Anda di halaman 1dari 29

2.

Sulfur dioksida
Sifat-sifat fisika sulfur dioksida ditunjukkan pada tabel berikut ini
Tabel 1.4.Sifat fisika sulfur dioksida
Berat molekul 64,06 g/gmol
Titik leleh (-) 75,5C
Titik didih (-) 10C
Densitas standar 2,93 kg/m3
Volume molar 21,9 L/mol
Panas spesifik pada 100C 662 J/ (kg K)
Panas spesifik pada 300C 754 J/ (kg K)
Panas spesifik pada 500C 816 J/ (kg K)
Cp/cv (15C) 1,29
(Sander, 1983)
Sifat kimia sulfur dioksida :
1. Dengan klorin dan air membentuk asam klorida dan asam lainnya.
Reaksi : Cl2 + 2H2O + SO2 2HCl + H2SO4
2. Dengan hidrogen sulfida membentuk air dan sulfur
Reaksi : 2H2S + SO2 2H2O + 3S

Sumber Pencemar SO2


Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada
kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa mineral
besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS,
ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan
SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses peleburan
sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus menghilangkan belerang
dari kandungan logam karena belerang merupakan pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida
logam mudah dioksida menjadi oksida logam melalui reaksi berikut :

2ZnS + 3O2 -> 2ZnO + 2SO2


2PbS + 3O2 -> 2PbO + 2SO2
Gambar 3. Emisi Sulfur Dioksida dari Cerobong Industri
Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahan bakar, penyebaran gas
SOx, ke lingkungan juga tergnatung dari keadaan meteorologi dan geografi setempat.
Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun
asam sulfit yang akan berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam.
Hujan asam inilah yang menyebabkan kerusakan hutan di Eropa (terutama di Jerman) karena
banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan pemakaian batu bara maupun minyak
bumi di negeri itu.

Gambar 4. Emisi Sulfur Dioksida dari Gunung Berapi


Meskipun sumber alami (gunung berapi atau panas bumi) mungkin hadir pada beberapa tempat,
sumber antropogenik, pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur, mendominasi
daerah perkotaan. Ini termasuk :

Sumber pokok (pembangkit tenaga listrik, pabrik pembakaran, pertambangan dan


pengolahan logam)

Sumber daerah (pemanasan domestik dan distrik)

Sumber bergerak (mesin diesel).


Pola paparan dan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah dan musim yang signifikan,
bergantung pada sumber dominan dan distribusi ruang, cuaca dan pola penyebaran. Pada
konsentrasi tinggi, dimana berlangsung untuk beberapa hari selama musim dingin, bulan musim
dingin yang stabil ketika penyebaran terbatas, masih terjadi pada banyak bagian dunia dimana
batu bara digunakan untuk tempat pemanasan. Sumber daerah biasanya mendominasi pada
beberapa peristiwa, hasil pada pola homogen konsentrasi dan paparan/pembukaan.
Sebaliknya, jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai hasil
pengasapan, penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan bervariasi secara
substantial, tergantung pada ketinggian emisi, dan kondisi cuaca. Variabel sementara dari
konsentrasi ambient juga sering tinggi pada keadaan tertentu, khususnya untuk sumber lokal.

Dampak Pencemaran SO2


1. Kesehatan
Gas SO2 telah lama dikenal sebagai gas yang dapat menyebabkan iritasi pada system pernafasan,
seperti pada slaput lender hidung, tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. Efek kesehatan
ini menjadi lebih buruk pada penderita asma. Disamping itu SO2 terkonversi di udara menjadi
pencemar sekunder seperti aerosol sulfat.
Aerosol yang dihasilkan sebagai pencemar sekunder umumnya mempunyai ukuran yang sangat
halus sehingga dapat terhisap ke dalam sistem pernafasan bawah. Aerosol sulfat yang masuk ke
dalam saluran pernafasan dapat menyebabkan dampak kesehatan yang lebih berat daripada
partikel-partikel lainnya karena mempunyai sifat korosif dan karsinogen. Oleh karena gas SO2
berpotensi untuk menghasilkan aerosol sulfat sebagai pencemar sekunder, kasus peningkatan
angka kematian karena kegagalan pernafasan terutama pada orang tua dan anak-anak sering
berhubungan dengan konsentrasi SO2 dan partikulat secara bersamaan (Harrop, 2002).
Dalam bentuk gas, SO2 dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru yang menyebabkan timbulnya
kesulitan bernafas, terutama pada kelompok orang yang sensitive seperti orang berpenyakit
asma, anak-anak dan lansia. SO2 juga mampu bereaksi dengan senyawa kimia lain membentuk
partikel sulfat yang jika terhirup dapat terakumulasi di paru-paru dan menyebabkan kesulitan
bernapas, penyakit pernapasan, dan bahkan kematian (EPA, 2007).

Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Sulfur Dioksida terhadap Kesehatan Manusia


2. Lingkungan
Tingginya kadar SO2 di udara merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam.Hujan
asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar
fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida
dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air
hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Gambar 5. Hujan Asam


Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis
Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh
pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies
ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara
signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena
hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang
dapat membantu menetralkan keasaman.
Selain menyebabkan hujan asam, SO2 juga dapat mengurangi jarak pandang karena gas maupun
partikel SO2 mampu menyerap cahaya sehingga menimbulkan kabut.
3. Tanaman
Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini pada konsentrasi tinggi dapat
membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah diantara tulang-tulang daun rusak.
Secara kronis SO2 menyebabkan terjadinya khlorosis. Kerusakan tanaman iniakan diperparah
dengan kenaikan kelembaban udara. SO2 diudara akan berubah menjadi asam sulfat. Oleh
karena itu, didaerah dengan adanya pencemaran oleh SO2 yang cukup tinggi, tanaman akan
rusak oleh aerosol asam sulfat.
Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun, jika
hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut.
Menurut Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar
magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi
tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari tanah karena pH
yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian magnesium di daun.

Gambar 6. Dampak pada Tanaman


Pada dasarnya ekosistem darat tumbuhan mudah terpengaruh. Perbedaan dalam kerentanan pada
berbagai spesies tanaman yang berbeda telah didokumentasi dengan baik. Hal ini konsisten
dengan adanya beragam spesies tanaman dari pusat kota dan daerah industri, sedangkan spesies
yang samadekat dengan daerah perbatasan. Kerentanan selalu mencerminkan perbedandalam
faktor genetik, umur, atau keadaan fisiologis. Tidak hanya adanyaperbedaan antara spesies tetapi
seringkali terdapat keragaman antara genotiftanaman. Dalam sejumlah kasus terjadi seleksi
genetik didalam beberapa komunitas tanaman alamiah terhadap daya tahan pencemaran
atmosfer.Pengaruh sulfur dioksida dan presipitasi asam paling nyata dan buruk dalam ekosistem
hutan yang berbatasan dengan peleburan atau beberapa sumber pusat pencemaran lainnya.
Sejalan dengan penelitian lainnya, spesies lumut bertambah dan diversivitas meningkat dengan
meningkatnya jarak dari gedung dibandingkan dengan sisi arus angin naik. Jenis pepohonan
tertentu, sweet birch dan pinus putih, diketahui paling rentan terhadap pencemaran atmosfer.
4. Hewan
The National Academy Of Sciences (1978) juga menyimpulkan pengaruh pH terhadap ikan. Di
Norwegia presipitasi asam juga mempunyai pengaruh terhadap perikanan komersial. Wright dkk
(1977) melaporkan bahwa penurunan penangkapan ikan salmon di sungai-sungai selama seratus
tahun yang lalu, disebabkan oleh penurunan pH yang tetap.
Dengan penurunanya pH terjadi serangkaian perubahan kimiawi yang menyebabkan penurunan
laju daur zat makanan dalam sistem perairan. Dengan demikian, terdapat penurunan jumlah
bahan organik dalam suatu daerah dansuatu pergeseran keadaan oligotropik didanau. Perubahan
ekologis mengikuti pengaruh umum zat toksik terhadap ekosistem.
Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam. Spesies
hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat hewan
mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim.
Spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin
sedikit. Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air dengan
keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.
5. Material
Kerusakan oleh pencemaran SO2 juga dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu
kapur, batu pualam, dolomit akan dirusak oleh SO2 dari udara. Efek dari kerusakan ini akan
tampak pada penampilannya, integritas struktur, dan umur dari gedung tersebut. Ancaman serius
juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam
dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada
batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.

