Anda di halaman 1dari 4

Bolehkah Puasa Asyura Padahal Jatuh

Pada Hari Sabtu?


November 23, 2012

Ditulis Oleh Ustadz Alfian

Sebagaimana diketahui, bahwa tanggal 10 Muharram tahun 1434 ini jatuh pada hari Sabtu.
Bolehkah berpuasa Asyura, sementara harinya bertepatan dengan hari Sabtu? Berikut
jawaban dari Al-Allamah Ibn Baz dan Al-Allamah bin Utsaimin :

Pertanyaan :

Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh

Sebagaimana anda ketahui bahwa hari ke-9 muharram 1415 H bertepatan dengan hari Sabtu,
sehingga hari ke-10 jatuh pada hari Ahad, berdasarkan kalender Ummul Qura. Maka dalam
rangka mengamalkan hadits Kalau aku hidup hingga tahun depan, niscaya aku akan
berpuasa hari ke-9 dan ke-10. Maka aku berpuasa dua hari, Sabtu dan Ahad.

Namun salah seorang ikhwah tidak setuju dengan puasa pada hari Sabtu. Dia mengatakan,
bahwa puasa tathawwu pada hari Sabtu terlarang, sebagaimana terdapat dalam sebuah
hadits. Kemudian dia menyebutkan makna hadits tersebut tanpa menyebutkan teksnya.

Maka karena keinginanku untuk mendapatkan kejelasan tentang masalah ini, dan dalam
rangka mengamalkan perintah Allah, Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu jika
kamu tidak mengetahui. Maka aku sangat berharap dari anda untuk menjelaskan masalah
ini lengkap dengan penyebutan haditsnya serta kedudukannya. Kemudian apa nasehat anda
terkait dengan permasalahan ini?

Jawab :

Waalaikumussalamu warahmatullah wabarakatuh

Hadits dimaksud adalah hadits yang dikenal dan ada tersebutkan dalam kitab Bulughul
Maram pembahasan tentang shiyam (puasa). [1] Hadits tersebut adalah hadits yang dhaif
(lemah), syadz (ganjil), dan menyelisihi hadits-hadits shahih lainnya. Di antaranya sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :


Janganlah kalian berpuasa pada hari jumat, kecuali apabila kalian (juga) berpuasa sehari
sebelumnya atau sehari setelahnya. (Al-Bukhari 1985)

Maklum bahwa sehari setelah hari Jumat adalah hari Sabtu.

Dan beliau Shallallahu alaihi wa sallam :

:

Pernah berpuasa pada hari Sabtu dan hari Ahad, beliau mengatakan : Dua hari tersebut
adalah hari raya kaum musyrikin, maka aku ingin menyelisihi mereka. (HR. Ahmad)

Hadits-hadits tentang makna ini sangat banyak. Semuanya menunjukkan bolehnya berpuasa
tathawwu pada hari Sabtu.

Waalaikumussalamu warahmatullah wabarakatuh

Mufti Umum Kerajaan Arab Saudi

Pimpinan Haiah Kibaril Ulama dan Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa

(Majmu Fatawa wal Maqalat XV/412-413)

Penjelasan Asy-Syaikh Al-Utsaimin :

Dalam kesempatan ini, aku ingin menjelaskan tentang sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Dawud, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :



Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu, kecuali puasa yang diwajibkan atas kalian.
Maka apabila kalian tidak mendapati (untuk makan) kecuali kulit anggur atau kayu pohon,
maka makanlah.

Hadits tersebut, Abu Dawud sendiri mengatakan, bahwa Malik rahimahullah yaitu Al-
Imam Malik bin Anas mengatakan, bahwa hadits tersebut didustakan atas nama Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam. Dan itu bukan hadits yang shahih. Pada hakekatnya,
barangsiapa yang merenungkan makna hadits tersebut, maka dia akan mendapati
kegoncangan pada sanadnya, dan keganjilan atau kemungkaran pada matan/teksnya.
Adapun kegoncangan pada sanadnya, maka para ulama telah menjelaskan, dan mereka
menjelaskan tentang sebab-sebab kegoncangannya. Barangsiapa yang ingin merujuk kepada
penjelasan para ulama tersebut, silakan.

