Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL PENELITIAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN MELALUI


PENERAPAN METODE IMPROVE DENGAN MEDIA PADA MATERI
BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS VIII
DI SMP NEGERI ILATH

DISUSUN OLEH :

SUKIA WABULA
2013 12 502

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DERUSSALAM

AMBON

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dengan

petunjuknya sehingga penulisan dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini dengan

judul DESKRIPSI KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI PENERAPAN METODE IMPROVE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA

KONGKRIT PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS VIII SMP NEGERI ILATH

Selama penulis menyusun proposal ini hingga selesai maka penulis dapat

menyampaikan banyak terima kasih

Selama penulis mengikuti pendidikan serta seluruh rekan-rekan fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan yang telah membantu hingga selesai pembuatan proposal

ini dengan baik.

Akhirnya dengan penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis

senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi peyempurnaan

proposal ini.

Ambon, Desember 2014

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGGANTAR...i

DAFTAR ISI....ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...1


1.2 Rumusan Masalah..5
1.3 Tujuan Penelitian ..5
1.4 Manfaat Penelitian.....................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemampuan Metakognisi.7

2.2 Peranan Metakognisi Dalam Pembelajaran..8

2.3 Metode Improve...................12

2.4 Teori Yang Mendukung Metode Improve...................14

2.5 Media...................16

2.6 Ruang Lingkup Materi.17

2.7 Kerangka Berpikir....................19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian.21

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian...21

3.3 Populasi dan Sampel21

3.4 Variabel Penalitian....22


3.5 Instrumen Penelitian.....................22

3.6 Prosedur Penelitian.......................23

3.7 Teknik Penggumpulan Data.24

3.8 Teknik Analisis Data........25

DAFTAR PUSTAKA27

DAFTAR LAMPIRAN

- RPP
- SILABUS
- LKS
- SOAL TES
- LEMBAR OBSERVASI

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun,

kenyataan dilapangan banyak siswa masih mengalami banyak kesulitan dalam belajar.

Salah satu penyebabnya adalah kurangnya siswa berlatih dalam menggunakan media

kongkrit terkait materi yang disampaikan. Sehingga pembelajaran kurang bermakna.

Ditambah lagi kurangnya sarana dan prasarana serta metode pembelajaran yang di

gunakan .
Metode Improve [1] merupakan salah satu metode yang memiliki tingkat

kebermaknaan tinggi. Dalam metode ini, siswa dikenalkan pada satu konsep baru,

memberikan pertanyaan- pertanyaan metakognitif dan kemudian berlatih memecahkan

masalah terkait materi. Kemudian guru meriview kesulitan-kesulitan yang dialami siswa.

Siswa juga dapat menverifikasi dan mengevaluasi apa yang mereka pelajari sehingga

dapat memperkaya pengetahuan mereka.

Era globalisasi yang saat ini tengah berlangsung menuntut Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas terutama dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Kualitas

SDM ini erat kaitannya dengan pendidikan sebab pendidikan merupakan salah satu proses

perubahan intelektual manusia ke arah yang lebih baik. Besar kemungkinan, SDM yang

berkualitas akan banyak terbentuk melalui pendidikan. Salah satu upaya pendidikan yang

menghasilkan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan matematika. Matematika

merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari dan diajarkan disetiap jenjang

pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika diajarkan

kepada siswa sebagai upaya untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama sehingga sangat berguna bagi

peserta didik dalam berkompetensi di masa depan. Matematika sebagai wahana

pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya
mencerdaskan siswa, akan tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta

mengembangkan keterampilan tertentu.

Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan untuk adanya interaksi yang

terjadi antara guru dengan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental

sehingga siswa menjadi mandiri. Pendidikan merupakan faktor terjadinya belajar (Gagne

dan Berliner ,1984:267) menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, kontruktif dan mampu

merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan menggunakan

pengetahuan yang telah diperolenya, dalam proses belajar mengajar anak mampu

mengidentifikasi, merumuskan masaalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis,

menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Dalam proses belajar siswa selalu menampakan keaktifan, kearifan itu beraneka

ragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis

misalnya menggunakan khasanan pengetahuan yang di miliki dalam memecahkan

masaalah yang di hadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain,

menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain, belajar haruslah dilakukan

sendiri oleh siswa .Belajar adalah mengalami, dan belajar tidak bisa dilimpahkan kepada

orang lain.

Teori madun mengemukakan bahwa siswa dalam suatu media atau lapangan

pisikologis dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai tetapi

selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka motif untuk mengatasi

hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Siswa merupakan

individu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis.Tiap siswa

memiliki perbedaan satu dengan yang lain.


Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.

Setiap siswa belajar menurut tempu kecepatan-nya sendiri dan untuk setiap kelompok

umum terdapat variasi kecepatan belajar (Davies,1987:32). Kesadaran dirinya berbeda

dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi

sendiri, implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa.

Dari pendapat di atas maka jelas suatu kometensi bukan hanya sekedar akumulasi

dari sejumlah pengetahuan tetapi juga sikap dan ketrampilan yang tercermin dalam

perilaku kehidupan. Dengan demkian pelajaran matematika sebagai salah satu mata

pelajaran yang diberikan dan wajib dipelajari oleh setiap siswa seharusnya mengacu pada

pencapaian kompetensi. Artinya pelajaran matematika bukan hanya sekedar pelajaran

yang harus menghafal rumus-rumus tetapi bagaimana materi pelajaran yang di hafalkan

itu dapat mengembangkan sikap dan kemampuan tertentu sehingga dapat meningkatkan

kualitas kehidupan siswa.

