Anda di halaman 1dari 8

1.

Dekongestan nasal adalah alfa agonis yang banyak digunakan pada pasien rinitis alergi atau
rinitis vasomotor dan pada pasien ISPA dengan rinitis akut. Obat ini menyebabkan
venokonstriksi dalam mukosa hidung melalui reseptor alfa 1 sehingga mengurangi volume
mukosa dan dengan demikian mengurangi penyumbatan hidung. Berdasarkan cara
pemberiannya dapat dibedakan antara dekongestan oral dan dekongestan topikal Obat
dekongestan oral antara lain :
- Fenipropanolamin untuk dewasa maksimal 15 mg per takaran 3-4 kali sehari, untuk anak
6-12 tahun maksimal 7,5 mg per takaran 3-4 kali sehari.
- Fenilefrin untuk dewasa 10 mg 3 kali sehari, untuk anak 6-12 tahun 5 mg 3 kali sehari.
- Pseudoefedrin untuk dewasa 60 mg 3-4 kali sehari, untuk anak 2-5 tahun 15 mg 3-4 kali
sehari, untuk anak 6-12 tahun 30 mg 3-4 kali sehari.
- Efedrin untuk dewasa 25-30 mg setiap 3-4 jam, untuk anak sehari 3 mg/kg berat bada
dibagi dalam 4-6 dosis yang sama.
Dekongestan topikal adalah oksimetazolin dengan dosis untuk dewasa dan anak di atas 6
tahun 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,005% setiap lubang hidung, untuk anak usia 2-5
tahun 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,025% setiap lubang hidung.

2. Dosis obat anti tuberkulosis (OAT) pada dewasa dan anak !


Jenis obat utama yang digunakan adalah :
- Rifampisin dengan dosis dewasa 10-20 mg/kgBB/hari dan dosis maksimal 600 mg/hari.
Untuk dosis anak 10 mg/KgBB/hari
- Isoniazid dengan dosis dewasa 5-15 mg/kgBB/hari dan dosis maksimal 300 mg/hari.
Untuk dosis anak 10 mg/KGBB/hari
- Pirazinamid dengan dosis dewasa 15-30 mg/kgBB/hari dan dosis maksimal 2 000
mg/hari. Untuk dosis anak 20 mg/KgBB/hari
- Etambutol dengan dosis dewasa 15-20 mg/kgBB/hari dan dosis maksimal 1 250 mg/hari.
Untuk dosis anak 20 mg/KgBB/hari
- Streptomisin dengan dosis 1540 mg/kgBB/hari dan dosis maksimal 1 000 mg/hari

3. Perbedaan kedokteran nuklir dan radioterapi


Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi
terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, yang bertujuan untuk mempelajari
perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan
diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Isotop yang sering digunakan yaitu Iod-131
Radioterapi adalah suatu tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan menggunakan
radiasi pengion untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan pada sel
normal sekecil mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup. Pancaran
energi berupa gelombang elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma dan sinar X.

4. Anamnesis Telinga, Hidung dan Tenggorokan


Untuk anamnesis telinga, ada 5 hal penting yang harus ditanyakan yaitu
a. Gangguan pendengaran : hal-hal yang harus ditanyakan pada gangguan pendengaran :
- Apakah gangguan pendengaran pada satu atau kedua telinga?
- Apakah timbul tiba-tiba?
- Apakah bertambah berat secara bertahap atau lebih cepat?
- Apakah ada riwayat trauma kepala, telinga tertampar atau trauma akustik?
- Adakah riwayat pemakaian obat ototoksik?
- Adakah riwayat infeksi sebelumnya ?
- Adakah gangguan komunikasi atau bicara?
b. Telinga berbunyi atau tinnitus : yaitu berupa suara yang berdenging atau berdengung
yang dirasakan di telinga atau kepala, pada satu sisi atau kedua telinga yang disertai
dengan gangguan pendengaran atau pusing berputar.
c. Vertigo atau pusing berputar : yaitu adanya gangguan keseimbangan berupa rasa ingin
jatuh disertai mual, muntah dan rasa perih di telinga
d. Otalgia atau nyeri pada telinga : hal-hal yang perlu ditanyakan yaitu :
- Sudah berapa lama nyeri dirasakan ?
- Apakah nyeri pada satu sisi atau kedua sisi?
- Adakah nyeri alih atau tidak?
e. Otore (sekret) : hal-hal yang perlu ditanyakan yaitu :
- Apakah sekret keluar dari satu sisi atau kedua telinga?
- Adakah nyeri yang dirasakan?
- Sudah berapa lama secret keluar dari teliga?

Untuk anamnesis pada Hidung, hal-hal yang perlu ditanyakan :


a. Sumbatan pada hidung, hal-hal yang perlu ditanyakan :
- Apakah sumbatan pada kedua hidung hanya sebelah atau secara bergantian ?
- Sudah berapa keluhan sumbatan pada hidung dialami?
- Apakah berlangsung terus menerus atau hilang timbul ?
- Adakah riwayat kontak dengan allergen ?
- Adakah riwayat pemakaian obat tetes hidung atau dekongestan jangka panjang ?
- Adakah riwayat komsumsi alcohol ?
b. Secret hidung, hal-hal yang perlu ditanyakan adalah :
- Apakah secret keluar satu lubang hidung atau keduanya ?
- Apakah konsistensi secret cair atau kental atau berupa nanah atau darah ?
- Kapan waktu secret keluar ?
- Adakah riwayat infeksi saluran pernapasan ?
- Apa warna sekretnya ?
- Apakah secret berbau atau tidak ? bagaimana baunya ?
c. Bersin, hal-hal yang perlu ditanyakan yaitu :
- Apakah bersin berulang-ulang atau tidak ?
- Adakah riwayat terpapar allergen ?
- Apakah ada keluar secret ?
- Apakah ada rasa gatal pada hidung, telinga dan tenggorokan ?
d. Rasa nyeri pada wajah dan kepala , hal-hal yang perlu ditanyakan :
- Apakah ada nyeri pada dahi, pangkal hidung dan tengah kepala ?
- Apakah nyeeri atau rasa berat timbul saat menundukkan kepala atau saat sholat ?
- Berapa lama nyeri berlangsung ? berapa jam atau hari ?

e. Perdarahan hidung, hal-hal yang perlu ditanyakan :


- Apakah perdarahan pada satu lubang atau kedua lubang hidung ?
- Apakah perdarahan sudah sering terjadi ?
- Apakah perdarahannya mudah berhenti atau tidak ?
- Adakah riwayat trauma wajah dan hidung ?
- Adakah riwayat kelainan darah, hipertensi atau penggunaan obat koagulan ?
f. Gangguan penghidu, hal-hal yang perlu ditanyakan yaitu :
- Apakah ada anosmia (tidak bisa mencium bau) atau hiposmia (penurunan penciuman
bau)
- Apakah ada riwayat infeksi ?
Untuk anamanesis Tenggorokan, hal-hal yang perlu ditanyakan :
a. Nyeri tenggorokan, hal-hal yang perlu ditanyakan :
- Apakah nyerinya hilang timbul atau menetap ?
- Apakah nyeri disertai dengan demam atau batuk ?
- Apakah ada riwayat merokok ?
b. Nyeri menelan, yang peru ditanyakan apakah nyeri dirasakan menjalar sampai ke telinga?
c. Dahak tengggorokan, yang perlu diperhatikan yaitu :
- Apakah dahak diakibatkan oleh inflamasi ?
- Apakah dahak bercampur lender atu darah ?
- Apakah dahak dapat dibatukkan atau tidak ?
d. Sulit menelan atau disfagia, hal-hal yang peru ditanyakan :
- Sudah berapa lama disfagia dirasakan ?
- Apakah makanan yang sulit ditelan padat atau cair ?
- Apakah terdapat muntah saat menelan ?
- Adakah penurunan berat badan atau tidak ?
e. Rasa sumbatan di leher, hal-hal yang perlu ditanyakan :
- Sudah berapa lama dirasakan ?
- Dimana lokasi rasa sumbatan itu dirasakan ?
f. Suara serak atau disfonia dan tidak ada suara atau afonia, yang perlu ditanyakan :
- Berapa lama dirasakan ?
- Adakah riwayat peradangan pada hidung dan tenggorokan ?
- Apakah disertai batuk, ngilu atau penurunan berat badan ?
g. Batuk, yang perlu ditanyakan :
- Berapa lama keluhan dirasakan ?
- Apakah ada factor pencetus ?
- Apa yang dibatukkan ?
- Apakah ada riwayat perokok ?
h. Rasa ada sesuatu di tenggorokan, yang perlu diperhatikan :
- Berapa lama hal itu dirasakan ?
- Apakah ada keluhan lain yang menyertai, berhubungan dengan keluhan mental dan
fisik ?

