di rumah,
BBL : ?
Kepala Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema wajah (-), cloasma
gravidarum (-), perbesaran KGB (-), perbesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax :
33
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
I : simetris bilateral
P: Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
P: sonor kedua lapang paru
A: vesicular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen :
I: tampak cembung
A: bising usus (+), kesan normal
P: tymphani
P: nyeri tekan (-), organomegali (-)
Pemeriksaan Obstetri
Situs : tidak dilakukan
Leopold I : tidak dilakukan
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
DJJ : tidak dilakukan
HIS : tidak dilakukan
Pergerakan Janin : tidak dilakukan
Janin Tunggal : tidak dilakukan
TBJ : tidak dilakukan
Genitalia :
Tidak dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
Pengeluaran pervaginum berupa darah (+).
Ekstremitas
Edema (-/-), turgor kulit normal, akral hangat
IV. PERMASALAHAN
1. Perdarahan pervaginam dikeluhkan sejak tadi siang
2. Tidak haid +- 5 tahun terakhir
V. MENENTUKAN DIAGNOSIS
34
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Cervisitis
PUD
Endometriosis
Keganasan : carsinoma serviks
5. HCT 39,2 % 42 52
6. HbsAg Non-Reaktif
USG Abdomen:
35
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
USG
Uterus: antefleksi, ukuran dan echo texture dalam batas normal,
endometrial line intak, tampak metal density (IUD)
Adnexa: Echo parenkim dalam batas normal, tidak tampak echo mass/cyst
Tidak tampak echo cairan bebas dalam cavum douglas
Kesan :
Tidak tampak kelainan radiologic pada USG ginekologi
VIII. PENATALAKSANAAN
Intervensi Perawatan
36
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
Rawat inap
Tirah baring
Pemantauan Tanda-tanda Vital
Pemantauan Perdarahan
Conseling
Intervensi Pengobatan
Terapi UGD
IVFD RL 24 tpm
Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
R/ aff IUD
Terapi Bangsal
IVFD RL 24 tpm
Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8 jam
Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
Inj. Transamin
Konsul dokter anastesi
Tindakan operatif berupa aff IUD dengan metode mini
laparotomi.
- Dubia et Bonam
FOLLOW UP
Perawatan hari ke-1, 10/8/2017
S : Nyeri perut (-), pusing (-), Mual (-), Muntah (-), sakit kepala (-),
pelepasan darah (-) lender (-), BAB biasa, BAJ lancer, nyeri pinggang tembus
belakang (+).
O : Keadaan umum : Sakit Sedang
TD : 110/80 mmHg P : 20x/ menit
37
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
N : 84 x/menit S : 36,7C
Konjungtiva anemis -/-
Bp. Vesikuler, Rh -/- Basah halus, Wh-/-
BJ I dan II regular, Bising (-), Gallop (-)
Bising usus (+) kesan normal
A : P3A0 + akseptor IUD
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV
Aff IUD
38
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
39
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
DISKUSI
40
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
tahun akan berisiko terkena kanker serviks lima kali lipat. Selain itu faktor resiko
lain yang dimiliki oleh pasien ini adalah faktor sosioekonomi rendah hal ini sesuai
kepustakaan bahwa pada studi secara deskrptif maupun analitik menunjukkan
hubungan yang kuat antara kejadian kanker serviks dengan tingkat social ekonomi
yang rendah. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang menunjukkan bahwa
infeksi HPV lebih prevalen pada wanita dengan tingkat pendidkan dan pendapatan
rendah.
Kemungkinan stadium klinis dari pasien ini adalah stadium IIIA (T3aNxM0)
karena dari pemeriksaan fisik palpasi massa berbenjol-benjol di vagina dan dari
pemeriksaan USG abdomen/Foto polos thorax tidak ditemukan metastasis jauh.
Pasien ini diterapi simtopmatik dengan obat-obatan yaitu ceftriaxone,
metronidazole, ondansetron, ranitidin, asam traneksamat dan ketorolac.
Ceftriaxone merupakan antibiotik spektrum luas golongan cephalosporin generasi
ke-3 yang efektif pada bakteri gram negatif dan gram postif. Obat ini bekerja
menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara mengikat penicillin-binding
protein sehingga mengganggu sintesis dari proteoglikan. Metronidazole
merupakan antibiotik yang efektif terhadap bakteri anaerob, amoeba dan
trikomoniasis yang bekerja menghambat sintesis asam nukleat dengan cara
menganggu DNA dari bakteri. Ceftriaxone dan metronidazole diberikan karena
hasil lab menunjukkan tanda-tanda infeksi yaitu leukositosis.
Ondansetron adalah merupakan obat antiemetik golongan 5-HT3 reseptor
antagonis selektif yang bekerja dengan cara berikatan dengan 5-HT3 reseptor
pada sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi dengan efek primer di saluran cerna.
Ranitidin merupakan golongan H2 reseptor antagonis yang bekerja dengan cara
memblok reseptor H2 di sel parietal gaster sehingga menghambat sekresi asam
lambung. Asam traneksamat merupakan agent antifibrinolitik yang bekerja dengan
cara menghambat fibrinolisis dengan cara mengubah plasminogen menjadi fibrin
dan mengurangi aktivasi plasmin sehingga menurunkan aktivitas complement dan
inflamasi.
Manajemen nyeri pada pasien kanker harus berdasarkan berat tidaknya nyeri
dan kekuatan obat anti nyeri. Pada pasien ini nyeri yang dialami diterapi dengan
41
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
42
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
KESIMPULAN
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi pada
serviks (leher rahim) yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol
ke puncak liang senggama atau vagina. Penyebab dari kanker serviks adalah
Human Papiloma Virus.
Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku seksual,
kontrasepsi, atau merokok merupakan faktor resiko terjadinya kanker serviks.
Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks
dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi
dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa terapi ini.
43
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
DAFTAR PUSTAKA
44
BAGIAN OBSTETRI- GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RSUD UNDATA PALU
45