Anda di halaman 1dari 11

A.

Batuan Beku

Bumi kita ini kaya dengan berbagai macam kekayaan yang ada di dalamnya. Bumi kita
memiliki berbagai macam material yang merupakan salah satu jenis kekayaan yang dimiliki. Berbagai
macam material dari bumi yang sering kita temukan antara lain tanah, pasir, batu, kapur, dan lain
sebagainya. Dari sekian banyak material yang ada di bumi, ada satu material yang keberadaannya
sangat mudah kita temukan, bahkan ada dimanapun saja. Material tersebut adalah batu.

Batu merupakan sebuah benda padat dan keras yang keberadaannya sangat mudah kita
temukan di lingkungan sekitar kita. Batu ini apabila jumlahnya banyak maka disebut degan batuan.
Batuan ini ada berbagai macam. Batuan yang jenisnya ada bermacam- mamcam ini terbentuk oleh
bermacam- macam sebab pula. Adanya perbendaan jenis jenis batuan ini dapat dilihat dari terkstur
ataupun massa dari batuan tersebut, atau juga keran proses pembentukannya.

1. Mengenal Batuan Beku


Berbagai macam jenis batuan kita ketahui di dunia ini. Salah satu dari berbagai jenis batuan
adalah batuan beku. Apa itu batuan beku? Batuan beku merupakan jenis batuan yang terbentuk dari
magma yang mengalami pembekuan. Batuan beku ini juga disebut dengan batuan ignesius. Magma
yang membeku ini merupakan magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi, yang terjadi baik di bawah permukaan sebagai jenis batuan intrusif atau plutonik, maupun
di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif atau vulkanik.

Nah, itulah pengertian dari batuan beku. Jika dilihat dari pengertiannya, maka sudah dapat
dipastikan bahwa proses pembentukan batuan beku ini tidak luput dari magma sebagai bahan bakunya.
Tahukah Anda bahwasannya batuan beku ini ternya ada bermacam- macam jenisnya atau lebih dari
satu jenis. Lalu, apa saja jenis dari batuan beku ini?

2. Proses Terbentuknya Batuan Beku


Pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan mengenai proses terbentuknya batuan beku.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa batuan beku ini terbentuk oleh magma yang ada di dalam
perut bumi. Namun kita juga perlu mengetahui proses terjadinya dari magma hingga menjadi bentuk
batuan. Batuan beku ini terbentuk karena adanya magma yang mengeras atau mengalami pembekuan.
Magma ini berasal dari batuan setengah cair ataupun oleh batuan yang sudah ada sebelumnya, baik
yang berada di mantel maupun di kerak bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut terjadi pada
salah satu proses dari kenaikan temperatur, penurunan tekanan, ataupun perubahan komposisi.
Selanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga terkadang tergantung pada jenis batuan
bekunya masing- masing. Beberapa jenis batuan beku dan proses pembentukannya antara lain:

1. Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan yang terjadi di dalam
dapur magma secara perlahan- lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri dari kristal- kristal
besar. Contoh dari batuan ini adalah batuan granit, batuan peridotim, dan juga batuan gabro.
2. Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada celah- celah antar lapisan di dalam
kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan lebih cepat sehingga di samping kristal besar
terdapat pula banyak kristal kecil. Contoh dari batuan jenis ini antara lain batu granit porfir
3. Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini adalah ketika gunung api
menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan ini terjadi tidak hanya di sekitar kawah gunung api
saja, namun juga di udara. Proses pembekuan ini berlangsungsingkat dan hampir tidak
mengandung kristal (armorf).
Itulah beberapa proses pembentukan batuan beku jenis batuan beku dalam, batuan beku gang atau
korok, dan juga batuan beku luar atau lelehan. Tahukah Anda bahwasannya batuan beku ini
mempunyai sifat penting? Batuan beku ini penting, terutama ketika dilihat dari segi geologis.
Alasan batuan beku ini penting secara geologis karena:
Mineral- mineral dan juga kimia globalnya memberikan informasi mengenai komposisi dari
mantel, dimana batuan beku tersebut terekstrasi, serta temperatur dan juga tekanan yang
memugkinkan terjadinya ekstraksi ini, atau batuan asal yang mencair.
Umur absolut dapat diperoleh dengan berbagai jenis penanggalan radiomatik, dengan demikian
dapat dibandingkan dengan strata geologi yang berdekatan sehingga urutan waktu kejadian pun
dapat ditentukan.
Fitur- fitur batuan tersebut merupakan karakteristik lingkungan- lingkungan tektonik tertentu,
sehingga memungkinkan rekonstruksi tektonik.
Pada beberapa situasi spesial tertentu, batuan beku merupakan tempat keberadaan endapan biji
seperti tungsen, timah, dan juga uranium.

3. Jenis- jenis Batuan Beku

Batuan beku ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, melainkan terdiri dari bernagai jenis.
Lalu, apa saja yang merupakan jenis- jenis batuan beku ini? Sebenarnya jenis bauan beku ini dapat
diklasifikasi menurut bermacam- macam aspek, antara lain menurut cara terjadinya, menurut
kandungan SiO2 nya, dan juga menurut indeks warnanya. Untuk lebih jelasnya, jenis- jenis batuan
tersebut akan kita bahas satu per satu.

a. Klasifikasi batuan beku menurut cara atau proses terjadinya


Jika dilihat dari cara atau proses terjadinya, batuan beku ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis
yakni :

