Disusun Oleh :
Imas Susanti
240110130031
Mengetahui,
Koordinator PKL TEP
i
LEMBAR PENILAIAN PRAKTEK KERJA LAPANG
ii
KATA PENGANTAR
iii
7. Keluarga tercinta Mamah dan Bapak yang senantiasa memberikan
dukungan serta bantuan moral maupun material selama kegiatan PKL
berlangsung hingga penyusunan akhir laporan PKL.
8. Kakak tercinta Asep Abdul Hakim, Rini Sri Rahayu, dan Adik tercinta
Dede Devi Ansori yang senantiasa memberikan semangat selama kegiatan
PKL berlangsung hingga penyusunan akhir laporan PKL.
9. Dewi Meilani, Diki Amar S., Endah Diva Q.P., Farida, dan Willi
Munandar yang sama-sama melaksanakan PKL di PT. Condong Garut.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegitan serta
penyusunan laporan PKL ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,
semoga segala amal baiknya diterima oleh Allah SWT.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada penyusunan laporan
akhir PKL ini, sehingga saran dan kritik yang membangun diharapkan penulis
dapat menyempurnakan laporan akhir PKL ini. Semoga laporan ini bermanfaat
bagi pembaca untuk penerapan ilmu dan penerapannya, khususnya bagi Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Imas Susanti
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 31. Stasiun Boiler PT. Condong Garut .................................................... 45
Gambar 32. Stasiun Engine Room ........................................................................ 46
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Proses ketika dalam pabrik yaitu mulai dari stasiun timbangan (weight
bridge), loading ramp, stasiun perebusan (sterilizer station), pesawat pengangkat
lori (hoisting crane), stasiun perontokan (tresher station), stasiun press (press
station), stasiun pemurnian minyak (clarification station), storage tank CPO,
sedangkan pengolahan kernelnya dari conveyor penyincang ampas (cake breaker
conveyor), drum pengayak biji (depericarver drum), nut silo, mesin pemecah biji
utuh (ripple mill), mesin pemisah kernel dan cangkang sistem pusaran air (hydro
cyclone), pengeringan kernel pada nut silo, pengepressan kernel 2 tahap, filter
PKO, storage tank PKO. Selain itu terdapat stasiun daya yang merupakan jantung
dari sebuah pabrik kelapa sawit, meski bukan termasuk mesin pengolahan tapi
stasiun inilah yang menjadi sumber energi untuk semua proses pengolahan.
Adapun yang termasuk ke dalam stasiun daya yaitu stasiun boiler dan engine
room. Dengan demikian, PT. Condong Garut ini salah satu sasaran mahasiswa
Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem sebagai salah satu kegiatan yang
wajib dilaksanakan sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah PKL. Topik yang
diamati pada PKL adalah Pengenalan Alat dan Mesin untuk Pengolahan Kelapa
Sawit (Elais Guinensiss Jacq) menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm
Kernel Oil) di PT. Condong Garut. Topik ini diplih, karena PT. Condong Garut
merupakan suatu perusahaan agroindustri yang menghasilkan bahan CPO yang
berasal dari sabutnya, dan PKO berasal dari inti kelapanya. Mengingat proses
pengolahan sehingga menghasilkan bahan CPO dan PKO untuk memasok bahan
baku produksi minyak goreng, dan sebagainya dengan hasil yang berkualitas
tinggi, pastinya melalui pengoperasian bantuan alat-alat mesin mengingat hal itu
maka penting diketahui salah satu pengenalan alat dan mesin dan tahapan proses
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan PKO, sebagai mahasiswa program
sarjana di Program Studi Teknik Pertanian, terutama dalam bidang alat dan mesin.
1.2 Maksud
PKL merupakan salah satu wujud aplikasi dari ilmu yang telah dipelajari
selama kuliah. PKL bagi mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian
dimaksudkan untuk memberikan pengalaman bekerja dan pengetahuan secara
langsung mengenai suatu kegiatan pada suatu lembaga atau perusahaan yang
3
6
7
Gambar 1 di atas menunjukan alur proses pengolahan minyak CPO dan PKO
di PT. Condong Garut, dari gambar tersebut akan diberikan penjelasan ulang
mengenai tahapan proses pengolahan TBS memasuki PKS PT. Condong Garut,
yaitu :
1) Pengolahan CPO, pada bagian gambar 2 dan lampiran 1 disajikan gambar
diagram alir maupun alur proses pengolahan CPO ;
a) Stasiun timbangan (weight bridge),
b) Loading ramp,
c) Stasiun perebusan (sterilizer station),
d) Stasiun perontokan (tresher station)
e) Stasiun pengepressan (press station)
f) Stasiun pemurnian minyak (clarification station),
g) Storage tank CPO.
2) Pengolahan PKO, pada bagian gambar 3 dan lampiran 2 disajikan gambar
diagram alir maupun alur proses pengolahan PKO ;
a) Conveyor penyincang ampas (cake breaker conveyor),
b) Drum pengayak biji (depericarver drum),
c) Nut silo
d) Mesin pemecah biji utuh (ripple mill),
9
Mulai
Pelumatan
Digester Sabut terlumatkan
Brondolan
Penampungan
Crude Oil Tank CPO Kasar (Masih
Sementara CPO
(COT) Perlu dimurnikan)
Selesai
Mulai
Selesai
ton. TBS yang masuk ke PKS PT. Condong Garut biasanya mencapai 70 100
ton/hari. Berikut ini pada gambar 4 disajikan alur proses jembatan timbang.
Lori
Stasiun Rebusan
TBS diminimalisir harus bebas dari pengotor seperti lumpur, pasir dan
tanah. Setelah buah ditumpukkan di ramp, kemudian dilakukan pengisian TBS ke
dalam lori seperti yang terlihat pada gambar 6. Pengisian dilakukan dengan cara
mengatur posisi lori yang berjalan di atas rel dengan dorongan traktor dan tepat
dibawah pintu ramp, kemudian membuka pintu buka tutup ramp otomatis
dikendalikan 1 orang operator pada ruang panel, secara perlahan-lahan TBS jatuh
ke dalam lori dan isian TBS yang jatuh ke lori tidak terlalu penuh. Setelah 1 set
lori (6 lori) terisi penuh TBS, didorong dengan tenaga traktor berjalan di atas rel
untuk diantar ke stasiun rebusan (sterilizer).
