Anda di halaman 1dari 16

KLASIFIKASI KELAS OSTEICHTHYES

Superkelas PISCES
Kelas OSTEICHTHYES (ikan bertulang keras)
Subkelas Actinopterygii
Superordo Paleonisci (paleoniscoids)
Superordo Polypteri (ikan bersisik ganoid)
Ordo Polypteriformes (bichirs)
Superordo Chondrostei (ikan ganoid bertulang rawan)
Ordo Acipenceriformes (sturgeon dan paddlefish)
Superordo Holostei (ikan ganoid bertulang keras)
Ordo Amiiformes (ikan bowfin)
Ordo Lepisosteiformes (ikan gars)
Superordo Teleostei (ikan bertulang keras tingkat tinggi)
Ordo Clufeiformes (ikan salmon dan sebangsanya)
Ordo Scopeliformes (ikan iniomous)
Ordo Saccopharyngiformes (belut gulper laut dalam)
Ordo Galaxiiformes (ikan galaxiid)
Ordo Esociformes (ikan pike)
Ordo Mormyriformes (ikan mormirid)
Ordo Cypriniformes (ikan cyprinus, karper)
Ordo Anguilliformes (belut)
Ordo Cyprinodontiformes (ikan cyprinodontid, minno)
Ordo Beloniformes (ikan terbang)
Ordo Gadiformes (codfishes dan hakes)
Ordo Macruriformes (deep-sea rattails)
Ordo Percopsiformes (troutperch dan pirateperch)
Ordo Beryciformes (ikan squirrel)
Ordo Perciformes (ikan perchlike)
Ordo Echeneiformes (ikan remora)
Ordo Zeiformes (ikan John Dorys dan sejenisnya)
Ordo Pleuronectiformes (ikan pipih)
Ordo Gasterosteiformes (ikan sticklebacks dan tubenose)
Ordo Syngnathiformes (ikan mulut pipa)
Ordo Ophiocephaliformes (ikan kepala ular)
Ordo Muligiformes (ikan barakuda, mullet dan silverside)
Ordo Phallostethiformes (ikan phallostethi)
Ordo Lophiiformes (ikan nona)
Ordo Tetraodontiformes(ikan trigger, puffer dan ocean
sunfishes)
Subkelas Sarcopterygii (fleshy-finned fishes)
Superordo Crossopterygii (lobe-finned fishes)
Superordo Dipnoi (ikan paru-paru)
(Sumber: Orr(1976) dalam Sukiya.2005)

Beberapa ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh superordo pada subkekas Actinopterygii
dan Subkelas Sarcopterygii menurut Munaf (2006) sebagai berikut.

1. Subkelas Actinopterygii

a. Superordo Paleonisci (Paleoniscoids)


Ciri-ciri : Ikan bersisik dengan tubuh seperti hiu; ekor biasanya heterocercal; ada
satu sirip dorsal, ikan dalam superordo ini telah punah pada masa Cretaceous.

Gambar. Fosil Paleoniscoids


b. Superordo Polypteri (Ikan bersisik ganoid)
Ordo : Polypteriformes (bichirs)
Ciri-ciri : Tubuhnya bulat panjang Ukuran sedang mencapai 1 m, sisik tebal
dengan tipe ganoid., primitif, sirip caudal simetris, sirip dorsal terbagi kedalam
sejumlah sirip terpisah Sirip dorsal terpisah pisah dalam bentuk finlet yang
berjumlah 8 atau lebih, bagian depan setiap sirip dorsal disokong oleh duri. Sirip
ekor bertipe diphycercal. Kantung udara berfungsi seperti paru-paru dan
terhubung ke sisi ventral dari perut dan berguna sebegai alat pernafasan tambahan,
pada waktu musim larva bernapas dengan insang luar (tidak ada tutup insang) ruas
tulang belakang termasuk tipe Amphicoeloes yang diperkuat tulang sejati..
Contoh: Polypterus ansorgii, Polypterus bichirs.