1. Deep seated Rock, yakni batuan beku yang terbentuk jauh di dalam lapisan atmosfer bumi.
Deep seated rock ini disebut juga dengan batuan plutonik. Batuan plutonik ini merupakan
batuan beku yang proses terbentuknya atau proses terjadinya ada di dalam dapur magma.
2. Dike rock, yakni batuan beku yang terbentuk di dekat permukaan. Dike rock ini juga batuan
beku gang atau korok. Batuan beku jenis ini merupakan batuan beku yang terbentuk di gang
ataupun celah- celah antar lapisan di dalam kulit bumi.
3. Effusive rock, yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Effusive rock ini juga
disebut dengan batuan vulkanik atau batuan beku luar atau batuan lelehan. Batuan jenis ini
merupakan batuan beku luar yang proses pembentukannya berada di luar permukaan bumi

Itulah klasifikasi batuan beku berdasarkan proses atau cara pembentukannya yang terjadi di dalam
atau luar atau sela- sela permukaan bumi.

b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 nya


Selanjutnya adalah jenis batuan beku yang dibedakan berdasarkan kandungan SiO2nya. Jika dilihat
dari klasifikasi ini, batuan beku dibedakan menjadi empat macam, yakni:

1. Batuan beku asam. Batuan beku asam merupakan jenis batuan beku yang kandungan SiO2nya
lebih dari 66%. Contoh dari batuan ini adalah riolit.
2. Batuan beku intermediate. Batuan beku intermediate merupakan batuan beku yang kandungan
SiO2nya antara 52% hingga 66%. Contoh dari batuan ini adalah dasit.
3. Batuan beku basa. Batuan beku basa merupakan jenis batuan beku yang kandungan SiO2nya
antara 45% hingga 52%. Contoh dari batuan ini adalah andesit.
4. Batuan beku ultra basa. Batuan beku ultra basa merupakan jenis batuan beku yang kandungan
SiO2 nya kurang dari 45%. Contoh dari batuan jenis ini adalah batu basalt.

Itulah klasifikasi jenis- jenis batuan yang dilihat berdasarkan kandungan SiO2nya. Yakni dilihat
dari banyaknya kadar SiO2 yang terkadung di dalamnya.

c. Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warnanya


Selanjutnya adalah jenis- jenis batuan beku yang dilihat dari indeks warna batuan itu sendiri. Jika
dilihat dari klasifikasi sudut ini, batuan beku dibedakan menjadi 3 hingga 4 macam. Mengapa 3 hingga
4 macam? Karena ada beberapa pendapat dari para ahli yang menyatakan jenis- jenis dari batuan beku
berdasarkan indeks warnanya ini.
Pendapat pertama dari S.J. Shand (1943) yang menyatakan bahwa batuan beku dilihat dari
indeks warnanya dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:
Leucoctaris rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik kurang dari 30%.
Mesococtik rock, yakni batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik sebanyak 30%
hingga 60%.
Melanocractik rock, yani batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik lebih dari 60%.

Itulah lasifikasi betuan beku berdasarkan indeks warna yang dipaparkan menurut S.J. Shand.
Selanjutnya adalah pendapat dari S.J. Ellis (1984).

Pendapat kedua dari S.J. Ellis Berbeda dengan pendapat sebelumnya, S.J. Ellis
mengklasifikasikan batuan beku menurut indeks warna ini menjadi 4 macam, yakni:
Holofelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna kurang dari 10%.
Felsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 10% hingga 40%.
Mafelsic, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna antara 40% hingga 70%.
Mafik, yakni jenis batuan beku yang mempunyai indeks warna lebih dari 70%.

Itulah beberapa klasifikasi atau jenis- jenis batuan beku jika dilihat dari berbagai aspek atau sisi.
Jenis batuan beku ini memang ada banyak namun semua jenis batuan beku ini pastilah mempunyai
karakteristiknya sendiri- sendiri.

4. Contoh dari Batuan Beku

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwasannya batuan beku merupakan jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang membeku. Magma yang mengalami pengerasan ini pada akhirnya akan
menjadi batuan. Ada beberapa jenis batuan beku yang seringkali kita kenal, diantaranya adalah batu
obsidian, batu granit, dan batu basalt. Batuan- batuan yang berbeda- beda tersebut mempunyai ciri- ciri
tertentu. Ciri- ciri ataupun karakteristik dari masing- masing batu tersebut akan dipaparkan lebih
jelasnya sebagai berikut.

a. Batu Obsidian

Batu obsidian merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu obsidian ini juga disebut sebagai batu
kaca. Batu obsidian ini memiliki warna hitam ataupun cokelat tua. Batu obsidian ini memiliki
permukaan yang halus dan juga mengkilap. Batu obsidian ini banyak dimanfaatkan sebagai alat
pemotong dan juga mata. Proses terjadinya batu obsidian ini berasal dari magma yang membeku
dengan cepat di atas permukaan bumi. Karena proses terbentuknya ini yang berada di luar permukaan
bumi, maka batu obsidian ini seringkali disebut sebagai salah satu jenis batuan beku luar atau batuan
beku efusit.

b. Batu Granit

Batu granit juga merupakan salah satu jenis batuan beku. Batu granit terbentuk atas butiran-
butiran yang kasar yang semi berwarna- warni. Disebut semi berwarna warni karena jenis batu ini
memiliki warna yang berbeda- beda ada yang berwarna putih dan ada juga yang berwarna keabu-
abuan. Batu ini merupakan jenis batu yang sering digunakan untuk bahan bangunan atau sering
digunakan untuk membangun sebuah gedung. Jenis batuan ini terbentuk karena adanya magma yang
membeku yang prosesnya terjadi di dalam kerak bumi. Proses pembekuan ini berlangsung secara
perahan- lahan dan dalam waktu yang cukup lama. Maka dari itu jenis batuan ini termasuk ke dalam
jenis batuan beku dalam.