5. TASK FORCE pada Rhinosinusitis kronik


Menurut TASK FORCE : disebut rhinosinusitis kronik bila terdapat gejala selama 12 minggu
dengan dua gejala mayor atau satu gejala mayor dan dua gejala minor.
Gejala Mayor (diberi 2 poin) Gejala Miyor (diberi 1 poin)
- Gangguan penciuman - Sakit kepala
- Secret purulen - Otalgia
- Hidung tersumbat - Halitosis
- Batuk
- Nyeri tekan pada wajah
- Nyeri gigi
- Demam - Lelah

Pengukuran skoring untuk menentukan gejala klinik :


a. Jika skor < 8, maka termasuk rhinosinusitis kronik derajat ringan
b. Jika skor > 8, maka termasuk rhinosinusitis kronik derajat sedang-berat

6. PENGGOLONGAN ANTIHISTAMIN
Golongan dan Dosis dewasa Dosis anak Masa Kerja
contoh obat
ANTIHISTAMIN GENERASI I
Etanolamin
-Karbinoksamin 4-8 mg 3-4 jam
-Difenhidramin 25-50 mg 4-6 jam
-Dimenhidrinat 50 mg 4-6 jam
(garam
difenhidramin)

Etilenediamin
-Pirilamin 25-50 mg 4-6 jam
-Tripelenamin 25-50 mg 4-6 jam
Piperazin
-Hidroksizin 25-100 mg 6-24 jam
-Siklizin 25-50 mg 4-6 jam
-Meklizin 25-50 mg 12-24 jam
Alkilamin
-Klorfeniramin 4-8 mg 4-6 jam
-Bromfeniramin 4-8 mg 4-6 jam
Derivat fenotiazin
-Prometazin 10-25 mg 4-6 jam
Lain-lain
-Siproheptadin 4 mg 6 jam
-Mebhidrolin 50-100 mg 4 jam
napadisilat
ANTIHISTAMIN GENERASI II
Astemizol 10 mg sekali sehari < 24 jam
Loratadin 10 mg sekali sehari 6-12 th: 10 mg sehari sekali 24 jam
2-5 th: 5 mg sehari sekali
Setirizine 5-10 mg sekali sehari >6 th: 5 mg sehari sekali 12-24 am
ANTIHISTAMIN GENERASI III

Feksofenadin 60 mg dua kali sehari 6-11 th : 30 mg dua 12-24 jam


atau 180 mg sekali kali sehari
sehari
Disloratadin 5 mg per hari 6 -11 thn : 2,5 mg per 24 jam
hari
Levosetirisin 5 mg per hari 6 -11 thn : 2,5 mg per 24 jam
hari

7. Gambaran Circulus Willisi


BAGIAN ILMU THT-KL JULI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAD

KUMPULAN TUGAS THT-KL

Disusun Oleh :

SILVIA GREIS
N 111 14 051

Pembimbing :

Kompol dr. Benyamin F.L S, Sp. THT-KL

DEPARTEMEN BAGIAN THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
JULI
2017

Anda mungkin juga menyukai