Gambar 7. Korosi pada Material


Dampak Terhadap Kesehatan
Asma
Gas SO2 telah lama di kenal sebagai gas yang berbahaya. Karena saat gas ini terhirup,
selanjutnya akan mengiritasi saluran nafas seperti selaput lendir hidung, tenggorokan dan
bronkus. Pada tahap selanjutnya tubuh dapat terserang bronkitis. Pada penderita asma, anak-anak
dan lansia akan menjadi lebih parah karena akan merangasang produksi lendir sehingga semakin
terjadi penciutan pada saluran nafas hingga akhirnya terjadi kesulitan bernafas bahkan
menyebabkan kematian.
Batuk
Batuk adalah reaksi refleks yang terjadi akibat stimulasi saraf-saraf di lapisan dalam saluran
pernapasan. Ini biasanya terjadi karena penyumbatan pada saluran pernafasan dengan
menghirup partikel debu di udara atau ketika sepotong makanan turun ke bagian yang salah.
Dahak atau lendir adalah jelly tebal seperti cairan warna yang berbeda batuk dari tenggorokan.
Namun, lendir merupakan bagian dari respons alami kekebalan tubuh kita yang membantu dalam
menghilangkan penyerbu dari tubuh kita. Ketika lendir dikeluarkan dari tubuh melalui batuk
atau bersin, sering penyerbu juga akan dikeluarkan dengan itu.

Pada saat gas asing (SO2) masuk, tubuh akan secara reflek berusaha mengeluarkannya sehingga
gas tersebut tidak/ sedikit masuk ke dalam tubuh. Jika jumlah SO2 yang masuk dalam tubuh
dalam frekuensi yang cukup banyak dan jangka waktu yang lama maka juga dapat menimbulkan
batuk kronis.

Dampak terhadap Lingkungan

Sulfur dioksida merupakan gas yang sangat mudah larut dalam air. Diudara, SO2 dapat terlarut
dalam uap air yang kemudian membentuk asam, maka akan terjadi kerusakan tanaman dan
material. Dampak hujan asam dapat terjadi pada wilayah yang jauh ari sumber pencemar SO2
karena [engaruh materiologi terutama angin. Selain menyebabkan hujan asam, SO2 juga dapat
mengurangi jarak pandang karena gas maupun partokel SO2 mampu menyerap cahaya sehingga
menimbulkan kabut.

Sumber
http://ahmadchem.blogspot.com/2009/11/dampak-pencemaran-so2.html
(tanggal akses 16 Februari 2013)

http://pencemaranudara.wordpress.com/pencemaran-udara-2/
(tanggal akses 15 Februari 2013)

http://defantri.blogspot.com/2011/11/penyebab-dampak-dan-upaya-pencegahan.html
(tanggal akses 16 Februari 2013)

http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/daur-belerang.jpg
(tanggal akses 16 Februari 2013)

Untitled. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Diunduh dari
www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF
(tanggal akses 15 Februari 2013)

Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup. Laporan


Kegiatan Pengkajian Baku Mutu Kualitas Udara Ambien. 2011. Diunduh dari
http://pusarpedal.menlh.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Laporan-Pengkajian-Baku-Mutu-
Kualitas-Udara-Ambien.pdf
(tanggal akses 15 Februari 2013)
CO (KARBON MONOKSIDA)
Karakteristik fisik dan kimia

Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, termasuk gas
yang beracun. karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen yang memiliki
ikatan kovalen koordinasi.

Berat molekul = 28.01

Titik didih (760 mmHg) = -191.5 oC (-312.7 oF)

Titik beku = -205 oC (-337 oF)

Spesifik gravitasi (air=1) = 1.25 pada 0 oC (32 oF)

Massa jenis uap = 0.97

Tekanan uap = 20 oC (68 oF), lebih dari 1 atm (760 mmHg)

Kelarutan = di dalam air, ethanol, methanol, dan beberapa senyawa organic

Sumber dan distribusi


[1]

Karbon monoksida dapat berasal dari alam secara alamiah dan dapat pula berasal dari kegiatan manusia.
Karbon monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan,
kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sedangkan sumber yang berasal dari kegiatan manusia dapat
pula disebut sumber buatan dapat berasal dari sumber yang bergerak dan tidak bergerak. Contoh
sumber bergerak antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin.
Sedangkan contoh sumber yang tidak bergerak adalah pembakaran batubara dan minyak dari industri
dan pembakaran sampah domestic. Estimasi jumlah karbon monoksida dari sumber buatan diperkirakan
mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari sumber buatan yang bergerak dan
sepertinganya berasal dari sumber tidak bergerak. Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak
90% dari karbon monoksida diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap
rokok juga mengandung karbon monoksida, sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari
asap rokok yang sedang dihisapnya.[2]

Dampak

Kehadiran karbon monoksida di udara bebas yang melebihi kadarnya memiliki beberapa dampak
terhapad makhluk hidup dan lingkungannya.