c. Batu Basal

Salah satu jenis lain dari batuan beku adalah batu Basal. Batu basal ini sering disebut juga sebagai
batu lava. Batu lava atau basal ini memiliki warna hijau keabu- abuan dan terdiri dari butiran- butiran
kecil atau berbentuk butiran- butiran kecil. Batu ini juga merupakan salah satu jenis batuan yang sering
digunakan untuk membuat bahan bangunan. Proses terbentuknya batu ini berasal dari magma yang
membeku di bawah lapisan kerak bumi yang bercampur dengan gas- gas tertentu yang menyebabkan
magma tersebut memiliki rongga- rongga kecil. Proses terjadinya dimulai dari magma yang keluar dari
dapur magma dan mencapai permukaan bumi yang membeku dengan cepat di atas permukaan bumi.
Maka dari itu jenis batuan ini termasuk ke dalam jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.

d. Batu Andesit

Salah satu jenis batuan beku lainnya adalah batu andesit. Batu andesit ini merupakan jenis batuan
beku yang mempunyai warna putih keabu- abuan dan butirannya kecil- kecil seperti ciri- ciri yang
dimiliki oleh batu basal. Batu ini seringkali digunakan dalam pembuatan arca dan juga bangunan-
bangunan candi dan semacamnya. Proses terbentuknya batu ini berasal dari magma yang membeku
dengan sangat cepat yang berada di bawah kerak bumi. Batu andesit ini merupakan salah satu jenis
batuan beku yang tergolong ke dalam batuan beku luar atau batuan beku efusit.

e. Batu Apung
Jenis batuan beku selanjutnya adalah batu apung. Batu apung merupakan salah satu jenis dari
batuan beku yang memiliki ciri khusus berwarna cokelat bercampur dengan abu- abu muda. Selain
warna yang khas tersebut, batu ini juga memiliki bentuk berongga- rongga. Batu ini seringkali
digunakan untuk mengampelas kayu dan juga digunakan sebagai bahan penggosok. Batu ini terbentuk
dari magma yang membeku di permukaan bumi. Maka dari jenis cara pembentukannya, batu ini
tergolong sebagai batuan beku dengan jenis batu beku efusit.

Itulah beberapa jenis dari batuan beku yang seringkali muncul atau seringkali kita temui beserta
ciri- ciri dan juga kegunaannya. Selain batuan beku, sebenarnya masih banyak jenis batuan lain yang
dapat kita temui di sekitar kita. Jenis- jenis bebatuan merupakan salah satu bukti bahwasannya bumi
ini merupakan tempat yang banyak sekali mengandung berbagai macam material. Dan setiap jenis
material pun memiliki berbagai macam jenisnya sendiri- sendiri. Ini adalah salah satu bukti
bahwasannya bumi ini sangat kaya dan kia sebagai makhluk yang menempati bumi seharusnya dapat
mengelola dengan baik tanpa ada kelakuan untuk merusak bumi itu sendiri demi keuntungan pribadi
kita.

B. Batuan Sedimen

Bumi merupakan satu- satunya planet di tata surya yang dapat dihuni oleh manusia. Bumi ini
merupakan planet yang cocok ditempati oleh makhluk hidup karena di dalamnya banyak sekali
terdapat berbagai macam zat maupun unsur- unsur yang dibutuhkan oleh manusia dan juga makhluk
hidup lainnya. Bumi tidak hanya cocok karena udaranya saja, namun juga karena di bumi ini banyak
terdapat air dan juga banyak terdapat senyawa- senyawa tanah yang dibutuhkan oleh manusia.
Berbagai unsur tanah ini maksudnya adalah berbagai zat- zat atau elemen- elem yang keberadaannya
selalu menyertai tanah, seperti pasir, humus, dan juga batu. semuanya ini mempunyai manfaat yang
dapat menunjang kehidupan manusia selama dia ada di bumi sehingga tak heran jika menjadi ruang
publik untuk kehidupan manusia.

Berbicara mengenai tanah beserta ragam seseuatu yang mengikutinya, maka tidak akan lepas dari
yang namanya batu. ya, batu adalah benta padat dan keras yang seringkali kita temukan di sekitar
rumah atau dimanapun kita berada. Batu ini ukurannnya bermacam- macam, ada yang besar ada pula
yang kecil. Batu ini bentuknya juga tidak selalu sama. Ada batu yang bentuknya bulat, namun ada juga
yang bentuknya tidak beraturan. Ada batu yang halus, namun ada pula batu yang kasar dan cenderung
bertekstur. Kemudian ada batu yang berat dan ada batu yang ringan. Ada pula batu yang berwarna
hitam dan ada pula batu yang berwarna putuh ataupun kekuning- kuningan atau bahkan yang berwarna
biru atau merah. Batu ini meskipun namanya sama- sama batu, namun jenisnya bermacam- macam.
Fungsi batu satu dengan yang lain pun juga berneda- beda. Oleh karena bervariasinya jenis batu ini
maka batu dipecah menjadi beberapa macam atau jenis.
Berbagai jenis batuan ada di dunia ini. Batu- batu ini mempunyai banyak sekali jenis yang
diklasifikasikan dari bermacam- macam kategori pula. Bahkan satu kategori atau macam batuan
mempunyai jenis- jenis lagi di dalamnya. Hal ini karena banyaknya macam batuan yang ada di dunia
ini dan ini merupakan kuasa Tuhan yang Maha Kuasa.

1. Mengenal Batuan Sedimen

Banyak sekali jenis batuan yang ada di sekitar kita. Salah satu jenis batuan yang ada di dunia ini
adalah batuan sedimen. Di samping batuan sedimen ada pula jenis batuan lain yakni batuan beku dan
juga batuan metamorf. Namun pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai batuan
sedimen.

Batuan sedimen ini merupakan salah satu jenis batuan yang mana terbentuk sebagai hasil
pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Batuan sedimen atau sering juga disebut sebagai
endapan merupakan batuan yang terbentuk dari endapan bahan- bahan yang terbawa oleh air ataupun
angin. Ada lagi pengertian mengenai batuan sedimen yakni batuan yang terbentuk karena adanya
proses pembatuan atau litifikasi dari hasil proses pelapukan dan juga erosi tanah yang telah terbawa
arus dan kemudian diendapkan. Seorang ahli, yakni Hutton (1875) menyatakan bahwasannya batuan
sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang
terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan juga longsoran gravitasi, gerakan tanah atau
juga tanah longsor. Selain terbentuk dari demikian, batuan sedimen ini juga terbentuk oleh penguapan
larutan kalsium karbonat, silika, garam, dan juga material- material lainnya. Demikianlah yang disebut
dengan batuan sedimen.

Tahukah Anda bahwasannya batuan sedimen ini ternyata jumlahnya sangat banyak dan banyak
tersebar di permukaan bumi di dunia ini? Bahkan menurut Tucker (1991), bahwa 70% batuan yang
terdapat di seluruh permukaan bumi ini adalah jenis dari batuan sedimen. Namun batuan itu hanya
sebesat 2% dari volume seluruh kerak bumi. Hal ini menandakan bahwa batuan sedimen yang tersebar
dengan sangat luas di permukaan bumi, namun ketebalannya hanya relatif tipis. Kerak bumi memang
tersusun atas berbagai macam material, tidak hanya batuan saja namun juga lapisan- lapisan tanah,
pasir, dan juga yang lainnya. Dan batuan ini juga termasuk elemen yang menyusun komposisi kerak
bumi . batuan- bayuan yang metususn kompisisi kerak bumi ini terbagi ke dalam berbagai macam jenis
dan salah satunya adalah batuan sedimen ini.

2. Proses Pembentukan Batuan Sedimen

Batuan sedimen ini mengalami proses pemadatan dan juga pengompakan dari bahan lepas
(endapan) hingga menjadi batuan sedimen yang utuh. Proses ini dinamakan sebagai diagenesa. Proses
diagenesa sendiri dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300 derajat
celcius dan juga tekanan 1 2 kilobar yang berlangsung mulai dari sedimen mengalami penguburan
hingga terangkat dan juga tersingkap kembali di atas permukaan lapisan atmosfer bumi. Berdasarkah
hal ini maka ada 3 macam diagnesa, yakni:

1. Diagnesa eogenik, yakni diagnesa awal yang terjadi pada sedimen di bawah permukaan air.
2. Diagnesa mesogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada waktu sedimen mengalami penguburan
yang semakin dalam.
3. Diagnesa telogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada saat batuan sedimen tersingkap kembali
ke permukaan bumi yang disebabkan karena pengangkatan dan juga erosi.

Itulah berbagai macam diagnesa yang terjadi pada batuan sedimen. Oleh karena diagnesa ini ada
bermacam macamnya, maka derajat kekompakan batuan sedimen ini juga ada berbagai macam atau
bervariasi. Berbagai macam kekompakan dari batuan sedimen ini antara lain:

1. Bahan lepas atau loose materials, yakni yang masih berupa endapan ataupun sedimen.
2. Padu atau indurated. Pada tingkatan ini konsolidasi material terjadi pada kondisi kering.
Namun hal ini akan terurai apabila dimasukkan ke dalam air.

Itulah beberapa jenis dari kekompakan yang terjadi pada batuan sedimen. Setelah kita mempelajari
kekompakan dari batuan sedimen, selanjutnya kita akan mempelajari mengenai tekstur dari batuan
sedimen.

3. Tekstur Batuan Sedimen

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwasannya batuan sedimen ini mempunyai tekstur
yang bermacam- macam. Batuan sedimen ini dapat bertekstur klastika ataupun non- klastika. Namun
apabila batuannya sudah sangat kompak dan apabila telah terjadi rekristalisasi atau pengkristalan
kembali, maka batuan sedimen ini memiliki tekstur kristalin. Batuan sedimen yang mempunyai tekstur
kristalin ini pada umumnya terjadi pada jenis batu gamping dan juga batuan sedimen yang kaya silika
yang sangat kompak dan juga keras.

Itulah beberapa informasi mengenai batuan sedimen yang banyak terdapat di sekitar kita.
Sebagai batuan yang banyak terdapat di sekitar kita, batuan sedimen ini banyak sekali kegunaannya,
terutama untuk bahan bagunan atau untuk sebagai penghias rumah maupun gedung- gedung saat ini.
Demikianlah informasi mengenai batuan sedimen yang dapat kita pelajar sehingga kita dapat
membedakan jenis batuan ini dengan batuan- batuan yang lainnya.

4. Jenis- jenis Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat padat lainnya yang kemudian mengalami erosi di
tempat tertentu dan kemudian mengendap dan pada kahirnya menjadi keras. Batuan sedimen ini
biasanya bentuknya berlapis- lapis secara mendatar. Tahukah Anda bahwa jenis batuan sedimen ini
masih dibedakan lagi menjadi beberapa jenis? Jenis- jenis dari batuan sedimen ini diklasifikasikan
menurut beberapa kategori. Banyak ahli yang mengkategorikan atau mengjklasifikasikan jenis batuan
ini dengan jumlah yang berbeda- beda. Lalu, apa saja jenis- jenis dari batuan sedimen ini?

Menurut Pettijohn (1975), ODunn dan Sill (1986) membagi batuan batuan sedimen ini
berdasarkan terksturnya yang terbagi ke dalam dua kelompok besar, yakni batuan batuan
sedimen klastika dan juga batuan sedimen non- klastika.

