Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karsinoma tonsil adalah keganasan kepala dan leher kedua yang sering dijumpai setelah
karsinoma laring di Amerika Serikat. Secara histopatologi 90-95% dari lesi ini adalah karsinoma
sel skuamosa. Banyak pasien dengan karsinoma tonsil muncul dengan penyakit lanjut karena lesi
awal umumnya tanpa gejala ketika tumor masih kecil, gejala berkurang pada sekitar 67-77% dari
pasien dengan tumor lebih besar dari 2 cm. dan sering dijumpai metastasis nodus regional.
Dengan presentase gejala klinik di leher, sekitar 45% dari lesi arcus tonsil anterior dan 76% dari
lesi fosa tonsil.7
Pada tahun 1994, sekitar 9200 kasus karsinoma orofaringeal didiagnosis di Amerika Serikat,
dengan sekitar 4000 keadaannya memburuk karena menderita tumor ini. Lebih dari 75% dari
karsinoma orofaringeal ini terjadi di daerah tonsil. Tidak mengikutkan neoplasma tiroid,
karsinoma tonsil adalah keganasan kepala dan leher kedua yang paling dijumpai, setelah
karsinoma laring. Serta lesi pada daerah tonsil sejumlah 0,5% dari seluruh neoplasma ganas di
Amerika Serikat, dengan persentase serupa ditemukan di Prancis dan Uruguay.7
Dalam periode yang sama terdapat sedikit perubahan secara histopatologi. Antara tahun 1999
dan 2001 sekurang-kurangnya 80% dari diagnosis kanker kepala dan leher adalah karsinoma sel
skuamosa yang merupakan jenis histologis utama. Di antara kanker kelenjar ludah (SGC),
karsinoma adenoid kistik merupakan histologi utama pada kelenjar submandibular;
mucoepidermoid di kelenjar parotis dan adenokarsinoma di sinus paranasal. Papiler merupakan
jenis histologis utama dalam tiroid kanker, jenis histologis lainnya mewakili kurang dari 3%
kasus.8
Sedikit terdapat peningkatan dalam kejadian kanker tonsil dan lidah telah didapatkan dari
data SEER, terhadap pengurangan kematian. Selama beberapa tahun terakhir human papiloma
virus (HPV) telah diakui memiliki peran patogenesis sekitar 25% dari karsinoma orofaring.
Lingual dan tonsila palatina adalah daerah yang paling terlibat dibandingkan dengan daerah
kepala dan leher lainnya, alasan mekanisme penyakit masih belum diketahui. Lebih dari 120
jenis HPV yang berbeda telah diidentifikasi dan yang memiliki risiko tinggi sebagai onkogen
misalnya HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, HPV tipe 16 adalah 90-95% paling terlibat dalam
karsinoma sel skuamosa kepala dan leher.
Metode transmisi virus tampaknya berkaitan dengan seks, khususnya ada hubungan yang
kuat antara tumor HPV positif dan perilaku seksual, seperti oral dan hubungan seks oral-anal.
Terdapatnya hubungan antara infeksi HPV oral sek dan ada infeksi HPV genital, masih harus
didefinisikan.9
Dengan melihat bahwa insidensi keganasan kepala dan leher terutama karsinoma tonsil yang
masih cukup tinggi. Maka penulis tertarik untuk menulis referat tentang Karsinoma Tonsil.

B. Tujuan

Memberikan gambaran tentang penyakit karsinoma tonsil bagi para pembaca.

C. Manfaat

Menambah pengetahuan tentang penyakit karsinoma tonsil sehingga para dokter muda kelak
dapat dengan mudah mendiagnosis dan member terapi awal sehingga prognosis penyakit lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai