Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1106007041
UDG Konservasi
Dosen Penguji :
1. drg. Munyati Usman, Sp.KG(K)
2. drg.Shalina Ricardo, Sp.KG
1. Persiapan pasien
2. Anestesi menggunakan teknik mandibular blok
3. Preparasi akses
Pembukaan atap kamar pulpa dilakukan dari oklusal sesuai bentuk regangan kavitas,
yaitu pada gigi 46 berbetntuk segitiga dengan pucak berada di saluran akar distal.
Kemudian haluskan menggunakan bur diamendo. Sudut-sudut kavitas sedapat
mungkin berada di tepi orifis untuk memudahkan masuknya jarum endodontik ke
saluran akar.
Akses dikatakan selesai bila jaringan karies dan restorasi buruk sudah tidak ada, atap
pulpa terangkat semua (anterior pandangan ke saluran akar jelas, posterior orifis
terlihat jelas), jarum endodontik dapat masuk ke dalam saluran akar tanpa hambatan.
5. Jika gigi vital, maka pembuangan jaringan pulpa dilakukan dengan ekstirpasi
menggunakan jarum ekstirpasi yang sesuai dan dimasukkan sedalam 2/3 panjang
kerja estimasi (diukur dari foto radiograf diagnostik), diputar 180%, kemudian
diangkat. Dilakukan sedalam 2/3 panjang kerja karena bentuk anatomis di 1/3 apikal
bulat dan sempit sehingga ada resiko terjepit dan patahnya jarum ekstirpasi.
- Olesi EDTA sebelum alat digunakan dan irigasi dengan NaOCL 2,5% setiap
pergantian alat.
- Cek dengan memasukkan KGU sepanjang kerja, spreader dapat masuk 2mm lebih
pendek dari panjang kerja (berarti saluran akar sudah berbentuk taper/corong)
- Evaluasi hasil preparasi :
- Seluruh dinding saluran kara telah halus
KGU sesuai dengan FAU
Ada apical stop dan tug back
Kecorongan saluran akar telah didapat. Pada teknik step back, kecorongan
dapat diperiksa dengan memasukan KGU sepanjang kerja ditambah
dengan spreader yang dapat masuk sampai 2 mm lebih pendek dari
panjang kerja yang menandakan saluran akar telah terpreparasi dan
berbentuk flare. Sedangkan pada teknik crown down, kecorongan telah
didapat dari bentuk instrument protaper sehingga KGU yang digunakan
berupa single cone.
- Lakukan foto KGU
11. Medikasi saluran akar
- Irigasi dengan NaOCL 2,5%, lalu keringkan dengan paper point
- Aplikasikan medikamen, pada kasus ini menggunakan ChKM
Cara : Teteskan ChKM pada cotton pellet, kemudian peras hingga cairan tidak
menetes (karena jika tidak diperas, medikamen berlebih dan mengalir ke
periapkes sehingga dapat mengiritasi jaringan), lalu letakkan di dalam kavitas,
karena yang dibutuhkan dari ChKM adalah uapnya (uap dapat berpenetrasi ke
dalam tubuli dentin).
1. Persiapan pasien
2. Anestesi
3. Preparasi akes
4. Irigasi dengan NaOCL 2,5%
5. Jika gigi vital, lakukan ekstirpasi
6. Penjajakan saluran akar dengan file ukuran kecil (file no 10)
7. Preparasi orifis menggunakan :
- Perparasi crown down dilakukan menggunakan SX sepanjang 2/3 panjang kerja
estimasi.
- Lanjutkan dengan S1, kemudian S2 sepanjang 2/3 panjang kerja estimasi.
- Setiap instrumen diolesi dengan EDTA dan setiap pergantian alat dilakukan
irigasi NaOCl 2,5 % per orifis.
- Gerakan protaper : Rotasi searah jarum jam sampai sepanjang kerja, bila ada
hambatan (belum sepanjang kerja), putar 45 derajat - 90 derajat secara
berlawanan arah jarum jam, kemudian lanjutkan lagi searah jarum jam.
-
8. Penentuan panjang kerja sebenarnya
- Pada radiograf diagnostik, ukur jarak titik acuan ke apeks lalu dikurangi 2mm
(untuk mengkompensasi terjadinya distorsi pada radiograf) untuk
mendapatkan panjang kerja estimasi
- Masukkan file awal sepanjang kerja estimasi (agar terlihat di radiograf, min no
15), kemudian lakukan foto alat. File awal adalah file terbesar yang pas di 1/3
apikal saluran akar sampai sepanjang kerja sebelum dilakukan preparasi
apikal.
- Tentukan panjang kerja sebenarnya, yaitu 1mm lebih pendek dari apeks
radiograf.
9. Preparasi apikal
- Preparasi menggunakan :
S1, rekapitulasi dengan file no 10
S2, rekapitulasi dengan file no 15
F1, rekapitulasi dengan file no 15
F2, rekapitulasi dengan file no 20
F3, rekapitulasi dengan file no 25
Preparasi dilakukan sepanjang kerja, olesi EDTA sebelum alat digunakan dan
irigasi dengan NaOCL 2,5% setiap pegantian alat.
- Preparasi selesai dilakukan jika :
Dinding saluran akar telah halus dan seluruh infected dentin terangkat, ditandai
dengan sudah terlihat bubuk dentin sehat berwarna putih pada kapas yang
menampung irigasi.
10. Percobaan master cone sesuai dengan nomor FAU sepanjang kerja. Hasil
preparasi yang baik akan menyediakan retensi dan resistensi bagi master cone.
Retensi didapat dari adanya snug berupa tahanan di 1/3 apikal ketika master cone
diangkat.. Resistensi didapat dari adanya apical stop yang berfungi untuk
mencegah terdorongnya bahan pengisi ke area apikal.
a. Endomethason
Terdiri dari liquid yang berupa eugenol dan powder yang mengandung :
- Dexamethason : merupakan kortikosteroid untuk menurunkan inflamasi
- Paraformaldehyd : bakterisidal
Caranya adalah dengan mengaduk powder dan liquid hingga diperoleh konsistensi
seperti krim (diangkat 3cm tidak putus)
b. Semen ZOE
Terdiri dari liquid berupa eugenol dan powder berupa zinc oxide. ZOE ada yang
mengandung paraformaldehyd sebagai antimikrobial, germicides sebagai antiseptik,
rosin sebagai ikatan dentin yang lebih besar
c. Chlroropercha
Merupakan campuran white guttapercha dengan chloroform. Namun bahan ini sudah
jarang dipakai karena efek toksisitasnya.
d. Ca(OH)2
Memiliki efek therapeutic dan antimikrobial karena kemampuannya merilis ion
hidroksil dan pH yang tinggi, namun sifat kohesifnya rendah.
Komposisi :
- Sealapex : Terdiri dari base (Calsium hydroxide, zinc oxide) dan catalyst
(barium sulfate, titanium dioxide, zinc stearate)
- CRCS : Terdiri dari powder (calcium hydroxide, zinc oxide, bismuth dioxide)
dan liquid (eugenol, eucalyptol)
- Apexit : Terdiri dari base (calcium hydroxide, zinc oxide, calcium oxide, ,
zinc stearate, silicon dioxide, hydrogenized colophony, tricalcium phospate,
polydimethylsiloxane) dan activator (trimethyl hexanedioldiasalicylate,
bismuth carbonate basic, bismuth oxide, silicon dioxide, zinc stearate)
e. Polymer
- AH26 merupakan resin epoksi yang dikembangkan pertamakali sebagai single
obturation material. AH26 memiliki flow yang bagus, dapat melekat baik
dengan dinding dentin, dan memiliki setting time yang cukup ( > 8 jam).
Melepaskan formaldehyd saat polimerisasi.
- AH plus yang terdiri dari campuran dua pasta, namun tidak melepaskan
formaldehyd selama setting, memiliki waktu setting yang lebih pendek (8
jam), flow nya lebih baik dibandingkan AH26.
f. GIC
Tidak mudah larut, sukar dirawat ulang, dan diketahui dapat menyebabkan iritasi
jaringan.
Medikamen saluran akar
a. Eugenol
Kandungan
Phenol (golongan minyak essensial)
Efek
o Memiliki efek sedative dan anodyne effect (efek sedative dari eugenol karena
kemampuannya dalam memblok atau mengurangi aktivitas inpuls saraf)
o Memiliki aroma yang tidak menyengat disbanding yang lain
o Pada konsentrasi tinggi toksik, dan dapat menyebabkan iritasi jika berkontak
dengan jaringan lunak
Indikasi
o Pada pengangkatan jaringan pulpa yang belum selesai.
Cara kerja
o Diuapkan
Cara aplikasi
o Kanal dikeringkan dengan paper point
o Teteskan pipet eugenol pada cotton pellet, diperas hingga tidak ada
kelebihan eugenol.
o Masukkan cotton pellet pada kamar pulpa dan tutup dengan cavit.
b. ChKM
Kandungan
27% 4-chlorophenol: bersifat bakterisida
71% champor: sebagai sarana pengencer, meningkatkan kerja uap, dan
mengurangi efek iritasi
2% menthol: mengurangi sifat iritasi dan rasa sakit dan sebagai astringent.