Batuan sedimen klastika disebut juga dengan batuan sedimen detritus, mekanik, eksogen yang
merupakan batuan sedimen yang terdiri atas klastika- klastika atau hancuran bebatuan yang
mengendap secara alami atau mekanik oleh gaya beratnya sendiri. Batuan jenis ini terbentuk
sebagai hasil pengerjaan kembali atau reworkin dari batuan yang sudah ada sebelumnya. Proses
pengerjaan kembali yang terjadi sebagai pembentukan batuan ini meliputi pelapukan, erosi,
transportasi, dan juga redeposisi atau pengendapan kembali. Untuk menunjang proses tersebut
dapat terjadi, diperlukan beberapa media yakni air, angin, es , dan juga efek gravitasi atau
beratnya sendiri. Khusus untuk media yang terakhir tersebut atau media gravitasi ini sebagai
akibat dari longsoran batuan yang telah ada sebelumnya. Yang perlu kita ketahui dari
kelompok batuan jenis ini adalah bahwa kelompok batuan ini bersifat fragmental atau terdiri
dari butiran- butiran atau pecahan batuan sehingga bertekstur klastika. Contoh dari batuan
sedimen klastika ini antara lain batu breksi, konglomerat, batu pasir, dan juga batu lempeng.
Batu breksi merupakan endapan krikil yang bersudut tajam yang masih dekat dengan tempat
asalnya. Batu konglomerat merupakan endapan kerikil yang sudutnya membulat (sudut yang
jauh terbawa aliran sungai). Sedangkan batu pasir merupakan batuan endapan yang berasal dari
fragmen batuan yang berukuran 1/16 hingga 2 mili meter.
Batuan sedimen non- klastika. Selanjutnya kita akan membahas mengenai jenis kelompok
batuan non- klastika. Batuan non- klastika ini merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk
sebagai hasil penguapan suatu larutan atau pengendapan material yang berada di tempat itu
juga. Proses pembentukan batuan jenis ini bisa terjadi dengan proses kimiawi, biologi ataupun
organik, ataupun kombinasi antara keduanya, yakni kombinasi antara kimiawi dan juga organik
atau biologi. Proses yang merupakan kombinasi dari keduanya ini disebut dengan biokomia.
Proses pembentukan batuan ini yang terjadi secara biologi atau organik merupakan prosen
pembentukan yang dilakukan oleh aktivitas alam tertentu yakni oleh tumbuhan maupun
binatang. Sebagai contoh dari proses pembentukan batuan ini secara organik adalah
pembentukan rumah binatang laut atau karang, terkumpulnya cangkang binatang (fosil), dan
terkuburnya kayu- kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.

Menurut Sanders tahun 1981 dan Tucker 1991 mengklasifikasikan atau membagi batuan
sedimen ini menjadi empat macam yakni:

Batuan sedimen detritus atau klastika


Batuan sedimen kimia Batuan sedimen kimia merupakan batuan sedimen yang terbentuk
melalui reaksi kimia, seperti evaporasi, presitasi, dan juga konsentrasi. Contoh drai batuan
sedimen kimia ini adalah batu garam, batu gypsum, stalaktit, dan juga stalagmit.
Batuan sedimen organik Batuan sedimen organik ini juga dikenal sebagai batuan sedimen
asal jasad. Batuan sedimen organik merupakan batuan sedimen yang berasal dari sisa- sisa
jasad hidup atau dibuat oleh jasad hidup. Golongan batuan jenis ini dapat dipecah menjadi dua
macam, yakni sedimen biomekanik dan juga sedimen biokimia. Sedimen biomekanik
merupakanendapan dari sisa- sisa bagian tubuh jasad hidup yang mengendap secara alami
karena beratnya sendiri, misalnya adalah batu gamping, kerang, batu numilites, dan juga batu
gamping berlapis. Sementara batuan sedimen biokimia merupakan batuan yang terjadi karena
pengendapan unsur gamping dan juga silisium dengan batuan makhluk hidup. Contoh dari
batuan ini adalah batu gamping terumbu atau rumah binatang kerang dan juga tanah diatomea
atau pengendapan unsur silisium karena adanya karbondioksida dalam air yang banyak diserap
oleh ganggang diatomea.
Batuan sedimen klastika gunung api. Khusus untuk batuan jenis ini merupakan batuan
sedimen yang mempunyai tekstur klastika dengan bahan penyusun utamanya berasal dari hasil
kegiatan oleh gunung api.

Menurut Graha (1987) Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang pada
umumnya bertekstur non klasika. Graha membagi batuan sedimen ini menjadi empat kelompok
juga, yakni:

Batuan sedimen detritus (klastika/ mekanis)


Batuan sedimen batubara (organik/ tumbuh- tumbuhan)
Batuan sedimen silika, dan
Batuan sedimen karbonat

Khusus untuk jenis batuan ini dan juga batuan sedimen silika ini bisa merupakan batuan sedimen
klastika maupun batuan sedimen non- klastika. Kemudian berdasar pada komposisi penyusun
utamanya , batuan sedimen klastika atau bertekstur klastika, dapat dibagi lagi menjadi tiga macam.
Yakni:

Batuan sedimen silisiklastika. Batuan jenis ini merupakan jenis batuan sedimen klastika yang
mineral penyusun utamanya berupa kuarsa dan juga felspar.
Kemudian ada batuan sedimen klastika gunung api. Batuan sedimen gunung api merupakan
salah satu jenis batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan
gunung api, seperti kaca, kristal, dan atau litik.
Yag terkahir ada batuan sedimen klastika karbonat atau dikenal sebagai batu gamping klastika.
Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya
adalah material karbonat (kalsit).