Adapun keganjilan atau kemungkaran pada sanadnya, karena telah sah dari Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya,
bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam masuk menemui istrinya Juwairiyah bintu
Harits radhiyallahu anha pada hari Jumat, maka Juwariyah mengatakan bahwa dirinya
sedang berpuasa. Maka Rasulullah bertanya, Apakah engkau puasa kemarin? Juwairiyah
menjawab, Tidak. Beliau bertanya lagi, Apakah kamu hendak berpuasa besok?
Juwairiyah menjawab, Tidak. Maka beliau bersabda, Kalau begitu berbukalah
sekarang.

Maklum bahwa esok hari dari hari Jumat adalah hari Sabtu. Inilah sabda Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam dalam riwayat Al-Bukhari bahwa beliau mengizinkan puasa
hari Sabtu.

Demikian pula hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu anha,
mengatakan bahwa Rasulullah berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad lebih banyak daripada
hari-hari lain, beliau mengatakan : Dua hari tersebut adalah hari raya kaum musyrikin,
maka aku ingin menyelisihi mereka. (HR. Ahmad)

Maka telah pasti dari Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, baik ucapan maupun
perbuatan beliau, bahwa puasa hari Sabtu tidak haram.

Sementara para ulama berbeda pendapat terkait dengan hadits yang melarang puasa hari
Sabtu, dari sisi pengamalannya. Di antara ulama ada yang berpendapat bahwa hadits
larangan tersebut tidak diamalkan secara mutlak, dan puasa hari Sabtu tidak mengapa, baik
puasa pada hari Sabtu secara tersendiri atau pun tidak. Karena haditsnya tidak shahih.
Sementara hadits shahih tidak bisa ditegakkan di atasnya hukum apapun.

Di antara ulama ada menshahihkan atau menghasankan hadits tersebut. Mereka mengatakan,
cara menjamak (memadukan) antara hadits tersebut dengan hadits-hadits lainnya adalah :
bahwa yang dilarang adalah apabila menyendirikan puasa pada hari Sabtu. Yakni puasa
hanya pada hari Sabtu saja, tidak puasa pada hari Jumat sebelumnya tidak pula hari Ahad
setelahnya. Ini adalah pendapat Al-Imam Ahmad. Beliau mengatakan, apabila bersama hari
Sabtu ia berpuasa pada hari lain juga maka tidak mengapa. Seperti kalau dia berpuasa hari
Jumat dan Sabtu, atau berpuasa hari Sabtu dan Ahad.

Demikian pula pendapat kami. Apabila pada hari Sabtu bertepatan dengan hari yang
disyariatkan padanya berpuasa, seperti hari Sabtu bertepatan dengan hari Arafah atau hari
ke-10 Muharram, maka tidak terlarang puasa pada hari Sabtu tersebut. Karena yang terlarang
adalah apabila berpuasa karena hari Sabtunya, yakni berpuasa karena hari Sabtu karena
meyakini adanya keistimewaan hari tersebut.

Aku perlu ingatkan masalah ini, karena aku mendengar bahwa ada yang berpuasa hari ke-9
dan ke-10 Muharram, namun salah satu dari dua hari tersebut jatuh pada hari Sabtu. Maka
ada sebagian orang yang melarang berpuasa pada hari Sabtu dan memerintahkan untuk
berbuka. Ini adalah kesalahan. Hendaknya akhi tersebut bertanya terlebih dahulu sebelum
berfatwa tanpa ilmu.
(Majmu Fatawa wa Rasa`il Al-Utsaimin XX/38)

[1][1] Yaitu hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu. Teks haditsnya :

, ,


,

Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu, kecuali puasa yang diwajibkan atas kalian.
Maka apabila kalian tidak mendapati (untuk makan) kecuali kulit anggur atau kayu pohon,
maka makanlah.

Anda mungkin juga menyukai