Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum

Mikrobiologi Nama : Eka Yulianti


NIM : J3M113016
Kelas : LNK A P1
Kelompok : V ( lima)
Hari,tanggal : Sabtu, 1 Maret 2013
Waktu : 14.00 18.00 WIB
PJP : M. Arif Mulya, S.Pi
Asisten : Ivone
Ramdhani

TEKNIK ASEPTIK DAN ISOLASI BAKTERI DARI POPULASI


CAMPURAN

TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
Pendahuluan

Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu
bereproduksi sendiri teapi menggunakan hewan sebagai penjamu untuk mendapatkan
makanan. Bakteri tidak memiliki inti sel. Bakteri terdiri atas sitoplasma yang
dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku yang terbuat dari suatu zat khusus yang
disebut peptidoglikan. Didalam sitoplasma terdapat materi genetik, baik DNA
maupun RNA, dan struktur intrasel yang diperlukan untuk metabolisme energi.
Bakteri bereproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA dan pembelahan sel
sederhana (Corwin 2008). Pertumbuhan yaitu pertambahan secara teratur semua
komponen di dalam sel hidup. Pada organisme uniseluler pertumbuhan merupakan
pertambahan jumlah selyang bearti juga pertambahan jumlah organisme, sedangkan
pada organisme multiseluler pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah sel per
organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar (Ferdiaz 1989).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Media adalah substansi yang komposisinya terdiri dari nutrisi tertentu yang
diperlukan untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat bakteri. Komposisi
nutrisi media yang komplit mengandung sumber karbon, nitrogen, belerang, fosfat,
logam mikro, vitamin, penyubur, NaCl dan air. Medium memerlukan kemasaman
(pH) tertentu tergantung pada jenis jasad yang ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme
mikroba dapat mengubah pH, sehingga untuk mempertahankan pH medium
ditambahkan bahan buffer. Beberapa komponen penyusun medium dapat juga
berfungsi sebagai buffer. Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan
senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh
sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit.
Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan
menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin, sebagai
penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktif dari
enzim (Sutarma 2002).
Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya,
baik yang mengganggu atau merusak media maupun mengganggu kehidupan dan
proses yang sedang dikerjakan. Semua proses baik fisika, kimia, dan mekanik yang
membunuh semua bentuk kehidupan, terutama mikroorganisme disebut dengan
sterilisasi (Waluyo 2007). Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi
selama membuat dan mensterilkan medium kultur disebut Teknik aseptik.
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan
mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari
lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan.
Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi
mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi
diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal.
Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan
penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba
yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang
dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz 1989). Biakan murni diperlukan
dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi
mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi
dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro 2005).

Tujuan Praktikum

Percobaan bertujuan agar mahasiswa dapat menguasai teknik pemindahan


biakan murni dari suatu wadah ke wadah yang lain secara septik dan mempelajari
cara mengisolasi bakteri dari lingkungan dengan metode penggoresan kwadran.

Alat dan Bahan

Alat- alat yang digunakan ialah cawan petri, kawat ose, rak tabung reaksi,
bunsen, korek api dan spidol. Bahan-bahan yang digunakan ialah media agar (PCA),
NB (Nutrient Broth), akuades,dan alkohol.