Itulah jenis-jenis batuan sedimen klastika menurut komposisi penyusun utamanya. Selanjutnya kita
akan membahas mengenai warna dari batuan sedimen.
5. Warna Batuan Sedimen

Jika kita pada umumnya menjumpai bahwa batu berwarna gelap, yakni hitam atau sedikit keabu-
abuan, maka batuan sedimen ini mempunyai warna yang sedikut serah atau terang. Bataun sedimen ini
mempunyai wrna yang khas. Warna dari batuan sedimen ini pada umumnya berwarna terang atau
cerah, seperti putih, kuning, ataupun abu- abu terang. Namun tudak selamanya batuan sedimen ini
berwarna cerah atau terang. Batuan sedimen ini ada yang berwarna gelap, yakni abu- abu gelap hingga
hitam kelam, serta merah dan juga coklat. Dengan demikian batuan sedimen ini mempunyai warna
yang bervariasi. Variasi warna drai batuan sedimen ini disebabkan oleh komposisi bahan penyusunnya

C. Batuan Metamorf

Kehadiaran batu- batu alam yang ada di sekitar kita memang mempunyai manfaat bagi kehidupan
manusia sendiri. Tanpa kita sadari kita membutuhkan kehadiran batu- batu tersebut. Kehadiran batu-
batu tersebut bisa digunakan untuk membuat bahan bangunan yang pada nantinya akan sangat berguna
bagi kita, ada pula yang digunakan langsung sebagai material bangunan, dan ada pula yang sekedar
menggunakannya untuk menampakkan keindahan. Pada zaman dahulu malah justru banyak sekali
manusia memanfaatkan kebedaraan batu, bahkan pada zaman dahulu dikenal sebagai zaman batu.
karena batu ini saking bermanfaatnya bagi manusia.

Batu yang ada di sekitar kita ternyata juga memberikan nilai estetika atau keindahan. Batu ini
biasanya digunakan sebagai penghias taman. Batu- batu yang halus dan juga bulat biasanya selalu ada
dalam setiap taman- taman rumah. Jenis jenis batuan ini ada pula yang digunakan sebagai bagian dari
desain interior sebuah bangunan. Batu yang memiliki warna berwarna- warni biasanya dipilih untuk
digunakan sebagai penghias taman ataupun ruangan. Batu- batu di alam ini juga banyak sekali yang
digunakan untuk sarana hiburan ataupun yang lainnya. Batu- batu yang ada di sungai misalnya, sungai
yang memepunyai banyak bebatuan akan lebih indah dan akan sering dijadikan tempat bermain
daripada hanya sungai dengan dasar tanah atau pasir tanpa adanya bebatuan. Selain intu batu- batu
juga digunakan untuk berbagai aktivitas tertentu, mulai dari terapi hingga membersihkan badan.

Bagi orang yang tinggal di pedesaan, batu akan mempunyai fungsi lebih banyak daripada orang-
orang yang tinggal di perkotaan. Bagi orang pedesaan, batu juga digunakan sebagai sarana untuk
membersihkan badan dari kotoran- kotoran yang menempel, serta digunakan sebagai sarana mencuci
pakaian. Batu di pedesaan juga terkadang di gunakan sebagi tempat melakukan ritual tertentu, hal ini
terutama terjadi pada masyarakat pedesaan yang jauh berada di pedalaman. Banyak masyarakat
pedesaan yang masih percaya akan yang namanya hal- hal mistis, salah satu diantaranya adalah
percaya mengenai adanya rohh- roh gaib yang berada di dalam benda tertentu, dan salah satu benda
tersebut adalah batu. namun biasanya batu yang dipercaya ada rohnya adalah jenis batu yang
berukuran besar. Ada lagi fungsi batu lainnya yang sedang nge-trend dikalanagn orang- orang saat ini.
Pada saat ini batu juga digunakan sebagai objek fotografi. Batu- batu yang berukuran besar dan
mempunyai bentuk unik seringkali dipilih untuk menjadi objek berfoto- foto ria. Hal ini karena
keindahan bau akan menampilkan nilai estetika tersendiri, terutama bagi para penikmat fotografi.

1. Mengenal Batuan Metamorf

Batuan banyak sekali jenisnya. Salah satu jenis dari batuan adalah batuan Metamorf. Nama
metamorf ini menjadi sebuah nama dari jenis batuan melengkapi batuan beku dan batuan sedimen.
Batuan metamorf ini sering disebut juga sebagai batuan malihan. Batuan metamorf atau batuan
malihan ini merupakan sekelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari
suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith)oleh suatu proses yang disebut dengan
metamorfosis atau mengalami perubahan bentuk.

Batuan metamorf ini mempunyai kegunaan sangat penting bagi manuasia. Melalui penelitian
yang dilakukan pada batuan metamorf ini dapat diperoleh informasi yang sangat penting mengenai
suhu dan juga tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Namun saat ini batuan metamorf
telah banyak yang tersingkap di permukaan bumi dikarenakan adanya erosi tanah dan juga
pengangkatan.

2. Proses Terjadinya Batuan Metamorf

Batuan metamorf ini bukanlah merupakan jenis batuan yang langsung ada di dunia ini. Untuk
berubah menjadi batuan metamorf, diperlukan beberapa proses. Proses terjadinya batuan metamor ini
berasal dari batuan yang sudah ada sebelumnya, yakni protolith. Protolith atau batuan asal yang
dikenai panas lebih dari 150 derajat celcius dan juga tekanan yang ekstrem akan mengalami perubahan
fisika atau perubahan kimia yang besar. Batuan protolith ini banyak sekali jenisnya. Yang termasuk ke
dalam batuan protolith ini adalah batuan beku, batuan sedimen, atau bisa juga batuan metamorf lainnya
yang usianya lebih tua seperti batu Gneis, batu sabak, batu marmer, dan juga batu skist.

3. Jenis- jenis Batuan Metamorf

Batuan Metamorf ini jenisnya ada bermacam- macam dan tidak hanya satu saja. Batuan metamorf
ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni batuan metamorf kontak, bauan metamorf dinamo, dan
batuan metamorf kontak pneumatolistis. Untuk mengenal lebih dekat dengan masing- masing
batuanmetamorf tersebut, kita akan membahasnya satu per satu.

a. Batuan metamorf kontak

Jenis batuan metamorf yang pertama akan kita bahas adalah jenis batuan metamorf kontak.
Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf yang mengalami metamorfose sebagai
akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi atau sebagai akibat dari adanya aktivitas magma. Ada yang
menyatakan pula bahwa batuan metamorf kontak ini adalah batuan yang terbentuk karena adanya
pengaruh intrusi magma pada suhu yang sangat tinggi. Adanya suhu yang sangat tinggi yang berasal
dari aktivitas magma ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun perubahan warna batuan.
Suhu yang tinggi ini juga karena letaknya dekat dengan magma. Contoh dari batuan metamorf kontak
ini adalah batu kapur atau gamping menjadi batu marmer, kemudian batuan batolit, batuan lakolit, dan
juga batuan sill. Satu hal yang perlu kita ketahui tentang batuan jenis ini, yakni batuan jenis ini
dipengaruhi oleh letak instrusinya, dimana semakin jauh letaknya dari intrusinya maka derajat
metamorfosisnya akan semakin berkurang.

b. Batuan metamorf dinamo

Jenis batuan metamorf yang kedua adalah batuan metamorf dinamo. Batuan metamorf dinamo
merupakan jenis batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat adanya tekanan yang tinggi yang
berasal dari tenaga endogen dalam waktu yang lama, serta dihasilkan dalam proses pembentukan kulit
bumi karena adanya tenaga endogen. Batuan metamorf dinamo ini biasanya terjadi atau ada di bagian
atas kerak bumi. Adanya tekanan dengan arah berlawanan mengekibatkan terjadinya perubahan
butiran- butiran mineral ada yang berbentuk pipih dan ada pula yang kembali menjadi bentuk kristal.
Beberapa jenis batuan metamorf ini berubah menjadi batuan hablur. Contohnya adalah batuan serbuk
dan juga serpih. Contoh lain dari batuan metamorf dinamo ialah batu lumpur atau mud stone menjadi
batu tulis atau slate. Batuan jenis ini banyak dijumpai di daerah- daerah patahan ataupun lipatan. (baca
: jenis jenis patahan)

c. Batuan metamorf kontak pneumatolistis

Jenis dari batuan metamorf selanjutnya adalah batuan metamorf kontak pneumatolistis. Jenis
batuan ini merupakan batuan yang mengalami proses metamorfose sebagai akibat dari adanya
pengaruh dari gas- gas yang ada pada magma. Pengaruh dari gas yang panas ini menyebabkan
perubahan komposisi kimiawi mineral dari batuan ini. Contoh dari batuan metamorf kontak
pneumatolistis ialah batu kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin atau sejenis batu
permata. Contoh lain dari jenis batu ini yaitu batu kuarsa dengan gas florium dan berumah menjadi
topas.

Itulah macam- macam atau jenis dari batuan metamorf yang berada di sekitar kita atau yang
sering kita temui. Batuan metamorf pada intinya adalah jenis batuan yang mengalami proses
metamorfosa. Metamorfosa yang terjadi pada batuan sendiri merupakan suatu proses dimana suatu
benda berupah bentuk dari bentuk satu ke bentuk yang lainnya. Dalam metamorfosis batu ini, proses
metamorfosis terdari dari bermacam- macam dan tidak hanya satu saja.

4. Jenis jenis Metamorfosa Batu Metamorf

Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang mengalami proses metamormofis atau
metamorfosa. Proses metamorfosis batuan sendiri terdiri dari tiga macam, yakni metamorfosis termal,
metamorfosis dinamo, dan juga metamorfosis, regional. Lalu, apa sebenarnya pegertian dari masing-
masing jenis metamorfosis tersebut?

a. Metamorfosis Termal
Metamorfosis termal ini juga disebut dengan metamorfosis sentuh, dimana metamorfosis jenis
ini merupakan metamorfosis yang terjadi saat batu- batuan mengalami sentuhan oleh magma panas di
sekitar dapur magma atau tubuh batuan intrusive. Contoh dari metamorfosis termal atau sentuh ini
adalah batu gamping yang berubah menjadi batu marmer.

b. Metamorfosis Dinamo

Jenis dari metamorfosis yang selanjutnya adalah metamorfosis dinamo atau yang juga sering
disebut dengan metamorfosis tekanan. Metamorfosis jenis ini merupakan metamorfosis yang terjadi
dimana ada batuan yang terkena tekanan yang berasal dari peristiwa tetonik (pada kulit bumi hanya
terjadi di bagian atas) sehingga akan mengalami metamorfosis. Contoh dari metamorfosis jenis ini
adalah pada bidang patahan akan terbentuk sebuah cermin gesekan atau tepung milonit.

