Anda di halaman 1dari 6

MEDIA BUDI DAYA IKAN

Media budi daya ikan merupakan suatu tempat hidup bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang
yaitu air. Air yang dapat digunakan sebagai budi daya ikan harus mempunyai standar kuantitas
dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan. Air yang dapat digunakan sebagai media
hidup ikan harus dipelajari agar ikan sebagai organisme air dapat dibudidayakan sesuai
kebutuhan manusia sebagai sumber bahan pangan yang bergizi dan relatif harganya murah. Air
yang dapat memenuhi kriteria yang baik untuk hewan dan tumbuhan tingkat rendah yaitu
plankton sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut dapat digunakan untuk budi daya
ikan. Hal ini dikarenakan organisme ini merupakanprodusen primer sebagai pendukung
kesuburan perairan. Oleh karena itu, kondisi perairan/air harus mampu menyiapkan kondisi yang
baik, terutama untuk tumbuhan tingkat rendah (Fitoplankton) dalam proses asimilasi sebagai
sumber makanan hewan terutama ikan. Secara umum air sebagai lingkungan hidup mempunyai
sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Agar dapat melakukan pengelolaan kualitas air dalam
budi daya ikan maka harus dipahami ketiga parameter kualitas air yang sangat menentukan
keberhasilan suatu budi daya ikan. Dalam bab ini akan dibahas tentang kuantitas air dalam hal ini
sumber air yang dapat digunakan untuk kegiatan budi daya, parameter kualitasair yang akan
sangat menentukan keberhasilan suatu usaha budi daya ikan dan bagaimana cara melakukan
pengukuran terhadap parameter kualitas air tersebut agar dapat selalu dipantau perubahan
kualitas air dalam wadah budi daya ikan.
3.1 Sumber Air
Sumber air yang dapat digunakan untuk kegiatan budi daya ikan ada beberapa macam.
Berdasarkan asalnya sumber air yang dapat digunakan untuk kegiatan budi daya ikan dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan yaitu air hujan
yang mengalami limpasan/berakumulasi sementara di tempat-tempat rendah misalnya: air
sungai, waduk, danau, dan rawa. Selain itu, air permukaan dapat juga didefinisikan sebagai air
yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi
ke dalam. Sumber air permukaan tersebut sudah banyak dipergunakan untuk kegiatan budi daya
ikan. Sedangkan air tanah yaitu air hujan yang mengendap atau air yang berada di bawah
permukaan tanah. Air tanah yang saat ini digunakan untuk kegiatan budi daya dapat diperoleh
melalui cara pengeboran air tanah dengan kekedalaman tertentu sampai diperoleh titik sumber air
yang akan keluar dan dapat dipergunakan untuk kegiatan budi daya. Air tanah memiliki
kelebihan airnya bersih, kekurangannya air tanah mempunyai kandungan oksigen yang rendah,
kadar karbon dioksida yang tinggi dan kandungan besi yang relative tinggi. Solusinya dengan
menggunakan aerator/kincir air /blower pada air pemeliharaan dan yang utama air tanah tersebut
harus diinapkan minimal semalam (12 jam) untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut, selain itu
jika air tanah mengalami kontak dengan udara akan mengalami proses oksigenasi sehingga ion
feri (besi) yang terdapat pada air tanah akan segera mengalami pengendapan dan akan
membentuk warna kemerahan pada air. Air tanah mempunyai kandungan oksigen yang rendah
karena air ini pergerakannya di dalam tanah sangat lambat dan sangat dipengaruhi oleh porositas,
permeabilitas dari lapisan tanah dan pengisian kembali air. Jika sumber air tanah ini dieksploitasi
secara besarbesaran maka jumlah air tanah akan semakin berkurang. Air tanah berdasarkan
kandungan salinitasnya merupakan air tawar yang akan dipergunakan untuk budi daya ikan air
tawar. Saat ini dibeberapa kota besar yang telahbanyak sekali terjadi pengeboran air tanah secara
besar-besaran maka kadar salinitas dari air tanah ini mengalami perubahan karena telah tercemar
dengan air laut. Oleh karena itu, sumber air yang biasa digunakan di kota besar adalah air yang
berasal dari PAM. Air PAM ini berasal dari sumber air permukaan dan mengalami proses
tertentu sampai diperoleh kualitas air sesuai baku mutu yang diinginkan. Sumber air tersebut
dapat dipergunakan untuk budi daya ikan air tawar karena memiliki kandungan oksigen yang
cukup dan pH yang stabil. Kekurangan air PAM ini biasanya mengandung klorin/kaporit yang
cukup tinggi dan solusinya sama seperti pada air tanah cukup dilakukan pengendapan air pada
wadah terpisah minimal semalam yaitu 12 jam. Air permukaan yang dapat digunakan untuk
kegiatan budi daya ikan berdasarkan kadar garamnya (salinitas) dibagi menjadi tiga yaitu air
tawar, air payau, dan air laut. Air tawar adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara
05 ppt. Air payau adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 629 ppt. Air laut
adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 3035 ppt. Ketiga air ini dapat
dipergunakan untuk kegiatan budi dayaikan, pada air tawar dipergunakan untuk
membudidayakan ikan air tawar, pada air payau dipergunakan untuk membudidayakan ikan air
payau dan air laut untuk membudidayakan ikan air laut. Air permukaan ini dapat diklasifikasikan
berdasarkan lamanya terakumulasi dalam suatu tempat dibagi menjadi dua yaitu perairan
tergenang (Lentik) antara lain adalah danau, waduk, dan situ , yang kedua perairan mengalir
(Lotik) antara lain sungai, saluran irigasi, dan air laut. Air yang berasal dari danau, waduk dan
situ merupakan sumber air tawar yang banyak digunakan oleh kegiatan budi daya ikan dengan
metode budi daya di perairan umum yaitu karamba jaring apung. Pada perairan tergenang yang
perlu diperhatikan adalah terjadinya stratifikasi secara vertikal yang diakibatkan oleh perbedaan
intensitas cahaya dan perbedaan suhu secara vertikal pada kolom air. Air yang digunakan untuk
kegiatan budi daya ikan yang berasal dari air mengalir dan banyak dipergunakan oleh
masyarakat adalah air sungai untuk budi daya ikan air tawar dan air laut untuk budi daya ikan air
laut. Air sungai merupakan sumber air yang murah dan tidak memerlukan biaya tetapi sumber air
ini memiliki kandungan lumpur yang cukup tinggi, sehingga dalam pemakaiannya sebaiknya
dimasukkan terlebih dahulu pada bak pengendapan. Keuntungan sumber air ini adalah
mempunyai kandungan oksigen yang cukup tinggi. Pemilihan dari berbagai macam sumber air
tersebut sangat bergantung kepada lokasi di mana budi daya ikan tawar akan dilakukan, kuantitas
dan kualitas air yang terdapat pada sumber air tersebut. Walaupun sumber air tersebut berasal
dari alam harus diperhatikan juga tentang kontinuitas ketersediaan air tersebut untuk kegiatan
budi daya. Pada kegiatan budi daya ikan jumlah air yang dibutuhkan tidak sedikit harus tersedia
secara terusmenerus. Jumlah air yang diperlukan untuk mengairi wadah budi daya ikan harus
cukup dan tersedia sepanjang tahun karena dengan melakukan budi daya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pangan manusia. Untuk mengetahui kebutuhan air pada wadah budi daya
ikan dapat dilakukan perhitungan jumlah persediaan air sumber. Salah satu cara untuk
mengetahui jumlah air yang diperlukan pada kegiatan budi daya adalah dengan mengetahui,
,jumlah air pada saluran sepanjang tahun. Jumlah air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
budi daya dapat diketahui dengan mengukur debit air saluran. Debit air saluran
merupakanjumlah air yang mengalir dalam saluran yang dinyatakan dengan ukuran liter perdetik.
Debit air saluran dapat diukur dengan cara langsung maupun secara tidak langsung. Pengukuran
debit air secara langsung dilakukan dengan menggunakan sekat ukur. Sedangkan pengukuran
debit air secara tidak langsung dilakukan dengan cara menentukan rata-rata luas penampang
basah saluran dikalikan dengan kecepatan aliran air rata-rata. Pengukuran secara tidak langsung
inilah yang banyak digunakan oleh para pembudidaya ikan di lapangan karena relative mudah
dilakukan.
3.2.3 Sifat biologi
Parameter biologi dari kualitas air yang biasa dilakukan pengukuran untuk kegiatan budi daya
ikan adalah tentang kelimpahan plankton, benthos dan perifiton sebagai organisme air yang
hidup di perairan dan dapat digunakan sebagai pakan alami bagi ikan budi daya. Kajian secara
detail dariketiga aspek tersebut akan dibahas pada Bab 6. Kelimpahan plankton yang terdiri dari
phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu perairan
yang akan dipergunakan untuk kegiatan budi daya. Plankton sebagai organisme perairan tingkat
rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air.
Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH,
salinitas, gerakan air, dan cahaya matahari) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang
mematikan.
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan
mikroskop).
2. Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang mata
netnya Perikanan dan Peternakan, 0,03 0,04 mm).
3. Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net di atas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan:
Limnoplankton (plankton air tawar/danau)
Haliplankton (hidup dalam air asin)
Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau)
Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai)
3.3 Pengukuran Kualitas Air Budi Daya Ikan
Parameter kualitas air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan di
Indonesia sudah dibuat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990, tanggal
5 Juni 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Dalam peraturan tersebut dibuat kriteria
kualitas air berdasarkan golongan yaitu Golongan A adalah kriteria kualitas air yang dapat
digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu, Golongan B
adalah criteria kualitas air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum, Golongan C adalah
kriteria kualitas air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Golongan
D adalah kriteria kualitas air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan pembangkitlistrik tenaga air. Berdasarkan
peraturan tersebut kriteria kualitas air untuk perikanan dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kriteria kualitas air golongan C
No. Parameter Satuan Kadar Keterangan
maksimum

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas tersebut jika akan melakukan kegiatan budi daya ikan maka harus
dilakukan pengukuran beberapa parameter kualitas air pada air yang akandigunakan untuk budi
daya. Parameter kualitas air itu dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan beberapa
peralatan pengukuran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Parameter kualitas air untuk budi daya ikan dan peralatan pengukuran yang dapat
digunakan.
Parameter Nilai kisaran untuk Peralatan Pengukuran
Budi Daya Ikan
Aspek Fisik 2030 C Termometer
1. Suhu > 10 cm Secchi Disc
2. Kecerahan 25400 JTU Turbiditymeter
3. Kekeruhan Air tawar 05 Salinometer/
4. Salinitas Air payau 629 Refraktometer
5. Debit air Air tawar 3035 Current meter
Aspek Kimia Air deras 50 l/dt DO meter/Metode Winkler
1. Oksigen terlarut Air tenang 0,55 l/dt CO meter/Metode Titrasi
2. Karbon dioksida 56 ppm pH meter/Kertas Lakmus
3. pH Max 25 ppm dH meter
4. Alkalinitas 6,58 Spektrofotometer
5. Kesadahan 50500 ppm CaCO3 Spektrofotometer
6. Ammonia 315 dH Spektrofotometer
7. H2S < 1,5 ppm Spektrofotometer
8. Nitrit < 0,1 ppm Spektrofotometer
9. Nitrat < 0,2 ppm Planktonnet/
10. Phosphat 01,5 ppm Haemocytometer
Aspek Biologi < 0,02 ppm Ekman Dredge
1. Kelimpahan Plankton Sesuai kebutuhan
2. Kelimpahan Benthos
3. Kelimpahan Perifiton

Anda mungkin juga menyukai