Pada kenyataannya berdasarkan hasil observasi dilakukan oleh guru dalam proses

belajar mengajar matematika masih bersifat menonton. Diperoleh pemahaman bahwa

dalam mengikuti pelajaran siswa selalu dituntut mendengarkan informasi dari guru

sehingga banyak diantara siswa yang merasa bosan, akhirnya melakukan aktifitas

pelajaran matematika seperti mencoret-coret buku, mengganggu temannya mengggambar

dan lain sebagainya. Secara umum berasumsi bahwa pelajaran yang sangat menakutkan

bagi siswa yang akhirnya berpengaruh pada interaksi proses belajar mengajar.

Kondisi proses belajar mengajar seperti tersebut berdampak pada hasil belajar

matematika. Perolehan rata-rata hasil belajar matematika yang sangat rendah perlu

ditindak lanjuti oleh guru di kelas dengan memperbaiki proses belajar mengajar. Adanya

latar belakang maka mendorong penilitian untuk mempebaiki pembelajaran dalam mata
pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat

siswa lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran matematika dan menguasai

materi pembelajaran melalui peniltian hasil belajar siswa. DESKRIPSI KEMAMPUAN

METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE

IMPROVE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KONGKRIT PADA MATERI

BANGUN RUANG KELAS VIII DI SMP NEGERI ILATH .

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penilitian ini adalah

bagaimana metode improve dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan

media kongkrit, dapat meningkat porofil hasil belajar bangun ruang pada siswa kelas VIII

SMP NEGERI ILATH.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penilitian ini bertujuan agar penerapan pembelajaran metode improve dalam

pembelajaran matematika dengan menggunakan media kongkrit, dapat meningkatkan

porofil hasil belajar bangun ruang pada siswa kelas VIII SMP NEGERI ILATH dan dapat

mempermudah siswa dalam belajar.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat pelaksanaan penilitian ini antra lain:

1. Bagai siswa, untuk meningkatkan minat, motivasi dan kemampuan dalam memahami

konsep-konsep matematika sehingga hasil belajarnya dapat meningkat.


2. Bagi guru, dengan penilitian ini :
a.Guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendapatan pembelajaran

dikelas dan dirumah sehingga konsep-konsep matematika yang dianjurkan guru dapat

dikuasai siswa.
b.Guru akan terbiasa untuk melakukan penilitian tindakan kelas dengan
merencanakan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang baru guna meningkatkan

hasil belajar siswanya.


3. Bagi sekolah, penilitian ini akan memberi konstribusi positif pada sekolah

dalam rangka perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran.


4. Bagi penilitian, menambah wawasan /pengetahuan/ketrampilan kuhususnya terkait

dengan penilitian yang menggunakan metode improve dalam pembelajaran

matematika.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEMAMPUAN METAKOGNISI

Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada tahun

1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada pendefinisiannya. Hal ini berakibat bahwa

metakognisi tidak selalu sama didalam berbagai macam bidang penelitian psikologi, dan juga

tidak dapat diterapkan pada satu bidang psikologi saja. Namun demikian, pengertian
metakognisi yang dikemukakan oleh para peneliti bidang psikologi, pada umumnya

memberikan penekanan pada kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri.

Gerlach, (2011)

Wellman (1985) menyatakan bahwa: Metakognisi adalah suatu bentuk kognisi, proses

berpikir urutan kedua atau lebih tinggi yang melibatkan kontrol aktif atas proses kognitif. Hal

ini dapat hanya didefinisikan sebagai berpikir tentang berpikir atau kognisi seseorang

tentang kognisi Metakognisi sebagai suatu bentuk kognisi, atau proses imunisasi meliputi

tingkat berpikir yang lebih tinggi, melibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif.

Flavell & Brown dalam menyatakan bahwa metakognisi adalah pengetahuan

(knowledge) dan regulasi (regulation) pada suatu aktivitas kognitif seseorang dalam proses

belajarnya. Sedangkan Moore (2004) menyatakan bahwa: Metakognisi mengacu pada

pemahaman seseorang tentang pengetahuannya, sehingga pemahaman yang mendalam

tentang pengetahuannya akan mencerminkan penggunaannya yang efektif atau uraian yang

jelas tentang pengetahuan yang dipermasalahkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan-

kognisi adalah kesadaran seseorang tentang apa yang sesungguhnya diketahuinya dan

regulasi-kognisi adalah bagaimana seseorang mengatur aktivitas kognisifnya secara efektif.

Karena itu, pengetahuan-kognisi memuat pengetahuan deklaratif, prosedural, dan

kondisional, sedang regulasi-kognisi mencakup kegiatan perencanaan, prediksi, monitoring

(pemantauan), pengujian, perbaikan (revisi), pengecekan (pemeriksaan), dan evaluasi.

Berdasarkan beberapa pengertian metakognitif beberapa ahli di atas disimpulkan bahwa

metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita

bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk

keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas

metakognitif dapat diistilahkan sebagai thinking about thingking


2.2 PERANAN METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN

1. Keberhasilan Belajar

Sebagaimana dikemukakan pada uraian sebelumnya bahwa metakognisi pada dasarnya

adalah kemampuan belajar bagaimana seharusnya belajar dilakukan yang didalamnya

dipertimbangkan dan dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut .

Mengembangkan suatu rencana kegiatan belajar.

Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya berkenaan dengan kegiatan belajar.

Menyusun suatu program belajar untuk konsep, keterampilan, dan ide-ide yang baru.

Mengidentifkasi dan menggunakan pengalamannya sehari-hari sebagai sumber

belajar.

Memanfaatkan teknologi modern sebagai sumber belajar.

Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah kelompok.

Belajar dari dan mengambil manfaat pengalaman orang-orang tertentu yang telah

berhasil dalam bidang tertentu.

Belajar dari dan mengambil manfaatkan pengalaman orang-orang tertentu yang telah

berhasil dalam bidang tertentu.

Memahami faktor-faktor pendukung keberhasilan belajarnya.

Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas dapat dinyatakan bahwa keberhasilan seseorang

dalam belajar dipengaruhi oleh kemampuan metakognisinya. Jika setiap kegiatan belajar
dilakukan dengan mengacu pada indikator dari learning how to learn maka hasil optimal

akan mudah dicapai.

2. Pengembangan Metakognisi dalam Pembelajaran

Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka upaya untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan meningkatkan metakognisi

mereka. Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti membangun fondasi untuk belajar

secara aktif. Guru sebagai sebagai perancang kegiatan belajar dan pembelajaran, mempunyai

tanggung jawab dan banyak kesempatan untuk mengembangkan metakognisi pembelajar.

Strategi yang dapat dilakukan guru atau dosen dalam mengembangkan metakognisi peserta

didik melalalui kegiatan belajar dan pembelajaran adalah sebagai berikut.

1) Membantu peserta didik dalam mengembangkan strategi belajar dengan:

Mendorong pembelajar untuk memonitor proses belajar dan berpikirnya.

Membimbing pembelajar dalam mengembangkan strategi-strategi belajar yang

efektif.

Meminta pembelajar untuk membuat prediksi tentang informasi yang akan muncul

atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca atau pelejari.

Membimbing pembelajar untuk mengembangkan kebiasaan bertanya.

Menunjukkan kepada pembelajar bagaimana teknik mentransfer pengetahuan, sikap-

sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan dari suatu situasi ke situasi yang lain.


2) Membimbing pembelajar dalam mengembangkan kebiasaan peserta didik yang baik

melalui :

a) Pengembangan kebiasaan mengelola diri sendiri

Pengembangan kebiasaan mengelola diri sendiri dapat dilakukan dengan : (1)

mengidentifikasi gaya belajar yang paling cocok untuk diri sendiri (visual, auditif, kinestetik,

deduktif, atau induktif); (2)memonitor dan meningkatkan kemampuan belajar (membaca,

menulis, mendengarkan, mengelola waktu, dan memecahkan masalah); (3) memanfaatkan

lingkungan belajar secara variatif (di kelas dengan ceramah, diskusi, penugasa, praktik di

laboratorium, belajar kelompok, dst).

b) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir positif

Kebiasaan berpikir positif dikembangkan dengan : (1) meningkatkan rasa percaya diri (self-

confidence) dan rasa harga diri (self-esteem) dan (2) mengidentifikasi tujuan belajar dan

menikmati aktivitas belajar.

c) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis

Kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis dikembangkan dengan : (1) membuat keputusan

dan memecahkan masalah dan (2) memadukan dan menciptakan hubungan-hubungan

konsep-konsep yang baru.

d) Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya

Kebiasaan bertanya dikembangkan dengan : (1) mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep

utama dan bukti-bukti pendukung; (2) membangkitkan minat dan motivasi; dan (3)

memusatkan perhatian dan daya ingat.


Pengembangan metakognisi pembelajar dapat pula dilakukan dengan aktivitas-aktivitas yang

sederhana kemudian menuju ke yang lebih rumit.

2.3 METODE IMPROVE

Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu perkembangan yang cukup

pesat. Hal ini dikarenakan tuntutan zaman yang senantiasa berubah cepat. Hal ini juga akan

kita temukan pada perkembangan metode pembelajaran matematika khususnya. Pada

awalnya metode menghafal dan menerima dengan praktis suatu konsep tertentu merupakan

ciri khas dari pembelajaran. Namun seiring berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan,

mulai dikembangkan metode-metode pembelajaran yang mendorong siswa menemukan

sendiri suatu konsep dengan bimbingan dari fasilitator. Salah satu metode pembelajaran yang

mendorong siswa dapat menemukan sendiri suatu konsep pembelajaran adalah metode

Improve.

Mavarech dan Kramarski (1997: 365-394) menyebutkan bahwa IMPROVE

merupakan akronim dari (Introducing the New Concept, Metacognitive Questioning,

Practicing, Reviewing and Reducing Difficulties, Obtaining Mastery, Verification, and

Enrichment) merupakan metode yang setiap kata dalam akronimnya merupakan langkah

pembelajaran: [1]

1. Introducing the New Concept. Siswa diberikan suatu konsep baru oleh guru tanpa

memberikan hasil akhir atau bentuk jadinya saja. Konsep ini diberikan dengan

menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa terlibat secara aktif dan

dapat menggali kemampuan diri mereka sendiri.