c. Metamorfosis Regional

Jenis metamorfosis selanjutnya adalah metamorfosis regional. Metamorfisi regional juga


dikenal dengan nama metamorfosis dinamik. Metamorfosis regional merupakan metamorfosis yang
mengenai daerah sangat luas yang terjadi di bagian bawah kerak bumi akibat dari tekanan seluruh
terbentuk yakni skis, mika, filit, dan gneiss. Batuan dapat mengalami metamorfosis hanya dengan atau
apabila berada di kedalaman besar di bawah permukaan bumi, mengalami suhu yang tinggi, dan juga
mengalami tekanan yang besar yang disebabkan oleh berat yang sangat besar dari lapisan- lapisan
batuan yang berada di atasnya dan akan mengganggu struktur bumi. Metamorfosis regional ini
cenderung membuat batuan menjadi lebih keras, dan pada saat yang bersamaan menyebabkan
terbentuknya tekstur foliasi, skistos, atau gneiss yang etrdiri dari susunan palanar mineral. Sehingga
memnyebakan mineral- mineral lempeng atau prismatik seperti halnya mika dan hornblende memiliki
sumbu- sumbu terpanjang yang bentuknya sejajar satu sama lain. Ciri utaman dari batuan metamorf
yang mengalami metamorfosis jenis ini adalah adanya warna yang mengkilat dan juga tidak berfosil.

d. Metamorfosis Kataklastik

Selanjutnya ada jenis metamorfosis kataklastik. Metamorfosis kataklastik ini terjadi sebagai
akibat drai deformasi mekanis, seperti contoh ketika dua tubuh batuan bergeser melewati satu dengan
lainnya sepanjang zona sesar. Gesekan yang terjadi di sepanjang zona geser akan menghasilkan panas,
dan batuan terdeformasi secara mekanik. Batuan tersebut kemudian hancur dan tertumbuk akibat
pergeseran tersebut. Metamorfosis jenis ini tidak umum terjadi terbatas zona sempit dimana sesar
mendatar akan terjadi.

e. Metamorfosis Hidrotermal
Selanjutnya ada metamorfosis hidrotermal. Metamorfosis hidrotermal terjadi ketika ada batuan
yang terubah pada suhu tinggi dan tekanan sedang akibat cairan hidrotermal. Hal tesebut berarti bahwa
batuan tersebut sedang mengalami metamorfosis hidritermal. Hal ini biasa terjadi dalam tbatuan
basaltik yang pada umumnya kekurangan mineral- mineral hidrat. Metamorfosis hidrotermal ini
menyebabkan alterasi menjadi mineral- mineral hidray yang kaya akan Mg Fe seperti talk, klorit,
serpenting, aktinolit, tremolit, zeolit, dan juga mineral lempung endapan kaya bijih juga seringkali
terbentuk sebagai akibat dari metamorfosis hidrotermal.

f. Metamorfosis Tindihan

Selanjutnya ada jenis metamorfosis lagi yakni metamorfosis tindihan.metamorfosis tindihan


akan terjadi ketika batuan sedimen terkubur hingga kedalaman beberapa ratus meter, dan suhu yang
lebih besar dari 300 derajat celcius dapat berkembang dengan tanpa adanya stres diferensial. Mineral
baru tumbuh, namun batuan tidak tampak sedag bermetamorfosis, mineral utama yang biasanya
dihasilkan dari proses ini adalah zeolit. Metamorfosis tindihan ini merupakan metamorfosis tindihan
tumpang tindih dengan diagnesis sampai denganbatas tertentu. dan metamorfosis inilah yang dapat
berubah menjadi metamorfosis regional seiring dengan meningkatnya suhu dan juga tekanan.

Itulah beberapa jenis dari proses metamorfosis yang dapat terjadi pada batuan metamorf. Proses
metamorfosis yang terjadi pada batu ini terjadi karena alami dan tejadi karena proses alam. Proses
metamorfosis yang terjadi pada batuan ini tejadi karena proses alam yang melibatkan elemen- elemen
tertentu seperti air, angin, suhu udara, cahaya matahari, dan lain sebagainya. Semua yang terlibat di
dalam proses metamorfosin batu ini merupakan bahan- bahan alami atau yang dapat ditemukan dalam
alam dan tidak dapat dibuat oleh manusia.

Proses metamorfosis sendiri membutuhkan waktu yang tidak sebenta. Untuk dapat berubah
menjadi batu yang bagus dan batu yang sempurna, proses metamorfosis sendiri memerlukan keadaan
yang mendukung, termasuk juga keadaan lingkungan sekitar dan juga waktu yang menunjang. Waktu
yang dibutuhkan pun ada yang tergolong lama dan bahkan tergolong sangat lama. Tanpa
sepengetahuan manusia, batu- batu tersebut sudah ada dan kita senidiri tidak menyadarinya. Inilah
yang dinamakan oleh proses alam.

5. Dampak dari Metamorfosis

Proses metamorfosis yang dialami oleh bebatuan ini bukan saja hanya menghasilkan batu- batu
tertentu, namun juga kita akan mendapatkan dampak- dampak tertentu dari adanya proses
metamorfosis ini.

1. Ketika material dari luar bumi, seperti jenis jenis sistem tata surya seperti meteorit atau komet
yang jatuh ke bumi, atau apabilah terjadi ledakan gunung berapi yang sangat besar, tekanan
yang sangat tinggi dapat terjadi pada batuan- batuan yang terkena dampaknya.
2. Tekanan- tekanan yang sangat tinggi tersebut menghasilkan mineral yang hanya bisa stabil
pada tekanan yang sangat tinggi, seperti halnya polimorf SiO2 seperti koesit dan juga stishofit.
3. Selain itu mereka ini juga dapat menghasilkan terkstur yang dikenal sebagai shock lamellae di
buturan- butiran mineral dan juga tekstur seperti atau menyerupai kerucut pecah dai batuan
yang berdampak.

Itulah dampak yang ditimbulkan dari adanya proses metamorfosis.

Anda mungkin juga menyukai