Sulfur dioksida
Sifat-sifat fisika sulfur dioksida ditunjukkan pada tabel berikut ini
Tabel 1.4.Sifat fisika sulfur dioksida
Berat molekul 64,06 g/gmol
Titik leleh (-) 75,5C
Titik didih (-) 10C
Densitas standar 2,93 kg/m3
Volume molar 21,9 L/mol
Panas spesifik pada 100C 662 J/ (kg K)
Panas spesifik pada 300C 754 J/ (kg K)
Panas spesifik pada 500C 816 J/ (kg K)
Cp/cv (15C) 1,29
(Sander, 1983)
Sifat kimia sulfur dioksida :
1. Dengan klorin dan air membentuk asam klorida dan asam lainnya.
Reaksi : Cl2 + 2H2O + SO2 2HCl + H2SO4
2. Dengan hidrogen sulfida membentuk air dan sulfur
Reaksi : 2H2S + SO2 2H2O + 3S
Pada saat gas asing (SO2) masuk, tubuh akan secara reflek berusaha mengeluarkannya sehingga
gas tersebut tidak/ sedikit masuk ke dalam tubuh. Jika jumlah SO2 yang masuk dalam tubuh
dalam frekuensi yang cukup banyak dan jangka waktu yang lama maka juga dapat menimbulkan
batuk kronis.
Sulfur dioksida merupakan gas yang sangat mudah larut dalam air. Diudara, SO2 dapat terlarut
dalam uap air yang kemudian membentuk asam, maka akan terjadi kerusakan tanaman dan
material. Dampak hujan asam dapat terjadi pada wilayah yang jauh ari sumber pencemar SO2
karena [engaruh materiologi terutama angin. Selain menyebabkan hujan asam, SO2 juga dapat
mengurangi jarak pandang karena gas maupun partokel SO2 mampu menyerap cahaya sehingga
menimbulkan kabut.
Sumber
http://ahmadchem.blogspot.com/2009/11/dampak-pencemaran-so2.html
(tanggal akses 16 Februari 2013)
http://pencemaranudara.wordpress.com/pencemaran-udara-2/
(tanggal akses 15 Februari 2013)
http://defantri.blogspot.com/2011/11/penyebab-dampak-dan-upaya-pencegahan.html
(tanggal akses 16 Februari 2013)
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/daur-belerang.jpg
(tanggal akses 16 Februari 2013)
Untitled. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Diunduh dari
www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF
(tanggal akses 15 Februari 2013)
Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, termasuk gas
yang beracun. karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen yang memiliki
ikatan kovalen koordinasi.
Karbon monoksida dapat berasal dari alam secara alamiah dan dapat pula berasal dari kegiatan manusia.
Karbon monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan,
kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sedangkan sumber yang berasal dari kegiatan manusia dapat
pula disebut sumber buatan dapat berasal dari sumber yang bergerak dan tidak bergerak. Contoh
sumber bergerak antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin.
Sedangkan contoh sumber yang tidak bergerak adalah pembakaran batubara dan minyak dari industri
dan pembakaran sampah domestic. Estimasi jumlah karbon monoksida dari sumber buatan diperkirakan
mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari sumber buatan yang bergerak dan
sepertinganya berasal dari sumber tidak bergerak. Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak
90% dari karbon monoksida diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap
rokok juga mengandung karbon monoksida, sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari
asap rokok yang sedang dihisapnya.[2]
Dampak
Kehadiran karbon monoksida di udara bebas yang melebihi kadarnya memiliki beberapa dampak
terhapad makhluk hidup dan lingkungannya.