Gambar. Polypterus ansorgiin dan Polypterus bichirs

c. Superordo Chondrostei (ikan ganoid bertulang rawan)


Ordo : Acipenceriformes (sturgeon dan paddlefish)
Ciri-ciri : Ukuran sedang besarnya hingga 9m, primitif, ikan bersirip dengan
tubuh seperti hiu dan ekor heterocercal; mulut subterminal; banyak tulang rawan ,
Mempunyai operculum.; kantung udara perut di dalam dan muncul dari sisi dorsal
perut; ada katup spiral di usus. Sebagian tubuhnya ditutupi oleh sisik ganaoid atau
tidak ditutupi sisik, Pelat tulang sejati di kepala bersatu dengan tulang rawan
tengkorak (neurocranium). Contoh: Acipenser transmontanus, Acipenser
oxyrhynchus.

Gambar. Acipenser transmontanus dan Acipenser oxyrhynchus.


d. Superordo Holostei (Ikan ganoid bertulang keras)
Ciri-ciri : Ukuran sedang hingga besar (0,7 - 3 m), ikan bersirip pendek; ekor
heterocercal; sisik ganoid atau sikloid; kantung udara berfungsi sebagai tambahan
organ respirasi, terdapat sejumlah lipatan pada bagian dalam permukaan, dan
tersambung ke sisi dorsal dari perut, terdapat katup spiral di usus.

Ordo : Amiiformes (ikan bowfin)


Ciri-ciri : Holostean kecil dengan rahang tidak menonjol keluar dan garis
melintang disekitar kepala; sirip dorsal panjang dan berduri; Gelembung
renang dengan ductus pneumaticus; kepala dilapisi dengan lempengan tulang;
sisik sikloid; hanya ada satu spesies yaitu Amia calva.

Gambar. Amia calva.


Ordo : Lepisosteiformes (ikan gars)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh sedang hingga besar dengan moncong
memanjang; sirip dorsal belakang pada tempatnya; sisik ganoid berbentuk
belah ketupat; Lubang hidung pada ujung moncong, Sirip ekor adalah
diphicercal pendek, memiliki satu genus yaitu Lepisosteus osseus.

Gambar. Lepisosteus osseus


e. Superordo Teleostei (ikan bertulang keras tingkat tinggi)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh sangat kecil hingga besar; sisik ganoid kurang sempurna
pada beberapa spesies, biasanya sikloid atau ktenoid; ekor biasanya homocercal.
Ordo : Clufeiformes (ikan salmon dan sebangsanya)
Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga cukup besar (0,035 2,4 m);
memiliki Sisik cycloid; jaringan tulang masih primitive dengan sirip lunak;
gelembung renang biasanya tersambung, Sirip ekor homocercal, Sirip
dubur dan sirip punggung tanpa spinna. Contoh: Oncorhynchus nerka
(Choho salmon) dan Clupea pallasii

Gambar. Oncorhynchus nerka dan Clupea pallasii

Ordo : Scopeliformes (ikan iniomous)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh relative kecil (0,025 1 m); bersirip lunak,
banyak yang memiliki organ penghasil cahaya, sirip dorsal dua buah,
mulut besar banyak mengandung gigi-gigi, mempunyai alat penerangan
(hidup di dasar laut). Contoh: Harpodon nehereus dan Bathysaurus sp.
Gambar. Harpodon nehereus dan Bathysaurus sp

Ordo : Anguilliformes (belut)


Ciri-ciri : Ukuran tubuh kecil hingga sedang dapat mencapai 2 m; ikan
bertubuh memanjang dan silindris dengan ekor pipih bilateral; sirip dorsal
dan sirip anal menyatu dengan sirip ekor; mempunyai satu pasang (lebih)
sirip dada dimana sirip pelvic belum sempurna (Semua sirip yang ada
tanpa spinna); sisik kecil atau belum sempurna. Contoh: Anguilla australis
dan Anguilla malgumora