2. Meta-cognitive Questioning. Pertanyaan yang dapat diajukan guru kepada siswa

meliputi pertanyaan pemahaman misalnya seorang guru memberikan permasalahan

kepada siswa mengenai suatu materi, setelah itu guru bertanya kepada siswa, Apa

masalah ini?, pertanyaan koneksi merupakan pertanyaan mengenai apa yang siswa

dapat sekarang dengan apa yang telah didapatnya dahulu, misalnya, Apakah masalah

sekarang sama atau berbeda dari pemecahan masalah yang telah Anda lakukan dimasa

lalu?, Pertanyaan strategi berkaitan dengan solusi-solusi yang akan diajukan siswa

untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya seperti Strategi apa yang cocok

untuk memecahkan masalah tersebut?dan pertanyaan refleksi yang mendorong siswa

untuk mempertimbangkan cara atau strategi yang telah diajukannya seperti Apakah

strategi itu merupakan solusi yang masuk akal untuk memecahkan masalah ini?. [2]

3. Practicing. Siswa diajak untuk berlatih memecahkan masalah secara langsung. Hal ini

sangat bermanfaat untuk meningkatkan penguasaan materi dan mengasah kemampuan

serta keterampilan siswa.

4. Reviewing and Reducing Difficulties. Biasanya pada saat latihan langsung, siswa

banyak mengalami kesulitan. Pada tahap ini guru mencoba untuk melakukan review

terhadap kesalahan-kesalahan yang dihadapi siswa dalam memahami materi dan

memecahkan permasalahan.

5. Obtaining Mastery. Siswa diberikan tes yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan

materi siswa.

6. Verification. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi siswa mana yang telah mencapai

batas kelulusan yang dikategorikan sebagai siswa yang sudah menguasai materi dan

siswa mana yang belum mencapai batas kelulusan yang dikategorikan sebagai siswa

yang belum menguasai materi.


7. Enrichment. Pada tahap ini dilakukan pengayaan terhadap siswa yang belum

menguasai materi dengan kegiatan remedial.

2.4 TEORI YANG MENDUKUNG METODE IMPROVE

2.4.1 Teori Metakognisi

Metakognisi merupakan unsur utama dalam penerapan metode Improve. Hal ini

dikarenakan metakognisi bagian terpenting dari urutan metode Improve dan yang

membedakan metode Improve dengan metode lainnya yang sejenis.

Kesuksesan seseorang dalam meyelesaikan masalah antara lain bergantung pada

kesadaran tentang apa yang mereka ketahui dan bagaimana dia melakukannya. Metakognisi

merupakan teori yang berkaitan dengan pengenalanterhadap diri sendiri dan bagaimana dia

mengontrol serta menyesuaikan perilakunya. Anak perlu menyadari akan kelebihan dan

kekurangan yang dimilikinya. Menurut Tim MKPBM (2001: 95) metakognisi adalah suatu

bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan dapat

terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang dimungkinkan memiliki

kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah, karena dalam setiap langkah yang dia

kerjakan senantiasa muncul pertanyaan: Apa yang saya kerjakan?, Mengapa saya

mengerjakan ini?, Hal apa yang bisa membantu dalam menyelesaikan masalah ini?.

Menurut Nurul Zuriah (2009: 3) metakognisi adalah sesuatu yang berkenaan dengan

refleksi diri, tanggung jawab pribadi, dan kesadaran diri. Siswa yang diberi kesempatan dan

latihan untuk mengembangkan kemampuan metakognitif akan menjadi penyelesai soal yang

baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metakognisi merupakan

aktivitas abstrak yang tidak terlihat secara fisik karena merupakan proses berpikir atau lebih

tepatnya adalah proses refleksi diri seseorang dalam memecahkan suatu masalah, mulai dari
perencanaan, pemilihan strategi, analisis keefektifan strategi sampai pada tahap perubahan

strategi penyelesaian masalah jika diperlukan. Keterampilan metakognisi ini sangat

dibutuhkan oleh setiap siswa dalam menunjang proses belajarnya. Oleh karena itu, peran

serta guru sangatlah penting dalam rangka menumbuhkembangkan kemampuan metakognitif

siswa.

Perkembangan metakognisi dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk

mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang

yang dia observasi. Menurut Tim MKPBM (2001: 96), beberapa hal yang dapat dilakukan

guru untuk menolong mengembangkan kesadaran metakognisinya antara lain melalui

kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Ajukan pertanyaan yang berfokus pada apa dan mengapa seperti Apa yang kamu

lakukan saat mengerjakan soal ini?, Mengapa kamu harus memeriksa kembali pekerjaan

yang sudah selesai?.

b. Kembangkan berbagai aspek pemecahan masalah yang meningkatkan prestasi seperti:

suatu masalah dapat diselesaikan dalam beberapa alternatifpenyelesaian, masalah tertentu

memerlukan waktu lama untuk diselesaikan, dan tidak selamanya masalah yang memuat

informasi yang lengkap.

c. Dalam proses pemecahan suatu masalah, anak harus secara nyata melakukannya secara

mandiri atau berkelompok sehingga mereka merasakan langsung liku-liku proses menuju

suatu penyelesaian masalah.

2.5 MEDIA

2.5.1 Pengertian Media pembelajaran


Media pembelajaran menurut Zainal Aqib (2013 : 50-52) adalah segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar

terhadap si pembelajar (siswa)

2.5. Jenis- Jenis Media

Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika untuk tingkat sekolah

menengah pertama meliputi berbagai macam bentuk yaitu :

a. Benda asli yang ada lingkungan siswa.

b. Lambing bilangan.

c. Bentuk bangun ruang

d. Papan flannel

e. kartun

2.5.2 Pengertian Media Bangun Ruang

Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan titik

sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk passif, berongga dan kerangka.