- Kesehatan Manusia

Dampak dari CO bervasiasi tergangtung dari status kesehatan seseorang pada saat terpajan. Pada
beberapa orang yang berbadan gemuk dapat mentolerir pajanan CO sampai kadar HbCO dalam
darahnya mencapai 40% dalam waktu singkat. Tetapi seseorang yang menderita sakit jantung atau paru-
paru akan menjadi lebih parah apabila kadar HbCO dalam darahnya sebesar 510%. Pengaruh CO kadar
tinggi terhadap sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun respon dari
masyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar rendah dan dalam jangka waktu panjang,
masih sedikit diketahui. Misalnya kinerja para petugas jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk
mendeteksi adanya perubahan kecil dalam lingkungannya yang terjadi pada saat yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya dan membutuhkan kewaspadaan tinggi dan terus menerus, dapat terganggu/
terhambat pada kadar HbCO yang berada dibawah 10% dan bahkan sampai 5% (hal ini secara kasar
ekivalen dengan kadar CO di udara masing-masing sebesar 80 dan 35 mg/m3). Pengaruh ini terlalu
terlihat pada perokok, karena kemungkinan sudah terbiasa terpajan dengan kadar yang sama dari asap
rokok.

Karbon monoksida (CO) jika terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan
menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO
bereaksi dengan darah (hemoglobin) :

Hemoglobin + O2 > O2Hb (oksihemoglobin)

Hemoglobin + CO > COHb (karboksihemoglobin)

Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar.
Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan
mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia tidak sama dengan manusia yang satu
dan yang lain.

Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan
haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan
pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin
(HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen
tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius,
bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim
intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan CO
sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah
periferal yang parah.[3]

- Ekosistem dan Lingkungan

Di udara,karbon monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di
perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama
diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan pada
ekosistem dan lingkungan kita.[4]
- Hewan

Pada hewan, dampak dari kadar karbon monoksida yang berlebihan hamper menyerupai dampak yang
terjadi pada manusia, dapat menyebabkan kematian.

- Tumbuhan

Bagi Tumbuhan, kadar CO 100ppm pengaruhnya hamper tidak ada khususnya tumbuhan tingkat tinggi.
Kadar CO 200ppm dengan waktu kontak 24 jam dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh
bakteri bebas terutama yang terdapat pada akar tumbuhan.[5]

- Material

Pada material, dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida adalah menghitamnya benda-benda
pada daerah yang telah tercemar oleh karbon monoksida.

Pengendalian

- Pencegahan

- Sumber Bergerak

a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.

b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.

c) Memasang filter pada knalpot.

- Sumber Tidak Bergerak

a) Memasang scruber pada cerobong asap.


b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.

c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.

- Manusia

Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (10.000 ug/Nm3 udara dengan rata-
rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya,
seperti:

a) Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker gas.

b) Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung

- CO seperti sumur tua, Goa, dll

- Penanggulangan

a. Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan exhaust-fan.

b. Bila terjadi korban keracunan maka lakukan :

Berikan pengobatan atau pernafasan buatan

Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat

referensi:

http://www.scribd.com/doc/28190445/Carbon-Monoksida

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/karbonmonoksida-dan-dampaknya-
terhadap-kesehatan

http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/karbonmonoksida-dan-dampaknya-
terhadap-kesehatan/

http://akmal-vhatal.blogspot.com/2009/12/dampak-co-terhadap-lingkungan.html
http://soalmu.wordpress.com/2010/06/04/kimia-lingkungan-pencemaran-lingkungan/

NITROGEN DIOKSIDA

A. SIFAT FISIKA DAN KIMIA

Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir
yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada
bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui
sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna
dan tidak berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau
tajam.

Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada NO 2.


Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga
membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen membentuk NO 2.

Udara terdiri dari 80% Volume nitrogen dan 20% Volume oksigen. Pada suhu kamar,
hanya sedikit kecendrungan nitrogen dan oksigen untuk bereaksi satu sama lainnya. Pada
suhu yang lebih tinggi (diatas 1210 oC) keduanya dapat bereaksi membentuk NO dalam
jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran udara. Dalam proses pembakaran, suhu
yang digunakan biasanya mencapai 1210 1.765 oC, oleh karena itu reaksi ini merupakan
sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dari
proses pembakaran.

Sumber dan distribusi


Beberapa nitrogen dioksida terbentuk secara alami di atmosfer oleh petir dan beberapa dihasilkan
oleh tanaman, tanah dan air. Namun, hanya sekitar 1% dari jumlah total nitrogen dioksida yang
ditemukan di udara kota-kota kita 'dibentuk dengan cara ini. Nitrogen dioksida adalah polutan
udara penting karena berkontribusi pada pembentukan kabut fotokimia, yang dapat memiliki
dampak signifikan pada kesehatan manusia. Sumber utama nitrogen dioksida di Australia adalah
pembakaran bahan bakar fosil: batu bara, minyak dan gas. Sebagian besar nitrogen dioksida di
kota-kota berasal dari knalpot kendaraan bermotor (sekitar 80%). Sumber-sumber lain nitrogen
dioksida bensin dan pemurnian logam, pembangkit listrik dari pembangkit listrik tenaga batu
bara, industri pengolahan lainnya dan pengolahan makanan.

Pencemaran gas NOx di udara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar
dari generator pembangkit listri stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas
alami. Menurut Anonim (2004), dari seluruh jumlah oksigen nitrogen (NOx) yang dibebaskan ke
udara, jumlah yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri.
Akan tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar
secara merata sehingga jumlahnya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah pencemaran NO
yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat-tempat
tertentu. Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10100 kali lebih tinggi dari pada di udara
pedesaan. Kadar NOx di udara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti
halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx yang
diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh
kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx
buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin.[3]

Dampak
terhadap:
- Kesehatan Manusia
Pengaruh utama menghirup mengangkat tingkat nitrogen dioksida adalah kemungkinan
peningkatan masalah pernapasan. Nitrogen dioksida terbakar lapisan paru-paru, dan dapat
mengurangi kekebalan terhadap infeksi paru-paru. Hal ini dapat menimbulkan masalah seperti
mengi, batuk, pilek, flu dan bronkhitis. Peningkatan kadar nitrogen dioksida dapat memiliki
dampak signifikan pada penderita asma karena dapat menyebabkan serangan lebih sering dan
lebih intens. Anak-anak dengan orang tua dengan asma dan penyakit jantung adalah yang paling
berisiko.

- Ekosistem dan Lingkungan


Pencemaran oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada permukaan daun,
bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis (kerusakan jaringan daun), sehingga
fotosintesis terganggu. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai
temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat
berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat
menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70% (Pohan, 2002).
Di udara oksida nitrogen dapat menimbulkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates) yang dapat
menyebabkan iritasi mata (pedih dan berair). PAN bersama senyawa yang lain akan
menimbulkan kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog) yang dapat mengganggu lingkungan dan
dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur
bahan lain toksitasnya akan meningkat (Anonim, 2008). Berdasarkan studi menggunakan
binatang percobaan, pengaruh yang membahayakan seperti misalnya meningkatnya kepekaan
terhadap radang saluran pernafasan, dapat terjadi setelah mendapat pajanan sebesar 100 g/m3
(Tugaswati, 2004).

- Hewan
Dampak nitrogen dioksida pada hewan hamper mnyerupai dampak yang terjadi pada manusia.
Senyawa ini dapat menyebabkan gangguan syaraf pada hewan pada konsentrasi tinggi.

- Tumbuhan
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan
hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NOx pada tanaman
antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas
tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti
ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui
proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan.
Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun
sampai sekitar 60% hingga 70%.[4]

- Material
Nitrogen dioksida dengan konsentrasi berlebih dapat mencemari benda-benda yang ada di bumi
ini.
Pengendalian
- Pencegahan
Sumber Bergerak
a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c) Memasang filter pada knalpot.
Sumber Tidak Bergerak
a) Mengganti peralatan yang rusak.
b) Memasang scruber pada cerobong asap.
c) Memodifikasi pada proses pembakaran.
Manusia
Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 150 mg/Nm3 dengan waktu
pengukur 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya :
a) Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.
b) Mengurangi aktifitas di luar rumah.
Penanggulangan
Langkah-langkah penanggulangan dampak nitrogen dioksida adalah:
a. Mengatur pertukaran udara agar berjalan dengan baik, seperti dengan menggunakan LEV
b. Bila terjadi keracunan sebaiknya langsung diberika pernapasan buatan atau dibawa ke rumah
sakit terdekat
referensi:
http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF
http://bplhd.jakarta.go.id/NKLD%202006/Buku-I/Docs/3-325.htm
http://elsari.wordpress.com/2010/02/06/dampak-pencemaran-udara-terhadap-lingkungan-dan-
manusia/
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/dampak-pencemaran-nitrogen-oksida-
nox-dan-pengaruhnya-terhadap-kesehatan/
Oksidan

Pencemaran Udara Kelompok Empat


Karakteristik fisik dan kimia
Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai
pengoksidasi. Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor,
oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan
lain dengan bahan pencemar udara Ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi
ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk diudara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari
dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi
atom oksigen tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk
ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat didaerah panjang gelombang 240-
320 nm. Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh ozon didaerah ultraviolet dan inframerah
digunakan dalam metode-metode analitik.