Gambar. Anguilla malgumora

2. Subkelas Sarcopterygii (fleshy-finned fishes)

a. Superordo Crossopterygii (lobe-finned fishes)


Ciri-ciri : Ikan memiliki sebuah cuping memanjang hingga bagian bawah sirip;
biasanya mempunyai dua sirip dorsal; memiliki dua ordo yaitu Osteolepiformes
dan Coelacanthiformes. Contoh: Latimeria menadoensis

Gambar. Latimeria menadoensis


b. Superordo Dipnoi (ikan paru-paru)
Ciri-ciri : Ikan memiliki sirip memanjang bertipe archipterygeal; gigi berbentuk
dua lempeng; gelembung renang tersambung ke sisi ventral perut dan fungsional,
setidaknya sebagai organ respirasi; terbagi kedalam dua ordo yaitu
Ceratodontiformes, meliputi genus Neoceratodus Australia dan Lepidosirenoidei
yang mencakup Lepidosiren di Amerika Selatan dan Protopterus di Afrika.
Contoh: Neoceratodus forsteri.

Gambar. Neoceratodus forsteri.

FISIOLOGI OSTEICHTHYES

Sisten organ yang terdapat pada spesies kelas Osteichthyes adalah sebagai berikut:

a. Sistem Pernafasan
Sistem respirasi spesies kelas Osteichthyes dilakukan oleh insang yang
terdapat dalam empat pasang kantong insang yang terletak disebelah pharynx di
bawah operculum. Setiap kali mulut dibuka maka air dari luar akan masuk menuju
faring kemudian keluar lagi melewati celah insang. Lamella insang berupa lempengan
tipis yang diselubungi epitel pernafasan menutup jaringan vaskuler dan busur aorta,
sehingga karbondioksida darah dapat bertukar dengan oksigen terlarut di dalam air.

Tiap bilah insang terdiri atas lembaran ganda filamen. Tiap filamen
tersusun atas banyak plat transversal yang dibungkus oleh lapisan ephitelium yang
banyak mengandung pembuluh darah kapiler yang berada di antara afferent brancialis
dan efferent branchialis (lengkungan insang) dan pada perbatasannya terdapat sisir
duri yang berfungsi menahan makanan dan benda-benda keras lain lewat celah insang
pada saat pernafasan berlangsung. Waktu bernafas operculum menutup melekat pada
dinding tubuh, archus branchialis mengembang ke arah ventral. Air masuk melalui
mulut, kemudian klep mulut menutup, sedang archus branchialis berkontaksi, dengan
demikian operculum terangkat terbuka. Selanjutnya air mengalir ke luar melalui
filamen. Pada saat itulah darah mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida.
Gelembung udara atau gelembung renang (Vesica pneumattica) berdinding tebal
terdapat dalam rongga tubuh sebelah dorsal. Gelembung ini mempunyai hubungan
dengan pharynx melalui ductus pneumattica. Saluran ini hanya terdapat pada
beberapa ikan tertentu saja (Jasin, 1984).

Gambar. Sistem Pernafasan kelas Osteichthyes (Respirasi)

b. Sistem Pencernaan
Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Pada umumya, saluran pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari
segmen mulut, rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum,
dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati,
dan pankeas.Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum
oris). Pada rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada
geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah
ikan banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari
rongga mulut, makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di
daerah sekitar insang kemudian makanan di dorong masuk ke lambung. Lambung
ikan pada umumnya membesar dan tidak memiliki batas yang jelas dengan usus.
Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok
dan sama besarnya. Usus tersebut bermuara pada anus (Fujaya, 2004).