- Kesehatan Manusia
Dampak dari CO bervasiasi tergangtung dari status kesehatan seseorang pada saat terpajan. Pada
beberapa orang yang berbadan gemuk dapat mentolerir pajanan CO sampai kadar HbCO dalam
darahnya mencapai 40% dalam waktu singkat. Tetapi seseorang yang menderita sakit jantung atau paru-
paru akan menjadi lebih parah apabila kadar HbCO dalam darahnya sebesar 510%. Pengaruh CO kadar
tinggi terhadap sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun respon dari
masyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar rendah dan dalam jangka waktu panjang,
masih sedikit diketahui. Misalnya kinerja para petugas jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk
mendeteksi adanya perubahan kecil dalam lingkungannya yang terjadi pada saat yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya dan membutuhkan kewaspadaan tinggi dan terus menerus, dapat terganggu/
terhambat pada kadar HbCO yang berada dibawah 10% dan bahkan sampai 5% (hal ini secara kasar
ekivalen dengan kadar CO di udara masing-masing sebesar 80 dan 35 mg/m3). Pengaruh ini terlalu
terlihat pada perokok, karena kemungkinan sudah terbiasa terpajan dengan kadar yang sama dari asap
rokok.
Karbon monoksida (CO) jika terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO
bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar.
Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan
mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia tidak sama dengan manusia yang satu
dan yang lain.
Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan
haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan
pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin
(HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen
tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius,
bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim
intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan CO
sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah
periferal yang parah.[3]
Di udara,karbon monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di
perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama
diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan pada
ekosistem dan lingkungan kita.[4]
- Hewan
Pada hewan, dampak dari kadar karbon monoksida yang berlebihan hamper menyerupai dampak yang
terjadi pada manusia, dapat menyebabkan kematian.
- Tumbuhan
Bagi Tumbuhan, kadar CO 100ppm pengaruhnya hamper tidak ada khususnya tumbuhan tingkat tinggi.
Kadar CO 200ppm dengan waktu kontak 24 jam dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh
bakteri bebas terutama yang terdapat pada akar tumbuhan.[5]
- Material
Pada material, dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida adalah menghitamnya benda-benda
pada daerah yang telah tercemar oleh karbon monoksida.
Pengendalian
- Pencegahan
- Sumber Bergerak
c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.
- Manusia
Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (10.000 ug/Nm3 udara dengan rata-
rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya,
seperti:
- Penanggulangan
referensi:
http://www.scribd.com/doc/28190445/Carbon-Monoksida
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/karbonmonoksida-dan-dampaknya-
terhadap-kesehatan
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/karbonmonoksida-dan-dampaknya-
terhadap-kesehatan/
http://akmal-vhatal.blogspot.com/2009/12/dampak-co-terhadap-lingkungan.html
http://soalmu.wordpress.com/2010/06/04/kimia-lingkungan-pencemaran-lingkungan/
NITROGEN DIOKSIDA
Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir
yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada
bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui
sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna
dan tidak berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau
tajam.
Udara terdiri dari 80% Volume nitrogen dan 20% Volume oksigen. Pada suhu kamar,
hanya sedikit kecendrungan nitrogen dan oksigen untuk bereaksi satu sama lainnya. Pada
suhu yang lebih tinggi (diatas 1210 oC) keduanya dapat bereaksi membentuk NO dalam
jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran udara. Dalam proses pembakaran, suhu
yang digunakan biasanya mencapai 1210 1.765 oC, oleh karena itu reaksi ini merupakan
sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dari
proses pembakaran.
Pencemaran gas NOx di udara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar
dari generator pembangkit listri stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas
alami. Menurut Anonim (2004), dari seluruh jumlah oksigen nitrogen (NOx) yang dibebaskan ke
udara, jumlah yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri.
Akan tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar
secara merata sehingga jumlahnya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah pencemaran NO
yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat
tertentu. Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10100 kali lebih tinggi dari pada di udara
pedesaan. Kadar NOx di udara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti
halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx yang
diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh
kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx
buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin.[3]
Dampak
terhadap:
- Kesehatan Manusia
Pengaruh utama menghirup mengangkat tingkat nitrogen dioksida adalah kemungkinan
peningkatan masalah pernapasan. Nitrogen dioksida terbakar lapisan paru-paru, dan dapat
mengurangi kekebalan terhadap infeksi paru-paru. Hal ini dapat menimbulkan masalah seperti
mengi, batuk, pilek, flu dan bronkhitis. Peningkatan kadar nitrogen dioksida dapat memiliki
dampak signifikan pada penderita asma karena dapat menyebabkan serangan lebih sering dan
lebih intens. Anak-anak dengan orang tua dengan asma dan penyakit jantung adalah yang paling
berisiko.