Metode

Pertama yang harus dilakukan pada teknik aseptik adalah media NB (Nutrient
Broth), kawat ose dan akuades disiapkan, kemudian bunsen dinyalakan, setelah itu
kawat ose dipanaskan diatas bunsen hingga memijar, tutup tabung akuades dibuka
dan mulut tabung dibakar dengan tujuan untuk menghilangkan mikrooba, kawat ose
yang sudah steril dimasukan kedalam tabung yang berisi akuades setelah itu mulut
tabung akuades dibakar kembali, lalu dibuka tutup tabung media NB (Nutrient Broth)
, mulut tabung dibakar untuk mengurangi kontaminan, lalu kawat ose dimasukan
kedalam media tersebut, setelah itu bakar kembali mulut tabung, pekerjaan ini
dilakukan dekat bunsen untuk mengurangi kontaminan.
Isolasi bakteri dari populasi campuran dilakukan dengan cara media agar yang
baru dibagi menjadi empat bagian dengan menggunakan spidol di belakang cawan
petri untuk menandakan goresan kuadran, setelah itu bakar kawat ose hingga memijar
kemudian biarkan agar agak dingin, setelah itu bakteri diambil pada hasil screening
bakteri yang telah dilakukan, lalu sekeliling cawan petri dibakar untuk mengurangi
kontaminan, setelah itu goreskan pada cawan petri yang baru dengan menggores pada
kuadran pertama lalu kawat ose dibakar dan didinginkan lalu lanjutkan goresan pada
kuadran dua, kemudian dibakar kembali untuk goresan ke tiga dan dibakar kembali
untuk goresan pada kuadran empat, setelah itu sekeliling cawan petri dibakar dan
hasil dari teknik aseptik dan isolasi bakteri dimasukan ke dalam inkubator untuk
diinkubasikan selama 24-48 jam, setelah itu hasilnya diidentifikasi.
DATA DAN HASIL

Table data
Kelompo Dua macam koloni yang tumbuh terbanyak
Asal sampel
k Gambar (sketsa) Ciri - ciri koloni
Rak sepatu 1 Cawan 1

Bentuknya Irregular
Elevasinya Convex
Marginnya Undulate

Cawan 2

Bentuknya Irregular
Elevasinya Convex
Marginnya Lobate
Kolam ipal 2 Cawan 1
Formnya Rhizoid
Elevasinya Convex
Marginnya Undulate

Cawan 2
Formnya Filamentous
Elevasinya Pulvinate
Marginnya Filamentous

Rambut 3 Cawan 1
Formnya Spindle
Warnanya Putih Tulang
Elevasinya Flat
Marginnya Undulate
Ukurannya Besar

Cawan 2
Formnya Circular
Elevasinya Flat
Warnanya Putih Tulang

Kantin CB 4 Cawan 1
dalam Bentuknya Filamentous
Elevasinya Flat
Warnanya Putih Tulang
Permukaannya Licin
Marginnya Undulate
Cawan 2

Bentuknya Circular
Elevasinya Flat
Warnanya Putih Tulang
Permukaannya Licin
Marginnya Lobate

Cawan 1
Toilet 5
Bentuknya Irregular
Marginnya
Undulate
Elevasinya Convex

Cawan 2

Bentuknya Irregular
Marginnya Entire
Elevasinya Convex
Jempol 6 Cawan 1

Berwarna Kuning
Ukurannya Kecil
Bentuknya Punctiform
Elevasinya Pulvinate
Permukaannya Pulvinate
Marginnya Entire

Cawan 2

Nafas 7
Formnya Circular
Elevasinya Flat
Marginnya Entire
Laboratoriu 8 Cawan 1
m
mikrobiolog Formnya Circular
i Elevasinya Raised
Marginnya Undulate

Cawan 2
Formnya Punctform
Elevasinya Flat
Marginnya Entire

Lorong CB 9 Cawan 1

Bentuknya
Punctiforn,Circular,Irregu
lar
Marginnya Entire,Curled
Warnanya Cream
Cawan 2

Bentuknya Punctiform
Elevasinya Flat
Marginnya Entire
Warnanya Cream

Kantin pintu 10 Cawan 1


4 Koloni 1
Bentuknya Irregular
Elevasinya Conveks
Marginnya Undulate

Koloni 2
Bentuknya Punctiform
Elevasinya Flat
Marginnya Entire

Cawan 2
Koloni 1
Bentuknya irregular
Elevasinya convex
Marginnya undulate

Koloni 2
Bentuknya circular
Elevasinya flat
Marginnya entire
Pembahasan

Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari


kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis
digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar
maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode
sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan dalam keberhasilan
laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan
yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi. Teknik aseptik merupakan teknik dasar yang
harus dikuasai oleh seorang analisis mikrobiologi dalam menangani suatu mikroba.
Media yang dipakai dalam teknik aseptik adalah akuades dan media yang dibuat dari
Natrium broth.Penggunaan akuades dimaksudkan untuk menguji seberapa aseptikkah
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang analis, karena didalam akuades murni tidak
terdapat bakteri sehingga jika pekerjaannya aseptik tidak akan ada bakteri yang
tumbuh pada media, sedangkan jika pekerjaannya tidak aseptik maka pada media
akan menjadi keruh, yang menandakan didalam media terdapat bakteri yang hidup
dan berkembang biak. Pekerjaan teknik aseptik selalu dilakukan di dekat bunsen
untuk mengurangi kontaminan yang bisa timbul dari mana saja, selain itu sebelum
melakukan teknik aseptik maka bersihkan meja dan bersihkan tangan menggunakan
alkohol dengan tujuan untuk mengurangi mikroorganisme yang dapat menyebabkan
kontaminasi. Cara kerja bekerja aseptik adalah pertama tama membakar mulut
cawan bagian tepi dengan memutarnya di atas api, selain itu juga memijarkan jarum
inokulum (ose) lalu didinginkan. Selanjutnya membuka cawan, mengambil koloni
tunggal dengan menempelkan jarum ose. Setelah itu, menanam ke media baru dengan
streak kontinyu. Memanaskan mulut cawan lagi dan memanaskan lagi jarum
inokulum (ose).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam
memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara
aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik
transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang
harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelczar
2008).
Di dalam alam, mikroba terdapat berbagai populasi campuran dari berbagai
jenis mikroba yang berbeda. Dengan ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi, maka
dapat dipelajari spesies mikroba yang telah dipisahkan (diisolasi), tumbuh dalam
suatu lingkungan yang bebas dari pencemaran oleh bentuk-bentuk kehidupan lain.
Untuk mempelajari kehidupan mikroba perlu dilakukan kulturisasi (pembiakan) dan
isolasi (pemisahan) mikroba yang umumnya membutuhkan teknik-teknik tertentu.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba
lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapa dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, karena dalam media padat sel-sel
mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Bila
digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu
kecil dan tidak tetap tinggal ditempatnya (Sutedjo 1997).Teknik isolasi yang dipakai
dalam percobaan ini dengan menggunakan metode cawan gores kuadran, metode ini
mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu, namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya
diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik
kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua
macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan
permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran
mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum
terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores. Pada
percobaan yang telah dilakukan maka hasil bakteri yang di dapatkan setelah di
inkubasi selama 24 - 48 jam dalam inkubator, pada metode cawan gores mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut, berwana kuning, mempunyai elevasi convex, berbentuk
irregular, permukaannya kasar dan marginsnya undulate. Dalam pertumbuhan
bakteri, faktor-faktor luar seperti keadaan medium, temperatur, Ph, radiasi dan lain-
lainnya lagi mempunyai pengaruh besar terhadap variasi bakteri secara individual.
Misalnya sel yang satu lebih panjang sedikit dari pada sel yang lain. Perbedaan itu
tidak hanya mengenai bentuk morfologinya saja, melainkan juga dpat mengenai
kemampuan-kemampuan fisiologinya, dengan kata lain di dalam suatu spesies
terdapat variasi mengenai fenotif dan genotifnya (Dwidjoseputro 2005).
Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada metode cawan gores


kuadran maka diperoleh hasil bakteri dengan ciri-ciri sebagai berikut, pada cawan
satumempunyai ciri - ciri berwana kuning, mempunyai elevasi convex, berbentuk
irregular, permukaannya kasar dan marginsnya undulate. Sedangkan pada cawan dua
mempunyai ciri - ciri berwarna kuning,mempunyai elevasi convex,berbentuk circular
dan marginnya entire.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin E. 2008. Buku Saku Patofisiologi. Subekti, Nike Budhi, penerjemah.


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Handbook Of
Pathophysiology.
Dwidjoseputro . 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Ferdiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB, Bogor
Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Ratna Siri
Hadioetomo dkk, penerjemah. Jakarta : UI Press. Terjemahan dari :
Elements of Microbiology
Sutarma . 2002. Kultur media bakteri. Temu Teknis Fungsional Non Peneliti
Sutedjo M. 1997. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rineka Cipta
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UPT. Penerbit Universitas
Malang

Anda mungkin juga menyukai