Menurut Suhardi (2013), hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengisian
ke dalam lori, yaitu :
1) Loading ramp, TBS yang diisikan pada lori tidak terlalu membumbung ke
atas, karena pada saat lori di masukkan ke dalam sterilizer, TBS tersebut akan
menyentuh bagian atas sterilizer sehingga TBS tersebut akan jatuh ke lantai,
dapat merusak steam spreader pada sterilizer,
2) TBS yang dimasukan ke dalam lori harus disusun secara rapih sehingga
muatannya banyak, setelah lori yang berada di bawah hopper loading ramp
terisi penuh, pindahkan lori tersebut dan dengan dorongan traktor untuk
ditempatkan kembali lori kosong tepat di bawah hopper loading ramp.
2.3.2.3 Lori
Lori merupakan sebuah wadah pengangkut TBS yang berjalan di atas rel
yang kemudian dimasukkan ke sterilizer untuk perebusan TBS. Berikut ini
disajikan gambar lori pada gambar 7.
Lori keluar
Traktor
dari
Sterilizer
Lori
Lori sebelum diangkat
menuju
hoisting crane
Sterilizer
Gambar 7. Lori
Berikut ini disajikan spesifikasi lori PT. Condong Garut pada tabel 2.
Tabel 2. Spesifikasi lori PT. Condong Garut
Nama Alat Jumlah Spesifikasi Keterangan
Lori 60 unit dari 10 set (6 lori/set) Lebar : 183 cm Lori terpakai : 8
Panjang : 255 cm set
Tinggi lori & Roda :134 cm Lori rusak : 2
Lebar rel : 3 cm set
Jarak antar rel : 59 cm
Kapasitas : 2,5 ton/lori
Buatan : PT. TH dan
PT. PKS Medan.
17
kelapa sawit, pada umumnya dikenal tiga sistem perebusan yang lazim digunakan,
antara lain sistem perebusan satu puncak (single peak), dua puncak (double peak),
dan tiga puncak (tripple peak). jumlah puncak dalam perebusan dilihat dari
jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau uap keluar selama
perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau otomatik.
Sterilizer di PT. Condong Garut hanya melakukan pola perebusan 1 puncak.
Hal tersebut dikarenakan kondisi mesin sterilizer di PT. Condong Garut sudah
tua, sudah banyak perbaikan, jadi resikonya sangat berbahaya jika diberikan
penekanan mencapai 3 kg/cm2 berdasarkan teori perebusannya. Menurut Loebis,
Boyke. (1989) dikutip Harisandi (2008), sistem perebusan tiga puncak (tripple
peak) banyak digunakan, selain berfungsi sebagai tindakan fisika juga dapat
terjadi proses mekanik yaitu adanya guncangan yang disebabkan oleh adanya
perubahan yang cepat.
Menurut Harisandi (2008), perbedaan dari ketiga sistem perebusan, yaitu
sebagai berikut :
1) Sistem perebusan satu puncak, adalah suatu sistem perebusan dimana jumlah
puncak yang terbentuk selama proses ada satu puncak akibat dari tindakan
pembuangan dan pemasukan uap yang tidak merubah bentuk pola perebusan
selama proses perebusan satu siklus. Pada umumnya proses berlangsung pada
tekanan uap 2,5 kg/cm2 dengan suhu 125 - 130, selama 90 menit. Pada
gambar 9 disajikan grafik sistem perebusan satu puncak.
Tekanan uap
2,5 kg/cm2
Waktu
Gambar 9. Grafik sistem perebusan satu puncak
(Sumber : Harisandi, Henni. 2008)
2) Sistem perebusan dua puncak, adalah suatu sistem perebusan dimana jumlah
puncak yang terbentuk selama proses dua puncak akibat dari tindakan
pembuangan dan pemasukan uap, kemudian dilanjutkan dengan pemasukan,
19
Waktu
Perincian sistem dua puncak, yaitu dearasi selama 2,5 menit, pemasukan uap
dan pembukaan puncak I dan II selama 20 menit, masa penahanan dan tekanan 2,5
2,7 kg/cm2 selama 60 menit dan pembuangan uap terakhir selama 7,5 menit.
3) Sistem perebusan tiga puncak, adalah suatu sistem perebusan dimana jumlah
puncak yang terbentuk selama proses tiga puncak akibat dari tindakan
pemasukan uap dan pembuangan uap, dilanjutkan dengan pemasukan uap,
penahanan dan pembuangan uap selama proses perebusan satu siklus. Pada
umunya proses berlangsung pada tekanan uap 2,5 3,0 kg/cm2 dengan suhu
perebusan 130 - 140 selama 75 90 menit. Perincian sistem tiga puncak,
yaitu dearasi selama 2,5 menit, pemasukan uap dan pembukaan puncak I, II,
dan III selama 25 menit, masa penahanan dan tekanan 2,8 3,0 kg/cm2
selama 50 menit, dan pembuangan uap terakhir selama 7,5 menit. Pada
gambar 11 disajikan grafik sistem perebusan tiga puncak.
Tekanan uap
kg/cm2
Waktu
Menurut Mulia (2014), perebusan TBS yang tidak sesuai dengan SOP akan
menyebabkan :
1) Perebusan yang terlalu singkat
- Buah belum matang sempurna,
- buah sulit membrondol pada saat proses treshing,
- jumlah katekopen meningkat,
- meningkatkan persentase kehilangan minyak,
- menghambat proses selanjutnya (pengutipan minyak sulit),
- dapat merusak mesin.
2) Perebusan terlalu lama
- Penggunaan uap meningkat,
- efisiensi waktu kurang,
- minyak banyak yang terhisap ke janjangan,
- meningkatkan persentase kehilangan minyak pada kondensat,
- menurunkan rendemen,
- minyak yang diperoleh gosong sehingga sukar dipucatkan.
Menurut Mulia (2014), metode perebusan, dari pengalaman bahwa untuk
merebus dengan tekanan uap 3 bar (3,06 kg/cm2) selama 25 menit akan
memberikan hasil yang sama seperti merebus dengan tekanan uap 1,5 bar selama
55 menit. Dari pengalaman ini, bisa dilihat bahwa semakin tinggi tekanan
perebusan akan semakin cepat pula waktu perebusan. Tekanan yang tinggi dengan
sendirinya memberikan temperatur yang tinggi. Temperatur yang tinggi dapat
merusak kualitas minyak dan inti sawit.
