Oleh:
DONALDI
2012/1202985
I. Data Diri:
Nama Lengkap : Donaldi
Tempat/Tanggal Lahir : Payakumbuh, 21 Desember 2015
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Anak Ke : 3 (tiga)
Jumlah Saudara : 4 (empat)
Alamat Tetap : Padang Sikabu, RT 001/RW 002 Kel. Padang
Sikabu Kecamatan Lamposi Tigo Nagori,
Payakumbuh
II. Data Pendidikan:
SD : MIN Parambahan
i
KATA PENGANTAR
ii
6. Kedua orang tua dan Kakak/Abang tercinta yang telah memberikan semangat,
motivasi, bimbingan baik moril maupun materil yang tak terhingga demi
selesaiannya proyek akhir ini.
7. Rekan-rekan Teknik Sipil yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama
penulisan proyek akhir ini. Hanya doa yang dapat penulis ucapakan kepada Allah
SWT, semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan yang setimpal
dari-Nya.
Penulis menyadari bahwa pada proyek akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan.Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT BIODATA
RINGKASAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR NOTASI..............................................................................................viIi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................... 3
C. Batasan Masalah ......................................................................... 3
D. Rumusan Masalah....................................................................... 4
E. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Umum ..................................................................................... 6
B. Pembebanan Pada Struktur Bangunan ........................................ 7
C. Pelat Penutup Tiang (pile cap)..........................................................18
D. Gaya gaya yang dibutuhkan untuk Konstruksi Pile cap................24
E. Perencanaan Pile cap........................................................................26
BAB III METODOLOGI
iv
A. Jenis Proyek Akhir............................................................................33
B. Tempat dan Waktu Proyek Akhir......................................................33
C. Prosedur Pelaksanaan Proyek Akhir.................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data................................................................................36
B. Spesifikasi Bahan dan Penampang.................................................36
C. Langkah langkah Analisis...........................................................38
D. Pembahasan....................................................................................38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................61
B. Saran...............................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai berat satuan atau berat sendiri mati untuk gedung...........................8
Tabel 2. Berat dari beberapa komponen bangunan.......................................... 8
Tabel 3. Beban hidup pada lantai gedung ... ................................................... 9
Tabel 4. Koefisien reduksi beban hidup.................................................................10
Tabel 5. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muatan tanah
untuk masing-masing Wilayah gempa Indonesia...................................13
Tabel 6. Jenisjenis tanah......................................................................................14
Tabel 7. Faktor kekuatan I untuk kategori gedung dan bangunan.........................16
Tabel 8. Parameter daktilitas struktur gedung.......................................................17
Tabel 9. Beban vertikal yang bekerja pada pelat...................................................42
Tabel 10. Keliling daerah balok.............................................................................43
Tabel 11. Keliling daerah balok.............................................................................45
Tabel 12. Keliling daerah balok.............................................................................47
Tabel 13. Keliling daerah balok.............................................................................48
Tabel 14. Gaya geser horizontal akibat gempa......................................................51
Tabel 15. Input beban pada perhitungan pile cap..................................................51
Tabel 16. Rangkuman hasil....................................................................................58
vii
DAFTAR NOTASI
A. Latar Belakang
Bangunan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan. Bangunan adalah suatu struktur dan berfungsi untuk mewadahi
aktifitas manusia dengan segala komponen yang dibutuhkan dalam
aktifitasnya. Karena bangunan berfungsi untuk mewadahi aktifitas manusia,
maka harus memiliki keadaaan yang dibutuhkan oleh manusia yaitu
kenyamanan, keamanan dan efisiensi serta kebutuhan-kebutuhan manusia
yang lainnya.
Bangunan termasuk kebutuhan primer bagi manusia. Kebutuhan
primer adalah kebutuhan yang paling utama yang harus dipenuhi dalam
kehidupan manusia. Gedung pusat perbelanjaan modern adalah fenomena
yang dapat ditemui baik di kota kecil maupun kota besar di Indonesia,
keberadaan dari pusat perbelanjaan memiliki dampak tertentu terhadap
perkembangan suatu kota.