Bentuk- bentuk bangun ruang yang sudah di kenal yaitu: kubus, balok, prisma, limas,

kerucut, bola.

2.6 RUANG LINGKUP MATERI

2.5.1 Pengertian Bangun Ruang

Bangun ruang adalah bangun matematika yang memiliki isi atau volume.

2.5.2 Pengertian Luas Permukaan Bangun Ruang

Luas daerah permukaan bangunruang adalah juamlah luas seluruh permukaannya yaitu

luas bidang- bidang sisinya. Pada pembelajaran matematika di SD kelas V sudah di bahas

tentang macam-macam bangun ruang yaitu kubus, balok, tabung, limas, prisma, kerucut dan
bola. Akan tetapi, pada penelitian ini lebih di fokuskan pada 3 bangun yaitu : bangun kubus,

balok dan tabung.

a. Kubus

Gambar 2.1 kubus

Ciri- ciri kubus:

1. Jumlah bidang sisi 6 buah yang berbentuk bujur sangkar

2. Memiliki 8 titik sudut.

3. Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang.

4. Semua sudutnya siku-siku

5. Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang.

Volume (v) = S x S x S = S3

Luas permukaan (L) = 6 x S x S = 6s2

Keliling (K) = 12 x S

b. Balok
Gambar 2.2 Balok

Ciri- ciri balok :

1. Alasnya berbentuk segi empat.

2. Terdiri dari 12 rusuk

3. Mempunyai 6 bidang sisi.

4. Memilili 8 titik sudut.

5. Seluruh sudutnya siku-siku.

6. Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang.

Volume = p x l x t

Luas permukaan = 2 x {(p x l) + (p x t) (l x t)}

c. Tabung

Gambar 2.3 tabung

Ciri- ciri tabung :

1. Mempunyai 2 rusuk.

2. Alas dan atapnya berbentuk lingkaran.

3. Mempunyai 3 bidang sisi ( 2 biadng sisi lingkaran atasdan bawah, 1 bdang

selimut)

Volume tabung = luas alas x tinggi


2
Luas alas = luas lingkaran alas tabung = r dengan = 22/7 atau

= 3,14

Volume tabung = x r2 x t
Luas selimut =2 xrxt

Luas permukaan tabung = 2 x luas alas + luas selimut tabung

Luas permukaan tabung = (2 x x r2 ) + ( 2 x r x t) = 2 r (r + t)

Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih KTSP (2006 :214- 229)

2.6 KERANGKA BERPIKIR

Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika adalah minat

siswa untuk belajar matematika itu sangat rendah. Hal itu terjadi ketika guru menyampaikan

materi pembelajaran tidak di sertai dengan media pembelajaran (alat peraga) justru hanya

mengandalkan metode ceramah. Sehingga siswa tidak tertarik untuk mempelajri dan

memahami materi matematika. Dengan sikap guru yang cenderung menggunakan metode

pembelajaran yang bersifat monoton tanpa da fariasi dapat menimbulkan rasa kejenuhan bagi

siswa dalam memperhatikan penjelasan dari guru.

Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, maka sudah sewajarnya jika seorang

guru di tuntut untuk menggunakan media dan metode pembelajaran dalam kegiatan

pembelajarn dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran

matematika yang di ajarkan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 TIPE PENELITIAN

Tipe penelitian deskritif yang digunakan metode Improve dengan menggunakan

media kongkrit pada materi bangun ruang.

3.2 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

a. Waktu penelitian direncanakan 2 bulan yaitu bulan Juli sampai Agustus.

b. Lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri Ilath Desa Ilath Kecamatan

Batabual.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Ilath tahun

pelajaran 2015/ 2016. Kelas VIII dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B,

dan VIII C. Jumlah keseluruhan siswa kelas VIII 105 siswa yang masing- masing

kelas memiliki 35 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel yang dilakukan dengan mempertimbangkan siswa mendapatkan materi

berdasarkan kurikulum yaitu KTSP, usia siswa relatif sama dan berada pada tingkat
yang sama yaitu kelas VIII, serta mendapatkan pelajaran matematika dalam jumlah

jam pelajaran yang yang telah di tentukan oleh pihak sekolah. Kelas eksperimen

diberi perlakuan pembelajaran metode IMPROVE dengan menggunakan media

kongkrit, dan penelitian ini menggunakan siswa kelas VIII A, VIII B, dan VIII C,

dengan jumlah siswa secara keseluruhan dalam kelas VIII yaitu 105 orang siswa.

3.4 VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas

dan variabel terikat.Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pemberian perlakuan pembelajaran yaitu metode IMPROVE dengan menggunakan

Media Kongkrit. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan

masalah siswa.

3.5 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen merupakan alat ukur yang di gunakan untuk mendapatkan

karakteristik tentang data secara objektif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

instrument penelitian adalah lembar kerja siswa yang berupa lembar kerja kelompok

dan lembar kerja individual. Lembar kerja kelompok diberikan pada saat

pembelejaran dan di kerjakan secara kelompok. Lembar kerja individual diberikan

dua pertemuan sekali atau tiap akhir pembelajaran. Lembar kerja ini diberikan untuk

menggetahui pemahaman siswa terhadap materi yang di pelajari.

Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat

pratindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran dilaksanakan.

1. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa


dan kinerja guru selama proses pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah lembar observasi.

2. Tes Tertulis

Tes tertulis digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa. Bentuk tes yang

digunakan adalah Uraian .

3.6 PROSEDUR PENELITIAN

Instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tahap Persiapan

a. Menentukan populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Ambon.

b. Menentukan sampel penelitian.

c.Menentukankelas uji coba.

d. Menyiapkan instrumen yang akan digunakan, yaitu:

1) silabus dan RPP untuk materi kubus dan balok;

2) kisi-kisi soal uji coba; dan

3) soal dan kunci jawaban soal uji coba.

e. Mengujicobakan instrumen pada kelas uji coba.

f. Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui validitas item, reliabilitas tes, tingkat

kesukaran, dan daya beda item. Soal yang tidak memenuhi persyaratan tidak

digunakan dalam tes evaluasi pada kelas eksperimen dan kontrol.

(2) Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan

pembelajaran metode IMPROVE dengan menggunakan media komputer dan pada

kelas kontrol menggunakan pembelajaran ekspositori.

b. Melaksanakan tes evaluasi.


(3) Tahap Akhir .

a. Mengolah data dan menganalisis data yang telah dikumpulkan.

b. Menyusun hasil penelitian

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat

pratindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran dilaksanakan.

1. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa

dan kinerja guru selama proses pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah lembar observasi.

2. Tes Tertulis

Tes tertulis digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa. Bentuk tes yang

digunakan adalah Uraian .

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data digunakan untuk mengolah data hasil belajar siswa, aktivitas

belajar siswa, dan performansi guru. Secara lebih rinci data yang akan dianalisis yaitu

sebagai berikut:

3.7.1 Data Nilai Hasil Belajar Siswa

Teknik analisis data nilai hasil belajar siswa digunakan untuk menganalisis

data nilai hasil tes formatif pada siklus I dan II. Rumus-rumus yang digunakan

untuk menganalisis data tersebut yaitu sebagai berikut:

3.7.1.1 Nilai Akhir Hasil Belajar Siswa

Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai

berikut:
N A= SP X bobot soal
SM
Keterangan:

NA = Nilai Akhir

SP = Skor perolehan

SM = Skor maksimal

Bobot soal = Bobot soal keseluruhan

(BSNP 2007: 25)

3.6.1.2 Rata-rata Nilai

Untuk menentukan rata-rata nilai digunakan rumus sebagai berikut:

NR = NA
SN
Keterangan:

NR = Nilai Rata-rata

NA = Nilai Akhir

SN = Banyak Siswa

(Poerwanti dkk 2008: 6-25)


DAFTAR PUSTAKA

Davies, (1987: 32) Pengelolaan Belajar. Jakarta : CV Rajawali.

Gegne dan berliner , (1984 : 267) When children and adults do not use learning strategies:

Toward a theory of settings. Review of Educational Research

Gerlach , (2011). Teaching and Media. A. Systematic Approach. Englewood Clifft:

Prentice-Hill, Inc

M. Cholikn Adinawan Sugijono KTSP (2006) Matematika untuk smp kelas IX penerbit

Erlangga

Mevarech, Z. R & Kramarski, B.(1997 : 365-394 ) Mathematical Modeling and

Metacognitive Instruction. Bar-Ilan University, Ramat-Gan 52900 Israel. [Online].

Tersedia di: http://www.icme-organisers.dk/tsg18/S32MevarechKramarski.pdf [13 April

2010]

MKPBM (2001: 95-96) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas, Jakarta

Moore,Toward a Theory of Work-Based Learning. IEE Brief

Nurul Zuriah, Inovasi Model Pembelajaran Demokratis. Malang: UMM Pres

Sadiman (1999:6) Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Taccasu project (2008)

Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih KTSP (2006 : 214-228) Matematika 2

SMP dan MTS untuk kelas VIII Penerbit Esis.

Zainal Aqib (2013:50-52) Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(inovatif) Penerbit Yrama Widya


DAFTAR LAMPIRAN
- RPP

- SILABUS

- LKS

- SOAL TES

- KUNCI JAWABAN SOAL TES

- LEMBAR OBSERVASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII

Semester : 2 (dua)

Waktu : 3 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat bangun ruang serta hubungan antar bangun ruang.

B. Kompetensi dasar

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang.

C. Indikator

1. Menghitung luas permukaan bangun ruang (balok) dengan rumus.

2. Menghitung luas permukaan bangun ruang (kubus) dengan rumus.

3. Menghitung luas permukaan bangun ruang (tabung) dengan rumus.

D. Tujuan Pembelajaran

Dengan penjelasan dari guru, siswa dapat :

1. Menghitung luas permukaan bangun ruang (balok) dengan rumus.

2. Menghitung luas permukaan bangun ruang (kubus) dengan rumus.

3. Menghitung luas permukaan bangun ruang (tabung) dengan rumus.

E. Dampak Pengiring

Siswa diharapkan dapat menerapkan cara menghitung luas permukaan bangun

ruang (balok, kubus, tabung) dengan rumus dalam kehidupa sehari-hari.