Perebusan dengan tekanan uap 2,8 kg/cm2 dan waktu antara 80 - 90 menit
merupakan yang paling optimal karena menghasilkan minyak dan inti yang
memuaskan.
Menurut Harisandi (2008), tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh
perebusan yang normal, sebagai berikut :
1) 13 menit pemasukan uap pertama dari 0 2,3 kg/cm2, masuk menguras udara
2 menit,
2) 2 menit pembuangan uap pertama sampai tekanan menjadi 0,
3) 12 menit pemasukan uap kedua kali sampai tekanan 2,5 kg/cm2,
21
2.3.3.1 Capstand
Capstand merupakan alat yang digerakan oleh elektro motor yang
berfungsi untuk menjalankan/menarik lori dengan menggunakan sling. Berikut ini
disajikan dokumentasi capstand PT. Condong Garut pada gambar 12.
Lori
Tambang/sling
Capstand
Hoisting crane
Lori
Berikut ini spesifikasi hoisting crane PT. Condong Garut disajikan dalam
tabel 4, di bawah ini.
Tabel 4. Spesifikasi hoisting crane PT. Condong Garut
Nama Jumlah Spesifikasi Keterangan
Alat
Hoisting 1 Merk : Demag Perlengkapan : kabel
crane Type : P.625 baja diameter 16 mm,
Nomor seri : EL.2 P.625. H 8 N.1/1 limit swith/pengatur
tahun : 1977 (German) naik dan turun/maju
Kapasitas : 6,2 ton dan mundur.
Kaps. angkut : 2,5 ton (1 orang operator)
Kecepatan : 0,06 m/detik
Tinggi angkat : 10 meter
Motor penggerak : motor listrik AC
24
Hoisting Crane
Hooper thresher
Feed screw
Drum tresher
Estate Digester/Press
lahan perkebunan sebagai pupuk/mulsa padat. Tankos ini bisa tumbuh jamur yang
dapat dikonsumsi bagi para karyawan PT. Condong Garut. Losses di pemipilan
(buah tertinggal pada tankos/USB) <1,2% dengan mengatur kisi-kisi drum.
Berikut ini disajikan bagan kerja tresher drum pada gambar 15 dan disajikan
dokumentasi tandan buah rebus saat akan perontokan gambar 16.
Berikut ini, spesifikasi tresher PT. Condong Garut disajikan dalam tabel 5,
di bawah ini.
Tabel 5. Spesifikasi tresher PT. Condong Garut
Nama Jumlah Spesifikasi Keterangan
mesin
Tresher 1 unit Jenis : single drum Di dalam drum tresher tandan
Panjang :5m buah rebus dibantingbanting
Diameter : 2,20 m putaran 22 - 24 rpm.
Motor penggerak : 11 kw
Kapasitas : 7,5 kg.
26
Tekanan kempa yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kadar inti pecah
bertambah dan kerugian inti bertambah, tekanan kempa yang terlalu rendah
mengakibatkan cake basah, losses minyak pada ampas dan biji bertambah,
pemisahan ampas dan biji tidak sempurna, bahan bakar ampas basah, sehingga
pembakaran dalam boiler tidak sempurna.
Jadi, screw press (pengempaan) merupakan pengepressan terhadap
brondolan yang homogen untuk mendapatkan rendemen yang maksimal dari nut
pecah yang minimal. Screw press, mengambil minyak dari massa adukan buah
yang berasal dari digester untuk memecah press cake agar memudahkan proses
pemisahan inti kernel dari fibre dan cangkang, press dengan tekanan 50 - 70 psi
menggunakan air pengencer. Air tersebut bertujuan untuk mempermudah proses
pengepressan minyak dapat keluar secara optimal, serta keenceran minyak dapat
bertahan dan berlangsung dengan baik.
Menurut Susantho (2011), prosedur kerja pada press :
1) Daging buah yang telah dicacah pada digester akan masuk ke dalam screw
press melalui saluran vertikal,
2) buah akan di press hingga menghasilkan minyak nut dan fibre,
3) minyak dialirkan melalui lubang masuk ke dalam vibrating screen.
4) Nut dan fibre pengepressan dikeluarkan melaui lubang bagian bawah press
dan masuk ke dalam cake breaker conveyor.
Minyak yang diperoleh dari hasil pengempaan berupa minyak kasar yang
masih tercampur dengan sludge dan kotoran lainnya. Screw pres bersuhu antara
90 - 95 sebanyak 15 - 20% dari TBS.
2.3.5.3 Vibrating screen
Menurut Susantho (2011), vibrating screen berfungsi untuk menyaring
minyak dari kotoran-kotoran seperti sabut kasar dan lain-lain. Melalui vibrating
screen minyak yang disaring akan menuju ke COT saringan bagian atas 20 mesh
dan pada bagian saringan bawah 40 mesh.
2.3.5.4 COT (Crude Oil Tank)
Menurut Susantho (2011), COT berfungsi sebagai penampungan
perangkap atau bak penyimpanan minyak sementara sebelum minyak masuk ke
dalam CST (Clarifikasi Setling Tank) setelah disaring melalui vibrating screen.
28
Pada COT minyak dipanaskan dengan suhu 80 - 900. Berikut ini disajikan
gambar 17 mengenai alur proses stasiun pengepressan.
Brondolan
Feed Screw
Vibrating Screen
Digester
Press screw
Crude Oil
Vibrating Screen
Purifier Stainer
Vacuum Dryer
Moisture = 0,150 % Oil Sludge Pump
Dirt = 0,015 %
DOBI = 2,20 %
Oil Drying
Slapit
Vaccum Drying
dialirkan ke parit yang kemudian dikumpulkan pada fat pit. Selama proses ini
suhu dipertahankan pada 95.
2.3.6.4 Sludge Tank
Lumpur, pasir, air (kotoran) hasil pemisahan di CST akan masuk ke sludge
tank, debit antara minyak dan sludge yang masuk dengan yang keluar harus
balance Suhu 90 - 98C. Lumpur, pasir, air (kotoran) dari sludge tank, kemudian
masuk ke sludge centrifuge (2 tahap), setelah itu masuk ke feed tank untuk
dipompa kembali ke CST ditampung untuk diendapkan hasil minyak kemudian
masuk ke oil vacum dryer dengan steam jacket, sedangkan lumpur kasarnya
dialirkan ditampung ke sludge pit dryer yang akan di sirkulasikan lagi ke CST.
2.3.6.5 Centrifuge
Sludge yang masih mengandung minyak akan masuk ke centrifuge. Alat
ini berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih melekat pada sludge
minyaknya akan dialirkan kembali ke CST (Continuous settling tank).
2.3.6.6 Fat Fit
Menurut Ananda (2009), fat fit berfungsi untuk menampung cairan (air
dan kotoran) yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat
rebusan dan parit klarifikasi. Minyak dari bak ini dipompa ke dalam CST untuk
diolah kembali. Dari proses pengutipan minyak terdapat limbah yaitu sludge yang
merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan TBS menjadi CPO.
2.3.6.7 Vacuum Dryer
Menurut Lubis dan Widanarko (1991), vaccum dryer adalah bejana
vakum udara bertekanan 759 mmHg, berfungsi untuk mengeringkan (membuang
kandungan air) dari minyak. Proses pengeringan minyak, minyak disemprotkan ke
dalam vacum drier melalui proses penguapan. Minyak pada vacuum dryer di
uapkan dengan sistem pengabutan melalui nozzle untuk mengurangi kadar air.
Pada ujung pipa pengaliran minyak, di pasang nozzle yang akan mempersempit
pengaliran minyak, sedangkan tekanan pada alat pompa dipertinggi yaitu berkisar
650 760 mm/hg sehingga akan menyemprot keluar dengan tekanan vacuum
dryer yaitu 5 ton, dengan temperatur 90 - 95 akan menyebabkan air lebih cepat
menguap dan keluar melalui lubang di ujung vacuum dryer sedangkan minyak
yang lebih bebas dari air akan mengalir ke dinding bejana dan disalurkan ke
pompa vacuum dryer untuk di alirkan ke pompa storage tank CPO. Suhu minyak
34
akan dialirkan ke storage tank CPO diturunkan temperatur 40 - 45. Uap air
yang terbentuk akan masuk ke kondensor (pendingin), kemudian dialirkan ke
tempat penampungan. Minyak yang jatuh ke bagian bawah vakum dryer telah
memiliki kadar air yang sangat rendah >1%. Minyak ini kemudian dialirkan ke
storage tank, minyak terus dipanasi dengan suhu 60 agar keadaannya tetap cair.
Menurut Pahan (2008), standar kualitas CPO disajikan pada tabel 6 di
bawah ini.
Tabel 6. Standar Kualitas CPO
No Karakteristik Batasan
1 Kadar asam lemak bebas (%) < 3,50
2 Kadar air (%) < 0,10
3 Kadar kotoran (%) < 0,01
4 DOBI (Deterioritation Of > 2,40
Bleachability Index)
(Sumber: Pahan, 2008)
Nut dengan ukuran yang lebih kecil dari kisi-kisi depericarper drum akan
jatuh ke talang yang terdapat dibagian bawah drum yang kemudian akan langsung
terangkut ke dalam tempat penampungan nut (nut silo) melalui nut elevator.
Benda asing yang tidak dikehendaki yang ukurannya lebih besar dari ukuran kisi-
kisi depericarper drum, akan tersaring dan jatuh ke lantai melalui talang
pembuangan yang berada di ujung drum. PT. Condong Garut memilki 1 unit
depericarper drum yang masih beroperasi dengan baik. Berikut ini disajikan
gambar 23 depericarper drum.
Depericarper Drum
In Let
Riple Plate
Rotor Assy
Side Plate
Dut Let
Gambar 24, menggambarkan bagian kerja ripple mill. Menurut Lubis dan
Widanarko (1991), pada creaker, biji dibanting ke dinding bagian dalam hingga
pecah. Biji kecil membutuhkan lemparan yang lebih kuat hingga memerlukan
lemparan yang lebih kuat memerlukan putaran creaker 1000 1100 rpm atau
lebih, sedangkan biji besar cukup dengan putaran 850 900 rpm.
Menurut Susantho (2011), biji-biji yang masuk ke dalam rotor akan
berputar dan terbanting keras ke dinding creacker, akibatnya biji menjadi pecah
dan inti akan lepas dari cangkangnya. Hasil pemecahan ripple mill (craker)
dibawa menuju craker mixture elevator menggunakan CM conveyor, dari CM
conveyor dihisap oleh shell cyclone (pada proses ini cangkang dan kernel akan
terpisah). Partikel cangkang yang tipis dan ringan akan terhisap oleh shell cyclone
dan cangkang yang tidak terhisap akan dilakukan proses pemisahan kembali
dengan menggunakan sistem pusaran air (hydro cyclone). Berikut pada gambar 25
disajikan gambar bagian penampang luar ripple mill.
Hydro cyclone
Blower
Pemasukan
Motor
Udara
Listrik
Steam 50
Steam 60
Steam 70
Katub
Tiang
Penyangga
Nut silo
pada tahap ini bungkil (Palm Kernel Cake) dari proses pengepressan masih
memiliki kadar minyak yang cukup tinggi, maka dilakukan pengepressan kedua
(second pressing).
2) Pengepressan kedua (Second Pressing)
Ampas pengepressan dari mesin expeller nomor 1 kemudian dipress lagi
di mesin expeller nomor 4 (hal ini dilakukan agar ampas pengepressan benar-
benar kering dan lossis minyak menjadi kecil). Selanjutnya ampas/bungkil yang
dihasilkan sudah benar-benar kering, kemudian bungkil dikemas ke dalam karung
40 kg, diperoleh hasil bungkil 2 ton/hari yang bisa dijual sebagai pakan ternak.
Berikut ini disajikan gambar 29, mesin expeller 1 dan expeller 2 di PT. Condong
Garut.