Proses-proses fotokimia menghasilkan jenis-jenis pengoksidasi lain selain ozon, termasuk


peroksiasilinitrat yang mempunyai struktur sebagai berikut:

PAN

Meskipun untuk setiap jenis peroksiasetilnitrat sudah diberikan perhatian, data monitoring yang
tersedia hanya untuk peroksiasetilnitrat. Peroksiasrtilnitrat mempunyai 2 ciri yang dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya peroksiasetilnitrat kadar rendah. Ciri pertama adalah
absorpsi di daerah inframerah dan kemampuan dalam menangkap elektron. Ciri kedua
digunakan sebagai dasar metoda pengukuran kadar peroksiasetilnitrat di udara secara
khromatografi.
Untuk contoh oksidan lain yang dapat diambil adalah Hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida
telah diidentifikasi sebagai oksidan fotokimia yang potensial. Akan tetapi hidrogen peroksida ini
merupakan senyawa yang sangat sulit dideteksi secara spesifik di udara. Oleh arena itu tidak
mungkin memperkirakan dengan pasti bahwa hidrogen peroksida sebagai pencemar fotokimia
udara.

Sumber dan Distribusi


Oksidan adalah komponen atmosfir yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses
kimia yang membutuhkan sinar matahari mengoksidasi komponen-komponen yang tak segera
dioksidasi oleh oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan bahan pencemar sekunder yang
diproduksi karena interaksi antara bahan pencemar primer dengan sinar.

a. Dampak Terhadap Kesehatan


Ozon pada kadar 1,03,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat
mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak
dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema
pulmonari. Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada kadar subletal dapat
mengganggu proses pernafasan normal, selain itu oksidan fotokimia juga dapat menyebabkan
iritasi mata. Ozon pada kadar 1,03,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat
mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak
dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema
pulmonari.

b. Dampak Terhadap Ekosistem dan Lingkungan


Dampak yang terjadi pada ekosistem adalah terganggunya atau bahkan putusnya rantai
makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.
c. Dampak Terhadap Hewan
Dampak bagi hewan adalah dapat menyebabkan timbulnya kanker pada mata sapi karena
Ozon (salah satu oksida) yang semakin tipis.
d. Dampak Terhadap Tumbuhan
Bagi tumbuhan, dampak terhadap oksidan adalah dapat merusak tanaman sehingga tanaman
tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
e. Dampak Terhadap Material
Pada material, Ozon (salah satu senyawa oksidan) yang berlebih dapat meracuni air minum
dan menimbulkan rasa pahit. BPOM telah menetapkan jumlah ozon dalam AMDK adalah
sebesar maksimal 0,4 ppm.

<="" ins="">
Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna, Senyawa Kimia - Berikut ini adalah materi
lengkapnya :

1. Sifat Senyawa Alkana

a. Sifat Fisik Alkana

1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu
hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya
lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar,
seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).

2) Alkana mudah larut dalam pelarut organik. [1]

Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh
semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai
bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah. [1]

3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10 berwujud gas.
Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan
seterusnya berwujud padat.

Alkana lebih ringan dari air. [2]

b. Sifat Kimia Alkana

1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa
organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa
Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali"). [2]

2) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana


berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan
gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. [1] Itulah sebabnya alkana
digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi
sebesar 50.000 joule.

Reaksi pembakaran sempurna :

CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi


Reaksi pembakaran tak sempurna:

2 CH4(g) + 3 O2(g) 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi

3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada
alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.

CH4 + Cl2 CH3Cl (metilklorida (klorometana)) + HCl

CH3Cl + Cl2 CH2Cl2 (diklorometana) + HCl

CH2Cl2 + Cl2 CHCl3 (kloroform (triklorometana)) + HCl

CHCl3 + Cl2 CCl4 (karbon tetraklorida) + HCl

4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah
reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. [1]
Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.

800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 CH3 - CH = CH2 + H2
propana propena
800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 CH2 = CH2 + CH4
propana etena metana

2. Sifat Senyawa Alkena

a. Sifat Fisik Alkena

1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit
larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan . Ikatan
tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.

2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin bertambah
jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.

b. Sifat Kimia Alkena

Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena terutama
terjadi pada ikatan rangkap tersebut.

Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut.

a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)


Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat
atom lain.

Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah :

(1) Gas hidrogen (H2)

Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan rangkap
berubah menjadi ikatan tunggal. [2]

a) CH2 = CH2 (etena) + H2 CH3 CH3 (etana)

b) CH2 = CH CH3 (propena) + H2 CH3 CH2 CH3 (propana)

(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)

Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya
halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk. [2]

a)

b)

(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)

Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida
akan terikat
pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.

Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada
atom C yang paling panjang. [2]
a)

b.

Pada gambar di atas ikatan rangkap membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga
simetris.

Pada gambar di atas ikatan rangkap tidak membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga
tidak simetris.

Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya 1 atom
H. Sedangkan Br terikat pada atomC2.

b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)

1) Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.

C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O

2) Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.

C2H4 + 2 O2 2 CO + 2 H 2O

c) Reaksi Polimerisasi

Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer)


menjadi molekul besar (polimer).

Contoh :

Polimerisasi etena menjadi polietena

n CH2 = CH2 CH2 CH2 [ CH2 CH2 ]n

3. Sifat Senyawa Alkuna


a. Sifat Fisik Alkuna

1) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air.

2) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga
Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.

b. Sifat Kimia Alkuna

Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi
untuk penjenuhan ikatan rangkap.

Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah
ikatan rangkap yang sama.

Contoh :

Reaksi penjenuhan etena oleh gas hidrogen

CH2 = CH2 (etena) + H2 CH3 CH3 (etana)

a) Oksidasi [2]

Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, alkuna jika dibakar sempurna akan menghasilkan
CO2 dan H2O.

C3H4 + 4O2 3CO2 + 2H2O

b) Adisi H2 [2]

Alkuna mengalami dua kali adisi oleh H2 untuk menghasilkan alkana.

Contoh :

HC C CH3 + H2 H2C = CH CH3 + H2 H3C CH2 CH3


propuna propena propana

c) Adisi Halogen [2]


d) Adisi Asam halida [2]

Adisi alkuna oleh asam halida mengikuti aturan Markovnikov sebagaimana pada alkena.

Anda sekarang sudah mengetahui Sifat Fisik dan Kimia Alkana, Alkena, Alkuna. Terima kasih
anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Karakteristik fisik dan kimia


Hidrokarbon adalah komponen yang terdiri dari elemen hidrogen dan karbon, serta
banyaknya elemen tersebut mempengaruhi sifat fisik dari hidrokarbon itu sendiri.
Hidrokarbon masih dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon alifatik,
termasuk di dalamnya adalah yang berantai lurus, yang berantai cabang, dan rantai
melingkar, dan kelompok kedua, hidrokarbon aromatik yang mengandung cincin atom
karbon yang sangat stabil. Hidrokarbon (HC) adalah bahan pencemar udara yang dapat
berbentuk gas, cairan, atau padat. Semakin tinggi jumlah C, maka wujud dari HC akan
cenderung berbentuk padat. Hidrokarbon dengan jumlah atom C 1-4 cenderung
berbentuk gas, sedangkan Hidrokarbon dengan banyak atom C lebih dari 5 cenderung
berbentuk padat.

Sumber dan Distribusi


sumber hidrokarbon paling banyak

Hidrokarbon sebagai pencemar udara, dapat berasal dari proses industri yang
diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC
merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung. Sumber
HC lainnya didapat dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik, uap
bensin yang tidak terbakar, dan pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna akan
menghasilkan HC. Selain kendaraan bermotor, HC berpotensi dihasilkan pada industri
plastik, resin, zat warna, dan pestisida.

a. Dampak Terhadap Kesehatan


Hidrokarbon di udara dapat bereaksi dengan bahan lain yang akan membentuk ikatan
baru disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah
industri dan padat lalulintas. Bila PAH masuk ke dalam paru-paru, maka akan
menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Dampak-dampak
lainnya yang disebabkan oleh HC di udara (sebagai polutan) antaralain gangguan
pernapasan seperti laryngitis, pharya dan bronchitis.

b. Dampak Terhadap Ekosistem dan Lingkungan


Reaksi pembakaran hidroakarbon yang melibatkan O2 akan menghasilkan panas yang
tinggi. Panas yang tinggi ini menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking)
menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat
bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak
(droplet). Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi
debu/partikel. Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2mengahsilkan PAN (Peroxy
Acetyl Nitrates).

c. Dampak Terhadap Hewan


Hidrokarbon yang bersifat mutagenik akan sangat rentan pada hewan. Beberapa
percobaan pada hewan telah membuktikan adanya indikasi perubahan gen pada
hewan tersebut. Dengan kekalan massa yang berlaku, konsumsi hewan yang tercemar
oleh manusia akan memindahkan kandungan senyawa hidrokarbon ke manusia.

d. Dampak Terhadap Tumbuhan


Campuran PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo Chemistry
Smog) yang dapat merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika
hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat (Anonim, 2008).

