KABUPATEN Proyek pembangungan kolam renang internasional di
kompleks Stadion Kanjuruhan memakan korban jiwa. Satu nyawa melayang dan enam korban luka-luka. Penyebabnya, rangka baja penahan atap kolam renang ambruk sekitar pukul 14.15, kemarin (6/9). Belum diketahui dengan pasti penyebab ambruknya rangka baja tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Malang, tiga rangka baja yang sudah terpasang itu tiba-tiba saja ambruk dan menimpa buruh yang sedang bekerja di bawahnya. Rangka baja dengan bobot 4,5 ton sepanjang 53 meter itu menghantam lima pekerja yang berada di bawah bangunan. Sedangkan satu pekerja lainnya yang berada di bagian atas bangunan terjepit tiang rangka baja. Dari keenam korban itu, satu di antaranya tewas, atas nama Reo Hermawan Saputro, 23, asal Jombang. Korban meninggal dunia saat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Sedangkan enam korban menderita luka-luka antara lain Muh. Nurhawi, 17; Puji Purwanto, 26; Ariyono,30; Setyo Bakti, 60; Johan Kristofakonto,45; dan Roni, 35 tahun. Di antara keenam korban luka-luka tersebut, korban bernama Roni menderita luka paling parah. Warga Karanganyar, Kecamatan Poncokusumo itu menderita luka parah di bagian kaki kiri dan anus karena terjepit rangka baja dan besi tiang beton saat berada di ketinggian sekitar 19 meter. Salah satu pekerja bangunan kolam renang, Agus Ary Pambudi mengatakan, insiden ambruknya proyek Pemkab Malang itu terjadi saat pekerja sedang melakukan pengecatan dan pemasangan tali tambang di atas rangka baja. Tiba-tiba ada semacam gerakan pada rangka baja di kolom kedua. Akibat gerakan itu, rangka lainnya yang juga terhubung, goyang dan runtuh ke arah utara. Dengan cepat dua pekerja lainnya yang berada di atas melepaskan tali pengaman. Nahas bagi pekerja yang berada di rangka ujung, karena tidak sempat melepaskan tali. Dia terlilit dan terjepit runtuhan rangka baja. Sedangkan rangka lainnya yang runtuh menimpa beberapa pekerja yang berada di bagian bawah bangunan. Saat kejadian, memang sedang tidak ada pekerjaan di bagian bawah. Hanya beberapa pekerja sedang memegangi tali untuk menahan balok penyangga. Saat kejadian tidak ada angin, tapi seperti ada yang menghentak di rangka baja kolom kedua, kata Agus Ary Pambudi, yang juga kakak ipar korban tewas, Reo Hermawan Saputro. Agus yang saat itu bekerja di atas rangka baja mengakui berhasil lolos karena bisa melepaskan tali pengaman. Meski dia sempat bergelantungan di atas tali setingi 4 meter. Saat ada rangka baja bergoyang, dia sempat berteriak ke teman-temannya yang ada di bawah untuk segera menghindar. Karena rangka tidak langsung ambruk. Tapi karena sudah panik semuanya jadi kacau. Saya sempat berteriak agar minggir karena sudah mau roboh, jelasnya. Rupanya teriakan Agus tidak bisa menyelamatkan adik iparnya yang saat itu berada di bagian bawah. Adiknya tertimpa reruntuhan baja. Proses penyelamatan berlangsung cukup menegangkan. Posisi korban terjepit rangka baja dan tiang beton. Evakuasi dilakukan oleh tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pemkab Malang. Evakuasi cukup menyulitkan petugas. Karena kaki kiri dan badan korban terjepit rangka baja yang berat. Posisi korban juga cukup menyulitkan. Petugas pun memotong rangka baja dengan menggunakan gergaji mesin. Selang 30 menit kemudian, korban berhasil dievakuasi. Dengan kondisi lemah, korban diturunkan menggunakan katrol. Korban pun dilarikan ke RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Insiden kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa itupun langsung ditangai aparat kepolisian. Polres Malang langsung menerjunkan petugas untuk melakukan penyelidikan. Bahkan, polisi juga langsung memasang police line di pagar proyek. Kami akan melakukan penyelidikan mendalam terkait penyebab runtuhnya atap bangunan kolam renang ini, kata Kabag Ops Polres Malang Kompol Sunardi R. Selain memasang police line, sejumlah petugas pun mengumpulkan data dari kuli bangunan di sekitar kejadian yang menjadi saksi mata. Kami juga akan memeriksa kondisi konstruksi sampai bisa roboh. Karena ini sudah terpasang, harusnya sudah aman, kata dia. Selain itu, pihaknya juga akan memeriksa kondisi proyek yang tidak dilengkapi dengan alat berat. Karena diduga kecelakaan terjadi akibat kelalaian pihak pelaksana. Selain jajaran kepolisian, insiden itu juga ditangani oleh petugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Malang. Kasi Norma Keselamatan Kerja Disnakertrans Kabupaten Malang Moch. Choirully Rachman bahkan turun langsung ke TKP (tempat kejadian perkara) untuk meninjau korban. Rully datang saat proses evakuasi satu korban yang masih terjepit, Roni. Saya sedang mencari ahli K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) konstruksi ini. Tapi sampai saat ini belum ketemu, katanya. Menurut Rully, saksi kunci yang mengetahui kondisi konstruksi ada pada ahli K3. Namun hingga kemarin sore menjelang petang, pihaknya tidak menemukan adanya ahli K3 di lokasi proyek. Jika memang ternyata tidak ada ahli K3 di lokasi para pekerja, maka sanksi sudah menunggu perusahaan pemberi kerja. Sementara itu, pihak Disnakertrans Kabupaten Malang hingga kemarin petang masih tidak bisa melacak perusahaan yang mengerjakan proyek kolam renang internasional tersebut. Diakui dia saat meminta informasi kepada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Malang sebagai pemilik proyek. Namun para pejabat memilih tutup mulut. Terpisah Kepala DCKTR Pemkab Malang Romdhoni juga tidak bisa dihubungi. Nomor teleponnya juga tidak aktif. (haf/sah/c1/yak)