DISUSUN OLEH :
SUKIA WABULA
2013 12 502
UNIVERSITAS DERUSSALAM
AMBON
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dengan
KONGKRIT PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS VIII SMP NEGERI ILATH
Selama penulis menyusun proposal ini hingga selesai maka penulis dapat
keguruan dan ilmu pendidikan yang telah membantu hingga selesai pembuatan proposal
penyusunan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi peyempurnaan
proposal ini.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGGANTAR...i
DAFTAR ISI....ii
BAB I PENDAHULUAN
2.5 Media...................16
DAFTAR PUSTAKA27
DAFTAR LAMPIRAN
- RPP
- SILABUS
- LKS
- SOAL TES
- LEMBAR OBSERVASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun,
kenyataan dilapangan banyak siswa masih mengalami banyak kesulitan dalam belajar.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya siswa berlatih dalam menggunakan media
Ditambah lagi kurangnya sarana dan prasarana serta metode pembelajaran yang di
gunakan .
Metode Improve [1] merupakan salah satu metode yang memiliki tingkat
kebermaknaan tinggi. Dalam metode ini, siswa dikenalkan pada satu konsep baru,
masalah terkait materi. Kemudian guru meriview kesulitan-kesulitan yang dialami siswa.
Siswa juga dapat menverifikasi dan mengevaluasi apa yang mereka pelajari sehingga
Era globalisasi yang saat ini tengah berlangsung menuntut Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas terutama dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Kualitas
SDM ini erat kaitannya dengan pendidikan sebab pendidikan merupakan salah satu proses
perubahan intelektual manusia ke arah yang lebih baik. Besar kemungkinan, SDM yang
berkualitas akan banyak terbentuk melalui pendidikan. Salah satu upaya pendidikan yang
merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari dan diajarkan disetiap jenjang
pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika diajarkan
kepada siswa sebagai upaya untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama sehingga sangat berguna bagi
pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya
mencerdaskan siswa, akan tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta
Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan untuk adanya interaksi yang
terjadi antara guru dengan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental
sehingga siswa menjadi mandiri. Pendidikan merupakan faktor terjadinya belajar (Gagne
dan Berliner ,1984:267) menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, kontruktif dan mampu
pengetahuan yang telah diperolenya, dalam proses belajar mengajar anak mampu
Dalam proses belajar siswa selalu menampakan keaktifan, kearifan itu beraneka
ragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis
masaalah yang di hadapi, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain, belajar haruslah dilakukan
sendiri oleh siswa .Belajar adalah mengalami, dan belajar tidak bisa dilimpahkan kepada
orang lain.
Teori madun mengemukakan bahwa siswa dalam suatu media atau lapangan
pisikologis dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai tetapi
selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka motif untuk mengatasi
hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Siswa merupakan
individu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis.Tiap siswa
Setiap siswa belajar menurut tempu kecepatan-nya sendiri dan untuk setiap kelompok
dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi
Dari pendapat di atas maka jelas suatu kometensi bukan hanya sekedar akumulasi
dari sejumlah pengetahuan tetapi juga sikap dan ketrampilan yang tercermin dalam
perilaku kehidupan. Dengan demkian pelajaran matematika sebagai salah satu mata
pelajaran yang diberikan dan wajib dipelajari oleh setiap siswa seharusnya mengacu pada
yang harus menghafal rumus-rumus tetapi bagaimana materi pelajaran yang di hafalkan
itu dapat mengembangkan sikap dan kemampuan tertentu sehingga dapat meningkatkan
Pada kenyataannya berdasarkan hasil observasi dilakukan oleh guru dalam proses
dalam mengikuti pelajaran siswa selalu dituntut mendengarkan informasi dari guru
sehingga banyak diantara siswa yang merasa bosan, akhirnya melakukan aktifitas
dan lain sebagainya. Secara umum berasumsi bahwa pelajaran yang sangat menakutkan
bagi siswa yang akhirnya berpengaruh pada interaksi proses belajar mengajar.
Kondisi proses belajar mengajar seperti tersebut berdampak pada hasil belajar
matematika. Perolehan rata-rata hasil belajar matematika yang sangat rendah perlu
ditindak lanjuti oleh guru di kelas dengan memperbaiki proses belajar mengajar. Adanya
latar belakang maka mendorong penilitian untuk mempebaiki pembelajaran dalam mata
pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penilitian ini adalah
media kongkrit, dapat meningkat porofil hasil belajar bangun ruang pada siswa kelas VIII
porofil hasil belajar bangun ruang pada siswa kelas VIII SMP NEGERI ILATH dan dapat
1. Bagai siswa, untuk meningkatkan minat, motivasi dan kemampuan dalam memahami
dikelas dan dirumah sehingga konsep-konsep matematika yang dianjurkan guru dapat
dikuasai siswa.
b.Guru akan terbiasa untuk melakukan penilitian tindakan kelas dengan
merencanakan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang baru guna meningkatkan
matematika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada tahun
1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada pendefinisiannya. Hal ini berakibat bahwa
metakognisi tidak selalu sama didalam berbagai macam bidang penelitian psikologi, dan juga
tidak dapat diterapkan pada satu bidang psikologi saja. Namun demikian, pengertian
metakognisi yang dikemukakan oleh para peneliti bidang psikologi, pada umumnya
memberikan penekanan pada kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri.
Gerlach, (2011)
Wellman (1985) menyatakan bahwa: Metakognisi adalah suatu bentuk kognisi, proses
berpikir urutan kedua atau lebih tinggi yang melibatkan kontrol aktif atas proses kognitif. Hal
ini dapat hanya didefinisikan sebagai berpikir tentang berpikir atau kognisi seseorang
tentang kognisi Metakognisi sebagai suatu bentuk kognisi, atau proses imunisasi meliputi
tingkat berpikir yang lebih tinggi, melibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif.
(knowledge) dan regulasi (regulation) pada suatu aktivitas kognitif seseorang dalam proses
tentang pengetahuannya akan mencerminkan penggunaannya yang efektif atau uraian yang
jelas tentang pengetahuan yang dipermasalahkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan-
kognisi adalah kesadaran seseorang tentang apa yang sesungguhnya diketahuinya dan
metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana kognitif kita
bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini sangat penting terutama untuk
keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas
1. Keberhasilan Belajar
Menyusun suatu program belajar untuk konsep, keterampilan, dan ide-ide yang baru.
belajar.
Memimpin dan berperan serta dalam diskusi dan pemecahan masalah kelompok.
Belajar dari dan mengambil manfaat pengalaman orang-orang tertentu yang telah
Belajar dari dan mengambil manfaatkan pengalaman orang-orang tertentu yang telah
Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas dapat dinyatakan bahwa keberhasilan seseorang
dalam belajar dipengaruhi oleh kemampuan metakognisinya. Jika setiap kegiatan belajar
dilakukan dengan mengacu pada indikator dari learning how to learn maka hasil optimal
Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka upaya untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan meningkatkan metakognisi
secara aktif. Guru sebagai sebagai perancang kegiatan belajar dan pembelajaran, mempunyai
Strategi yang dapat dilakukan guru atau dosen dalam mengembangkan metakognisi peserta
efektif.
Meminta pembelajar untuk membuat prediksi tentang informasi yang akan muncul
atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca atau pelejari.
melalui :
mengidentifikasi gaya belajar yang paling cocok untuk diri sendiri (visual, auditif, kinestetik,
lingkungan belajar secara variatif (di kelas dengan ceramah, diskusi, penugasa, praktik di
Kebiasaan berpikir positif dikembangkan dengan : (1) meningkatkan rasa percaya diri (self-
confidence) dan rasa harga diri (self-esteem) dan (2) mengidentifikasi tujuan belajar dan
Kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis dikembangkan dengan : (1) membuat keputusan
utama dan bukti-bukti pendukung; (2) membangkitkan minat dan motivasi; dan (3)
pesat. Hal ini dikarenakan tuntutan zaman yang senantiasa berubah cepat. Hal ini juga akan
awalnya metode menghafal dan menerima dengan praktis suatu konsep tertentu merupakan
ciri khas dari pembelajaran. Namun seiring berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan,
sendiri suatu konsep dengan bimbingan dari fasilitator. Salah satu metode pembelajaran yang
mendorong siswa dapat menemukan sendiri suatu konsep pembelajaran adalah metode
Improve.
Enrichment) merupakan metode yang setiap kata dalam akronimnya merupakan langkah
pembelajaran: [1]
1. Introducing the New Concept. Siswa diberikan suatu konsep baru oleh guru tanpa
memberikan hasil akhir atau bentuk jadinya saja. Konsep ini diberikan dengan
kepada siswa mengenai suatu materi, setelah itu guru bertanya kepada siswa, Apa
masalah ini?, pertanyaan koneksi merupakan pertanyaan mengenai apa yang siswa
dapat sekarang dengan apa yang telah didapatnya dahulu, misalnya, Apakah masalah
sekarang sama atau berbeda dari pemecahan masalah yang telah Anda lakukan dimasa
lalu?, Pertanyaan strategi berkaitan dengan solusi-solusi yang akan diajukan siswa
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya seperti Strategi apa yang cocok
untuk mempertimbangkan cara atau strategi yang telah diajukannya seperti Apakah
strategi itu merupakan solusi yang masuk akal untuk memecahkan masalah ini?. [2]
3. Practicing. Siswa diajak untuk berlatih memecahkan masalah secara langsung. Hal ini
4. Reviewing and Reducing Difficulties. Biasanya pada saat latihan langsung, siswa
banyak mengalami kesulitan. Pada tahap ini guru mencoba untuk melakukan review
memecahkan permasalahan.
5. Obtaining Mastery. Siswa diberikan tes yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan
materi siswa.
6. Verification. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi siswa mana yang telah mencapai
batas kelulusan yang dikategorikan sebagai siswa yang sudah menguasai materi dan
siswa mana yang belum mencapai batas kelulusan yang dikategorikan sebagai siswa
Metakognisi merupakan unsur utama dalam penerapan metode Improve. Hal ini
dikarenakan metakognisi bagian terpenting dari urutan metode Improve dan yang
kesadaran tentang apa yang mereka ketahui dan bagaimana dia melakukannya. Metakognisi
merupakan teori yang berkaitan dengan pengenalanterhadap diri sendiri dan bagaimana dia
mengontrol serta menyesuaikan perilakunya. Anak perlu menyadari akan kelebihan dan
kekurangan yang dimilikinya. Menurut Tim MKPBM (2001: 95) metakognisi adalah suatu
bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan dapat
terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang dimungkinkan memiliki
kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah, karena dalam setiap langkah yang dia
kerjakan senantiasa muncul pertanyaan: Apa yang saya kerjakan?, Mengapa saya
mengerjakan ini?, Hal apa yang bisa membantu dalam menyelesaikan masalah ini?.
Menurut Nurul Zuriah (2009: 3) metakognisi adalah sesuatu yang berkenaan dengan
refleksi diri, tanggung jawab pribadi, dan kesadaran diri. Siswa yang diberi kesempatan dan
latihan untuk mengembangkan kemampuan metakognitif akan menjadi penyelesai soal yang
baik.
aktivitas abstrak yang tidak terlihat secara fisik karena merupakan proses berpikir atau lebih
tepatnya adalah proses refleksi diri seseorang dalam memecahkan suatu masalah, mulai dari
perencanaan, pemilihan strategi, analisis keefektifan strategi sampai pada tahap perubahan
dibutuhkan oleh setiap siswa dalam menunjang proses belajarnya. Oleh karena itu, peran
siswa.
Perkembangan metakognisi dapat diupayakan melalui cara dimana anak dituntut untuk
mengobservasi tentang apa yang mereka ketahui dan kerjakan, dan untuk merefleksi tentang
yang dia observasi. Menurut Tim MKPBM (2001: 96), beberapa hal yang dapat dilakukan
a. Ajukan pertanyaan yang berfokus pada apa dan mengapa seperti Apa yang kamu
lakukan saat mengerjakan soal ini?, Mengapa kamu harus memeriksa kembali pekerjaan
memerlukan waktu lama untuk diselesaikan, dan tidak selamanya masalah yang memuat
c. Dalam proses pemecahan suatu masalah, anak harus secara nyata melakukannya secara
mandiri atau berkelompok sehingga mereka merasakan langsung liku-liku proses menuju
2.5 MEDIA
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika untuk tingkat sekolah
b. Lambing bilangan.
d. Papan flannel
e. kartun
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan titik
sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk passif, berongga dan kerangka.
Bentuk- bentuk bangun ruang yang sudah di kenal yaitu: kubus, balok, prisma, limas,
kerucut, bola.
Bangun ruang adalah bangun matematika yang memiliki isi atau volume.
Luas daerah permukaan bangunruang adalah juamlah luas seluruh permukaannya yaitu
luas bidang- bidang sisinya. Pada pembelajaran matematika di SD kelas V sudah di bahas
tentang macam-macam bangun ruang yaitu kubus, balok, tabung, limas, prisma, kerucut dan
bola. Akan tetapi, pada penelitian ini lebih di fokuskan pada 3 bangun yaitu : bangun kubus,
a. Kubus
Volume (v) = S x S x S = S3
Keliling (K) = 12 x S
b. Balok
Gambar 2.2 Balok
Volume = p x l x t
c. Tabung
1. Mempunyai 2 rusuk.
selimut)
= 3,14
Volume tabung = x r2 x t
Luas selimut =2 xrxt
Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih KTSP (2006 :214- 229)
siswa untuk belajar matematika itu sangat rendah. Hal itu terjadi ketika guru menyampaikan
materi pembelajaran tidak di sertai dengan media pembelajaran (alat peraga) justru hanya
mengandalkan metode ceramah. Sehingga siswa tidak tertarik untuk mempelajri dan
memahami materi matematika. Dengan sikap guru yang cenderung menggunakan metode
pembelajaran yang bersifat monoton tanpa da fariasi dapat menimbulkan rasa kejenuhan bagi
Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, maka sudah sewajarnya jika seorang
guru di tuntut untuk menggunakan media dan metode pembelajaran dalam kegiatan
pembelajarn dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran
METODE PENELITIAN
Batabual.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Ilath tahun
pelajaran 2015/ 2016. Kelas VIII dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B,
dan VIII C. Jumlah keseluruhan siswa kelas VIII 105 siswa yang masing- masing
3.3.2 Sampel
berdasarkan kurikulum yaitu KTSP, usia siswa relatif sama dan berada pada tingkat
yang sama yaitu kelas VIII, serta mendapatkan pelajaran matematika dalam jumlah
jam pelajaran yang yang telah di tentukan oleh pihak sekolah. Kelas eksperimen
kongkrit, dan penelitian ini menggunakan siswa kelas VIII A, VIII B, dan VIII C,
dengan jumlah siswa secara keseluruhan dalam kelas VIII yaitu 105 orang siswa.
Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Media Kongkrit. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan
masalah siswa.
karakteristik tentang data secara objektif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
instrument penelitian adalah lembar kerja siswa yang berupa lembar kerja kelompok
dan lembar kerja individual. Lembar kerja kelompok diberikan pada saat
dua pertemuan sekali atau tiap akhir pembelajaran. Lembar kerja ini diberikan untuk
Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat
1. Observasi
2. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa. Bentuk tes yang
Tahap Persiapan
a. Menentukan populasi penelitian yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Ambon.
f. Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui validitas item, reliabilitas tes, tingkat
kesukaran, dan daya beda item. Soal yang tidak memenuhi persyaratan tidak
Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada saat
1. Observasi
dan kinerja guru selama proses pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan
2. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa. Bentuk tes yang
Teknik analisis data digunakan untuk mengolah data hasil belajar siswa, aktivitas
belajar siswa, dan performansi guru. Secara lebih rinci data yang akan dianalisis yaitu
sebagai berikut:
Teknik analisis data nilai hasil belajar siswa digunakan untuk menganalisis
data nilai hasil tes formatif pada siklus I dan II. Rumus-rumus yang digunakan
Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai
berikut:
N A= SP X bobot soal
SM
Keterangan:
NA = Nilai Akhir
SP = Skor perolehan
SM = Skor maksimal
NR = NA
SN
Keterangan:
NR = Nilai Rata-rata
NA = Nilai Akhir
SN = Banyak Siswa
Gegne dan berliner , (1984 : 267) When children and adults do not use learning strategies:
Prentice-Hill, Inc
M. Cholikn Adinawan Sugijono KTSP (2006) Matematika untuk smp kelas IX penerbit
Erlangga
2010]
Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih KTSP (2006 : 214-228) Matematika 2
- SILABUS
- LKS
- SOAL TES
- LEMBAR OBSERVASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 2 (dua)
Waktu : 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Dampak Pengiring
F. Materi Pembelajaran
Menghitung luas permukaan bangun ruang
= 2 x {(px l) + (l x t) + (p x t)}
= 2 x 92 cm2
= 184 cm2
2 x {(px l) + (l x t) + (p x t)}
kubus dengan panjang rusuk s = 4 cm Permukaan kubus mempunyai 6 sisi yang sama besar.
= 6 x 4 cm x 4 cm
= 96 cm2
6 x s x s atau 6 x s4
= 22 x d x t atau 3,14 x d x t
7
Maka luas permukaan tabung adalah
= (22 x d x t ) + (2 x 22 x r x r )
7 7
Atau
(3,14 x d x t ) + (2 x 3,14 x r x r )
Kegiatan awal
papan tulis.
Kegiatan akhir
dilaksanakan.
Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
d. Diskusi
e. Pemberian tugas
Sumber belajar
2. Lingkungan sekitar
Media pembelajaran
Penilaian
- Proses Penilaian
Uraian
- Soal evaluasi
- Kunci jawaban
Lembar tes/evaluasi
1.
2.
4.
Kunci jawaban :
= 2 x 176 cm2
= 352 cm2
= 2 x 82 cm2
= 164 cm2
= 6 x 4cm x 4cm
= 6 x 16 cm2
= 96 cm2
4. Luas permukaan tabung = xdxt( x r x r)
= 22 x 7cm x 18cm + (2 x 22 x 7 x 7)
7 7
2 2
= 396 cm + 308 cm
= 704 cm2
Mengetahui Peneliti
Kepala Sekolah
A. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang di batasi oleh 6 buah bidang persegi yang
kongruen dan tegak lurus terhadap biadang alas dan bidang atas. Amatilah abngun
yang berbentuk kubus. Permukaan kubus semuanya berbentuk persegi yang sama dan
sebangun. Coba ingat kembali persegi atau persegi panjang. Dimana persegi
merupakan bentuk khusus dari persegi panjang, karena kubus memiliki persegi-
persegi yang sama dan sebangun, sehingga dapat kita katakanbahwa kubus
Keterangan:
kerangka kubus.
Tentukan :
f. Bidang alasnya.
g. Bidang atasnya.
B. Balok
Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi panjang.
Setiap bidang sisinya akan selalu tegak lurus dengan bidang alas dan atas.
Keterangan :
Selidiki :
C. Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua daerah lingkaran yang sejajar dan
sama ukurannya serta sebuah bidang lengkung yang berjarak sama jauh ke porosnya dan
yang simetris terhadap porosnya memotong kedua daerah lingkara tersebut tepat pada kedua
Keterangan :
Selidiki :
a. ABFE c. ADHE
b. EFGH d. CDHG
a. 6 cm2 c. 5 2 cm2
b. 7 cm2 d. 6 2 cm2
a. 6 2 cm2 c. 52 cm2
a. 62 c 52
b. 63 d. 53
a. ED c.AH
b. EG d.BD
6. Pada balok ACBD, EFGH soal no 4 jika di ketahui AB 10 cm, BC 8 cm dan BF 6 cm,
a. 55 cm c.52 cm
b. 53 cm d. 5 cm
a. 14 cm2 c. 72 cm2
a. 2 c. 1
b. 3 d. 4
a. 1 c. 2
b. 5 d. 3
1. B (EFGH)
2. D
= 62 + 62
= 36 + 36
= 72
AC = 72 = 62 cm2
3. D
= (52)2 + 52
= (252) + 25
= 75
BH = 75 = 53
4. B (63 cm2 )
5. C (AH)
6. C
AC2 = S2 + S2
= 7 2 + 72
= 49 + 49
= 98
AC = 98 = 7 2
= 102 + 82
= 100 + 64
= 164
= 164 + 62
= 164 + 36
= 200
BH = 200 = 10 2 cm2
8. A (2)
9. C (2)
bangun ruang
3 Rasa ingin tahu dan keberanian siswa
meningka
4 Kreaktifitas dan inisiatif siswa
meningkat
5 Aktif dalam menggerjakan tugas-tugas
pembelajaran
a. Tugas individu
b. Tugas kelompok
Menggetahui Peneliti
Sukia Wabula
2013 12 502