F. Materi Pembelajaran
Menghitung luas permukaan bangun ruang

1. Luas permukaan balok

Luas permukaan bangun ruang atau luas jaring-jaring balok

= 2 x {(px l) + (l x t) + (p x t)}

= 2 x {(8 cm x 4 cm) + (4 cm x 5 cm) + (8 cm x 5 cm)}

= 2 x (32 cm2 + 20 cm2 + 40 cm2)

= 2 x 92 cm2

= 184 cm2

Jadi rumus luas permukaan balok adalah

2 x {(px l) + (l x t) + (p x t)}

2. Luas permukaan kubus

kubus dengan panjang rusuk s = 4 cm Permukaan kubus mempunyai 6 sisi yang sama besar.

Maka luas permukaan bangun kubus =6xsxs

= 6 x 4 cm x 4 cm
= 96 cm2

Jadi rumus luas permukaan kubus adalah

6 x s x s atau 6 x s4

3. Luas permukaan tabung

Panjang pada selimut tabyng (berupa persegi panjang)

= Keliling lingkarab (pada alas dan tutup tabung)

Jadi luas selimut tabung

= Keliling alas x tinggi

= 22 x d x t atau 3,14 x d x t
7
Maka luas permukaan tabung adalah

= (22 x d x t ) + (2 x 22 x r x r )
7 7
Atau

(3,14 x d x t ) + (2 x 3,14 x r x r )

Kegiatan awal

a. Guru mengabsen siswa

b. Siswa disuruh mengamati benda-benda disekitarnya.

c. Tanya jawab tentang benda-benda yang berbentuk bangun ruang (balok,

kubus dan tabung)

d. Guru membagi siswa dalam kelompok.


e. Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan soal-soal pada lembar kerja.

f. Saat siswa belajar kelompok, guru berkeliling untuk memotivasi,

memfasilitasi dan membimbing siswa sekaligus melakukan proses penilaian.

g. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengerjakan hasil diskusinya di

papan tulis.

h. Kelompok yang lain memberi tanggapan.

i. Pemberian penghargaan bagi kelompok yang berprestasi.

j. Siswa dengan bimbingan guru menyusun kesimpulan.

Kegiatan akhir

k. Siswa menyelesaikan soalevaluasi secara individu.

l. Refleksi bersama tentang materi dan proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

m. Program tindak lanjut pemberian pekerjaan rumah.

Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Demonstrasi

d. Diskusi

e. Pemberian tugas

f. Sumber belajar dan media pembelajaran

Sumber belajar

1. Buku kurikulum 2006

2. Lingkungan sekitar

Media pembelajaran

1. Gambar bangun ruang (balok, kubus, tabung)


2. Model bangun ruang (balok, kubus, tabung)

Penilaian

1. Prosedur penilaian : - Pos tes (Tes akhir)

- Proses Penilaian

2. Jenis penilaian : Tertulis

3. Bentuk penilaian : Isian

Uraian

4. Alat penilaian : - LKS

- Soal evaluasi

- Kunci jawaban

Lembar tes/evaluasi

Hitunglah luas permukaan bangun ruang di bawah ini dengan menggunakan

rumus yang benar !

1.

luas permukaan balok = cm2

2.

Luas permukaan balok = cm2


3.

Luas permukaan kubus = cm2

4.

luas permukaan tabung = cm2

Kunci jawaban :

1. Luas permukaan balok = 2 x {(p x l ) + (p x t ) + ( l x t ) }

= 2 x {(12cm x 8cm )+ (12cm x 4cm) + (8cm x 4cm)}

= 2 x (96 cm2) + (48 cm2) + (32 cm2)

= 2 x 176 cm2

= 352 cm2

2.Luas permukaan balok = 2 x {(p x l) + (p x t) + (l x t)}

= 2 x {(10cm x 3cm) + (10cm x 4cm) + (3cm x 4cm)}

= 2 x (30 cm2) + (40 cm2) + (12cm2)

= 2 x 82 cm2

= 164 cm2

3.Luas permukaan kubus =6xsxs

= 6 x 4cm x 4cm

= 6 x 16 cm2

= 96 cm2
4. Luas permukaan tabung = xdxt( x r x r)

= 22 x 7cm x 18cm + (2 x 22 x 7 x 7)
7 7
2 2
= 396 cm + 308 cm

= 704 cm2

Mengetahui Peneliti

Kepala Sekolah

A.Masbait S.Sos Sukia Wabula


Nip : 19630605198411 1002 Npm : 2013 12 502
LEMBAR KERJA SISWA

A. Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang di batasi oleh 6 buah bidang persegi yang

kongruen dan tegak lurus terhadap biadang alas dan bidang atas. Amatilah abngun

yang berbentuk kubus. Permukaan kubus semuanya berbentuk persegi yang sama dan

sebangun. Coba ingat kembali persegi atau persegi panjang. Dimana persegi

merupakan bentuk khusus dari persegi panjang, karena kubus memiliki persegi-

persegi yang sama dan sebangun, sehingga dapat kita katakanbahwa kubus

merupakan bentuk khusus dari balok.

Keterangan:

1. Dari alat peraga yang suda kalian dapatkan, kalian memperoleh

kerangka kubus.

2. Lipatlah hingga berbentuk bangun ruang. Disebut apakah kotak

yang kalian dapatkan.

Tentukan :

a. Berapa banyak titik sudutnya ? sebutkan

b. Berapa banyak rusuk-rusuk kubus ? sebutkan

c. Sebutkan rusuk- rusuk yang sejajar ?


d. Sebutkan rusuk-rusuk yang berpotongan ?

e. Berapa banyak bidangnya ?

f. Bidang alasnya.

g. Bidang atasnya.

h. Sisi yang tegak.

i. Bidang- bidang yang sejajar.

j. Bidang-bidang yang berpotongan.

k. Apakah rusuk AB sejajar dengan CD ? sebutkan alasanya

l. Apakah rusuk AB berpotongan dengan rusuk DH ? sebutkan alasanya

B. Balok

Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi panjang.

Setiap bidang sisinya akan selalu tegak lurus dengan bidang alas dan atas.

Keterangan :

1. Dari alat peraga yang suda kalian dapatkan kalian

memperoleh kerangka balok.

2. Lipatlah hingga berbentuk bangun ruang. Disebut

apakah kotak yang kalian dapatkan.

Selidiki :

a. Berapa banyak titik sudutnya ? sebutkan

b. Berapa banyak rusuk-rusuk balok ? sebutkan

c. Sebutkan rusu-rusuk yang sejajar ?


d. Sebutkan rusuk-rusukyang saling tegak lurus ?

e. Sebutkan rusuk-rusuk yang berpotongan ?

f. Berapa banyak bidang yang terbentuk ? sebutkan

g. Sebutkan bidang alasnya ?

h. Sebutkan bidang atasnya ?

i. Sebutkan bidang- bidang yang sejajar ?

j. Sebutkan garis diagonal bidang ?

k. Sebutkan garis diagonal ruang ?

C. Tabung

Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua daerah lingkaran yang sejajar dan

sama ukurannya serta sebuah bidang lengkung yang berjarak sama jauh ke porosnya dan

yang simetris terhadap porosnya memotong kedua daerah lingkara tersebut tepat pada kedua

daerah lingkaran itu.

Keterangan :

1. Dari alat peraga yang suda kalian dapatkan

kalian memperoleh kerangka tabung.

2. Lipatlah hingga berbentuk bangun ruang.

Disebut apakah kotak yang kalian dapatkan.

Selidiki :

a. Berapa banyak rusuk-rusuk tabung ? sebutkan


b. Berapabanyak bidang-bidang yang terbentuk ? sebutkan

c. Sebutkan bidang alasnya ?

d. Sebutkan bidang atasnya


SOAL TES

1. Perhatikan gambar dibawah ini

Bidang yang sejajar dengan ABCD adalah bidang

a. ABFE c. ADHE

b. EFGH d. CDHG

2. Jika diketahui panajng rusuknya 6 cm hitung panjang diagonal sisinya.

a. 6 cm2 c. 5 2 cm2

b. 7 cm2 d. 6 2 cm2

3. Jika panjang rusuk kubus 5 cm, maka panjang diagonalnya adalah

a. 6 2 cm2 c. 52 cm2

b. 6 3 cm2 d.53 cm2

4. Jika panjang rusuk kubus adalah 6 cm, maka diagonal ruangnya

a. 62 c 52

b. 63 d. 53

5. Perhatikan gambar di bawah ini

Garis yang sejajar dengan garis pada bidang BCGF adalah

a. ED c.AH
b. EG d.BD

6. Pada balok ACBD, EFGH soal no 4 jika di ketahui AB 10 cm, BC 8 cm dan BF 6 cm,

tentukan paanjang BH.

a. 55 cm c.52 cm

b. 53 cm d. 5 cm

7. Panjang rusuk balok 7 cm, maka panjang diagonal bidang adalah

a. 14 cm2 c. 72 cm2

b. 49 cm2 d. 142 cm2

8. Perhatikan gambar di bawah ini

Banyaknya sisi tabung adalah

a. 2 c. 1

b. 3 d. 4

9. Berapakah banyaknya rusuk tabung

a. 1 c. 2

b. 5 d. 3

10. Sisi lengkung tabung disebut juga

a. Rusuk lengkung c. bidang lengkung

b. Diagonal d.selimut tabung


KUNCI JAWABAN SOAL TES

1. B (EFGH)

2. D

Misal pankang diagonalnya AC

AC2 = AB2 + BC2

= 62 + 62

= 36 + 36

= 72

AC = 72 = 62 cm2

3. D

Missal diagonal ruangnya BH

BH2 = BD2 + DH2

= (52)2 + 52

= (252) + 25

= 75

BH = 75 = 53

4. B (63 cm2 )

5. C (AH)

6. C

panjang diagonal sisi kubus misalnya AC

AC2 = S2 + S2
= 7 2 + 72

= 49 + 49

= 98

AC = 98 = 7 2

7. BH = diagonal ruang balok

AC2 = AB2 + BC2

= 102 + 82

= 100 + 64

= 164

BH2 = AC2 + DH2

= 164 + 62

= 164 + 36

= 200

BH = 200 = 10 2 cm2

8. A (2)

9. C (2)

10. D (selimut tabung )


LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN

No Aspek yang diamati Ya Tidak


1 Aktif mendengarkan penjelasan guru
2 Aktif menjawab pertanyaan dari guru

dan mampu membuat benda-benda

bangun ruang
3 Rasa ingin tahu dan keberanian siswa

meningka
4 Kreaktifitas dan inisiatif siswa

meningkat
5 Aktif dalam menggerjakan tugas-tugas

pembelajaran

a. Tugas individu
b. Tugas kelompok
Menggetahui Peneliti

Sukia Wabula

2013 12 502

Anda mungkin juga menyukai