Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

A. Judul
Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII SMP Mujahidin

Pontianak Tahun Pelajaran 2015/2016


B. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting terhadap eksistensi dan

perkembangan peserta didik. Khususnya pendidikan Agama Islam yang menjadi

dasar utama dalam pendidikan. Dalam kehidupan manusia akan selalu

memerlukan pendidikan agar ia mampu mempertahankan hidup atau dapat

mencapai kehidupan yang lebih baik. Dalam sejarah, pendidikan sudah dimulai

sejak adanya makhluk yang bernama manusia, ini berarti pendidikan itu tumbuh

dan berkembang bersama-sama dengan proses perkembangan dan kehidupan

manusia. (Arief Sukino, 2013 : 13)


Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

dan kebudayaan. ( Hasabullah, 2006 : 01)


Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala sitausi hidup

yang mempengaruhi pertumbuhan individu. (Redja Mudyahardjo, 2013 : 3)


Menurut Hasan Langgulung (1986:32) pendidikan adalah suatu proses
yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan
pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau orang-orang yang
sedang dididik.

Adapun dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1 dikemukakan

bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

1
2

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak itu, apapun maksudnya, pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebgai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya. (Hasbullah, 2006 : 04)

Menurut D. Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pempinan


secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Unsur unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam hal ini adalah:
a. Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan
atau petolongan ) dan dilakukan secara sadar.
b. Ada pendidik, pembimbing, atau penolong
c. Ada yang dididik atau si terdidik
d. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.
e. Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
(Hasbullah, 2006 :3&4)

Masih berbicara mengenai pendidikan, menurut Henderson,

Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,

sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan

fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial

merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi

manusia untuk mengembangkan manusia yang terbaik dan inteligen, untuk

meningkatkan kesejahteraan hidupnya. ( Uyoh Sadulloh dkk, 2011 :05)


Pendidikan sebagai proses kegiatan belajar atau proses belajar mengajar,

dapat terjadi di dalam maupun di luar gedung sekolah. ( Erwin Mahrus,

2013 : 3)
3

Namun, didalam pendidikan tentunya memerlukan alat bantu seperti

media agar mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran

kepada peserta didik. Apa lagi jika dilihat pada zaman sekarang pendidikan

berkaiatan erat dengan media yang dapat memberikan kemudahan dalam

menyampaiakan pesan yang akan disampaikan.


Media dalam proses pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses

pembelajaran.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan. lebih
khusus lagi dalam mata pelajaran PAI kehadiran media sangat membantu
dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.

Namun terkadang guru kurang akrap dengan media sehingga memilih cara

yang terbiasa mereka lakukan yakni menyampaikan materi dengan metode

ceramah saja. daya tarik pesrta didik pun dalam belajar sanagat kurang karena

pembelajaran yang mereka terima itu tidak menarik dan peserta didik akan

merasa bosan. ini juga mempengaruhi hasil belajar mereka tentunya. Ketidak

akrapan guru dengan media juga mempesulit peresrta didik dalam menerima

pesan yang disampaiakan oleh guru. Apa lagi pada zaman sekarang media sudah

sangat canggih.
Peserta didik pun rata-rata sudah menggunakan HP android. Siswa sering

berhadapan dengan media sosial, peneliti mengambil salah satu sampel

Facebook. mereka bisa mengakses apapun dari HP yang canggih dan membuka

Facebook berjam-jam sehingga lupa dengan membaca buku, dan lupa denga
4

PRnya. dengan demikian hal tersebut juga mempengaruhi hasil belajar peserta

didik. Memang media sosial banyak manfaatnya akan tetapi jika disalah

gunakan akan merusak diri sendiri dan merugikan diri sendiri.


Pengalaman pembelajaran seperti di atas menumbuhkan pemikiran baru

bagaimana merancang sebuah pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi

siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Siswa tidak

hanya dituntut untuk menghafal materi pembelajaran saja, namun juga dapat

memahami pesan yang disampaikan oleh pendidik.


Dari penjelasan latar belakang di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti

lebih mendalam mengenai Pengaruh penggunaan Media Sosial terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran PAI Kelas VII di SMP Mujahidin Pontianak

tahun pelajaran 2015/2016


C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh penggunaan Media Sosial

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI Kelas VII di SMP

Mujahidin Pontianak tahun pelajaran 2015/2016


Agar Penelitian ini menjadi lebih terarah, peneliti membatasi masalah

umum di atas menjadi lebih khusus. Adapun masalah penelitian yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana penggunaan media sosial kelas VII SMP Mujahidin

Pontianak tahun pelajaran 2015/2016?


2. Bagaiama hasil belajar siswa Kelas VII di SMP Mujahidin Pontianak

tahun pelajaran 2015/2016?


5

3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan Media Sosial terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran PAI Kelas VII di SMP Mujahidin

Pontianak tahun pelajaran 2015/2016?


D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, Pengaruh

penggunaan Media Sosial terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI

Kelas VII di SMP Mujahidin Pontianak tahun pelajaran 2015/2016


Secara khusus penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan Media Sosial kelas VII SMP Mujahidin

Pontianak tahun pelajaran 2015/2016?


2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa Kelas VII di SMP Mujahidin

Pontianak tahun pelajaran 2015/2016?


3. pengaruh penggunaan Media Sosial terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI Kelas VII di SMP Mujahidin Pontianak tahun pelajaran

2015/2016?
E. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu manfaat secara

teoritis dan praktis. Manfaat tersebut sebagai berikut :


1. Manfaat teoritis
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai bahan referensi

yang dapat membuktikan apakah pemanfaat media sosial dapat

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PAI.


2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru : hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru agar

memanfaatkan media sosial dalam proses pembelajaran.


b. Bagi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI): Penelitian ini dapat

menjadi bahan masukan untuk mengevaluasi tentang pembelajaran

mata kuliah media pembelajaran serta pentingnya bagi mahasiswa

dalam pembelajaran micro.


6

F. Kajian Teori
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harafiah bearti perantara atau pengantar. Media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan

Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication

Technology/AECT) di Amerika misalnya membatasi media sebgai segala

bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau

informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk

belajar. sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala

alat fisik yang dapat menyajiakan pesan serta merangsang siswa untuk

belajar. (Arief S. Sadiman dkk, 2008 : 6)


Agak berbeda dengan itu semua adalah batasan yang diberikan oleh

Asosiasi Pendidikan Nasional ( National Education Association / NEA).

Dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audiovisual serta peralatanya. Media hendaknya dapat dimanipulasi,

dapat dilihat, didengar dan dibaca. (Arief S. Sadiman dkk, 2008 : 6)


Kalau kita lihat perkembangannya, pada mulanya media hanya dianggap

sebagai alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar,

model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit,

motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.

(Arief S. Sadiman dkk, 2008: 6-7)


7

Media pada dasarnya alat bantu penyampai pesan pembelajaran yang

mengarah pada tujuan pembelajaran. Sudah seharusnya ketika seorang guru

memilih media tujuan pembelajaran hendaknya menjadi pertimbangan utama.

(Sadun Akbar, 2013 : 117)


Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi

memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang

paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti

mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya

diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan

sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakkan. (Hafied

Cangara, 2005 :119)


Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni

metode mengajar dan medis pendidikan sebagai alat bantu mengajar.

Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf

tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa kedudukan media pendidikan sebagai alat bantu mengajar ada dalam

komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur

oleh guru. ( Harjanto, 2010 : 237)


Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap

yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi

dengan siswa atau pererta didik. Alat bantu itu disebut media pendidikan,

sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaiannya. Dengan demikian

ada perbedaan antara teknologi pendidikan dengan media pendidikan. Media


8

pendidikan itu banyak dan bervariasi, sedangkan teknologi pendidikan itu

menekakankan kepada pendekatan teknologis pengelolaan pendidikan.