Gambar. Sistem Pencernaan kelas Osteichthyes

c. Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi pada ikan berupa sistem sikulasi tunggal. Jantung ikan
hanya terisi darah yang tidak mengandung oksigen. Darah dari jantung dipompa
menuju ke insang untuk diisi oksigen lalu diedarkan ke seluruh tubuh. Jantung hanya
memiliki dua bilik yaitu atrium dan ventrikel. Darah sebelum masuk ke dalam atrium
terlebih dahulu melewati sinus venosus, dari atrium darah menuju ventrikel (Sukiya,
2005).
Gambar. Sistem Sirkulasi kelas Osteichthyes

d. Sistem Ekskretori

Sistem urogenital terdiri atas dua bagian yaitu sistem ekskresi dan sistem
urogenital. Sistem ekskresi ikan berfungsi untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga
keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolism protein.
Sehingga berkembang 3 tipe ginjal yaitu pronefros, mesonefros dan metanefros. Air,
garam dan sisa metabolisme dalam aliran darah masuk ke dalam kapsula dan mengalir
ke dalam tubulus ke duktus arkinepridikus dan akhirnya ke luar tubuh. Sistem ini ada
yang berubah karena variasi kebutuhan hidup ikan. (Sukiya, 2005).

Gambar. Sistem Ekskresi kelas Osteichthyes

e. Sistem Otot
Fungsi utama sistem otot adalah untuk berbagai variasi gerak dari
organ tubuh. Gerak otot pada ikan terutama untuk membuka dan menutup mulut,
menggerakan mata, membuka dan menutup insang, menggerakan sirip dan
gerakan ke atas atau ke samping atau melawan arus air. Gerakan tersebut hanya
memerlukan sistem otot sederhana. Jenis otot pada ikan adalah otot lurik, polos,
jantung. Kerja sistem otot pada ikan dikontrol oleh rangsang saraf. Beberapa
spesies ikan memodifikasi urat daging menjadi organ listrik pada 250 spesies
ikan terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsi modifikasi
tersebut adalah untuk pertahanan diri (voltase listrik yang dihasilkan tinggi) dan
untuk mencari makan (voltase rendah) (Sukiya, 2005).

Tipe otot tubuh ikan masih menampakkan susunan segmen dengan


septa. Jika tubuh ikan di potong tegak lurus dengan punggung akan tampak bahwa
otot-otot tersusun menurut lingkaran-lingkaran konsentris. Potongan otot yang
melingkar ini tersusun dari arah kranial berbentuk kerucut. Ikan bertulang rawan
dan ikan bertulang sejati, otot aksial dipisahkan oleh septum lateral (septum
horizontal) menjadi otot epaksial di bagian dorsal dan otot hipaksial di bagian
ventral. Otot epaksial diinervasi oleh percabangan dorsal saraf spinal sedangkan
otot hipaksial diinervasi oleh percabangan ventral saraf spinal (Sukiya,2005).

Gambar. Sistem otit kelas Osteichthyes

f. Sistem Saraf

Otak terletak pada bagian yang lebih tinggi daripada cyclostome.


Empat bagian penting yaitu cerebrum (otak besar), cerebellum (otak kecil), bagian
penglihatan, dan medulla. Otak mempunyai saraf otak sebagai organ perasa dan
bagian lain pada anterior dari tubuhnya. Saluran saraf merupakan pusat dari tulang
belakang dan melalui saraf arches dari vertebrata (Boolotion, 1979).

Saraf otak

Pada ikan terdapat terdapat dua kelompok kerja sistem saraf, yakni
sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Kedua sistem saraf tersebut pada
dasarnya tidak bisa bekerja secara terpisah, tetapi saling melengkapi. Sistem saraf
pusat berupa jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berakar dalam otak
maupun sum-sum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama yaitu (1)
menerima input dan menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ
sensor, baik intenal maupun eksternal, (2) menghasilkan output berupa perintah
untuk koordinasi semua bagian badan sebagai impuls saraf atau hormone dan (3)
integrasi antara kedua aspek fungsi otak. Sedangkan sistem saraf otonom berupa
susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf otonom
mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: (1) mengatur kegiatan jantung dan
pembuluh darah, (2) mengatur kerja urat daging licin, dan (3) mengatur kerja
kelenjar-kelenjar. Sifat kedua saraf tersebut dikenal sebagai sifat yang berlawanan.
Saraf simpatis aktif bila tubuh memerlukan energi dan saraf parasimpatis aktif
pada tubuh organisme sedang istirahat.

Satuan dasar system saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri
struktur yang menyebabkannya kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya.
Dari bagian tengah neuron serabut tipis mejulur seperti sulur halus dengan
panjang berbeda-beda tergantung letak dan tugasnya. Lewat serabutnyalah neuron
menjalankan fungsinya yang unik, yakni menyampaikan isyarat ke otak dan dari
otak serta sum-sum tulang belakang ke organ-organ tubuh.

Unit terkecil sistem saraf adalah sel saraf (neuron), terdiri dari badan
sel yang berinti, penjuluran plasma dari badan sel (2 atau lebih), penjuluran
plasma yang pendek disebut dendrite berfungsi sebagai penerima impuls,
penjuluran plasma yang panjang disebut neurit/axon berfungsi untuk meneruskan
impuls yang diterima (Boolotion, 1979).
Gambar. Otak ikan (sistem saraf)

Organ Perasa

Tubuh mengetahui perubahan lingkungan karena dilengkapi alat


penerima rangsang (indra), baik fisik maupun kimia, yaitu mata, linea lateral,
telinga dalam, indera pembau, dan pengecap. Perubahan tingkah laku akibat
perubahan lingkungan yang direkam alat indera ikan diketahui, karena dapat
digunakan dalam peningkatan teknologi penangkapan dan budidaya ikan.

Telinga hanya terdiri dari membran-membran labirin. Terdapat tiga


saluran semi sirkular dan saccuus berisi beton yang terbuat dari kalsium karbonat
yang disebut telinga batu atau otholits. Telinga merupakan organ untuk mendengar
dan kesetimbangan (Boolootion, 1979).

Mata terdapat di tempat yang berbeda di several ways dari tubuh


vertebrata. Ikan tulang keras tidak memiliki kelopak mata, pelindung mata hanya
berupa selaput mata yang menjaga dari air. Kornea pada ikan tipis dan sama
dengan nilai refraktif pada air. Akibatnya lensa mata menjadi lebih bulat.
(Boolotian, 1979)
Retina pada ikan tidak jauh beerbeda dengan retina pada vertebrata
pada umumnya. Retina memiliki struktur tipis dan berlapis serta transparan. Sel
kerucut (kon) dipakai pada aktivitas malam hari, sedangkan sel batang (rod)
digunakan dalam aktivitas melihat pada siang hari. Kon juga bertanggungjawab
dalam membedakan warna seperti biru, hijau dan merah karena mengandung
pigmen yang peka terhadap cahaya matahari (Fujiya, 2004).

Organ indera lain yang juga sangat penting adalah pembau dan
pengecap. Kedua organ ini merupakan reseptor kimia. Sinyal kimia (allomon dan
feromon) digunakan sebagai alat komunikasi yang selanjutnya mempengaruhi
pola tingkah laku dan reproduksi ikan. Bahan-bahan kimia penting lainnya yang
mempengaruhi nafsu makan pada ikan antara lain: asam amino dan nukleotida
(Boolotion, 1979).

Sistem sensori pada ikan berupa sel-sel reseptor perifer dan gabungan
neuron di otak yang memberi gambaran lingkungan secara biologis. Barisan
elemen reseptor berupa sel tunggal, missal taktil korpuskel, atau kompleks retina
mata. Sebagian besar ikan, organ olfaktori (pencium) berupa sepasang lubang
bergaris dengan lipatan berupa epitel sensori. Organ olfaktori pada Dipnoi serupa
dengan vertebrata tinggi mempunyai saluran nasal yang terbuka yaitu choanae
masuk ke dalam farink, saluran nasal ini terbuka pada bagian internal maupun
eksternalnya dilapisi epitel olfaktori berupa lipatan epitel yang berlekuk-lekuk
(Sukiya, 2005).

Beberapa ikan mempunyai mata spesifik dari hasil adaptasi. Banyak


mata yang dikenal, satu contoh ikan yang sangat terkenal di Amerika Selatan
four-eyed fish (Anablep). Habitat ikan ini pada air tenang, saat mengapung di
permukaan menggunakan separuh mata atas, saat melihat ke udara dank ke dalam
air terkadang lensa matanya tampak terbagi dua, setiap bagian tersebut jaraknya
dengan retina tidak sama. Ikan bermata empat yang lain adalah blennie Galapagos
(Dialommus fuscus), peloncat batu yang gesit sangat cepat sekali keluar dari air.
Tidak seperti Anableb, mata blenny tidak tampak terbagi di bagian dalam tetapi
lebih ke arah kornea.
Telinga ikan sangat berbeda dengan telinga mammal. Telinga ikan,
tidak sebaik telinga kita dalam mengasosiasi suara. Ikan tidak mempunyai telinga
luar, tengah dan kohlea. Bagian dalam dari telinga ikan berupa utrikulus dorsa
yang dihubungkan dengan kanal semi-sirkuler, dan pelebaran di tengah yang
disebut sacculus (pada amfibi, reptile dan burung disebut lagena yaitu bangunan
semacam kohlea untuk mendengar). Ikan dapat mendeteksi vibrasi dalam air,
beberapa di antara vibrasi mungkin dihasilkan oleh jenisnya sendiri (Sukiya,
2005).

g. Sistem Reproduksi

Ikan memiliki variasi yang luas dalam strategi reproduksi agar


keturunannya mampu bertahan hidup. Ada tiga strategi reproduksi yang paling
menonjol: 1) memijah hanya bilamana energi (lipid) cukup tersedia 2) memijah
dalam proporsi ketersediaan energi 3) memijah dengan mengorbankan semua
fungsi yang lain. Oleh karena itu ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang
berbeda (Fujiya, 2004).

Pada ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Testis tersebut
terletak ventral dari ren. Pada ujung caudal mulai vas deferens yang bermuara ke
dalam sinus urogenitalis. Pada ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang.
Ovaria ini mempunyai rongga yang mengarah ke caudal melanjutkan diri ke
dalam oviduct yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ovum dibungkus
dengan suatu membrane tebal (zona radiata). Zona ini dibentuk dari lapisan
superficial protoplasma (Radiopoetro, 1996).

Umumnya ovarium vertebrata tidak langsung dihubungkan dengan


oviduk, maka secara teoritik telur masuk ke rongga tubuh dan berakhir pada
ostium. Kenyataannya, hubungan antara dua struktur tersebut tertutup dan sedikit
ada perubahan untuk masuknya telur ke rongga tubuh. Beberapa ikan tulang sejati
prodihious yaitu sejumlah telur diproduksi selama musim kawin yang pendek,
ovariumnya berhubungan dengan oviduk untuk mencegah telur lari ke dalam
rongga tubuh. Juga pada beberapa Teleostei adalah ovipar, tetapi ada beberapa yang
mengerami telur di dalam tubuhnya. (Sukiya, 2005).

Daftar Pustaka
Boolootian, R. A. 1979. Zoology. New York: MacMillan Pub.,

Fujaya, Yushinta. 1999. Fisioligi Ikan. Jakarta: Rhineka Cipta

Jasin, Maskoeri. 1984. Sitematika hewan invertebrata dan vertebrata. Surabaya : Sinar
wijaya

Munaf, Herman. 2006. Taksonomi Vertebrata. Padang : FMIPA UNP.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : UM Press.

Anda mungkin juga menyukai