Salah satu gedung pusat perbelanjaan modern yaitu gedung
International Trade Center (ITC) Polonia, dimana gedung pusat perbelanjaan
terbesar modern yang sedang didirikan di kota Medan. Karena itu gedung ini
memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat kota. Saat ini pusat
perbelanjaan modern tidak hanya berfungsi sebagai pasar tempat bertemunya
penjual dan pembeli, namun telah menjadi ruang publik tempat masyarakat
melakukan interaksi sosial, melakukan pertemuan, bahkan menjadi tempat
rekreasi bagi keluarga. Gedung ITC Polonia ini termasuk bangunan gedung
tingkat tinggi atau yang biasa disebut dengan istilah gedung pencakar langit.
Semakin tinggi gedung yang akan dibangun maka dibutuhkan
perencanaan yang lebih baik agar struktur bangunan bisa menahan beban dari
bangunan tersebut. Salah satu bagian terpenting bangunan bertingkat tinggi
adalah pondasi. Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan
bangunan dengan tanah, yang menjamin kesetabilan bangunan terhadap
1
2
muatan atau beban yang meliputi: berat sendiri, beban berguna, dan gaya-
gaya luar terhadap gedung seperti tekanan angin, gempa bumi. Pondasi harus
cukup kuat menahan beban dari struktur atas tanpa terjadi penurunan. Salah
satu jenis pondasi dalam yang umumnya digunakan untuk membangun
tingkat tinggi adalah pondasi tiang pancang (pile foundation). Pondasi tiang
pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut pile cap merupakan
konstruksi penggabung antara tiang-tiang pancang sehingga menjadi tiang
kelompok (pile group) dan penghubung antara tiang pancang dengan kolom.
Pile cap mempunyai fungsi untuk menyebarkan beban ke tiang
kelompok (pile group). Pile cap harus direncanakan dengan baik dan efisien
agar tidak mengalami kegagalan seperti patah maupun pergeseran (satu arah
maupun dua arah) desain pile cap juga harus sesuai dengan kebutuhan agar
tidak boros. Oleh sebab itu dibutuhkan perhitungan yang teliti untuk
perencanaan dimensi pile cap, tebal pile cap, serta penulangan pile cap.
Penulis telah melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) pada proyek
pembangunan Gedung ITC Polonia 2 bulan. Selama PLI penulis mengamati
proses pelaksanaan pekerjaan, pile cap, kolom, balok dan pelat lantai.
Jenis gedung ITC Polonia ini adalah konstruksi bangunan beton
bertulang, dibangun oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. dengan luas
bangunan 23137 m. Selama peninjauan di lapangan penulis menemukan
beberapa masalah pada pekerjaan pile cap yaitu perubahan desain dimensi
pile cap yang mana perencanaan awal yaitu tipe 2 pile (P.2) dengan dimensi
3.8 m x 1.6 m x 0.8 m menjadi tipe 4 pile (P.4) dengan dimensi 2.6 m x 2.6m
x 0.8 m serta perubahan desain penulangan, dan tebal pile cap. Perubahan
desain pile cap disebabkan karena penambahan titik tiang pancang dalam
sebuah pile group.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang analisis
perencanaan konstruksi pile cap bangunan ITC Polonia. Hal ini dianggap
menarik karena sebagai tamatan D3 yang banyak berkecimpung di lapangan,
harus mengetahui tentang analisis konstruksi pile cap dan diharapkan menjadi
tenaga yang siap pakai dan mampu menguasai perencanaan suatu proyek
bangunan.
