(SAP)
DERMATITIS
OLEH :
NAMA : SITI SULAIKHA
NIM : 2016611076
1. Tujuan
o Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga diharapkan dapat
terhindar dari dermatitis.
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga diharapkan mereka
mampu menjelaskan tentang :
1. Pengertian dermatitis
2. Mengetahui penyebab dermatitis
3. Mengetahui manifestasi klinik akibat dermatitis
4. Mengetahui bagaimana mencegah dan penatalaksanaan mandiri
Media /
No Kegiatan Waktu Perawat Peserta
Alat
Pembuka
Salam pembuka
Menjawab salam
D = Deskripsi
1. 4 menit Memperkenalkan diri
Mendengarkan
T = Tujuan
Menjelaskan topik yang akan
R = Relevansi disampaikan
Pengertian dermatitis
Mengetahui penyebab dermatitis
Mengetahui manifestasi klinik
akibat dermatitis
Mengetahui bagaimana
Mendengarkan
mencegah dan penatalaksanaan
dengan penuh
mandiri
perhatian
10 menit
2. Tanya Jawab
2. Kerja 5 menit Bertanya Leaflet
3. Evaluasi
Menjelaskan dan
memraktekkan
Memberikan pertanyaan tentang :
Pengertian dermatitis
Mengetahui penyebab dermatitis
Mengetahui manifestasi klinik
akibat dermatitis
Mengetahui bagaimana
mencegah dan penatalaksanaan
mandiri
Mendengarkan
Menyimpulkan
3. Penutup 3 menit
Menjawab
Salam Penutup
salam
I. Sasaran
III. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
Membuat SAP
Kontrak Waktu
Menyiapkan Peralatan
Setting
2. Evaluasi Proses
Peserta
o Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.
o Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan
o Pertemuan berjalan dengan lancar.
Penyuluh
o Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
o Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
o Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
MATERI PENYULUHAN
DERMATITIS
Definisi :
Dermatitis kontak adalah dermatitis karena kontak eksternal yang menimbulkan
fenomena sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan
bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontak (dermatitis venenata)
merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsure unsure fisik, kimia, atau biologi. Penyakit
ini adalah kelainan inflamasi yang sering bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi
kulit terhadap sejumlah bahan yang iritatif atau alergenik. Dermatitis kontak adalah
peradangan oleh kontak dengan suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan
seringkali memiliki batas yang tegas.
Etiologi :
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon
kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga
bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. (Mansjoer,
A : 1998)
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa), fisik (sinar uv,
suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya pada seseorang yang memiliki riwayat kepekaan terhadap zat
tertentu.
Penyebab yang baku dari dermatitis kontak pada berbagai bagian tubuh
Bagian Tubuh Penyebab
Muka Kosmetik, hairspray, semir rambut.
Cuping telinga Nikel, perhiasan imitasi
Kelopak mata Kosmetik, transfer oleh tangan, tangkai kaca mata
Penatalaksanaan :
Proteksi terhadap zat penyebab dan menghindarkan kontaktan merupakan tindakan
penting. Anti-hisatamin tidak diindikasikan pada stadium permulaan, sebab tidak ada
pembebasan hisatamin. Pada stadium berikutnya terjadi pembebasan histamin secara pasif.
Kortikosteroid diberikan bila penyakit berat, misalnya prednison 20 mg/hari. Terapi topikal
diberikan sesuai petunjuk umum.
a. Kompres
Cara kompres :
Rendam kain putih halus ke air
Letakkan di lesi, 10-20 menit
Ganti dengan kain dan air yang bersih
b. Antibiotik
Biasanya infeksi sekunder disebabkan oleh Gram positif. Diobati dengan
penicillin/ampicillin untuk penderita yang tidak alergi, buctrim, supristol, septrin (efek
aplasticanemia).
c. Antihistamin
d. Obat- obat topical
Karena kulit mudah diakses maka mudah pula diobati maka obat obat topical dapat
sering digunakan,beberapa obat dengan konsentrasi yang tinggi dapat dioleskan langsung
pada kulit yang sakit dengan sedikit absorbsi sistemik sehingga efek samping sistemiknya
juga sedikit.adapun obat topikalnya antara lian:
1) Lotion
Lotion memeiliki dua tipe : suspensi yang terdiri atas serbuk dan dalam air yang
perlu di kocok sebelum di gunakan ,dan larutan jernih yang mengandung unsur - unsur aktif
yang bisa di larutkan seluruhnya.
2) Bedak
Bedak biasanya memiliki bahan dasar talk,zinkoksida,bentonit atau pati jagung dan
ditaburkan pada kulit dengan alat pengocok atau spons katun.Meski kerja medisnya singkat
,bedak merupakan preparat higroskopis yang menyerap serta menahan kelembaban kulit dan
seprei.
3) Krim
Krim dapat berupa suspensi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak dengan
unsur-unsur untuk mencegah bakteri ataupun jamur.
4) Jel
Jel merupakan emulsi semisolid yang menjadi cair ketila dioleskan pada kulit,bentuk
preparat topikal ini secara kosmetik dapat diterima oleh pasien karena tidak terlihat setelah
dioleskan dan juga tidak terasa berminyak serta tidak meninggalkan noda.
5) Pasta
Pasta merupakan campuran bedak dengan salep dan digunakan pada keadaan
inflamasi,pasta melekat pada kulit tetapi sulit dihilangkan tanpa menggunakan minyak
seperti minyak zaitun atau minyak mineral.
6) Salep
Salep bersifat menahan kehilangan air dan melumasi serta melindungi kulit, bentuk
preparat topikal ini lebih disukai untuk kelainan kulit yang kronis atau terlokalisasi.
7) Preparat spray dan aerosol
Dapat di gunakan untuk lesi yang luas,bentuk ini akan mengisat ketika mengenai
kulit sehinga harus digunakan dengan sering.
8) Korrtikosteroid
Banyak dipakai dalam pengobatan kelainan dermatologik untuk memberikan efek anti
inflamasi,anti priritus dan vasokontriksi.
Komplikasi :
Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus
aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit ini sebaiknya
menghindari inokulasi virus hidup yang dilemahkan.
Gangguan metabolik melibatkan suatu resiko hipotermia, dekompensasi kordis,
kegagalan sirkulasi perifer, dan trombophlebitis.. Bila pengobatan kurang baik, akan terjadi
degenerasi viseral yang menyebabkan kematian
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : FKUI
Anonimus. 2010. Asuhan Keperawatan Dermatitis Kontak.
http://odasunrisenurse.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-dermatitis-kontak.html. Di
akses Tanggal 12 September 2015 Jam 09.00 WIB