Anda di halaman 1dari 3

Rangka Atap 4,5 Ton Timpa Pekerja, Satu Tewas

7 September 2016

KABUPATEN Proyek pembangungan kolam renang internasional di


kompleks Stadion Kanjuruhan memakan korban jiwa. Satu nyawa
melayang dan enam korban luka-luka. Penyebabnya, rangka baja
penahan atap kolam renang ambruk sekitar pukul 14.15, kemarin
(6/9).
Belum diketahui dengan pasti penyebab ambruknya rangka baja
tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar
Malang, tiga rangka baja yang sudah terpasang itu tiba-tiba saja
ambruk dan menimpa buruh yang sedang bekerja di bawahnya.
Rangka baja dengan bobot 4,5 ton sepanjang 53 meter itu
menghantam lima pekerja yang berada di bawah bangunan.
Sedangkan satu pekerja lainnya yang berada di bagian atas
bangunan terjepit tiang rangka baja.
Dari keenam korban itu, satu di antaranya tewas, atas nama Reo
Hermawan Saputro, 23, asal Jombang. Korban meninggal dunia saat
dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan,
Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sedangkan enam korban menderita luka-luka antara lain Muh.
Nurhawi, 17; Puji Purwanto, 26; Ariyono,30; Setyo Bakti, 60; Johan
Kristofakonto,45; dan Roni, 35 tahun.
Di antara keenam korban luka-luka tersebut, korban bernama Roni
menderita luka paling parah. Warga Karanganyar, Kecamatan
Poncokusumo itu menderita luka parah di bagian kaki kiri dan anus
karena terjepit rangka baja dan besi tiang beton saat berada di
ketinggian sekitar 19 meter.
Salah satu pekerja bangunan kolam renang, Agus Ary Pambudi
mengatakan, insiden ambruknya proyek Pemkab Malang itu terjadi
saat pekerja sedang melakukan pengecatan dan pemasangan tali
tambang di atas rangka baja. Tiba-tiba ada semacam gerakan pada
rangka baja di kolom kedua. Akibat gerakan itu, rangka lainnya yang
juga terhubung, goyang dan runtuh ke arah utara. Dengan cepat dua
pekerja lainnya yang berada di atas melepaskan tali pengaman.
Nahas bagi pekerja yang berada di rangka ujung, karena tidak sempat
melepaskan tali. Dia terlilit dan terjepit runtuhan rangka baja.
Sedangkan rangka lainnya yang runtuh menimpa beberapa pekerja
yang berada di bagian bawah bangunan. Saat kejadian, memang
sedang tidak ada pekerjaan di bagian bawah. Hanya beberapa
pekerja sedang memegangi tali untuk menahan balok penyangga.
Saat kejadian tidak ada angin, tapi seperti ada yang menghentak di
rangka baja kolom kedua, kata Agus Ary Pambudi, yang juga kakak
ipar korban tewas, Reo Hermawan Saputro.
Agus yang saat itu bekerja di atas rangka baja mengakui berhasil
lolos karena bisa melepaskan tali pengaman. Meski dia sempat
bergelantungan di atas tali setingi 4 meter. Saat ada rangka baja
bergoyang, dia sempat berteriak ke teman-temannya yang ada di
bawah untuk segera menghindar. Karena rangka tidak langsung
ambruk. Tapi karena sudah panik semuanya jadi kacau. Saya
sempat berteriak agar minggir karena sudah mau roboh, jelasnya.
Rupanya teriakan Agus tidak bisa menyelamatkan adik iparnya yang
saat itu berada di bagian bawah. Adiknya tertimpa reruntuhan baja.
Proses penyelamatan berlangsung cukup menegangkan. Posisi
korban terjepit rangka baja dan tiang beton. Evakuasi dilakukan oleh
tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pemkab
Malang.
Evakuasi cukup menyulitkan petugas. Karena kaki kiri dan badan
korban terjepit rangka baja yang berat. Posisi korban juga cukup
menyulitkan. Petugas pun memotong rangka baja dengan
menggunakan gergaji mesin.
Selang 30 menit kemudian, korban berhasil dievakuasi. Dengan
kondisi lemah, korban diturunkan menggunakan katrol. Korban pun
dilarikan ke RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
Insiden kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa itupun
langsung ditangai aparat kepolisian. Polres Malang langsung
menerjunkan petugas untuk melakukan penyelidikan. Bahkan, polisi
juga langsung memasang police line di pagar proyek. Kami akan
melakukan penyelidikan mendalam terkait penyebab runtuhnya atap
bangunan kolam renang ini, kata Kabag Ops Polres Malang Kompol
Sunardi R.
Selain memasang police line, sejumlah petugas pun mengumpulkan
data dari kuli bangunan di sekitar kejadian yang menjadi saksi mata.
Kami juga akan memeriksa kondisi konstruksi sampai bisa roboh.
Karena ini sudah terpasang, harusnya sudah aman, kata dia.
Selain itu, pihaknya juga akan memeriksa kondisi proyek yang tidak
dilengkapi dengan alat berat. Karena diduga kecelakaan terjadi akibat
kelalaian pihak pelaksana. Selain jajaran kepolisian, insiden itu juga
ditangani oleh petugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Disnakertrans) Kabupaten Malang. Kasi Norma Keselamatan Kerja
Disnakertrans Kabupaten Malang Moch. Choirully Rachman bahkan
turun langsung ke TKP (tempat kejadian perkara) untuk meninjau
korban. Rully datang saat proses evakuasi satu korban yang masih
terjepit, Roni. Saya sedang mencari ahli K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja) konstruksi ini. Tapi sampai saat ini belum ketemu,
katanya.
Menurut Rully, saksi kunci yang mengetahui kondisi konstruksi ada
pada ahli K3. Namun hingga kemarin sore menjelang petang,
pihaknya tidak menemukan adanya ahli K3 di lokasi proyek. Jika
memang ternyata tidak ada ahli K3 di lokasi para pekerja, maka
sanksi sudah menunggu perusahaan pemberi kerja.
Sementara itu, pihak Disnakertrans Kabupaten Malang hingga
kemarin petang masih tidak bisa melacak perusahaan yang
mengerjakan proyek kolam renang internasional tersebut. Diakui dia
saat meminta informasi kepada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
(DCKTR) Kabupaten Malang sebagai pemilik proyek. Namun para
pejabat memilih tutup mulut.
Terpisah Kepala DCKTR Pemkab Malang Romdhoni juga tidak bisa
dihubungi. Nomor teleponnya juga tidak aktif. (haf/sah/c1/yak)

http://radarmalang.co.id/rangka-atap-45-ton-timpa-pekerja-satu-tewas-45178.htm

Anda mungkin juga menyukai