Berdasarkan ulasan tentang kontruksi pile cap di atas, penulis tertarik
untuk mengangkat masalah tentang pile cap tersebut sebagai Proyek Akhir,
dengan judul Analisis Ulang Konstruksi Pile Cap pada Proyek
Pembangunan Gedung International Trade Center (ITC) Polonia kota
Medan .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diproleh beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Perubahan desain dimensi dan penulangan pile cap dikarenakan
penambahan titik tiang pancang dalam satu kelompok tiang, yang mana
perencanaan awal didesain 2 pile diganti dengan 4 pile.
2. Analisis ulang Gedung ITC Polonia yang terdiri dari analisis ulang
struktur atas yang berfokus pada konstruksi pile cap.
C. Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penulisan tugas akhir ini meliputi:
1. Analisis ulang Gedung ITC Polonia ini dilatasi 11 pada zona 1 yaitu:
output gaya-gaya dalam dan momen. Serta desain dimensi dan
penulangan pile cap dengan menggunakan spesifikasi bahan dan
penampang yang diproleh dari data Proyek Pembangunan Gedung ITC
Polonia.
2. Perencanaan pile cap dikhususkan hanya menghitung pile cap dengan 4
pile, dimensi pile cap, kuat geser satu arah pile cap, kuat geser dua arah
pile cap pada kolom, penulangan pile cap, serta gambar desain
penulangan pile cap.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diangkat
pada proyek akhir ini yaitu bagaimana perhitungan pembebanan, dimensi dan
penulangan pile cap dengan 4 pile pada bangunan Gedung International
Trade Center (ITC) Polonia kota Medan.
2. Manfaat
a. Penulis sendiri, menambah pengetahuan tentang bagaimana analisis
perencanaan konstruksi pile cap pada Pembangunan Gedung
International Trade Center (ITC) Polonia kota Medan.
b. Sebagai referensi bagi siapa saja yang membacanya khusus bagi
mahasiswa yang menghadapi masalah yang sama.
c. Dapat menganalisis data jika akan melakukan suatu pekerjaan yang
sejenis.
3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab, seperti tertera
berikut ini.
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang proyek, tujuan dan
manfaat proyek, serta sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Berisi teori-teori yang relevan dengan analisis, pekerjaan dan teori
pendukung lainya
BAB III. METODOLOGI
Bab ini menguraikan tentang prosedur/ langkah-langkah
pelaksanaan beserta pengertian tentang sarana yang menunjang
pelaksanaan proyek tersebut.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan pembahasan, pada bab ini dibahas mengenai
perumusan masalah, landasan teori dan metodologi pemecahan,
data dan pengolahan, dan hasil dari pemecahan masalah atau
analisis data
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Umum
Dalam bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga
dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
beberapa area. Misal, konstruksi jalan raya, konstruksi jembatan, konstruksi
kapal, dan lain-lain. Konstruksi merupakan objek keseluruhan bangunan yang
terdiri dari bagian-bagian struktur. Menurut Silalahi (2009:1) struktur
merupakan suatu bangun tubuh yang dirancang untuk mampu menopang atau
mendukung beban (muatan) yang bekerja tanpa disertai deformasi berlebihan
berupa perpindahan relative suatu komponen terhadap komponen lainnya.
Pendapat lain dikemukan oleh Schodek (1999:2) struktur merupakan sarana
untuk menyalurkan beban yang diakibatkan penggunaan dan/atau kehadiran
bangunan di atas tanah.
Dapat disimpulkan struktur merupakan bangunan tubuh untuk
mendukung beban atau menyalurkan beban yang diakibatkan bangunan di
atas tanah yang bekerja tanpa disertai deformasi yag berlebihan. Semua
struktur dirancang untuk berfungsi sebagai kesatuan secara utuh dalam
memikul beban, baik yang beraksi secara vertikal maupun secara horizontal
ke tanah.
Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah dan
struktur atas. Struktur bawah merupakan bagian bawah dari suatu struktur
bangunan/gedung yang menahan beban dari struktur atas. Struktur bawah
meliputi balok sloof dan pondasi. Sedangkan struktur atas adalah struktur
bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok, plat,
tangga. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di
dalam sebuah struktur (Pamungkas, 2013:1).
