Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Pada praktikum kali ini, pengamatan gerak pada bakteri dapat diamati menggunakan
metode tetesan bergantung. Menurut Dwidjoseputro (1994), keuntungan penggunaan
metode tetesan bergantung adalah bakteri terkurung di dalam lubang kaca benda, sehingga
bahaya berhamburan kemana-mana itu hampir tidak ada, dan bakteri dapat bergerak denga
leluasa, jika bakteri tersebut merupakan bakteri motil. Bakteri dari medium lempeng diambil
menggunakan jarum inokulum lurus yang sebelumnya sudah dipanaskan terlebih dahulu,
kemudian disentuhkan pada tetesan aquades steril pada kaca penutup. Kaca benda cekung
ditelungkupkan tepat diatas tetesan aquades yang telah diberi inokulum dan dibalikkan
dengan cepat, lau mengamatinya di bawah mikroskop (Hastuti, 2015).

Berdasarkan pengamatan, bakteri pada koloni pertama dapat bergerak dan merupakan
bakteri diplococcus. Sedangkan bakteri kedua tidak bergerak dan merupakan bakteri yang
berbentuk monococcus. Hal ini membuktikan bahwa sel bakteri yang berasal dai koloni
pertama merupakan bakteri motil sedangkan bakteri pada koloni kedua merupakan bakteri
nonmotil. Hal ini sesuai dengan pendapat Darkuni (2001) yang menyatakan bahwa
berdasarkan mekanisme pergerakan bakteri didasari ada tidaknya alat gerak. Hal ini
menyebabkan bakteri digolongkan menjadi bakteri motil dan bakteri nonmotil. Bakteri motil
bergerak menggunakan flagel yang berarti bulu cambuk (Dwidjoseputro, 1994).

Pada umumnya lebar (diameter) flagel itu kurang dari 0,1m, dan hanya dapat dilihat
menggunakan mikroskop elektron atau dengan menggunakan metode pewarnaan khusus.
Pengamatan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan bahwa flagel merupakan
benang-benang protoplasma yang berpangkal pada titik-titik di bawah membran plasma.
Flagel disusun oleh suatu protein yang disebut flagelin. Gerakan pada flagel menyebabkan
bakteri terdorong ke depan, jadi flagel mempunyai fungsi seperti baling-baling pada kapal
laut (Dwidjoseputro,1994).

Bentuk bakteri pada koloni pertama adalah diplococcus, dimana sel bakteri dapat
bergerak sedangkan pada koloni kedua bakteri berbentuk monococcus dan tidak dapat
bergerak. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Dwidjoseputro (1994), yang menyatakan
bahwa bakteri dari golongan coccus tidak banyak yang dapat bergerak, mereka hanya
memiliki satu sampai lima flagel pada sel mereka. Bakteri yang tidak motil akan bergerak
maju mundur yang disebabkan adanya benturan dengan mediumnya yang berupa tetesan
aquades. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Volk (1988) yang menyatakan bahwa gerak
Brown terjadi akibat adanya benturan dengan molekul air dengan arah zig-zag. Gerak ini
terjadi akibat energi kinetik dari molekul pelarut dan partikel koloid, dimana partikel koloid
lebih besar sehingga pergerakannya menjadi lebih lambat.
Darkuni, N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang : UM
Press
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

Hastuti, Utami Sri. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Volk, Swisley A & Margareth,F,Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai