BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang
mempermudah radang telianga luar ialah pH di liang telinga yang biasanya
normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada
keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur muidah tumbuh.1
Pada keaadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah
tumbuh. Predisposisi otitis eksterna lain adalag trauma ringan ketika mengorek
telinga.1
Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan
jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Faktor pencetus dari penyakit ini yang
mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan
kekambuhan. Bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang
merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna.
Otitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam.
Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema dengan tidak jelas batasanya,
serta tidak terdapat furunkel. 1
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jln. Yulis Usman, Pematang Sulur
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
II. ANAMNESIS
(Autoanamnesis dan Alloanamnesis, Tanggal : 30 April 2016)
Keluhan Utama
Keluar cairan pada telinga kiri sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke Poli THT RSUD Raden Mattaher Jambi dengan
keluhan Keluar cairan berwarna bening pada telinga kiri sejak 1
bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan rasa penuh dan rasa gatal
pada telinga kiri setelah keluar cairan. Pasien juga mengeluhkan sering
nyeri di belakang tragus ketika tidur. Pasien mengaku pernah
mengorek liang telinganya menggunakan cotton bud. Pasien tidak
mengeluhkan demam. Riwayat batuk, pilek dan nyeri tenggorokan
juga disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang berat, riwayat sinusitis (-
), riwayat rhinitis (-), hipertensi (-), diabetes melitus (-), asma (-),
riwayat trauma pada telinga (-).
3
Sianosis : -/-
Stridor inspirasi : -/-
Retraksi suprasternal :-
Retraksi interkostal : -/-
Retraksi epigastrial : -/-
a) Telinga
Daun Telinga Kanan Kiri
Anotia/mikrotia/makrotia - -
Keloid - -
Perikondritis - -
Kista - -
Fistel - -
Ott hematoma - -
Nyeri tekan tragus - -
Nyeri tarik daun telinga - -
Liang Telinga Kanan Kiri
Atresia - -
Serumen prop - -
Epidermis prop - -
Korpus alineum - -
Jaringan granulasi - -
Exositosis - -
Osteoma - -
Furunkel - -
Edema - -
Hiperemis - + (pada 2/3 dalam)
+
Sekret -
5
b) Hidung
Rinoskopi Anterior Kanan Kiri
Vestibulum nasi Hiperemis (-), livide (-) Hiperemis (-), livide (-)
Kavum nasi Dbn Dbn
Selaput lendir Dbn Dbn
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)
Lantai + dasar hidung Dbn Dbn
Konka inferior Hipertrofi (-), hiperemis (-) Hipertrofi (-), hiperemis (-)
Meatus nasi inferior Dbn Dbn
Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -
6
Fenomena palatum
(-) (-)
mole
c) Mulut
Hasil
Selaput lendir mulut Dbn
Bibir Sianosis (-) raghade (-)
Lidah Atropi papil (-), tumor (-)
Gigi Karies (-)
Kelenjar ludah Dbn
d) Faring
Hasil
Uvula Bentuk normal, terletak ditengah
Palatum mole hiperemis (-)
Palatum durum Hiperemis (-)
Plika anterior Hiperemis (-)
7
e) Laringoskopi indirect
Hasil
Pangkal lidah
Epiglottis
Sinus piriformis
Aritenoid Sulit dinilai
Sulcus aritenoid
Corda vocalis
Massa
V. PEMERIKSAAN AUDIOLOGI
Tes Pendengaran Kanan Kiri
Tes rinne + +
Tes weber Tidak ada lateralisasi Lateralisasi ke kiri
Tes schwabach Memanjang Memanjang
Kesimpulan : Fungsi Pendengaran tuli konduksi
VII. DIAGNOSIS
Otitis Eksterna Difus Aurikel Sinistra
VIII. PENATALAKSANAAN
a. Diganostik
Kultur bakteri
Darah rutin
b. Terapi
Non Medikamentosa
Medikamentosa
9
Lokal
Antibiotik topikal: dapat diberi antibiotik topikal polimiksin B dan
neomisin 3-4 tetes/3-4 kali perhari
Sistemik
Antibiotik : ciprofloxacin tab 500 mg 3x1
Analgetik : Asam Mefenamat 500 mg 3x1
c. Monitoring
Liat apakah msih ada cairan keluar dari liang telinga
VI PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
asing. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua
per tiga dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.1,2
Saraf sensorik yang melapisi kulit pelapis meatus berasal dari n.
auriculotemporalis dan ramus auricularis n. vagus.2
Aliran limfe menuju nodi parotidei superficialis, mastoidei, dan
cervicales superficialis.2
3.2.2. Epidemiologi
Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai Januari 2000 sampai
Desember 2000 di Poliklinik THT RS. H. Adam Malik Medan, didapati
10.746 kunjungan baru dimana dijumpai 867 kasus (8,07%) otitis eksterna,
282 kasus (2,62%) otitis eksterna difusa dan 585 kasus (5,44%) otitis
eksterna sirkumkripta.
Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan
lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari
otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini yang mengatakan bahwa
berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Bahwa
keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang merupakan
faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna.
13
3.2.3. Etiologi
Otitis eksterna dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti
Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococcus,
Streptococcus, dan beberapa bakteri gram negatif. Serta dapat juga
disebabkan oleh jamur seperti jamur golongan Aspergilus atau Candida sp.
Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media
supuratif kronis.
Beberapa faktor yang memudahkan terjadinya otitis eksterna, yaitu:
Derajat keasaman (pH)
pH pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam
berfungsi sebagai protektor terhadap kuman. Bila terjadi perubahan pH
menjadi basa maka akan mempermudah terjadinya otitis eksterna yang
disebabkan oleh karena proteksi terhadap infeksi menurun.
Udara
Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan
jamur mudah tumbuh.
Trauma
Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga merupakan
faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna.
Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Perubahan warna
kulit liang telinga dapat terjadi setelah terkena air.
3.2.5. Klasifikasi
Otitis eksterna diklasifikasikan atas :1,7
1. Otitis eksterna akut :
a. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung
adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus
sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebabnya biasanya
Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.1
Gejalanya adalah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan
besar bisul. Hal ini di sebabkan karena kulit liang telinga tidak
mengandung jaringan longgar di bawahnya, sehingga rasa nyeri
timbul pada penekanan perikondrium dan tragus. Rasa nyeri dapat
juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi
temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan
pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.
Terdapat tanda infiltrat atau abses pada sepertiga liang telinga. 1
Terapinya tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah
menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan
nanahnya. Lokal diberikan antibiotik dalam bentuk salep, seperti
polymixin B atau bacitracin, atau anti septik (asam asetat 2-5%
dalam alkohol 2%). Kalau dinding furunkel tebal dilakukan insisi,
kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya.
Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik secara sistemik, antibiotik
diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat.
Diberikan pada orang dewasa ampisilin 250 mg, eritromisisn 250
mg, anak-anak diberikan 40-50 mg/kgBB. Berikan obat
asimptomatik seperti analgetik seperti Parasetamol atau Asam
mefenamat 500 mg. 1
b. Otitis eksterna difus
16
3.3.2. Etiologi
Kuman penyebabnnya biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain
yang sebagai penyebab adalah Staphylococcus albus, escheria koli dan
sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis
media supuratif kronis.
3.3.3. Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan
dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga.
Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme
pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan
menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh
adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
17
3.3.5. Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan dengan gejala awal
berupa gatal. Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan
terkadang tidak sesuai dengan kondisi penyakitnya (mis, pada
faskulitis atau otitis eksterna sirkumskripta). Nyeri terutama ketika
daun telinga ditarik, nyeri tekan dan ketika mengunyah makanan atau
membuka mulut.
Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening
sampai kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang
18
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksan fisik pada pasien biasanya menunjukkan:
o Kulit MAE edema, hiperemis merata sampai ke membran timpani
dengan liang. MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat,
membran timpani dapat tidak tampak.
3.3.6. Tatalaksana
Pengobatannya adalah dengan memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik
antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat
antibiotik sistemik. 1
19
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini pasien didiagnosis otitis eksterna difus aurikula sinistra
ditegakkan berdasarkan anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik pada
pasien. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluh telinga kiri keluar
cairan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku pernah mengorek liang
telinganya menggunakan cotton bud. Hal ini yang kemungkinan dapat
menyebabkan trauma ringan sehingga terjadi perubahan pada kulit liang telinga
yang memudahkan terjadinya infeksi kuman. Pasien juga mengeluhkan rasa gatal
pada telinga kiri dan terasa bengap sejak keluhan utama muncul. Hal ini sesuai
dengan gejala otitis eksterna difus. Pasien mengaku belum pernah mengalami
penyakit seperti ini sebelumnya
Pada pemeriksaan fisik telinga kiri pasien didapatkan adanya gejala klinis
otitis eksterna difus berupa nyeri tekan tragus. Selain itu terdapat peradangan pada
meatus akustikus telinga kiri yaitu terdapat hiperemis pada liang telinga dan liang
telinga sempit.
BAB V
KESIMPULAN
1. Telah dilaporkan pasien Tn. R, 31 tahun dengan diagnosa Otitis Eksterna Difus
2. Otitis eksterna adalah peradangan liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh bakteri
3. Gejala Otitis Eksterna Difus dapat berupa rasa nyeri pada telinga, rasa penuh
pada telinga, gatal, kurang pendengaran, tinnitus, terkadang ditemukan sekret
4. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit MAE edema, hiperemis, Nyeri pada
tragus (+), dan liang telinga tampak menyempit
5. Penatalaksanaan dapat berupa pemberian antibiotik topikal dan sistemik serta
analgetik
6. Komplikasi dapat berupa perikondritis, selulitis, dermatitis aurikularis