Sifat
o Antibakteri
o Efektif terhadap bakteri anaerob, dan efektif membunuh E. faecalis
o Mengurangi rasa sakit
Indikasi
o Desinfektan setelah preparasi kavitas dan jaringan pulpa sudah
terekstirpasi semua
o Efektif untuk lesi periapikal
o Pada keadaan pulpitis kronis ataupun nekrosis pulpa yang disertai
periodontitis apikalis kronik
Kekurangan
o Efek toksik
o Efek antibakteri hanya jangka pendek
Cara kerja
o Diuapkan
Cara aplikasi
o Kanal dikeringkan dengan paper point
o Teteskan pipet ChKM pada cotton pellet, dan peras pada cotton roll
hingga tidak ada kelebihan ChKm
o Masukkan cotton pellet pada kamar pulpa dan tutup dengan cavit.
c. Cresophene
Kandungan
o 30 g parachlophenol sebagai antibakteri
o 5 g timol sebagai antibakteri (phenol)
o 64,9 g champer berfungsi untuk meningkatkan kerja uap phenol
o 0,1 g dexamethasone berfungsi sebagai antiinflamsi (kortikosteroid)
Efek
o Kortikosteroid sebagai antiinflamasi
o Mengurangi nyeri post operatif
Indikasi
o Pada keadaan abses kronis
Cara kerja
o Diuapkan
Cara aplikasi
o Kanal dikeringkan dengan paper point
o Teteskan pipet cresophene pada cotton pellet dan keringkan
o Peras cotton pellet pada cotton roll hingga tidak ada kelebihan cresophene
o Masukkan cotton pellet cresophene pada kamar pulpa dan tutup dengan
cavit
d. Ca(OH)2 Pasta
Sifat
o Solubilitas rendah pada air
o Berisfat alkaline
o Membunuh bakteri dengan kontak langsung pada lesi
o Mencegah pertumbuhan mikroba dalam kanal
o Ca2+ menstimulasi, migrasi, dan proliferasi sel, serta merangsang
mineralisasi
o Menstimulasi BMP sehingga terjadi kalsifikasi tulang
o Inaktivasi lipopolisakarida sehingga membantu perbaikan jaringan
periapikal
o Stabil dalam 2-3 minggu
o Memiliki efek antimiroba luas namun tidak spesifik terhadap E. faecalis
Indikasi
o Gigi nekrotik dengan kontaminasi bakteri
o Penggunaan pasta Ca(OH) jika preparasi apikal sudah mencapai FAU
o Pada saat keadaan abses kronis setelah saluran akar di medikamen ChKM
namun masih ada infeksi di periapikal
Cara kerja
o terurai data berkontak dengan cairan, bersifat bakterisidal karena suasana
basa kuat.
o Jaringan pada kondisi inflamasi memiliki ph 3 (sangat asam) sehingga
dengan adanya basa kuat maka ph jaringan dapat menjadi netral dan
menstimulasi sel mesenkim mencapai ph sesuai untuk regenerasi jaringan.
Hal tersebut menyebabkan terjadi penurunan osteoklas dan peningkatan
aktivitas osteoblas dan fibroblast sehingga merangsang pnyembuhan
jaringan periapikal
Efek
o Secara kimia
Merusak membrane sitoplasma dan protein mikroba dengan aksi
langsung ion hidroksil
Menggangu metabolisme seluler
o Secara fisik
Mengisi ruang dalam kanal sehingga mencegah masuknya bakteri
Membunuh mikroorganisme yang tersisa
o Secara biologis
Kompatibel: solubilitas rendah terhadap air
Kemampuan tinggi dalam penyembuhan jaringan keras
periapikal
Stimulasi penyembuhan periapikal
Aplikasi
o Kanal dikeringkan dengan paper point
o Pasta Ca(OH) diletakkan didalam saluran akar sepanjang kerja dengan
menggunakan lentulo
o Kavitas dibatasi cotton pellet dan tutup dengan cavit
e. Ledermix
Kandungan
o Triamcinolone acetonide berfungasi mengurangi inflamasi, nyeri, dan
pembengkakan
o Demeclocyclin hydrochloride antibiotik tetrasiklin untuk menekan bakteri
Indikasi
o Digunakan bila preparasi sudah selesai mencapai FAU
o Penggunaannya harus bijak karena dapat menyebabkan diskolorasi
Cara kerja
o Obat berpenetrasi melalui difusi tubuli dentin dan masuk kedalam
sirkulasi
Cara aplikasi
o Kanal dikeringkan dengan paper point
o Pasta dioleskan pada ujung paperpoint
o Paperpoint diletakkan sepanjang kerja, lalu tumpat dengan cavit