e. Dampak Terhadap Material


Dampak hidrokarbon pada material biasanya disebabkan oleh sifat kimiawi hidrokarbon.
Sebagai contoh, karet gelang yang direndam dalam bensin makan akan bertambah
volumenya tetapi berkurang sifat elastisnya. Dengan demikian, hidrokarbon mampu
melarutkan beberapa senyawa penting lain dalam material sehinga akan mengubah
tidak hanya sifat fisik, tetapi juga kimia

Sumber:
Adistya Prameswari., S.Pi., M.Kes Pencemaran Udara oleh Hidrokarbon, 2007

A. SIFAT-SIFAT HIDROKARBON
1) Sifat Alkana
a) Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan C.
b) Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan mempunyai aktivitas biologi sedikit.
c) Semua hidrokarbon merupakan senyawa non polar sehingga tidak larut dalam air.
d) Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi.
e) Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini
selalu menghabiskan energi.

2) Sifat Alkena
Sifat fisis =>Titik leleh dan titik didih alkena hamper sama dengan alkana yang sesuai.
Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas, suku- suku sedang berwujud cair,
dan suku suku tinggi berwujud padat.

3) Sifat Alkuna
Sifat fisis =>Alkuna sama dengan sifat fisis alkana maupun alkuna

B. SUMBER-SUMBER HIDROKARBON
1) Sumber Alkana
Sumber alkana yang paling penting adalah pada gas alam dan minyak bumi.

2) Sumber Alkena
Alkena dibuat dari alkena melalui pemanasan dengan katalis, yaitu dengan proses yang
disebut perengakahan atau (cracking).

3) Sumber Alkuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2). Nama lain
etuna adalah asetilena. Asetilena dibuat dari metana melalui pembakaran tak
sempurna.

C. KEGUNAAN HIDROKARBON
1) Kegunaan Alkana
a) Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar
b) Pelarut
c) Sumber hydrogen. Misalnya, industry ammonia
dan pupuk.
d) Pelumas, misalnya C18H38
e) Bahan baku untuk senyawa organic lain, seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain.
f) Bahan baku industri.

2) Kegunaan Alkena
Alkena khususnya suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting,
misalnya untuk membuat plastik, karet sintesis, dan alkohol.

3) Kegunaan Alkuna
Untuk pembuatan gas karbid dari batu karbid.

D. REAKSI-REAKSI HIDROKARBON
1) Reaksi Alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut paraffin yang artinya afinitas
kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah pembakaran, substitusi, dan perengkahan
(cracking)
a. Reaksi Pembakaran
Reaksi Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan gas
karbondioksida dan air, sedangkan pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan
gas karbon monoksida dan air. Terjadinya pembakaran sempurna atau tidak sempurna
tergantung pada perbandingan antara konsentrasi (kadar) senyawa hidrokarbon
dengan konsentrasi (kadar) oksigen.
Contoh reaksi pembakaran propana:

C3H8 + 5 O2 4 H2O + 3 CO2 + Energi

CnH2n+2 + (3n+1)/2 O2 (n+1) H2O + n CO2 + Energi

Reaksi pembakaran hidrokarbon termasuk reaksi kimia eksotermik.


b. Reaksi Cracking
Reaksi pemecahan alkana yang dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa
oksigen. Reaksi ini menyebabkan terjadinya pemutusan rantai karbon pada alkana atau
reaksi pembentukan senyawa tidak jenuh (alkena atau alkuna).

C16H34(l) --> C8H18(l) + C8H16(l)

c. Reaksi Substitusi
Reaksi penggantian satu atau beberapa atom H dengan atom atau gugus atom lain.

CH4 + Cl2 --> CH3Cl + HCl

2) Reaksi Alkena
a) Reaksi Adisi
Reaksi penambahan atau penjenuhan ikatan rangkap
a. Adisi Hidrogen (hydrogenasi
Gas hidrogen (H2)

CH2 = CH2+ H2 etana

CH3 CH3 etena


b. Adisi Halogen
Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)

CH2 = CH CH3 + Br2 Propena

c. Adisi Asam Halogenida Kaidah Markonikoff


a) Reaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi merupakan suatu reaksi penghilangan atau penyingkiran beberapa
atom atau gugus atom dari senyawa karbon yang lebih tinggi untuk memperoleh
senyawa karbon yang lebih sederhana.

b) Reaksi Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul sederhana / kecil
(monomer) menjadi molekul-molekul besar (polimer)
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena

n CH2 = CH2 -> CH2 CH2 -> [ CH2 CH2 ]n

3) Reaksi Alkuna
Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena. Untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya,
alkuna membutuhkan pereaksi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena,

Anda mungkin juga menyukai