Struktur pondasi sangat mempengaruhi kestabilan suatu bangunan.
Sebagai penyalur beban bangunan ke lapisan tanah, pondasi harus dirancang
sedemikian rupa agar mampu mendukung pembebanan maksimum.
6
7
Dimana:
C = Faktor respon gempa yang ditentukan berdasarkan
lokasi bangunan dan jenis tanahnya
I = Faktor keutamaan gedung
R = Faktor reduksi gempa yang tergantung pada jenis struktur
yang bersangkutan
Wt = Berat total bangunan termasuk beban hidup yang
bersesuaian
Koefisien dasar gempa pada SNI-1726-2002 dipengaruhi oleh:
a) Wilayah Gempa
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah, dari
wilayah tersebut terdiri dari wilayah gempa paling rendah dan
wilayah gempa paling tinggi. Pembagian wilayah gempa
didasarkan percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh
gempa rencana dengan periode pada 500 tahun yang nilai rata-
rata untuk setiap wilayah gempa terdapat pada tabel 5.
Jika suatu lokasi gedung akan dianalisis terletak disuatu
batas wilayah, sehingga kapasitas wilayahnya tidak jelas, maka
gedung tersebut harus dianggap terletak di dalam wilayah
koefisien gempanya lebih besar (Gambar 1.2).
Tabel 5. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan
puncak muatan tanah untuk masing-masing wilayah gempa
Indonesia.
Percepatan Percepatan puncak muka
Wilayah puncak tanah ( Xg )
gempa batuan Tanah Tanah Tanah Tanah
dasar keras sedang lunak khusus
1 0.03 0.04 0.05 0.08 Diproleh
2 0.1 0.12 0.15 0.2 evaluasi
3 0.15 0.18 0.23 0.3 khusus
4 0.2 0.25 0.28 0.34 disetiap
5 0.25 0.28 0.32 0.36 lokasi
6 0.3 0.33 0.36 0.38
Sumber: SNI 03-1726-2002
pengaku.
W I d2i
i=l
T 1 =6,3 n
g Fi di
i=l
dimana:
Wi = beban vertikal/granitasi yang bekrja pada tingkat ke 1
yang ditinjau
Fi = gempa horizontal lantai tingkat ke-I
Gi = percepatan grativitasi yang ditetapkan sebesar 9810
mm/det
d) Faktor keutamaan gedung (I)
Menurut Kopa (2008:13) faktor keutamaan gedung
adalah suatu koefisien yang dibedakan untuk memperpanjang
waktu ulang dari kerusakan struktur-struktur gedung yang
relatif lebih utama untuk mengamankan struktur gedung
tersebut.
Tabel 7. faktor keutamaan I untuk berbagai kategori gedung
dan bangunan
Faktor keutamaan
Kategori gedung
Gedung umum seperti untuk
penghunian, perniagaan dan 1.0 1.0 1.0
perkantoran
Monument dan bangunan
1.0 1.6 1.6
monumental
Gedung untuk penyimpan
berbahaya seperti gas,
1.6 1.0 1.4
produk minyak bumi, asam,
bahan beracun.
Gedung panitia pasca gempa
seperti rumah sakit, instalasi
1.4 1.0 1.4
air bersih, pembangkit tenaga
listrik, pusat penyelamatan
Sumber: SNI 031726-2002
e) Faktor reduksi gempa (R)
Menurut faktor reduksi gempa adalah suatu nilai
koefisien yang ditetapkan berdasarkan faktor daktilitas gedung
() dengan faktor kuat lebih beban dan bahan yang terkandung
didalam struktur gedung (f) dengan nilainya ditetapkan
sebesar f = 1.6 jadi R = f = 1.6 . (Kopa, 2008:14).
Tabel 8. Parameter aktifitas struktur gedung
Taraf kinerja strukutr
R pers. (6)
gedung
Elastik penuh 1.0 1.6
Daktail parsial 1.5 2.4
2.0 3.2
2.5 4.0
3.0 4.8
3.5 5.6
4.0 6.4
4.5 7.2
5.0 8.0
Daktail penuh 5.3 8.5
Sumber: Raimon kopa, 2008
b. Beban Dinamik Impak
Menurut pendapat Terzaghi (1987:79), beban dinamik impak
yaitu beban akibat ledakan atau benturan, geteran mesin dan
pengereman kendaraan. Pada umumnya perencanaan suatu bangunan
memperhitungkan kombinasi beban untuk mendapat hasil perhitungan
yang aman. Kombinasi beban ditentukan bedasarkan kondisi daerah
tempat bangunan dibangun, keadaan angin, fungsi bangunan, zona
wilayah gempa tempat bangunan dibangun dan faktor-faktor lainnya.
Hal penting dalam menentukan beban desain pada struktur adalah
apakah semua beban tersebut bekerja secara simultan atau tidak
(Terzaghi, 1987:79).
Kombinasi pembebananan yang dipakai untuk struktur portal
menurut tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung-
SNI 03-2847-2002:
1) Kombinasi Beban Tetap
U = 1.4 D
U = 0.9 D 1.6 W
3. Momen lentur
Momen lentur ialah gaya lentur yang bekerja pada suatu balok atau
batang. Besarnya momen lentur disuatu titik sama dengan gaya dikalai
jarak terhadap titik tersebut, momen ini dapat mengakibatkan perubahan
pada penampang. Apabila suatu balok tidak kuat menahan pengaruh
lentur yag bekerja, maka balok mengalami perubahan menjadi
melengkung dan akhirnya patah atau hancur Silalahi (2009: 22).
f= K 2
( Mbd )
2
b. Gaya aksial tarik
Untuk penampang-penampang yang mengalami kombinasi
beban aksial tarik, lentur, dan geser, sumbangan kekuatan beton dapat
diambil sebgai:
Vc =
0,3 N u
(
0 ,17 1+
Ag ) f' c d
bw
i i i i
Gaya geser satu arah adalah kuat geser nominal secara satu
Vu = . L . G
Dimana:
= P/A
d = h selimut beton
Diketahui:
Vu= Gaya geser 1 arah yang terjadi
= Tegangan yang terjadi
L = Panjang pondasi
Di mana
k
c=
bk
bo = 4B
Dimana:
Vc = Kuat geser nominal beton secara dua arah pada kolom
(N)
Vu = gaya geser 2 arah yang terjadi
fc' = Mutu beton (MPa)
bo = Keliling penampang kritis pondasi telapak (mm)
t = Tebal efektif pile cap (mm)
c = Rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek
as = konstanta untuk perhitungan pondasi telapak.
Agar pile cap tidak mengalami kegagalan geser dua arah
syarat Vc Vu. Jika Vu > Vc maka tebal pile cap harus ditambah.
Gambar 12. Analisis geser dua arah
(Sumber : Desain Pondasi Tahan Gempa, Pamungkas: 2013)
33
34
2. Wawancara
Selain melakukan observasi langsung ke lapangan, penulis
mengumplkan data dan sumber mengenai proyek akhr ini dengan metode
wawancara, yaitu menanyakan hal-hal yang perlu diketahui pada
pengawasa lapangan dan supervisor, dan karyawan-karyawaan lainnya.
Dalam proyek akir ini data yang penulis dapatakan melalui wawancara
adalah tentang konstruksi pile cap dan data-data yang dirasa perlu untuk
penulisan proyek akhir. Dalam metode wawancara ini penulis tidak hanya
fokus menanyai pada satu orang saja, penulis mencoba mengkaji dari
beberapa sumber.
3. Literatur
Metoda ini dilakukan untuk memproleh data melalui bacaan dan
gambar kerja yang berkaitan dengan syarat-syarat yang ditetapkan. Dalam
metoda ini data yang penulis dapatkan melalui metoda literature ini adalah
mengenai perhitungan yaitu semua hal yang menangkut perhitungan
pembebanan pada pile cap dan desain penulangan pada pile cap.
Dengan menggunakan metoda ini penulis dapat mengetahui
bagaimana suatu hal-hal lain yang bersangkutan mengenai perhitungan
pembebanan pada pile cap dan desain penulangan pile cap suatu proyek.
Kemudian utuk mempermudah menganalisis data-data pada proyek akhir
ini pedoman yang digunakan adalah SNI 03-2847-2002 dan peraturan
pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983.
D. Skema Perhitungan
Diagram skema perhitungan ini dapat dilihat pada gambar. Diagram
langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
Mulai
Pengumpulan Data
Denah bangunan ITC Polonia
Ukuran pile cap
Data tulangan pile cap
Hasil
A. Dekripsi Data
Gedung International Trade Center (ITC) Polonia merupakan gedung
bertingkat yang berlokasi di Komplek Pertokoan Central Business District
(CBD) Polonia, Medan-Sumatera Utara. Bangunan dibagi menjadi (3) bagian
dilatasi. Analisis ulang akan dilakukan pada Gedung ITC Polonia, tepatnya
pada gedung dilatasi 11 pada zona 1 dengan jumlah 4 lantai.
Pile cap berfungsi untuk mengikat tiang-tiang menjadi satu kesatuan
dan memindahkan beban kolom kepada tiang, biasanya terbuat dari beton
bertulang. Perencanaan pile cap dilakukan dengan anggapan: pile cap sangat
kaku, ujung atas tiang menggantung pada pile cap, tiang merupakan kolom
pendek dan elastis (Anugrah Pamungkas & Erny Harianti, 2013: 87).
Pada proyek pembangunan gedung ITC Polonia, jenis pile cap yang
digunakan yaitu pile cap dengan 2 sampai 10 tiang pancang. Tapi pada
Proyek Akhir ini yang dibahas adalah pile cap dengan 4 tiang pancang.
Pengecoran pada proyek ini menggunakan ready mix K-350 untuk semua
kegiatan pengecoran.
36
37
14. Spesi terdiri dari adukan semen tebal 1.5 cm (PMI 70 : berat 21 kg/m2/
cm)
15. Lantai ditutupi ubin setebal 1.5 cm ( PMI 70 : berat 24 kg/m2/cm )
16. Plafond : ( PMI 70 : berat 11 kg/m2)
17. Dinding bata terdiri dari pasang bata merah bata ( PMI 70 : berat
dinding 250 kg/m2
D. Pembahasan
1. Perhitungan pembebanan gedung ITC
Analisa struktur kolom pada bangunan ditinjau dengan analisa
struktur program SAP 2000 Versi 14. Analisa ini memperhitungkan
pembebanan akibat: pembebanan pelat yang dijadikan input SAP2000
Versi 14.
kg/m3
= 288 kg/
(b) Beban spesi = 1.5 cm x 21 kg/m2
= 31.5 kg/
(c) Beban penutup lantai ubin = 1.5 cm x 24 kg/m2
= 36.0 kg/
(d) Beban plafond + pengantung = 11 cm + 7 kg/m2
=18.0 kg/
= (288 + 31.5 + 36 + 18 ) =373.5 kg/
5) Menentukan qx :
= 933.75 kg/m2
= 1288.57 kg/m2
= 1494 kg/m2
= 1680.75 kg/m2
= 1774.1 kg/m2
Lx = 0.5 x qLL x Lx
Lx = 5 m, maka = 0.5 x 250 kg/m2 x 5 m = 625 kg/m2
Lx = 6.9 m, maka = 0.5 x 250 kg/m2 x 6.9 m = 862.5 kg/m2
Lx = 8 m, maka = 0.5 x 250 kg/m2 x 8 m = 1000 kg/m2
Lx = 9 m, maka = 0.5 x 250 kg/m2 x 6.9 m = 1125 kg/m2
Lx = 9.5 m, maka = 0.5 x 250 kg/m2 x 8 m =1187.5 kg/m2
Total = 4800 kg/m2
Tabel 9. Beban Vertikal Yang Bekerja Pada Pelat
Beban Mati Beban Hidup qx
Nama Beban Beban
qDL1 qDL2 qDL4 qDL qLL
segitiga garis
lantai 373.5 1250 250
4 kg/m1 kg/m1 kg/m
lantai 373.5 1250 250
3 kg/m1 kg/m1 kg/m 7171 4800
lantai 373.5 1250 250 kg/m kg/m
2 kg/m1 kg/m1 kg/m
lantai 373.5 1250 250
1 kg/m1 kg/m1 kg/m
b. Beban Horizontal
1) Beban gempa statik ekivalen
a) Pembebanan lantai 4
Beban mati
(1) Pelat = (panjang pelat + lebar pelat) (panjang void x
lebar void)
= (82.5 m x 70.8 m) (39 m x 9m + 13.5 m x 4.5 m
+ 4m x 3 m)
= (5841 m) (351 m + 60.75 m + 12 m)
= 5841 m - 423.75 m
= 5417.25 m
kg/m
= 703090.08 kg
= 576000 kg
dinding bata
Beban hidup
Koefisien reduksi
b) Pembebanan lantai 3
Beban mati
x 17 m+ 4 m x 3 m)
= 5841 m 592.5 m
= 5248.5 m
= (luas pelat x tebal pelat x c
= (5248.5 m2 x 0.12 x 2400 kg/m
= 1511568 kg
(b) Balok
Tabel 11. Keliling daerah balok
no Arah x
Bentangan Jumlah balok
1 Nama
balok (m) (buah)
B1 70.8 7 495.6
B2 57.3 1 57.3
B3 66 2 132
B4 19 1 19
Total 703.9 m
2 Arah y
B1 66.5 3 199.5
B2 82.5 2 165
B3 16 2 32
B4 58.5 2 117
total 513.5 m
Total keseluruhan 703.9 m + 513.5 m = 1217.4 m
Balok = keliling daerah balok x lebar balok x
(tinggi balok tebal pelat) x c
= (1217.4) x 0.35 x (0.8 0.12) x 2400 kg/m
= 695378.88 kg
= 591360 kg
dinding bata
= 1216 x 5 x 250 kg/m
= 1520000 kg
(e) Plafond = luas plafond x berat (plafond +
penggantung)
= 5260 x 18 = 94680 kg
= 4318306.88 kg
Beban hidup
Koefisien reduksi
Beban mati
+ 4 m x 3 m)
B1 70.8 7 495.6
B2 57.3 1 57.3
B3 66 2 132
B4 19 1 19
total 703 m
2 Arah y
B1 66.5 3 199.5
B2 82.5 2 165
B3 16 2 32
B4 58.5 2 117
total 513.5 m
Total keseluruhan 703.9 m + 513.5 m = 1217.4 m
Balok = keliling daerah balok x lebar balok x
(tinggi balok tebal pelat) x c
= (1217.4) x 0.35 x (0.8 0.12) x 2400
= 695378.88 kg
= 591360 kg
penggantung)
= 5260 x 18 = 94680 kg
d) Pembebanan lantai 1
Beban mati
(a) Pelat = (panjang pelat + lebar pelat) (panjang void x
lebar void)
= (82.5 m x 70.8 m) (39 m x 9 m + 25.5 m x 5 m
+ 25.5 m x 5 m + 4 m x 3 m)
= 5841 m 6185 m = 5223 m
kg/m2
= 738561.6 kg
= 868608 kg
penggantung)
= 5223 x 18 = 94014 kg
= 5307345 kg
Beban hidup
= luas lantai 1 x qLL
= 5223 x 250 kg/ m2 = 1305750 kg
Koefisien reduksi
WL1 = 0.3 x 1305750 = 391725 kg
Jadi berat lantai 1 :
W1 = WD1 + WL1 = (5307345+ 391725) = 5699070 kg
W i hi W i hi
Fi , x = Vx Fi , y = Vy
W i hi ; W i hi
Tabel 14. Gaya geser horizontal akibat gempa
Fix.y
hi wi wihi Untuk tiap portal (kg)
Tingkat
ke
(m) (kg) (kg) (kg) 1/9 fix 1/11 fiy
4783051 102835613 16910843.6 1878982.6 1537349.4
4 21.5
4711944 77747082 12785150 1420572.2 1162286.3
3 16.5
4711944 5418736 8910862 990095.7 810078.36
2 11.5
5699070 37043955 6091707.98 676856.4 553791.63
1 6.5
total 271814011 44698563 4966506.9 4063505.8
2600
700
A-02
600
2600 80 0
600
800
700
7575
75
Gambar 15. Dimensi pile cap type P.4
800
400
(Sumber: Data Proyek) 400
264 264
100
50 Lantai Kerja
Rencanakan dimensi pile cap untuk 4 buah tiang pancang
600600
L = panjang pondasi
= 250 cm
= 800 mm 75
= 725 mm
= 125 mm
Vu = . L . G
= 18.9 ton/m x 2,50 m x 0,125 m
= 5,9 ton
b) Kuat geser beton
1
Vc = fc' bd
6
= 121 ton
L = 250 cm
= 74,3 ton
as d f c' b o d
V c =
( bo
+2
12 )
=
+2 )
40 x 725 mm 28.49 MPa x 6100 mm x 725 mm
( 6100 mm 12
= 13.286.182 N
= 133 ton
1
V c =
3 f c b
'
o d
Mn = As . fy (d-1/2 a)
= 0,8 x 3416 mm x 400 x (725 mm x 22.56 mm)
= 780.181.606 N/mm
Untuk tulangan tekan bagian atas, bisa diberikan sebesar 20% tulangan
utama. Bila dipasang tulangan atas d13-150 maka As = 2122 mm > 20 % x 3416
mm = 683 mm. Jadi hasil penulangan pile cap dapat dilihat pada gambar 13.
Pu
800
Gambar18. Hasil tulangan pile cap
A. Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan Proyek Akhir ini.maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis ulang gedung ITC Polonia dilatasi 11 pada zona 1 output gaya-
gaya dalam dan momen yaitu: Pu = 118924,97 kg, V2 1453,18 kg, 251,55
kg, V3 251,55 kg, T 1,71 kg.m, dan M2 160,34 kg.m.
2. Perhitungan dimensi pile cap 4 pile yaitu panjang 2500 mm, lebar 2500
mm dan tinggi 800 mm. Kuat geser satu arah pile cap = 121 ton > =
5,9 ton, kuat geser dua arah pile cap pada kolom = 88,5 ton > =
74,3 ton. Tulangan yang digunakan untuk lapis bawah adalah 16D16-150,
lapis atas 16D13-150 untuk arah memanjang dan melebar.
B. Sara
n Dari hasil perhitungan dan kesimpulan diatas, penulis memberi saran
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan gambar Bestek.
2. Bagian desainer struktur wajib mematuhi kaidah-kaidah perencanaan yang
sudah ditetapkan dalam SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002.
61
DAFTAR PUSTAKA
Putri, prima yane. (2007). Analisis dan Desain Struktur Rangka dengan Sap 2000
versi student. Padang: UNP Press.
62
3D frame section
(sumber SAP 2000)
Pembebanan arah x beban mati (DL)
(Sumber: Sap 2000 V 14)