( Sudarwan Damin, 1995 :7-8)
2. Macam-macam Media
Selanjutnya (Sadiman, 2008:28) membagi media pembelajaran menjadi 3

golongan kelompok besar :

a. Media Grafis termasuk media visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram,

bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta, dan globe.

b. Media Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Seperti radio, alat

perekam piata magnetik, piringan laboratorium bahasa.

c. Media Proyeksi Diam seperti film bingkai (slide), film rangkai (film strip),

media transparan, film, televisi, video.

Berdasarpankan pendapat di atas, maka media pembelajaran dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

a. Media Audio

Hanya menggunakan suara, seperti radio, telepon, dan audio-tape ( Ibrahim

& Nana Syaodih, 2003 : 114 )

b. Media Visual
9

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan

alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (soft

ware) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya

atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.

c. Media Audio-Visual

Media audio-visual disebaut juga sebagai media video. Video

merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan

pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu

yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk

dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur

visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.

1. Fungsi media
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,

khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran

yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks

materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan
10

materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran

yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.

Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead

projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada

pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk

memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar. ( Azhar Arsyad,

2011 :17)

b. Fungsi afektif

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual

dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang

menyangkut masalah social atau ras. ( Azhar Arsyad, 2011 :17)

c. Fungsi kognitif

Fungsi kognitif media visual dapat terlihat dari temuan-temuan

penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. ( Azhar Arsyad, 2011 :

17)

d. Fungsi kompensatoris.
11

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami

teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media

pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan

lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks

atau disajikan secara verbal. . ( Azhar Arsyad, 2011 :17)

G. Sosial
1. Pengertian Sosial
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada

dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap

orang ingin bertemu dengan sesamanya. Betapa kuatnya dorongan tersebut

sehingga bila dipenjarakan merupaka hukuman yang paling berat dirasakan

oleh manusia, karena dengan diasingkan di dalam penjara diputuskannya

dorongan bergaul tersebut secara mutlak. (Umar Tirtarahardja & S.L.La

Sulo, 2005 : 19)


Immanuel Kant menyatakan seorang filosof tersohor bangsa jerman

menyatakan, manusai hanya menjadi manusia jika berasa diantara manusia.

Kiranya tidak usah dipersoalkan bahwa tidak ada seorang manusia pun yang

dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakikat kemanusiaannya di

tempat terasing yang terisolir.mengapa demikian sebabnya, seorang hanya

dapat mengembangkan individualitasnya di dalam pergaulan sosial. (Umar

Tirtarahardja & S.L.La Sulo, 2005 : 19)


H. Media Sosial
12

1. Pengertian Media Sosial


Media Sosial (Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial

secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media sosial

berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi

(sharing), dan membangun jaringan (networking).


Media sosial ( Sosmed) bagian dari revolusi teknologi komunikasi dan

informasi yang digandrungi banyak orang. Tetapi kecanggihannya sekaligus

menjadi kelemahannya. Banyak orang tertipu dari media sosial. . ( Jamil

Azzaini, 2015 : 38 ).

Ketika teknologi internet serta kecanggihan mobilephone semakin


berkembang pesat, maka keberadaan media sosial pun turut maju. Namun,
sebelum mengenal lebih dalam terkait media sosial, Anda perlu mengetahui
lebih dulu apa yang dimaksud dengan media sosial serta manfaat dan
perannya dalam kehidupan manusia saat ini. Media sosial merupakan
sebuah wadah yang dimanfaatkan manusia untuk melakukan sebuah
interaksi sosial satu sama lainnya secara online dengan menggunakan
jaringan internet. Interaksi ini dapat dilakukan secara bebas tanpa dibatasi
oleh ruang dan juga waktu. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa
media sosial ialah media online yang mampu mendukung kegiatan interaksi
sosial menggunakan teknologi dengan basis web, di mana teknologi ini
mampu mengubah kegiatan komunikasi antar dua orang menjadi sebuah
dialog interaktif yang bisa dilakukan oleh lebih dari dua orang dalam satu
grup. http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-
karakteristik.html (11 Januari 2016 Jam 14 : 16)

2. Jenis-jenis Media Sosial


13

1. Jenis-Jenis Media Sosial

Media sosial yang populer digunakan di Indonesia antara lain :

a. Facebook

b. Twitter

c. Youtube

d. Blog

e. Google Plus

Disini peneliti hanya membahas atau mengambil sampel media sosial Fecebook.
http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-
karakteristik.html (11 Januari 2016 Jam 14 : 16 )

Fasilitas yang diberikan facebook juga tidak tanggung-tanggung. selain

daftarnya gratis, di dalamnya juga dapat fasilitas yang standar yang

dibutuhkan manusia dalam berkomunikasi di Dunia Maya. Facebook salah

satu situs jejaring sosial mengetren saat ini. Melihat perkembangan yang ada

saat ini, fenomena merebaknya media sosial bukan saja bernialai positif,

tapi bisa juga negatif. ( Jamil Azzaini, 2015 : 9, 10 & 11 ).

penelitian ini mengambil sisi negatif dari media sosial Facebook.

Kebanyakan Siswa menghabiskan waktunya didepan komputer atau laptop

menghadap facebook hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, dengan


14

waktu yang lama. Lupa dengan tugas-tugas sekolah ini. Ini bisa perpengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

Sebagai salah satu media komunikasi, media sosial tidak hanya

dimanfaatkan untuk berbagi informasi dan inspirasi, tapi juga ekspresi diri

(self expression), "pencitraan diri" (personal branding), dan ajang "curhat"

bahkan keluh-kesah dan sumpah-serapah. Status terbaik di media sosial

adalah update status yang informatif dan inspiratif.

http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-

karakteristik.html (11 Januari 2016 Jam 14 :16 )

Namun, kehadiran media sosial sangat mempengaruhi banyak orang dan

peserta didikpun sekarang sudah mempunyai HP yang Canggih dan bisa

mengakses apapun. ketika mereka mempunyai masalah mereka lebih

jendrung curhat ke media sosial salah satunya fecebook. Karena penelitian ini

mengambil contoh Facebook dan alatnya berupa HP. Media sosial juga

sering disalah gunakan oleh para penggunanya untuk hal-hal yang negatif,

untuk menyindir, menghina orang lain dan membuka situs-situs yang tidak

layak untuk mereka buka. Peserta didik cendrung banyak menghabiskan

waktu mereka untuk menghadap fecebook dibanding menghadap buku. Ini

bisa mempenagruhi hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran PAI di SMP

Mujahidin Pontianak.
15

I. Hasil Belajar
2. Belajar
Belajar adalah suatu pengalaman dalam tingkah laku, dimana perubahan

itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga

kemungkinan mengarah pada tingkah laku buruk. Belajar merupakan

perubahan yang terjadi akibat adanya latihan dan pengalaman. Cara belajar

harus melibatkan kecakapan yang dimiliki setiap orang yang dikembangkan

melalui pendidikan dan latihan atau pengalaman. (Hajjah Bainar dkk, 2006 :

68)
Menurut Piaget, belajar merupakan proses yang berdasarkan pada
instrinsic motivation. Berpikir berkembang melalui tahapan di mana anak
menjadi lebih baik dan makin mampu berpikir secara abstrak dan logis.
(Soemiarti Patmonodewo, 2003 : 96)

2. Pengertian Hasil Belajar


Setiap guru pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki hubungan dengan

siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar. Setiap proses

belajar mengajar, keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar

yang dicapai siswa. Sedangkan menurut Hamalik (2002: 30) mengatakan

hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang

dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman

(proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. ( Nana Sudjana, 2012 : 02)
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, tentunya diperlukan juga motivasi

yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri maupun motivasi dari guru,
16

karena motivasi merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam

belajar, namun seringkali sulit untuk diukur. ( Esa Nur Wahyuni, 2010 : 11)
hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan dalam diagram 1
Tujuan Instruksional

(c)

(b)
pengalaman belajar Hasil Belajar
(proses belajar mengajar)
(b)
Garis ( a ) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan pengalaman

belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil

belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan instruksional dengan hasil belajar.

dari diagram diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegitan penilaian dinyatakan oleh

garis (c), yakni suatu tindakkan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan

instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar.

yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses

belajar-mengajar). Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan penilaian untuk

mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

( Nana Sudjana, 2012 : 02)


Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan hendaknya didukung juga dengan

motivasi yang tinggi agar menumbuhkan semangat yang tinggi pula dalam belajar,

seorang guru hendaknya memberikan motivasi dalam mengajar. motivasi salah satu

aspek penting dalam mengajar berbagai cara telah dianjurkan oleh ahli pendidikan

untuk mencapai hal itu. Mengapa hal ini penting, karena motivasi seseorang adalah

bagaian internal manusia. Dia menetapkan alasan dan membuat keputusannya sendiri

berdasarkan penglihatannya (perception) terhadap lingkungannya. Tentang bagaimana


17

guru mempengaruhi motivasi siswa adalah dengan menciptakan situasi eksternal

sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan yang diharapkan. (Abdul Aziz Wahab,

2008 :26)
J. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
a. Jenis Penelitian
1. Pengertian Eksperimen murni

Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan

namanya merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti

prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan

syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan

variabel, kelompok control, pemberian perlakuan atau manipulasi

kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali

variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap

variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan

arakteristiknya Penelitian ini menggunakan eksperimen murni

yakni yang dijadikan sebagai sampel adalah siswa secara personal

bukan dalam bentuk kelas. Eksperimen ini bertujuan untuk

mengetahui apakah sampel-sampel yang telah ditentukan itu

dapat memberikan data yang akurat melalui beberapa kuesioner

yang telah diberikan dalam bentuk angket.

b. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Burhan

Ashofa (2007 :20) menyebutkan bahwa


18

pendekatan kuantitatif memusatkan perhatiannya pada gejala-gejala


yang mempunyai karakteristik tertentu dalam kehidupan manusia
yang dinamakan variabel.

3. Variabel dan Definisi Operasional


a. Variabel
Variabel adalah komponen teori yang paling dekat dengan data.

Dari variabel ini, peneliti bisa langsung mencari data dengan menyebut

indikator dari variabel itu. (Moh. Kasirman, 2008 :316)


Variabel penelitaian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu

menguji kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata.

Variabel daalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantutatif).

Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih

atribut dari objek yang diteliti. (Juliansyah Noor, 2012 :47)


Variabel sering diartikan sebagai sebuah konstruk, konstruk

sendiri adalah bangunan pengertian atau sifat yang akan dipelajari.

Variabel juga disebut sebagai sifat yang diambil dari suatu nilai yang

bervariasi yang dimiliki oleh suatu objek.


Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian Arikunto, (2006: 118). Sedangkan Kerlinger (dalam

Arikunto, 2006: 116) menyebut


variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep
jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas disebut juga

sebagai variabel penyebab atau independen variabel dan variabel terikat

atau dependen variabel.


1. Variabel Bebas
19

Variabel bebas merupakan sebab yang diperkirakan dari beberapa

perubuhan dalam variabel terikat (Robbins, 2009 : 23) biasanya

dinotasikan dengan simbol X. (Juliansyah Noor, 2012 :48)


Variabel bebas (Independent) Sugiyono (2011:43) adalah
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu Media
Sosial.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau (dependent variabel ) merupakan faktor

utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh

beberapa faktor lain. (Robbins, 2009 :23) biasa dinotasikan dengan Y.

(Juliansyah Noor, 2012 :49)

Variabel terikat (Dependen) Sugiyono (2011:43) adalah


Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi variabel lain.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada

mata pelajaran PAI kelas VII di SMP Mujahidin Pontianak


b. Definisi Operasioanal
Definisi Operasional adalah variabel yang didefinisikan menurut

bagaimana variabel itu diukur dalam kegiatan penelitian tertentu.


( Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, 2009 :216)
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal

yang didefinisikan yang dapat diamati ( diobservasi). Konsep dapat

diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamatiitu

membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan


20

hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka

untuk diuji kembali oleh orang lain. (Sumadi Suryabrata, 2010 : 29-30)
Untuk memberikan arahan yang jelas dalam penelitian, maka variabel

ini harus dijelaskan secara operasional agar terhindar dari pengertian atau

pemahaman yang keliru dan menimbulkan berbagai penafsiran.


Variabel yang didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini

yaitu: kualitas Penggunaan Media Sosial pada mata pelajaran PAI dan

pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VII di SMP Mujahidin

Pontianak Pada Tahun Pelajaran 2015/2016 sebagai berikut:


1) Media Sosial, Media sosial merupakan sebuah wadah yang

dimanfaatkan manusia untuk melakukan sebuah interaksi sosial satu

sama lainnya secara online dengan menggunakan jaringan internet.

Interaksi ini dapat dilakukan secara bebas tanpa dibatasi oleh ruang dan

juga waktu.
2) Hasil Belajar, adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setiap guru pasti memiliki

keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang

dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki hubungan dengan siswa

yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar. Setiap proses belajar

mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang

dicapai siswa.

3. Populasi dan Sampel


a. Populasi
21

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa

sebagai sumber data mewakili karakteristik tertentu dalam suatu

penelitian. ( Moersetyo Rahadi & Sudrajat, 2005 : 24)


Populasi adalah seluruh data yang manjadi perhatian peneliti dalam

suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Jadi, populasi

berhubungan dengan data, bukan faktor manusianya. Kalau setiap

manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi

akan sama dengan banyaknya manusia. (Nurul Zuriah, 2009 :116)


Menurut Hadari Nawawi (1983: 74) populasi adalah
Keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda,
tumbuhan-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
suatu penelitian.

Adapun yang termasuk karakteristik populasinya adalah semua siswa

kelas VII SMP Mujahidin Pontianak Tahun 2016.


b. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang dipilih peneliti

untuk diobservasi. Sampel selalu diidentifikasi di dalam istilah dipilih

atau diambil dari populasi. (Turmudi & Sri Harini, 2008 : 11)
Menurut Sugiyono (2011 : 90) sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang di ambil dalam populasi itu.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Mujahidin

Pontianak.
4. Data dan Sumber Data
22

Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran

tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi

logis menjadi fakta. (Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 104)


Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran

tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka


( golongan) maupun yang berbentuk kategori, seperti : baik, buruk,

tinggi, rendah dan sebagainya. (Moersetyo Rahadi & Sudrajat, 2005 : 19)
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi

data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak berhubungan

langsung dengan penelitian yang bersangkutan. ( Marzuki, 2005 :60)


b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti, misalnya diambil dari Biro statistik,

dokumen-dokumen perusahaan atau organisasi, surat kabar dan

majalah, ataupun publikasi lainnya. ( Marzuki, 2005 :60)


5. Tehnik dan Instrumen Penelitian
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan

atau perilaku objek sasaran. Orang yang melakukan observasi disebut

pengobservasi (observer ) dan pihak yang diobservasi disebut

terobservasi (observee). (Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 104)


Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menilai hasil belajar

dalam aspek afektif dengan mengamati siswa dalam proses belajar


23

mengajar serta siswa dibagikan angket. Kelas VII di SMP Mujahidin

Pontianak Tahun Pelajaran 2015/2016


b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab

lisan yang berlangsung satu arah, artinya pernyataan datang dari pihak

yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.

(Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 105)


Wawancara dalam penelitian ini untuk menanyakan secara langsung

kepada siswa untuk memperkuat data yang telah ada, Kelas VII di SMP

Mujahidin Pontianak Tahun Pelajaran 2015/2016


c. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner

(daftar pertanyaan/ isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti

yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum.

(Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 111)


Angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpulan data yang yang

digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden

secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim

melalui media tertentu. (Moersetyo Rahadi & Sudrajat, 2005 : 30)


Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui motivasi

belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan untuk melihat

seberapa sering siswa menggunakan media sosial dengan menyebarkan

angket ke Kelas VII di SMP Mujahidin Pontianak Tahun Pelajaran

2015/2016
d. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari

catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dikaukan


24

oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui

catatan pribadinya. (Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 112)


Teknik studi dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data,

data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa

kelas VII di SMP Mujahidin Pontianak Tahun Pelajaran 2015/2016

6. Instrumen Pengumpulan data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menyebarkan kuesioner yang diuraikan dalam bentuk pertanyaan

untuk mengetahui
1) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkag-tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Menurut Arikunto

(2008:168)
sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variable yang
diteliti secara tepat.

a) Validitas isi
Nawawi (2010:147) menyatakan
validitas isi disebut juga Curricular Validity yang diperoleh
dengan memeriksa kecockan setiap item dengan bahan yang
telah diberikan pada sekolompok individu. Sedangkan
validitas ini dalam penelitian ini tidak menggunakan uji
coba dan analisis statistic ataupun dalam bentuk angka

b) Validitas konstruk
Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan

konstruksi atau konsep bidang ilmu yang akan diuji validitas alat

ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara hasil

alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian

adanya validitas konstruk alat ukur matematika pada dasarnya


25

merupakan usaha untuk menunjukan bahwa skor yang dihasilkan

suatu alat ukur matematika benar-benar mencerminkan konstruk

yang sama dengan kemampuan yang dijadikan sasaran

pengukurannya.
Suatu alat ukur matematika dikatakan memiliki validitas

konstruk yang tinggi apabila hasil alat ukur sesuai dengan ciri-ciri

tingkah laku yang diukur. Dengan kata lain, apabila diuraikan akan

tampak keselarasan rincian kemampuan dalam butir alat ukur

dengan rincian kemampuan yang akan diukur.


Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi

dan memasangkan butir-butir soal dengan tujuan-tujuan tertentu

yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif

tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan

tingkatan validitas konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan

dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat ukur.


2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten

mengukur berapapun hasil pengukuran itu. Reliabilitas dinyatakan

dengan angka-angka (biasanya sebagai suatu koefisien). Koefisien yang

tinggi menunjukkan reliabilitas yang tinggi dan begitu sebaliknya. nilai

reliabilitas yang dapat diterima harus lebih dari 0,7

7. Tehnik Analisis Data


Pada analisis data kuantitatif pengolahan data meliputi tahap editing dan

koding (pembuatan koding) penyederhanaan data dan mengode data.


a. Pemeriksaan data (editing)
26

Langkah ini diakukan untuk mengetahui apakah data yang telah

terkumpul baik, sehingga dapat dipersiapkan untuk tahap selanjutnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


1. Lengkapnya pengisian jawaban
Apabila peneliti mengunakan kuesioner sebagai pengumpul data,

maka seluruh pertanyaan dalam kuesioner harus terisi.


2. Kejelasan tulisan
Tulisan yang tidak jelas dan sulit dibaca dapat menimbulkan

kesalahan persepsi jawaban, terutama jawaban pertanyaan terbuka.


3. Kejelasan makna jawaban
4. Konsistensi kesesuaian antara jawaban
5. Relevansi Jawaban
6. Keseragaman Kesatuan Data
Data yang merupakan jawaban responden harus menggunakan

satuan ukuran yang seragam, jika tidak maka akan terjadi kesalahan

dalam pengelolaan dan analisis data.

b. Uji Hipotesis
1. Uji T Satu Sampel

Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan mean (rerata)

populasi atau penelitian terdahulu dengan mean data sampel penelitian.

Misalnya Seorang Kepala Puskesmas menyatakan bahwa rata-rata

perhari jumlah kunjungan pasien adalah 20 orang. Untuk membuktikan

pernyatan tsb, kemudian di ambil sampel random sebanyak 20 hari

kerja dan diperoleh rata-rata 23 orang dengan standar deviasi 6 orang.

Sekarang kita akan menguji apakah rata-rata jumlah kunjungan pasien

sebelumnya berbeda secara statistik dengan yang saat ini.


27

Langkah-langkah pengujian :

1. Hipotesis

Ho = 20 ( tidak ada perbedaan kunjungan pasien tahun lalu dengan

saat ini)

Ha = 20 ( ada perbedaan kunjungan pasien tahun lalu dengan saat ini )

2. Statistik Uji

Uji t satu sampel

Keterangan :

x = rata-rata sampel

= rata-rata populasi/penelitian terdahulu

S = Standar Deviasi

n = jumlah (banyaknya) sampel

Perhitungan :
28

DF = n 1 20 -1 = 19, di tabel T, p value terletak antara 0,025 dan

0,001.

3. Keputusan Statistik

Karena nilai P pada tabel (< 0,025) yang berarti kurang dari nilai =

0,05, maka Ho dapat kita ditolak

4. Kesimpulan

Secara statistik ada perbedaan yang signifikan antara kunjungan

pasien tahun lalu dengan saat ini.

http://statistik-kesehatan.blogspot.co.id/2011/03/uji-t-satu-sampel-

one-sample-t-test.html ( 15 Januari 2016 Jam 10 : 17 )


29

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Wahab. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar (IPS). Bandung :
Alfabeta

Abdurrahmant Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.


Jakarta : PT RINEKA CIPTA

Arief Sukino. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Pontianak : STAIN Pontianak Press
Arief S. Sadiman, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Arikunto Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktis. Jakarta:


PT.Bina Aksara

Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers


30

Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan


Pendekatan Kuantitatif. Malang : UIN Malang Press

Erwin Mahrus. 2013. Sejarah Pendidikan Islam. Pontianak : STAIN Pontianak Press

Esa Nur Wahyuni. 2010. Motivasi Dalam Pembelajaran. Malang : UIN-Malang Press

Hadari Nawawi.1983. Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta:Gajah Mada


University Press.

Hafied Cangara. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Hajjah Bainar, dkk. 2006. Ilmu Sosial, Budaya dan Kealaman Dasar. Jakarta :CV.
JENKI SATRIA

Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT RINEKA CIPTA

Hasbullah. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persaja

Ibrahim & Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT RINEKA


CIPYA

Jamil Azzaini. 2015. Sosmed Addict Kecanduan Yang Tak Perlu. Jakarta : Gema Insani

Juliansyah Noor. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : KENCANA PRENADA


MEDIA GROUP

Marzuki. 2005. Metodologi Riset Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial.
Yogyakarta : EKONISIA

Moersetyo Rahadi & Sudrajat. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia

Moh. Kasirman. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang : UIN-


Malang Press

Nana Sudjana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya

Nurul Zuriah. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : PT Bumi
Aksara

Redja Mudyahardjo. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada


31

Sadun Akbar. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung : PT REMAJA


ROSDAKARYA

Soemiarti Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah.Jakarta : PT Renaka Cipta


Sudarwan Damin. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung:Alfabeta

Sumadi Suryabrata. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers

Turmudi & Sri Harini. 2008. metode statistik Pendekatan teoritis dan aplikatif.
Malang:UIN

Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT RINEKA
CIPTA

Uyoh Sadulloh, dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta

Program pembelajar yang sudah dituankan di dalam silabus diimplementasikan

dalam oleh guru dengan menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).

RPP yang memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran

dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kmpotensi dasar, merupakan

pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP).


1. Mencantumkan Identitas
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Smesteran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Alokasi Waktu
32

2. Mencantumkan Materi Pembelajaran


3. Mencantumkan Metode Pembelajaran
4. Mencantumka Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
5. Mencantumkan sumber belajar
6. Alat dan Bahan
7. Mencantumkan Evaluasi
(Lukmanul Hakim, 2009:

AMATUN HILIYAH 2001 KEMAMPUAN MAHA SISWA PPL STAIN


DALAM MEMBUAT RPP PADA MATA PELAKJARAN PAI DI SD 39 PONTI

Anda mungkin juga menyukai