Kernel dimasukan Hooper
Hopper expeller 1 Belt Conveyor dari nut silo
manual ke hooper expeller 2
Pengeluaran
Pengeluaran Bungkil (2)
Bungkil (1)
storage tank PKO. Berikut ini, menurut Pahan (2008), standar kualitas inti sawit
disajikan pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Standar kualitas inti sawit
No Karakteristik Batasan
1 Kadar air (%) < 7,00
2 Kadar kotoran (%) < 6,00
3 Inti pecah (%) < 25,00
4 Inti berubah warna (%) > 40,00
(Sumber: Pahan, 2008)
tabung air
boiler
bahan
bakar fiber
Gambar 31. Stasiun Boiler PT. Condong Garut
46
Berikut ini, rincian indikator boiler di PKS PT. Condong Garut kapasitas
20 ton TBS/jam disajikan dalam tabel 9, di bawah ini.
Tabel 9. Indikator boiler
Indikator Kebutuhan
Kapasitas pabrik 20 ton/jam
% fiber/TBS + % shell/TBS 20 %
Kebutuhan bahan bakar 3600 kg/jam
Kebutuhan steam dari bahan bakar 10 ton/jam
Konsumsi steam spesifik turbin 24 kg/kW
Power yang dibangkitkan dari steam turbin 360 kW
Steam ke steam turbin 18 ton/jam
Make-up steam ke penerima tekanan balik 3,2 ton/jam
(BPR)
Steam yang keluar dari boiler 10,8 ton/jam
Kebutuhan steam terhadap kapasitas boiler 0%
Steam yang keluar dari boiler terhadap 90%
kapasitas boiler
Pemakaian power 780 kW
Kapasitas turbin 360 kW
Power yang dibangkitkan turbin terhadap 39%
kapasitas turbin
Listrik yang dibangkitkan oleh steam turbin 24 kWh
Listrik yang dibangkitkan oleh diesel 42 kWh
generator
Total listrik yang dibangkitkan 50%
Sumber : PT. Condong Garut, 2007
Mesin uap
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil PKL, saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa :
1) Berdasarkan tujuan umum untuk memenuhi kegiatan PKL ini, bahwa ;
Kegiatan PKL yang dilaksanakan selama 25 kerja, mendapatkan
pengalaman serta menambah wawasan ilmu yang berhubungan dengan keteknikan
pertanian. Teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan diaplikasikan pada
saat PKL. Namun, dalam dunia kerja terkadang teori di perkuliahan tidak sesuai
dengan keadaan di lapangan sehingga teori tidak bisa diaplikasikan langsung di
lapangan. Di PT. Condong Garut banyak wawasan baru yang diperoleh khususnya
proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan PKO. Proses kelapa sawit di
PT. Condong Garut mulai dari penanaman kelapa sawit, pemeliharaan kelapa
sawit, pemanenan kelapa sawit, tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH),
pengangkutan TBS ke PKS (pabrik kelapa sawit), dan proses pengolahan minyak
CPO dan PKO di PKS .Selama kegiatan PKL mahasiswa melakukan observasi ke
lapangan dan menanyakan langsung kepada narasumber. Kegiatan lainnya yaitu
melakukan bimbingan atau diskusi dengan pembimbing lapangan PKL mengenai
hal-hal yang tidak dimengerti, dan pada akhir kegiatan PKL, Manajer PKS yaitu
Bapak Sumarno mengevaluasi dengan saya mempresentasikan hasil belajar PKL
kepada beliau.
2) Dan berdasarkan tujuan khusus untuk memenuhi kegiatan PKL ini, bahwa;
Mengetahui proses maupun alat dan mesin pengolahan kelapa sawit. Alur
proses CPO meliputi, stasiun timbangan (weigh bridge), loading ramp, stasiun
perebusan (sterilizer station), stasiun perontokan (tresher station), stasiun press
(press station), stasiun pemurnian minyak (clarification station), storage tank
CPO. Pengolahan PKO meliputi, conveyor penyincang ampas (cake breaker
conveyor), drum pengayak biji (depericarver drum), mesin pemecah biji utuh
(ripple mill), mesin pemecah kernel dan cangkang sistem pusaran air (hydro
cyclone), pengeringan kernel, pengepressan kernel 2 tahap, filtrasi PKO, PKO
storage tank.
48
49
3.2 Saran
Berdasarkan hasil PKL maka saran-saran yang dapat diberikan adalah,
sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi dan pengarahan atau pertemuan-pertemuan di
lapangan yang diikuti oleh semua pihak mulai dari pekerja, mandor, (yang
bersangkutan), agar pekerja memiliki budaya kerja yang aman, disiplin,
dan lebih memperhatikan keselamatan kerja.
2. Lingkungan kerja yang diciptakan mengikuti standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) akan mendukung peningkatan produktivitas
tenaga kerja.
3. Memperhatikan pengaruh/dampak lama terhadap kesehatan karyawan
mengenai faktor getaran, kebisingan, maupun polusi dengan memberikan
APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Bantacut, Tajuddin., dan Pasaribu, Hermaslin. 2015. Aliran Tertutup Massa dan
Potensi Mandiri Energi pada Produksi CPO Closed Mass Flows and
Energy Self Sufficiency in CPO Production. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian. 23(3):215-226(2015). Departemen Industri Pertanian. Fakultas
Industri Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Kampus IPB Darmaga PO
Box 220 Bogor 16002.
Lubis, Effendi Rustam., dan Widanarko, Agus. 1991. Teknis Budidaya Kelapa
Sawit di Areal Pasang Surut. Sumatera Selatan.
Suhardi, Jeri. 2013. Alat dan Mesin Pengolahan Kelapa Sawit menjadi CPO
(Crude Palm Oil) di PT. GMP Plantation-Pom Desa Tanjung Pangkal
Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. [Skripsi]. Program Studi
Mesin dan Peralatan Pertanian. Jurusan Teknologi Pertanian. Politeknik
Pertanian. Universitas Andalas Payakumbuh.
50
51
httprepository.usu.ac.idbitstreamhandle12345678927823Chapter%20II.pdf
sequence=4. (Diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul 16.40 WIB)
Mulia, Eryk. 2014. Palm Oil Mill (Semua tentang Pengolahan Kelapa Sawit).
Available online at: http://mav3ryck.blogspot.co.id/2014/03/stasiun-
perebusan-sangatmemegang.html. (Diakses pada tanggal 26 April 2017
pukul 12.56 WIB).
Susantho, Antho. 2011. Proses Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit.
Available online at:
https://anthosusantho.wordpress.com/2011/11/07/proses-produksi-tandan-
buah-segar-kelapa-sawit/. (Diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul
14.11 WIB)
LAMPIRAN
Security
Jembatan Timbang
Loading Ramp
Lori
Hoisting Crane
Feed Screw
Press Screw
Vibrating Screen
No
Check Slude Tank
Yes
Kotoran Stainer
Oil Tank
Slude separator 2
Oil Purifier tahap
Oil Dryer
Oil Sludge pump
Kotoran
Storage Tank Oil Dryer
52
Slapit Vakum dryer
53
Start
Depericarper Drum
Nut Silo
Elevator Kernel
End
Lampiran 3. Laporan Harian PKS PT. Condong Garut Bulan Februari 2017
Tanggal
No. Uraian
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Keterangan
1 TBS
Saldo awal ( Kg ) 70,140 24,770 101,250 74,450 37,400 84,900 70,670 60,590 104,430 152,050 73,360 49,470 63,060 73,530 85,160 72,300
TBS masuk PT.Condong ( kg ) 50,580 76,480 49,370 72,490 47,500 65,020 56,120 42,640 47,620 35,430 55,810 61,390 75,470 75,030 74,800 24,880
TBS masuk Kebun Luar ( kg ) 6,540 2,500 1,200 - 3,940
TBS diolah ( kg ) 95,950 82,710 109,540 81,750 66,200 114,120 79,700 47,800 65,000 63,400 91,600
TBS sisa/saldo ( kg ) 24,770 101,250 74,450 37,400 84,900 70,670 60,590 104,430 152,050 73,360 49,470 63,060 73,530 85,160 72,300 97,180
2 CPO
Saldo awal ( Kg ) 14,135 31,226 31,226 16,855 36,339 36,339 51,795 13,486 13,486 13,486 34,869 48,418 4,984 18,203 29,506 46,599
Hasil cpo ( Kg ) 17,091 15,119 19,484 15,456 13,291 21,383 13,549 8,166 13,219 11,303 17,093
CPO di jual ( Kg ) 29,490 51,600 51,600
BA. Opname
Stok /saldo akhir ( kg ) 31,226 31,226 16,855 36,339 36,339 51,795 13,486 13,486 13,486 34,869 48,418 4,984 18,203 29,506 46,599 46,599 Tersimpan pada Storage tank 2
FFA CPO ( % ) 2.45 2.29 2.82 2.20 1.83 3.14 2.44 1.56 1.56 2.20
Kadar Air (%) 0.09 0.09 0.11 0.10 0.10 0.11 0.11 0.08 0.13 0.15
Rendemen ( % ) 17.81 18.28 17.79 18.91 20.08 18.74 17.00 17.08 20.34 17.83 18.66
3 Kernel
Saldo awal ( Kg ) 22,440 23,013 23,013 22,453 20,974 14,269 17,539 17,308 13,107 13,107 12,876 13,597 15,695 15,774 14,459 15,010
hasil kernel ( kg ) 3,646 2,961 3,834 3,270 2,648 4,690 3,188 2,098 2,431 2,885 3,462
Rendemen Kernel ( % ) 3.80 3.58 3.50 4.00 4.00 4.11 4.00 4.39 3.74 4.55 3.78
kernel dijual ( kg )
kernel diolah pko ( kg ) 3,073 3,521 5,313 6,705 2,879 4,201 4,921 2,467 2,352 4,200 2,911
Bahan bakar Boiler
Stok /saldo akhir Fisik ( kg ) 23,013 23,013 22,453 20,974 14,269 17,539 17,308 13,107 13,107 12,876 13,597 15,695 15,774 14,459 15,010 15,010
4 PKO
Saldo awal ( kg ) 10,655 12,013 12,013 13,534 15,967 18,992 18,992 20,071 21,772 21,772 23,693 24,900 24,900 26,052 28,102 29,513
hasil pko ( kg ) 1,358 1,521 2,433 3,025 1,079 1,701 1,921 1,207 1,152 2,050 1,411
pko dijual ( kg )
Stok /saldo akhir ( kg ) 12,013 12,013 13,534 15,967 18,992 18,992 20,071 21,772 21,772 23,693 24,900 24,900 26,052 28,102 29,513 29,513
FFA PKO ( % ) 3.97 4.35 6.82 10.28 12.10 12.98 8.02 11.34 3.02 2.99 3.25
Rendemen PKO ( % ) 44.19 43.20 45.79 45.12 37.48 40.49 39.04 48.93 48.98 48.81 48.47
6 BUNGKIL
saldo awal ( kg ) 5,470 7,185 7,185 9,185 12,065 15,745 15,745 13,545 15,945 15,945 8,815 10,075 2,785 3,985 6,135 7,635
hasil bungkil ( kg ) 1,715 2,000 2,880 3,680 1,800 2,500 - 3,000 1,260 1,200 2,150 1,500
bungkil dijual ( kg ) 4,000 100 10,130 7,290
Redemen Bungkil ( % ) 55.81 56.80 54.21 54.88 62.52 59.51 60.96 51.07 51.02 51.19 51.53
Stok /saldo akhir ( kg ) 7,185 7,185 9,185 12,065 15,745 15,745 13,545 15,945 15,945 8,815 10,075 2,785 3,985 6,135 7,635 7,635
54
55
56
Kapasitas : 2,5 ton/lori
Buatan : PT. TH dan PT. PKS
Medan.
2 Sterilizer (Perebusan) Suatu ketel yang berfungsi Jumlah : 3 unit 2 unit sterilizer,
sebagai tempat proses Tipe : horizontal beroperasi.
perebusan TBS. Bagian luar dilapisi : rook 1 unit rusak, plate body
wool dan alumunium sudah pada aus dan jebol.
Jenis pesawat uap : silinder
mendatar
Pintu : 2 buah peron
cembung Tahun pembuatan :
1977 (Boma Stork)
Merk : stork (Belanda)
Kapasitas : 15 ton/ sterilizer
Tekanan : 3 kg/cm3
Diameter : 2100 mm
Panjang : 18220 mm
Tebal plate : 12 mm
pintu-pintu cembung R> :
1640
tinggi : 12 m
material : baja leleh
Sertifikat : 23 12708.
Pola rebusan : 1 puncak
(karena kondisi mesin yang
sudah lama)
3 Capstand Untuk menarik lori untuk Buatan : Boma Stork Bisa dioperasikan.
dimasukan ke sterilizer dan Penggerak : elektro Motor.
mengeluarkan lori dari
sterilizer untuk diangkat oleh
57
hoisting crane menuju stasiun
tresher (perontokan).
4 Treshing Machine
a. Treshing machine Mesin perontokan brondolan Jumlah : 1 unit Bisa dioperasikan.
dari Tandan Buah Rebus. Jenis : single drum
Kecepatan putaran : 22 -24
rpm
Panjang :5m
Diameter : 2,20 m
Motor penggerak : 11 Kw
Kapasitas : 7,5 kg.
b. Empty bunch/conveyor Lubang pengeluaran tandan Panjang : 25 m Bisa dioperasikan.
kosong dari tresher drum Motor penggerak : 7 kw.
menuju fruit bar conveyor.
c. Hoisting crane Pesawat pengangkat lori yang Jumlah : 1 unit Bisa dioperasikan/bagian
berisi tandan Merk : Demag rope drum ada yang
buah rebus untuk dituangkan Type : P.625 retak.
ke hopper tresher. Nomor seri : EL.2 P.625. H
8, N.1/1
Tahun pembuatan : 1977
(German)
Kapasitas : 6,2 ton
Kapasitas angkut : 2,5 ton (1
orang operator)
Kecepatan : 0,06
m/detik
Tinggi angkat : 10 meter
Jenis motor penggerak motor
: listrik/arus AC
Alat-alat perlengkapan kabel
58
baja ; diameter 16 mm,
Pengatur naik dan turun/maju
dan mundur : limit swith/
d. Screw transfort for fruit Memutar dan memisahkan Bisa dioperasikan.
tandan buah rebus menjadi
brondolan.
e. Fruit elevator Mangkok pembawa brondolan Mangkok : 95 buah. Bisa dioperasikan.
ke digester.
4 Pressing machine
a. Digester Mesin pencacah brondolan Kapasitas : 3 4 ton Bisa dioperasikan.
untuk mempermudah Ampere digester : 28 32 A
pengepressan. Bentuk : silinder
Bagian dalam : linier plate
stainless
steel
Bottom plate : 9 12 mm
Bagian luar : diisolasi
Mempunyai string am 4 set
plus 1 set expeller dipasang
melintang dan berselang-
seling.
Pengisian digester : minimal
dari kapasitasnya.
Putaran poros : 25 rpm
Bagian poros ditumpu :
bearing/bushing pada stuffing
bor,
buffle siku pada dinding
digester : > 6 inci
Waktu pelumatan : 15 - 30
59
menit.
b. Screw Press Mesin pengepressan terhadap Jumlah : 2 unit Bisa dioperasikan.
brondolan yang homogen Putaran warm screw press :
untuk mendapatkan rendemen 10 12 rpm
yang maksimal dari nut pecah pengendalian beban : 3045A
yang minimal. Tekanan lawan hydraulic
terhadap aliran press cake
: 30 50 bar
air pengencer : 1520 % TBS
Suhu : 90 - 95C
Kapasitas : 5 ton/jam
Tekanan cone : 3 bar atau
30 - 40 A
Uap : 2 kg/cm2
c. Vibrating screen Saringan getar untuk Diameter lubang : 0,91 mm. Bisa dioperasikan.
menyaring minyak yang masih
kasar di tampung di bak
perangkap COT untuk
selanjutnya dipompa ke
stasiun clarification.
5 Clarification
a. Continuous Settling Tank Tanki penampung crude oil Jumlah : 2 unit Bisa dioperasikan 1 unit
(CST) proses klarifikasi/pemurnian. Jam mesin : 135.10 dan 1 unit plate body
Suhu : 95 sudah tipis bocor tidak
Kapasitas : 12 ton dipakai.
steam : Coil dan inject.
b. Oil tank Tanki penampung oil dari Kapasitas : 6 ton Bisa dioperasikan.
CST. Steam : coil.
c. Sludge tank Tanki penampung lumpur dari Jumlah : 2 unit 1 unit rusak dan 1 unit
CST. Steam : coil dan inject. beroperasi baik.
60
d. Alvalval/furi fier Penyaringan minyak CPO dari Jumlah : 2 unit Bisa dioperasikan.
oil tank. suhu : 90 .
e. Sludge separator Jumlah : 2 unit Bisa dioperasikan.
Jam mesin : 90.30 dan 120.05
Kapasitas : 6 ton/jam.
f. Vacum oil dryer Mesin pengering kadar air Bisa dioperasikan.
minyak CPO menuju storage
tank.
g. Oil drier Bisa dioperasikan.
6. Storage tank CPO Tanki penampung produksi Jumlah : 4 unit Bisa dioperasikan.
CPO. Kapasitas : 500 ton
Steam : coil.
61
Lampiran 6. Tabel Alat dan Mesin Pengolahan PKO (Palm Kernel Oil) PT. Condong Garut
No STATION FUNGSI SPESIFIKASI KETERANGAN
1 Kernel station
a. Cake breaker conveyor Mesin pemisah ampas Putaran : 55 60 rpm. Bisa beroperasi.
serabut/fiber dari nut.
b. Depericarper drum Menyaring nut dari benda- Bisa beroperasi.
benda yang tidak dikehendaki
yang tidak terhisap oleh fibre
cyclone.
c. Kernel silo drier Tempat penampungan Bisa beroperasi.
sekaligus pengeringan kernel
d. Ripple mill Memecah nut, menjadi Jumlah : 1 unit Bisa beroperasi.
kernel dan cangkang Jam mesin : 69.35
e. Elevator for kernel Mangkok pembawa kernel Bisa beroperasi.
menuju stasiun kernel mesin
expeller.
f. Fiber siklon Cerobong penghisap benda- Bisa beroperasi.
benda yang tidak dikhendaki
dari depericarper drum untuk
dibawa ke stasiun boiler
sebagai bahan bakar.
g. Shell cyclone Memisahkan hasil proses Bisa beroperasi.
pemecahan berupa kernel
dengan cangkang.
h. Hydro cyclone Mesin pemisah kernel dari Jam mesin : 69.35 Bisa beroperasi.
cangkang yang masih terbawa
dengan sistem basah
berdasarkan perbedaan berat
jenis.
2 Palm kernel oil
a. Expeller Mesin pengepressan kernel kapasitas : 600 700 kg Bisa beroperasi.
62
matang hasil proses kernel/jam
pengeringan dari nut silo. Ampere : minimal 50 60 A
b. Filter press untuk lebih menjernihkan Bisa beroperasi.
minyak PKO.
3 Storage tank PKO Kapasitas : 100 ton,
Jumlah : 1 unit.
63
Lampiran 7. Tabel Alat dan Mesin Stasiun Daya PT. Condong Garut
12 STATION FUNGSI SPESIFIKASI KETERANGAN
1 Steam boiler Mesin untuk merebus air Jumlah : 2 unit Bisa dioperasikan.
menjadi uap. Jenis pesawat : ketel darat Merebus air menjadi uap
tetap dengan pipa-pipa api di boiler sebelumnya
(fire tube) melalui proses water
Tahun pembuatan : 1977 treatmen.
Merk : stork
Hengello/Amsterdam
Kapasitas uap/jam : 5,4 ton
uap per unit
Tekanan kerja : 18 kg/cm2
2 Engine room Rangkaian mesin uap untuk Jumlah : 2 unit. Bisa dioperasikan 1 unit
menggerakkan generator Jenis pesawat uap : bejana dan 1 unit lagi sudah
untuk dikonversi dari energi uap silinder mendatar rusak.
uap menjadi energi listrik Tahun pembuatan : 1977
yang disebar untuk seluruh Merk : Stork
mesin pengolahan. (Amsterdam)
Kapasitas : 1800 kg uap/jam
Tekanan kerja : 3 kg/cm3
Diameter dalam : 800 mm
Panjang : 3500 mm
Tebal plate : 8 mm
front .R : 800 mm,
Jari-jari : 80 mm
Bahan/material : H.11
DIN.191533 Sertifikat No.
: AMS, 700432
64
a. Genset daewoo 150 kVA Jam mesin : 2.50 Jalan/baik.
b. Genset nissan 200 kVA Jam mesin : 15.10 Jalan/baik.
c. Mesin uap Jam mesin : 143.20 Jalan/baik.
65
66
3.3 Ketenagakerjaan
Dengan luas lahan 7768,30 Ha serta sarana pendukung lainnya, PT. Condong
Garut bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 1.626 orang, yang hampir semuanya
asli berasal dari putra daerah Garut mencapai 98% dari jumlah karyawan.
Berdasarkan masa kerjanya, karyawan PT. Condong Garut dikategorikan
menjadi empat yaitu:
1. Karyawan harian lepas
2. Karyawan harian tetap
3. Karyawan bulanan
4. Karyawan staf
PT. Condong Garut ini memiliki tiga shift waktu kerja, yaitu shift pagi,shift
siang dan shift malam, khususnya berlaku bagi karyawan PT. Condong bagian
yang berada Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Pada bulan November 2012 sampai
bulan Februari 2013 tiga shift waktu kerja ini berlaku karena kondisi buah
68
dikelola oleh para karyawan dan lingkungan sekitar perusahaan saja, tapi
telah merambah keluar lingkungan perusahaan di kabupaten Garut seperti
Cikajang, Cibatu, Limbangan, Bungbulang, Caringin, dan lain-lain.
3) Koperasi karyawan, membentuk sebuah lembaga koperasi karyawan yang
mana sampai bulan April 2007 menghasilkan keuntungan sebanyak Rp.
308.716.304, dengan jumlah anggota sebanyak 626 anggota.
4) Dalam peningkatan kreatifitas, dibentuk sarana olahraga diantaranya, team
volly ball, sepak bola, bulu tangkis, dan kreatifitas dalam bidang kesenian,
seperti seni tradisional calung, debus, dangdut, serta kesenian-kesenian
lainnya.
70
Direktur
Nandang Suganda
Ass. Transfortasi Ass. AFD 1 Ass. Akutansi & Pelaporan Keuangan Ass. Umum
Mgr. Div. Tanaman Sawit Mgr. Div. Keuangan & Proyek PKS Mgr. Divisi PKS & PKO
Dadang Sutaryat Dede Sudiaman Cucun Suhendar
7 Hartono
Suhardi Nasution Yassirly Baud Sumarno
Ass. Transfortasi Ass. AFD 2 Ass. Keuangan Pjs.Staff Legal
Ass. Afdeling I (SINAM) Ass. Umum Staff Bisnis & Marketing TBS Ass. Proses CPO & PKO Ass. Transfortasi Dadang Kurnaedi Muhaemin
Djaddjang Karyana
Oktavianus Asong Malinus Usman Iman Rohiman Ass. AFD 3
Ass. Anggaran & Pajak Koor. SATPAM CSR &
Nazar Humas
Ass. Afdeling II (BIBITAN) Kepala Humas Staff Legal Ass. Maintenance
Slamet Riyadi
Agus Akim Faruk Ass. AFD 4 Undang Kadarisman
Syafrudin Abul Kadir
Ass. SDM & Payrol
Ass. Bisnis TBS Edi Ass. Teknik & Sipil
Ass. Afdeling III (SALATIGA) Staff Keuangan
Muhaemin
Wowon Setiawan Ass. AFD 5 U. Rhamdani
Rosiadi Suana Setiawati
Nurdin Rosadi
Ass. Purchasing
Ass.GIS (Pengukuran & Pemetaan)
U. Herman
Karsana
70 Ass. Gudang
Pengangkatan Lori dengan Hoisting Hooper Tresher dan Tandan Buah Rebus
Crane
Mesin Uap
Persiapan Pengukuran hasil CPO pada
Storage Tank
103
Tankos dan Fiber bahan bakar boiler Pengangkutan fiber secara manual untuk
bahan bakar boiler
104
Bengkel Perbaikan Alat dan Mesin Gudang sparepart Alat dan Mesin
Pengolahan CPO dan PKO Pengolahan CPO dan PKO
Sample untuk Analisis Laboratorium Hasil Pengolahan Kelapa Sawit CPO dan
PKO