- Hewan
Dampak nitrogen dioksida pada hewan hamper mnyerupai dampak yang terjadi pada manusia.
Senyawa ini dapat menyebabkan gangguan syaraf pada hewan pada konsentrasi tinggi.
- Tumbuhan
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan
hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman
antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas
tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti
ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui
proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan.
Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun
sampai sekitar 60% hingga 70%.[4]
- Material
Nitrogen dioksida dengan konsentrasi berlebih dapat mencemari benda-benda yang ada di bumi
ini.
Pengendalian
- Pencegahan
Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c) Memasang filter pada knalpot.
Sumber Tidak Bergerak
a) Mengganti peralatan yang rusak.
b) Memasang scruber pada cerobong asap.
c) Memodifikasi pada proses pembakaran.
Manusia
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu
pengukur 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :
a) Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b) Mengurangi aktifitas di luar rumah.
Penanggulangan
Langkah-langkah penanggulangan dampak nitrogen dioksida adalah:
a. Mengatur pertukaran udara agar berjalan dengan baik, seperti dengan menggunakan LEV
b. Bila terjadi keracunan sebaiknya langsung diberika pernapasan buatan atau dibawa ke rumah
sakit terdekat
referensi:
http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF
http://bplhd.jakarta.go.id/NKLD%202006/Buku-I/Docs/3-325.htm
http://elsari.wordpress.com/2010/02/06/dampak-pencemaran-udara-terhadap-lingkungan-dan-
manusia/
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/dampak-pencemaran-nitrogen-oksida-
nox-dan-pengaruhnya-terhadap-kesehatan/
Oksidan
PAN
Meskipun untuk setiap jenis peroksiasetilnitrat sudah diberikan perhatian, data monitoring yang
tersedia hanya untuk peroksiasetilnitrat. Peroksiasrtilnitrat mempunyai 2 ciri yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya peroksiasetilnitrat kadar rendah. Ciri pertama adalah
absorpsi di daerah inframerah dan kemampuan dalam menangkap elektron. Ciri kedua
digunakan sebagai dasar metoda pengukuran kadar peroksiasetilnitrat di udara secara
khromatografi.
Untuk contoh oksidan lain yang dapat diambil adalah Hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida
telah diidentifikasi sebagai oksidan fotokimia yang potensial. Akan tetapi hidrogen peroksida ini
merupakan senyawa yang sangat sulit dideteksi secara spesifik di udara. Oleh arena itu tidak
mungkin memperkirakan dengan pasti bahwa hidrogen peroksida sebagai pencemar fotokimia
udara.
<="" ins="">
Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna, Senyawa Kimia - Berikut ini adalah materi
lengkapnya :
1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu
hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya
lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar,
seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).
Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh
semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai
bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah. [1]
3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10 berwujud gas.
Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan
seterusnya berwujud padat.
1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa
organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa
Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali"). [2]
3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada
alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.
4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah
reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. [1]
Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.
800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 CH3 - CH = CH2 + H2
propana propena
800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 CH2 = CH2 + CH4
propana etena metana
1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit
larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan . Ikatan
tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.
2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin bertambah
jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena terutama
terjadi pada ikatan rangkap tersebut.
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan rangkap
berubah menjadi ikatan tunggal. [2]
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya
halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk. [2]
a)
b)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida
akan terikat
pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.
Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada
atom C yang paling panjang. [2]
a)
b.
Pada gambar di atas ikatan rangkap membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga
simetris.
Pada gambar di atas ikatan rangkap tidak membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga
tidak simetris.
Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya 1 atom
H. Sedangkan Br terikat pada atomC2.
C2H4 + 2 O2 2 CO + 2 H 2O
c) Reaksi Polimerisasi
Contoh :
1) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air.
2) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga
Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi
untuk penjenuhan ikatan rangkap.
Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah
ikatan rangkap yang sama.
Contoh :
a) Oksidasi [2]
Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, alkuna jika dibakar sempurna akan menghasilkan
CO2 dan H2O.
b) Adisi H2 [2]
Contoh :
Adisi alkuna oleh asam halida mengikuti aturan Markovnikov sebagaimana pada alkena.
Anda sekarang sudah mengetahui Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna. Terima kasih
anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Hidrokarbon sebagai pencemar udara, dapat berasal dari proses industri yang
diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC
merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung. Sumber
HC lainnya didapat dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik, uap
bensin yang tidak terbakar, dan pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna akan
menghasilkan HC. Selain kendaraan bermotor, HC berpotensi dihasilkan pada industri
plastik, resin, zat warna, dan pestisida.
Sumber:
Adistya Prameswari., S.Pi., M.Kes Pencemaran Udara oleh Hidrokarbon, 2007
A. SIFAT-SIFAT HIDROKARBON
1) Sifat Alkana
a) Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan C.
b) Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan mempunyai aktivitas biologi sedikit.
c) Semua hidrokarbon merupakan senyawa non polar sehingga tidak larut dalam air.
d) Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi.
e) Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini
selalu menghabiskan energi.
2) Sifat Alkena
Sifat fisis =>Titik leleh dan titik didih alkena hamper sama dengan alkana yang sesuai.
Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas, suku- suku sedang berwujud cair,
dan suku suku tinggi berwujud padat.
3) Sifat Alkuna
Sifat fisis =>Alkuna sama dengan sifat fisis alkana maupun alkuna
B. SUMBER-SUMBER HIDROKARBON
1) Sumber Alkana
Sumber alkana yang paling penting adalah pada gas alam dan minyak bumi.
2) Sumber Alkena
Alkena dibuat dari alkena melalui pemanasan dengan katalis, yaitu dengan proses yang
disebut perengakahan atau (cracking).
3) Sumber Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2). Nama lain
etuna adalah asetilena. Asetilena dibuat dari metana melalui pembakaran tak
sempurna.
C. KEGUNAAN HIDROKARBON
1) Kegunaan Alkana
a) Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar
b) Pelarut
c) Sumber hydrogen. Misalnya, industry ammonia
dan pupuk.
d) Pelumas, misalnya C18H38
e) Bahan baku untuk senyawa organic lain, seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain.
f) Bahan baku industri.
2) Kegunaan Alkena
Alkena khususnya suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting,
misalnya untuk membuat plastik, karet sintesis, dan alkohol.
3) Kegunaan Alkuna
Untuk pembuatan gas karbid dari batu karbid.
D. REAKSI-REAKSI HIDROKARBON
1) Reaksi Alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut paraffin yang artinya afinitas
kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah pembakaran, substitusi, dan perengkahan
(cracking)
a. Reaksi Pembakaran
Reaksi Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas
karbondioksida dan air, sedangkan pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan
gas karbon monoksida dan air. Terjadinya pembakaran sempurna atau tidak sempurna
tergantung pada perbandingan antara konsentrasi (kadar) senyawa hidrokarbon
dengan konsentrasi (kadar) oksigen.
Contoh reaksi pembakaran propana:
c. Reaksi Substitusi
Reaksi penggantian satu atau beberapa atom H dengan atom atau gugus atom lain.
2) Reaksi Alkena
a) Reaksi Adisi
Reaksi penambahan atau penjenuhan ikatan rangkap
a. Adisi Hidrogen (hydrogenasi
Gas hidrogen (H2)
b) Reaksi Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul sederhana / kecil
(monomer) menjadi molekul-molekul besar (polimer)
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
3) Reaksi Alkuna
Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena. Untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya,
alkuna membutuhkan pereaksi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena,