BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan salah satu faktor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada
tinggi. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) hingga saat ini masih
kematian pada masa bayi baru lahir. Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran didunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di
bahwa 90% dari kejadian BBLR didapatkan di Negara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat badan lahir
Telah terjadi penurunan angka kematian anak dalam 10-15 tahun terakhir
meskipun kematian neonatal dini dan lahir mati masih tinggi.dari 7,7 juta kematin
bayi setiap tahun lebih dari 10 terjadi pada waktu perinatal atau usia si bawah 1
bulan. Tiga perempat dari kematian ini terjadi pada minggu pertama
nan bawaan, dan sebab-sebab lain.jika tidak meninggal, keadaan ini akan
pertumbuhan dan perkembangan bayi karena pada periode ini terjadi transisi dari
diperkirakan 15% dari selurtuh 90% kejadian kelahiran didunia dengan batasan
pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2.500 gram. BBLR termasuk factor utama
dalam peningkatan mortalitas, morbiditas, dan disabilitas neonatus, bayi dan anak
depan.
25 per 1000 kelahiran hidup.Angka itu, 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan
Malaysia juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan filifina dan 2,4 kali lebih tinggi
berfariasi antara satu daerah dengan daerah yang lain, yaitu berkisar antara 9% -
7,5%.
tahun 2013( 10.2%)lebih rendah dari tahun 2010 (11,1%). Presentase BBLR
3
utara(7.2%).
Pada tahun 1960, AKB di Indonesia adalah 128 per 1000 kelahiran hidup. Angka
ini turun menjadi 68 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1989, 57 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 1992 dan 46 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
kematian bayi berat lahir rendah ( bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram ) masih menjadi masalah utama. Penyebab utama kesakitan dan kematian
bayi berat lahir rendah (BBLR) antara lain adalah asfiksia, sindrom gangguan
berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi 587 dari 42.624 kelahiran
berada pada urutan kesembilan yaitu 1,13%. Tahun 2011 jumlah kematian bayi
mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu mencapai jumlah 1.166 kematian
dari 42.540 kelahiran atau sekitar 2,7%. Kematian Bayi yang tertinggi pada tahun
2011 terdapat di Buton Utara 3,8%, disusul Kabupaten Bombana 3,7% dan
Kabupaten Muna berada pada urutan ketiga yaitu 3,5%. Tahun 2012 jumlah
4
kematian bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 693 kematian
dari 46.049 kelahiran atau sekitar 1,5% , jumlah tertinggi terjadi di Buton Utara
3,5%, menyusul Konawe Utara 2,5% dan Bombana 2,4%, sedangkan untuk
Kabupaten Muna sendiri berada pada urutan keempat yaitu 2,1% (Profil
Data di RSUD Kabupaten Muna pada bulan Januari 2014 sampai 2015
bayi baru lahir sebanyak 1317 orang dan jumlah bayi berat lahir rendah sebanyak
78 orang.
Melihat masih tingginya angka kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus mengenai bayi berat lahir rendah
(BBLR) Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna sebagai studi kasus
Adapun ruang lingkup penulisan studi kasus ini adalah manajemen dan
C. Tujuan Telaah
1. Tujuan Umum
2015.
2. Tujuan Khusus
Mei 2015.
2015.
2015.
Mei 2015.
10 Mei 2015.
6
D. Manfaat Telaah
1. Manfaat Teorotis
2. Manfaat Praktis
3. Manfaat Institusi
Paramata Raha dalam penerapan proses asuhan kebidanan pada kasus bayi
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang pendidikan
dan penerapan ilmu yang telah didapatkan pada akademi kebidanan Paramata
Raha.
E. Metode Telaah
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:
7
1. Studi Kepustakaan
dengan masalah yang dibahas sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam
2. Studi Kasus
a. Anamnesa / wawancara
tersebut.
b. Pemeriksaan Fisik
kaki.
3. Studi Dokumentasi
F. Sistematika Penulisan
ilmiah ini, yang terdiri dari lima bab sebagai titik tolak pembahasan. Dalam
karya tulis ini dapat dilihat secara garis besar tentang sistematika penulisan
sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, ruang lingkup pembahasan, tujuan telaah
yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat telaah yang terbagi
pengambilan kasus, dan manfaat bagi penulis, serta metode telaah yang terdiri
2. Bab II TinjauanPustaka
a. Telaah Pustaka yang berisi acuan tentang bayi baru lahir meliputi
planning.
Bab ini berisi tentang pengumpulan data dasar, identifikasi diagnose dan masa
lah aktual, identifikasi diagnose dan masalah potensial, menilai perlunya tinda
4. Bab IV Pembahasan
lalu membandingkannya dengan teori yang ada. Penjelasan harus dibuat bukan
hanya jika hasil telaah tidak sesuai dengan teori, bahkan jika hasil telaah sesu
yang ada. Uraian tersebut memuat penjelasan secara teoritik tentang mekanis
telaah.
a. Kesimpulan yang dibuat oleh penulis dalam beberapa hal yaitu manajemen
b. Saran dan usul yang di buat penulis keterkaitannya dengan kesimpulan atau
hal-hal yang dibutuhkan guna penurunan kematian bayi yang meliputi saran
10
6. DaftarPustaka
Pada daftar pustaka berisi tentang judul-judul buku yang di gunakan sebagian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Bayi baru lahir ( neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
dengan baik (Marmi, 2012). Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi
neonatus dini (bayi berusia 0-7 hari) dan neonatus lanut (bayi berusia 7-28
besar dari kehidupa di dalam rahim menjadi diluar rahim. (sukarni, 2013).
a. Sistem Pernapasan/Respirasi
gas melalui plasenta. Setelah pelepasan plasenta yang tibatiba pada saat
lemak cokelat.
c. Metabolisme Karbohidrat
plasenta. Tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir
darana sendiri.
2) Adaptasi sistem peredaran darah pada bayi baru lahir pada bayi baru
3) Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin dilindungi oleh plasenta dari anti feksi dan
Pada tubuh bayi baru lahir terdapat relatif banyak air. Kadar natrium
6) Sistem Hepatik
7) Sistem Saraf
Pada saat lahir, sistem saraf belum terintegrasi sempurna, tetapi suda
dan menelan, refleks batuk dan bersin, refleks neck tonis (tonus
2014).
14
3. Ciri-ciri
Bayi aterm normal memiliki berat badan sekitar 3,5 kg, panjang badan
34-35 cm, sebagian besar bayi montok dan memiliki perut yang menonjol.
Bayi cendrung berbaring dengan sikap fleksi, dengan jari tangan jika
Verniks kaseosa merupakan zat berwarna putih dan lengket, yang ada
2011).
telah sempurna
minora
4. Penatalaksanaan
dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas,
tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna, untuk itu
terjadi ada bayi yang tubuhnya basah atau tidak segera dikeringkan dan
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
Segera setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti
3) Tutupi kepala bayi dan pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau
yang relativ luas dan bayi akan cepat kehilangan panas jika again
ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah
karena, bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubunya
terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan
17
kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada
paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu
bayi.
bayi juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi sehat hal ini
(Sarwono, 2009).
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
dengan bayi
belum dimandikan.
klem, gunting pengisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
toskop dan benda benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi,
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan
normal jika dalam menyusui BBLR cepat lelah, isapannya lemah, meng
1 2 3 4 5+
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah ASI 1 1 1 2 2 2 3
tiap 3 jam
( ml/kali) 0 5 8 2 6 8 0
21
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
2009).
tidak boleh kehilangan berat badan >10% dari berat badan lahir 4-5
lahir dan berat badan <1500 gr dapat kehilangan berat badan sampai
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bermasalah diberikan kepada bayi-
1) Melaksanakan termoregulasi
2) Pemberian oksigen
4) Pencegahan hipotermi
5) Pencegahan hipovolemia
1) Pemberian oksigen
2) Bantuan ventilasi
4) Termoregulasi
c. Gumoh/Regurgitasi
Keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat
kontraksi pada dinding lambung. Hal ini bisa terjadi pada bayi berusi0-
karena bayi menelan udara pada saat menyusu. Penanganan yang perlu
diberikan :
1) Bersikap tenang
paru-paru
3) Bersihkan segera sisa gumoh dengan tisu atau alap basah hinga
d. Muntah
Keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
f. Sepsis
g. Hiperbilirubinemia
dalam waktu 24 jam pertama sesudah kelahiran dan tetap tinggi sesudah
25
waktu 7 hari pada neonatus yang aterem dan sesudah waktu 10 hari
2) Fototerapi
( lochart, 2014).
hipospadia.(Marmi, 2012).
embriotik.
badan yang meningkat,dan bebas dari infeksi oral pada saluran napas
penyerta.
c. Atresia rekti dan ani terbagi atas Atresia rekti yaitu obstruksi pada
d. Atresia anus yaitu obstruksi pada anus.atau bisa juga di artikan juga
mungkin di perlukan.
ototnya.
1. Pengertian
a. Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari
menjadi dua bagian yaitu BBL sangat rendah bila berat badan lahir
kurang dari 1500 gram dan BBLR bila berat badan lahir antara 1501-
b. Bayi BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat
berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur kehamilan
(Ambarwati, 2011).
c. BBLR adalah berat bayi kurang dari 2500 gram.ada 2 macam BBLR
yaitu bayi kurang bulan umur kehamilan 37 minggu dan bayi kecil
d. BBLR adalah berat badan bayi kurang dari 2500 gram ( Sudarti, 2013 ).
e. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
(Lyndon, 2014).
2. Klasifikasi BBLR
a. Berat badan
2) Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ), berat lahir< 1500 gram
3) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER ), berat lahir <1000 gram
b. Usia gestasi
umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa di sebut neonatus kurang
bulan sesuai untuk masa kehamilan (SMK). Bayi dismatur lahir dengan
2014).
gestasi. Minggu gestasi dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
dan tidak berhubungan dengan berat badan bayi, panjang bayi, lingkar
kepala bayi, atau bahkan semua pengukuran janin atau ukuran neonates.
Oleh karena itu, yang terpenting adalah adanya hubungan antara dua
gestasi. Bayi prematur ini tumbuh sesuai dengan usia gestasi mereka
( SMK ).
aterm atau lebih dari aterm, bayi aterm atau post-term ini
kehamilan ( KMK ).
2011).
3. Karakteristik BBLR
Menurut Atikah (2010) secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR
1) Berat kurang dari 2500 gram dan panjang badan < dari 45 cm
1) Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya
4) Bila kurang bulan, jaringan payudara kecil, puting susu kecil. Bila
1) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45
dari 30 cm.
10) Genitalia belum sempurna, pada wanita labia belum tertutup oleh
11) Reflex mengisap dan menelan serta reflex batuk masih lemah
12) Bayi premature mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan
dengan
a. Faktor ibu :
1) Penyakit :
2) Ibu :
b) Kehamilan ganda
4) Sebab lain :
a) Ibu perokok
b. Faktor janin :
3) Disautonomia familial
35
4) Radiasi
6) Aplasia pancreas
c. Faktor plasenta :
(hidramniom)
4) Infark
9) Faktor lingkungan :
1) Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan
kembar
Penyebab prematur dengan berat badan rendah dibagi atas empat yaitu
faktor maternal, fetal, medical, dan iatrogenic. Faktor maternal adalah penyakit
previa, dan perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal. Faktor fetal
proses kelahiran yang harus dilakukan sebelum waktunya oleh karena ibunya
oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari bayi itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut adalah :
37
Kualitas bayi lahir sangat bergantung pada asupan gizi ibu hamil. Gizi
yang cukup akan menjamin bayi lahir sehat dengan berat badan cukup.
Namun, kekurangan gizi yang adekuat dapat menyebabkan berat badan lahir
rendah.
Status gizi ibu hamil pada trimester pertama akan sangat berpengaruh
janin terhadap zat-zat gizi semakin meningkat. Jika tidak terpenuhi, plasenta
selama hamil, mengukur lingkar lengan atas (LILA), dan mengukur kadar
Hb.
karena bisa mempengaruhi organ tubuh seperti rahim, bahkan bayi bisa
prematur dan berat badan lahir kurang. Hal ini disebabkan karena wanita
yang hamil muda belum bisa memberikan suplai makanan dengan baik dari
tubuhnya untuk janin didalam rahimnya. Selain itu, wanita tersebut juga
darah merah tetapi sudah harus dibagi dengan janin yang ada dalam
kandungannya.
c) Umur kehamilan
kehamilan maka berat badan janin akan semakin bertambah. Pada umur
d) Kehamilan ganda
rahim.
e) Tingkat pendidikan
kesehatan dan kehamilan yang akan berpengaruh pada perilaku ibu, baik
saat hamil.
f) Penyakit ibu
bayi jika diderita oleh ibu yang sedang hamil, misalnya : jantung, hipertensi,
(IUGR) janin, yang menyebabkan janin menjadi jauh lebih kecil dan lemah
mendapat nutrisi yang cukup dari arteri plasenta ataupun karena plasenta
5. Akibat BBLR
hamil yang mengalami kurang gizi, seiring dengan hidup resiko tinggi
terlebih lagi apabila mendapat ASI eksklusif yang kurang dan makanan
pendamping ASI yang tidak cukup. Oleh karena itu bayi BBLR
rendah. Jika remaja ini tumbuh dewasa maka remaja tersebut akan
menjadi dewasa yang pendek, dan apabila itu wanita maka jelas wanita
tersebut akan mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR lagi dan terus
b. Hipotermi
dengan bayi yang memiliki berat badan lahir normal. Hipotermi pada
dengan baik dan produksi panas yang berkurang karena lemak coklat
c. Ikterus
dan bilirubin diperiksa, bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
d. Asfiksia
gagal bernapas secara spontan saat lahir atau beberapa menit setelah
e. Kematian
1. Pengertian
kebidanan adalah suatu metode berpikir dan bertindak secara sistematis dan
2. Pedoman Penerapan
varney.
yang terjadi pada bayi, tanda gejala, kebutuhan kebutuhan nutrisi bayi
dengan BBLR, rencana asuhan dan komplikasi yang terjadi pada bayi
dengan BBLR.
43
saluran napas bayi dengan cara mengisap lendir yang ada di mulut dan hi
1) Sistem Pernapasan/Respirasi
paru.
lemakcokelat.
3) Metabolisme Karbohidrat
pada bayi baru lahir pada bayi baru lahir terjadi perubahan
duktus venous.
5) Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai mengisap dan menelan
Refleks gumoh dan refleks batuk sudah terbentuk dengan baik pada
saat lahir.
Sebelum lahir, janin dilindungi oleh plasenta dari antigen dan stres
Pada tubuh bayi baru lahir terdapat relatif banyak air. Kadar natrium
relatif lebih besar dari pada kalium karena ruangan ekstraselular yang
8) Sistem Hepatik
9) Sistem Saraf
Pada saat lahir, sistem saraf belum terintegrasi sempurna, tetapi suda
dan menelan, refleks batuk dan bersin, refleks neck tonis (tonus leher),
d. Kebutuhan
1) Nutrisi
kembangan bayi.jika reflex hisap bayi baik maka berikan ASI selama
0-6 bulan dan jika reflex hisapnya lemah maka berikan PASI NGT
2) Eliminasi
3) Kebersihan diri
genitalia bayi.
e. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas perlu diberikan
f. Penyebab BBLR
Berat badan lahir seorang bayi di pengaruhi oleh beberap faktor yaitu
status gizi ibu hmil, umur ibu saat hamil, umur kehamilan, kehamilan
3. Prinsip-Prinsip Manajemen
a. Efisiensi
b. Efektifitas
Seberapa besar suatu tujuan sedang atau telah tercapai rasional dalam
terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala
dan kewajiban, dan ini sangat bervariasi sesuai dengan kondisi klien
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pada bayi lahir cukup bulan, bayinya di rawat di incubator dan refleks
menghisapnya lemah..
obyektif yang meliputi berat badan kurang dari 2500 gram, dengan
terjadinya BBLR.
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi bayi. Langkah
50
kebidanan.
Dalam hal ini untuk pengumpulan data pada kasus BBLR yaitu di
seperti hipotermi.
kondisi klien, atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari
masalah psikologis.
bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
1. Pengertian
dokumen adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat dan bidan setelah memberi
dipertanggungjawabkan.
catatan yang bersifat sederhana, jelas. Logis dan singkat (Wafi, 2011).
a. S (Data Subjektif)
b. O (Data Objektif)
laboratorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data focus
diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu
c. A (Assessment)
mengenai kondisi klien: hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.B
diagnosa ).
(Marmi, 2012).
d. P (Planning)
BAB III
STUDI KASUS
dalam asuhan kebidanan pada bayi Ny. H dengan BBLR di Rumah Sakit
Mei tahun 2015, diawali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi.
A. Manajemen
2015 pukul 22.30 WITA di Wilayah kerja di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna.
a. Data subyektif
1) Identitas Bayi
Anak Ke : 4 ( Empat )
Pendidikan : SD / SD
Pernikahan : 1/ I
Ibu mengatakan :
Ibu mengatakan :
(1) Hamil yang keempat, pernah melahirkan tiga kali dan tidak
pernah keguguran
bulan.
(2) Eliminasi
Di tandai dengan :
Pernapasan : 47 kali/menit
bergerak
lengan
(h) Refleks
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar dada : 26 cm
Lingkar perut : 27 cm
Bayi baru lahir, Kecil Masa Kehamilan dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR).
Data dasar :
1) Data subyektif :
2) Data obyektif :
b) Ukuran antropometri
Pernapasan : 47 kali/menit
Bayi baru lahir (neonatus) adalah yang baru mengalami proses kelahiran
ekstrauterin) dan toeransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi,
2012).
Data Dasar :
1) Data Subyektif :
2) Data Obyektif :
d) Panjang badan 46 cm
62
mempunyai organ dan fungsi dari alat tubuh belum matur sehingga
Data Dasar :
1) Data Subjektif :
2) Data Objektif :
c) Panjang badan : 46 cm
d) Lingkar Kepala : 32 cm
e) Lingkar dada : 26 cm
f) Lingkar perut : 27 cm
g) Lila : 10 cm
1. Usia kehamilan dapat ditentukan dengan rumus neagle. Dari HPHT yaitu
2. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan
lahir saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa
Data Dasar :
a. Data Subjektif :-
b. Data Objektif :
4) Suhu: 36,6C
jaringan lemak dibawah kulit dan permukaan tubuh yang lebih lama
Hipotermi pada BBLR juga terjadi karena pengaturan suhu tubuh yang belum
berfungsi dengan baik dan produksi panas yang berkurang karena lemak
a. Tujuan
b. Kriteria
Pernapasan : 47 kali/menit
c. Rencana Asuhan
dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dibagi dalam delapan rencana
1) Umum
tali pusat.
d) Observasi BAK/BAB
pencernaan
nyamanan.
2) BBLR
a) BBLR
(prematur).
nutrisi selanjutnya.
(3) Pertahankan suhu tubuh bayi di bawah sinar lampu dan ruangan
yang hangat
3) Edukasi
berat badan bayi telah mencapai > 2500 gr dan keadaan umum bayi
baik.
memandikan bayinya.
a. Umum
pusat.
Suhu : 36,50 C
4) Mengobservasi BAK/BAB
68
b. BBLR
1) BBLR
Hasil : BB 2120 gr
Hasil : Keadaan umum bayi baik, Laju jantung : 160 kali/ menit,
c. Edukasi
berat badan bayi telah mencapai > 2500 gr dan keadaan umum bayi
baik.
umumnya baik.
b. Hipotermi tidak terjadi pada bayi dengan kriteria TTV dalam batas
normal:
Suhu : 36,8C
Pernafasan : 47 kali/menit
70
B. Pendokumentasian
b. HPHT : 10-8-2014
c. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,8C
Pernafasan : 47 kali/menit
mudah bergerak
dan bawah
e. Refleks
3. Assesment (A)
Bayi baru lahir, kecil masa kehamilan dengan bayi berat lahir rendah
4. Planning (P)
a. Umum
pusat.
Suhu : 36,50 C
4) Mengobservasi BAK/BAB
b. BBLR
1) BBLR
Hasil : BB 2120 gr
Hasil : Keadaan umum bayi baik, Laju jantung : 160 kali/ menit,
c. Edukasi
berat badan bayi telah mencapai > 2500 gr dan keadaan umum bayi
baik.
C. Catatan Perkembangan
1. Catatan Perkembangan I
Tanggal 8 Mei 2015 00.50 WITA, dilakukan penilaian tentang keadaan bayi,
minum, bayi masih belum dapat menghisap puting susu, pengeluaran ASI
masih sedikit.
1) Pemeriksaan Umum
3) Tanda-tanda vital :
c) Suhu : 36,80C
c. Assesment (A)
d. Planning (P)
Suhu : 36,8C
Pernapasan : 47 kali/menit
2. Catatan perkembangan II
yaitu:
sedikit
1) Pemeriksaan Umum
b) Tanda-tanda vital :
c. Assesment (A)
Bayi umur 2 hari, kecil masa kehamilan dengan BBLR, dan dengan
d. Planning (P)
1) Umum
tali pusat.
Suhu : 36,70 C
d) Mengobservasi BAK/BAB
a) BBLR
Hasil : BB 2100 gr
Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik, susu formula sudah tidak di
berikan.
3) Tanda-tanda vital
Suhu : 37C
Pernafasan : 50 kali/menit
c. Assesment (A)
Bayi umur 3 hari, kecil masa kehamilan, Keadaan umum bayi baik
d. Planning (P)
Suhu : 36,8C
Pernapasan : 47 kali/menit
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan
kasus pada pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
Bayi Ny.H Dengan BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tanggal 08 s.d 10 mei tahun 2015, dengan teori penanganan bayi baru lahir
dengan BBLR.
dan Auskultasi
dengan keluarga, bidan dan dokter yang merawat sehingga penulis dengan mudah
intervensinya juga lebih terfokus sesuai keadaan klien. Dalam hal ini penulis tidak
menemukan kesenjangan.
Menurut teori yang ada bahwa BBLR disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu : faktor ibu, factor janin, factor plasenta, dan penyebab lainnya yang di
golongkan berdasarkan BBLR tipe KMK dan BBLR tipe premature. Menurut
teori BBLR tipe KMK ini di sebabkan oleh ibu hamil yang kekurangan nutrisi,
81
ibu yang memiliki hipertensi, kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu, dan ibu
hamil perokok. Sedangkan BBLR tipe premature yaitu di sebabkan berat badan
ibu yang rendah, pernah melhirkan bayi premature sebelumnya dan ibu hamil
Adapun karateristik pada BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram
,gerakan kurang aktif, umur kehamilan kurang dari 37 minggu, kepala lebih besar
dari badan , rambut tipis ,dan halus, jaringan payudara tidak ada dan putting susu
kecil, kulit tipais dan transparan ,lanugo (bulu halus) banyak terutama pada pada
dahi dan pelipis dahi dan lengan ,reflex mengisap dan menelan serta reflex batuk
masih lemah.
Berdasarkan studi kasus pada bayi Ny. H dengan BBLR, bayi lahir
segera menangis, tubuh kemerahan, tonus otot lemah, bayi lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, bayi di rawat dalam incubator. Dalam hal ini pula
berdasarkan teori bahwa yang disebutkan Masalah pemberian ASI pada BBLR
terjadi karena ukuran tubuh bayi dengan BBLR kecil, kurang energy, lemah
dan lambungnya kecil. Bayi dengan BBLR sering mendapatkan ASI dengan
bantuan, membutuhkan pemberian ASI dalam jumlah yang lebih sedikit tapi
sering (Atikah,2010:11). Karena kecilnya tubuh bayi dan daya isap bayi berat
badan lahir rendah yang lemah sehingga menyebabkan bayi NyH mengalami
dengan kenyataan pada bayi H yaitu bayi H tubuhnya yang kecil dan
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus bayi Ny. H bahwa bayi
lahir dengan segera menangis, tonus otot lemah, dan di rawat dalam
incubator.Dengan demikian ada kesesuaian antara tinjauan pustaka dan kasus bayi
Ny. H sehingga diagnosa aktual dapat ditegakan dan memudahkan bidan dalam
memberikan asuhan sehingga tidak ditemukan kesenjanga antara teori dan hasil
siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Begitu pula
dengan asfiksia ringan jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
asfiksia sedang.
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus bayi Ny. H di lahan
manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus bayi Ny. H tampak ada
dengan tenaga kesehatan yang lebih profesional sesuai dengan keadaan yang
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus bayi Ny. H segera
melakukan pemantauan pada suhu bayi agar bayi tidah hipotermu, berkonsultasi
dan berkolaborasi dengan dokter spesialis anak tentang meletakan bayi di bawah
pemancar panas dan setelah itu di rawat dalam incubator. Dengan demikian ada
kesamaan antara tinjauan pustaka dan manajemen asuhan kebidanan pada studi
E. Perencanaan Tindakan
ditunjukan pada indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi bayi serta
bimbingan dan konseling terhadap orang tua bayi. Rencana tindakan harus
disetujui orang tua bayi dan semua tindakan diambil harus berdasarkan rasional
kebidanan berdasarkan diagnosa, masalah aktual dan masalah potensial yaitu cuci
tanda vital bayi, pasang NGT dan di rawat dalam inkubator. Dengan demikian ada
kesesuaian antara teori dan kasus yang ada atau tidak ada kesenjangan.
F. Pelaksanaan Tindakan
rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman bayi. Implementasi dapat
dikerjakan seluruhnya oleh bidan maupun sebagian dilaksanakan klien serta kerja
sama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah
direncanakan.
berdasarkan rencana asuhan yaitu cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan, harus selalu mempertahankan suhu bayi dengan ketat mencegah adanya
mementau perkembangan bayi, tanda-tanda vital bayi, pasang NGT dan di rawat
seluruhnya dengan baik tanpa hambatan karena adanya kerja sama dan dukungan
dari ibu dan keluarga bayi di ruangan Bayi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna.
memutuskan apakah tujuan telah tercapai atau tidak dengan tindakan yang sudah
diimplementasikan.
85
Pada studi kasus bayi Ny. H, evaluasi yang berhasil dilakukan adalah
hal-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka. Oleh karen itu bila
dibandingkan tinjauan pustaka dan studi kasus bayi Ny. H secara garis besar
BAB V
praktek melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan pada Bayi Ny. H dengan
BBLR di Wilayah Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tanggal
08 s.d 10 Mei 2015, maka dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran-
saran.
A. Kesimpulan
menurut Varney pada bayi Ny. H dengan BBLR maka penulis dapat mengambil
Daerah Kabupaten Muna Tanggal 08 s.d. 10 Mei 2015 yang dilakukan mulai
dari Langkah 1 Identifikasi data dasar sampai dengan langkah VII evaluasi
2. Dalam mengatasi kasus pada bayi Ny. H dengan Bayi Berat Lahir Rendah
Mei 2015 asuhan yang perlu diberikan antara lain curatif (pengobatan) yaitu
melakukan pemberian nutrisi melalui selang NGT agar tetap terpenuhi nutrisi
diberikan selama 3 hari keadaan umum bayi Ny. H baik, tidak ada peningkatan
berat badan, tidak ada data yang mendukung terjadinya hipotermi pada bayi.
B. Saran
Berdasarkan studi kasus pada Ny. H dan tinjauan pustaka yang ada, maka
berpotensi dan professional. Selain itu bidan harus lebih memahami proses
penanganan kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), agar nantinya dapat
kematian ibu dan bayi, terutama mengurangi angka kejadian BBLR. Seorang
bidan juga harus mengetahui cara untuk mencegah dan mengobati suatu
3. Diharapkan bidan agar mampu memberikan asuhan secara tepat, efektif, dan
efisien serta berkesinambungan agar kondisi yang dialami bayi dapat teratasi
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, Sinta Siswoyo Putri, Dewie Sulistyorini, Ima Syamrotul Muflihah, Dian
Nirmala Sari (2012). Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta,
Graha Ilmu.
Atikah Provera, Nur misaroh (2010). Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Binarupa Aksara.
Marmi, Kukuh Rahardjo (2012). Asuhan Neonatus, Bayi ,Balita dan Prasekolah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muslihatun, Wafi, Nur (2011). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Tinggi, Yogyakarta.
WHO, (2012). Buku Saku Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan Edisi Pertama. Jakarta, Bina Kesehatan Ibu dan Anak.